Buku IPA
Jelajahi Buku IPA dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori bukuĀ seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori bukuĀ seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Tentang Buku IPA
Jelajahi Buku IPA dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.
Buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan buku yang berisi mengenai penjelasan dari berbagai fenomena atau gejala alam serta perkembangannya yang akan memberikan pemahaman dan menambah wawasan peserta didik. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk mempelajari dan memahami mengenai diri sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung yang dapat mengembangkan kompetensi dan kemampuan peserta didik sehingga mampu memahami berbagai keadaan alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA mengarahkan peserta didik untuk dapat mencari tahu serta melakukan sesuatu yang akan membantu peserta didik untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai alam sekitar.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
H.W Flowler mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai pengetahuan yang sistematis dan dapat dirumuskan berdasarkan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan atas pengamatan dan deduksi.
Menurut Wahyana, Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Nash mengungkapkan bahwa cara Ilmu Pengetahuan Alam mengamati dunia bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain sehingga keseluruhan atau gabungan dari fenomena tersebut dapat membentuk suatu perspektif yang baru mengenai objek yang diamati.
Ahmad Susanto menjelaskan bahwa sains atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta dengan melakukan pengamatan yang tepat terhadap sasaran menggunakan suatu prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan menghasilkan suatu kesimpulan.
Menurut Patta Bundu, sains atau Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh para saintis untuk memperoleh pengetahuan dan sikap dari proses kegiatan tersebut. Secara garis besar, sains memiliki tiga komponen, di antaranya: 1) proses ilmiah, seperti mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melakukan eksperimen; 2) produk ilmiah, seperti prinsip, konsep, hukum, dan teori; serta 3) sikap ilmiah, seperti ingin tahu, objektif, hati-hati, dan jujur.
Berdasaran berbagai definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang kajiannya fokus terhadap alam dan proses-proses yang terjadi di dalamnya. IPA mempelajari mengenai cara manusia memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tentang alam semesta. IPA tidak hanya mempelajari mengenai teori, tetapi lebih menekankan pada proses penelitian atau penemuan konsep yang dihubungkan dengan pengalaman yang telah dialami sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. IPA menekankan pada kegiatan praktik secara langsung untuk menambah kemampuan peserta didik sehingga dapat lebih mudah untuk menjelajahi dan memahami alam sekitarnya.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Sitiatava menjelaskan tiga hakikat dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Di antaranya, yaitu:
- Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta menginvestigasi fenomena alam beserta segala aspeknya yang bersifat empiris.
- Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses atau metode dan produk yang dihasilkan dengan menggunakan metode ilmiah yang penuh keterampilan dalam proses mengamati, mengajukan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis, serta mengevaluasi data dan menarik kesimpulan terhadap fenomena alam yang ditemukan. Produk IPA yang dihasilkan tersebut dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi yang kebenarannya bersifat tentatif.
- Ilmu Pengetahuan Alam dapat dianggap sebagai aplikasi yang akan membantu memberikan penguasaan pengetahuan dan produk. IPA dapat digunakan untuk menjelaskan, mengolah dan memanfaatkan, memprediksi fenomena alam, serta mengembangkan teknologi dan disiplin ilmu lain.
Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu memiliki beberapa karakteristik, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menekankan pada pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, belajar melalui pengalaman secara langsung, lebih memperhatikan proses belajar daripada hasil belajar, serta penuh dengan muatan keterkaitan.
1. Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik (Aktif)
Pembelajaran IPA dapat dikatakan lebih berpusat pada peserta didik karena memiliki sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat melakukan eksplorasi. Dalam sistem pembelajaran ini, peserta didik perlu aktif untuk mencari, menggali, serta menemukan konsep dan prinsip pengetahuan sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan Pembentukan Pemahaman dan Kebermaknaan (Bermakna)
Dalam pembelajaran IPA akan dikaji suatu fenomena yang berasal dari berbagai aspek untuk membentuk suatu jalinan antarskemata yang akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari peserta didik. Peserta didik akan memperoleh hasil yang nyata mengenai berbagai konsep yang berhasil didapatkan serta keterkaitan konsep tersebut dengan konsep-konsep lain yang dipelajarinya. Hal tersebut akan menjadikan kegiatan pembelajaran peserta didik menjadi lebih bermakna. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dengan menerapkan hasil pembelajaran yang didapatkan untuk memecahkan suatu permasalahan nyata yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Belajar melalui Pengalaman secara Langsung (Autentik)
Dalam pembelajaran IPA, peserta didik akan dilibatkan secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari sehingga memungkinkan peserta didik untuk dapat lebih memahami kegiatan pembelajarannya. Peserta didik diharapkan tidak hanya sekedar mendapatkan informasi dari gurunya, tetapi juga dapat memahami kegiatan pembelajaran berdasarkan pada fakta dan peristiwa yang telah dialaminya. Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru akan bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing peserta didik menuju ke arah yang ingin dicapai sehingga peserta didik sebagai pelaksana belajar akan mencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih Memperhatikan Proses daripada Hasil Belajar
Dalam pembelajaran IPA, terutama pada jenjang pendidikan dasar, dikembangkan guided inquiry untuk melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai proses penilaian. Pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik sehingga peserta didik akan termotivasi untuk semangat dalam belajar.
5. Penuh dengan Muatan Keterkaitan (Holistik)
Pembelajaran IPA lebih memusatkan perhatian pada kegiatan pengamatan dan penelitian pada berbagai gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus. Pembahasan materi ini akan memungkinkan peserta didik untuk dapat memahami suatu fenomena dari berbagai sisi yang berbeda. Hal tersebut diharapkan dapat membuat peserta didik menjadi lebih cerdik dan bijak dalam menghadapi kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-harinya.
Carin & Sound menjelaskan mengenai beberapa karakteristik dari pemahaman hakikat IPA dalam proses pembelajaran. Di antaranya, yaitu:
- Dalam pembelajaran IPA, peserta didik perlu terlibat secara aktif untuk merefleksikan metode ilmiah dan keterampilan proses yang mengarah kepada discovery atau inkuiri terbimbing.
- Dalam pembelajaran IPA, peserta didik perlu didorong untuk melakukan kegiatan yang melibatkan pencarian jawaban terhadap suatu masalah dalam masyarakat ilmiah dan teknologi.
- Dalam pembelajaran IPA, peserta didik perlu dilatih untuk belajar dengan berbuat atau melakukan sesuatu serta merefleksikannya. Peserta didik harus secara aktif menyusun konsep, prinsip, dan generalisasi melalui proses ilmiah.
- Dalam pembelajaran IPA, peserta didik perlu dibantu untuk mempelajari dan memahami berbagai keterbatasan atau ketentatifan dari ilmu sains serta nilai-nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dalam masyarakat sehingga peserta didik dapat membuat keputusan.
Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam
Ruang lingkup dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pengamatan fenomena atau gejala alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. IPA juga membahas mengenai fenomena atau gejala alam yang berhubungan dengan kompetensi produktif dan teknologi dengan perluasan pada konsep abstrak, yang terdiri dari makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/zat/bahan dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta yang meliputi berbagai aspek, seperti aspek biologi, kimia, dan fisika.
Ruang Lingkup pembelajaran IPA untuk SD/MI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD meliputi berbagai aspek berikut.
- Makhluk hidup dan proses kehidupan, yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
- Benda atau materi, sifat-sifat, dan kegunaannya, seperti cair, padat dan gas.
- Energi dan perubahannya, yang terdiri dari gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
- Bumi serta alam semesta, seperti tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Permendikbud menjelaskan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.
- Peserta didik dapat mengagumi keberadaan, keindahan, dan keteraturan ciptaan Tuhan, mulai dari aspek fisik dan materi, kehidupan dalam ekosistem, hingga peranan manusia dalam lingkungan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keimanan peserta didik terhadap ajaran agama yang dianutnya.
- Peserta didik dapat menunjukkan perilaku ilmiah dalam kegiatan sehari-hari sebagai wujud dari penerapan sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi selama proses pembelajaran. Perilaku ilmiah tersebut berupa rasa ingin tahu, sikap objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli terhadap lingkungan.
- Peserta didik dapat menghargai hasil kerja individu maupun kelompok dalam kegiatan sehari-hari sebagai bentuk penerapan dalam melakukan percobaan dan melaporkan hasil percobaan untuk mengembangkan sikap ilmiah, seperti sikap jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
- Peserta didik dapat mengembangkan pengalaman yang dimiliki untuk menggunakan, mengajukan, dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang, merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan data, serta menjelaskan hasil percobaan yang telah dilakukan secara lisan dan tertulis.
- Peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dalam bernalar dengan melakukan analisis induktif dan deduktif berdasarkan konsep dan prinsip IPA untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan mengatasi berbagai masalah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
- Peserta didik dapat menguasai berbagai konsep dan prinsip IPA serta mempunyai keterampilan atau kemampuan untuk mengembangkan wawasan dan sikap percaya diri yang akan menjadi bekal dalam melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan Kurikulum 2006 pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD/MI memiliki tujuan sebagai berikut.
- Peserta didik memperoleh keyakinan terhadap Tuhan setelah mengetahui keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam yang diciptakan-Nya.
- Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik mengenai berbagai konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran peserta didik mengenai hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
- Mengembangkan keterampilan atau kemampuan peserta didik dalam meneliti dan memahami keadaan alam sekitar, mengatasi masalah, dan membuat keputusan.
- Meningkatkan kesadaran peserta didik untuk ikut berperan dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
- Meningkatkan kesadaran peserta didik untuk dapat lebih menghargai alam sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
- Peserta didik memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.