Buku Tajwid
Jelajahi Buku Tajwid dari Gramedia yang disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori buku seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
Berlangganan Gramedia Digital
Baca majalah, buku, dan koran dengan mudah di perangkat Anda di mana saja dan kapan saja. Unduh sekarang di platform iOS dan Android
- Tersedia 10000++ buku & majalah
- Koran terbaru
- Buku Best Seller
- Berbagai macam kategori buku seperti buku anak, novel,religi, memasak, dan lainnya
- Baca tanpa koneksi internet
Rp. 89.000 / Bulan
- Aliran Mu’tazilah
- Berpikir Kritis Menurut Islam
- Cara Mandi Wajib
- Cara Menjadi Seorang Ihsan
- Contoh Tawakal
- Doa Kelahiran Anak
- Doa Akhir Tahun Islam
- Doa Setelah Adzan
- Dosa Besar Istri Terhadap Suami
- Fihi Ma Fihi
- Hasad
- Idul Adha
- Iman Kepada Malaikat Allah
- Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
- Kerajaan Islam di Indonesia
- Kekuatan Doa Ibu
- Keutamaan Dua Ayat Terakhir dari Surat Al-Baqarah
- Kisah Inspirasi Islami
- Kumpulan Doa Sehari-Hari
- Macam Macam Sedekah
- Mahar Pernikahan dalam Islam
- Niat Puasa Bayar Hutang Ramadhan
- Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia dan Fotonya
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Penjelasan Rukun Iman dan Rukun Islam Lengkap
- Rukun haji, Pengertian Haji, dan Hukum Haji
- Pesantren Kilat
- Permohonan Maaf Menjelang Nisfu Syaban
- Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam
- Rukun Jual Beli Dalam Islam dan Syaratnya
- Rukun Shalat
- Rekomendasi Cerita Anak Islami Untuk Menjadi Teladan Yang Baik
- Sahabat Nabi Muhammad
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
- Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera
- Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
- Sejarah Kerajaan Mataram Islam
- Sistem Ekonomi Islam
- Sujud Sahwi
- Takabur
- Tanda-Tanda Kiamat Kecil
- Tokoh Ilmuwan Islam (Muslim)
- Umur Hewan Kurban
- Zakat Fitrah dan Zakat Mal
Tentang Buku Tajwid
Jelajahi Buku Tajwid dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan rekomendasi Gramedia.
Sebagai umat muslim, kemampuan untuk membaca Al Qur’an menjadi sebuah keharusan. Al Qur’an sendiri merupakan kitab yang berisi mengenai landasan hidup manusia. Makna yang terkandung dalam Al Qur’an dapat menjadi penggerak bagi kemajuan kehidupan manusia. Membaca Al Qur’an menjadi ibadah yang sangat dianjurkan.
Allah SWT akan memberikan pahala yang berlimpah dari bagi umat muslim yang membaca Al Qur’an. Pahala dari membaca Al Qur’an dihitung per huruf yang telah dibaca, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”
Pada dasarnya, membaca Al Qur’an bukan merupakan hal yang sederhana. Seseorang yang membaca Al Qur’an dituntut untuk menjaga keaslian bacaan Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Al Qur’an perlu diajarkan dan dipelajari secara turun-temurun dalam keadaan asli tanpa adanya huruf, kalimat, dan teknis membaca yang dikurangi.
Kesalahan dari cara membaca Al Qur’an dapat mengubah makna dalam bacaan Al-Qur’an sehingga akan merusak keaslian Al Qur’an. Karena itu, untuk menjaga keaslian Al Qur’an, setiap muslim diwajibkan untuk membaca Al Qur’an dengan tajwid. Mempelajari tajwid menjadi hal yang sangat diperlukan untuk dapat menghindari kesalahan dalam membaca Al Qur’an. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai tajwid.
Pengertian Tajwid
Secara bahasa, tajwid berasal dari bahasa Arab, yaitu jawwada, yujawwidu, dan tajwiidan. Arti dari kata tajwid adalah membaguskan. Sedangkan secara istilah, tajwid diartikan sebagai melafalkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya.
Hak huruf merupakan sifat asli yang telah melekat dengan huruf tersebut dan tidak dapat dipisahkan, seperti sifat jahr, syiddah, isti’la, ithbaq, dan qalqalah. Sementara itu, mustahak huruf merupakan sifat huruf yang ada pada saat-saat tertentu, seperti tafkhim, tarqiq, mad, ikhfa, dan lain sebagainya.
Imam Jalaluddin As-Suyuty mengungkapkan bahwa tajwid merupakan cara membaca Al Qur’an dengan memberikan huruf akan hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan sifatnya, serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurna tanpa berlebih-lebihan, serampangan, tergesa-gesa, dan dipaksakan.
Tajwid juga dapat diartikan sebagai sekumpulan cara pengucapan yang digunakan sebagai aturan untuk membaca Al Qur’an. Aturan yang dimuat dalam tajwid berasal dari pembacaan lisan Al Qur’an Nabi Muhammad SAW. Tajwid harus dipelajari agar seseorang tidak melakukan kesalahan dalam membaca firman Allah SWT. Dengan mempelajari tajwid, setiap huruf dan kata yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an dapat diucapkan dengan dengan baik dan benar. Tajwid juga dapat menjadikan suara bacaan Al Qur’an menjadi lebih indah.
Hukum Mempelajari Tajwid
Mempelajari ilmu tajwid secara teori hukumnya adalah fardhu kifayah. Sementara itu, membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya adalah fardhu ‘ain. Berikut adalah beberapa dalil yang menyebutkan kewajiban membaca Al Qur’an dengan tajwid.
“Dan bacalah Al Qur’an dengan tartil.” (Q.S. Al Muzammil: 4).
Imam Ali bin Abi Thalib mengungkapkan pendapatnya mengenai arti tartil dalam ayat Al Qur’an tersebut sebagai mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqaf.
Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Al Qur’an sesuai dengan cara dan suara orang-orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa besar. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum setelah aku melagukan Al Qur’an seperti nyanyian dan rahbaniyyah (membaca tanpa tadabbur) dan nyanyian. Suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka (tidak dapat meresap ke dalam hati). Hati mereka dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar dari jalan yang lurus).”
Imam Al Jazari mengatakan, “Membaca Al Qur’an dengan tajwid hukumnya wajib. Siapa yang tidak membacanya dengan tajwid maka ia berdosa karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Qur’an dan dengan demikian pula ia sampai kepada kita dari-Nya.”
Keutamaan Mempelajari Tajwid
Tajwid menjadi ilmu yang sangat mulia karena berkaitan langsung dengan Al Qur’an. Mempelajari tajwid sama dengan mempelajari Al Qur’an. Berikut adalah beberapa keutamaan dari mempelajari tajwid.
1. Menjadi Tolak Ukur Kualitas Seorang Muslim
Mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an dapat menunjukkan kualitas yang dimiliki oleh seorang muslim. Mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an dapat menjadi salah satu jalan untuk menjadi manusia terbaik dalam pandangan Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari)
2. Menjadi Kesibukan Terbaik
Mempelajari Al Qur’an merupakan sebaik-baiknya kesibukan. Allah SWT akan memberikan sesuatu yang lebih utama kepada orang menyibukkan diri dengan Al Qur’an. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Allah SWT dalam hadis Qudsi, “Barang siapa yang disibukkan oleh Al Qur’an dalam rangka berzikir kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Allah daripada seluruh kalam yang selain-Nya seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya.”
3. Mendapatkan Ketentraman, Rahmat, dan Disebut oleh Allah SWT
Mempelajari Al Qur’an akan mendatangkan ketentraman dan rahmat. Selain itu, seorang muslim yang mempelajari Al Qur’an juga akan dilindungi oleh malaikat juga dan Allah SWT akan menyebut-nyebut orang tersebut. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu masjid dari masjid-masjid Allah kemudian mereka membaca Al Qur’an dan mempelajarinya, melainkan turun kepada mereka ketentraman, diliputi dengan rahmat, dinaungi oleh malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan makhluk-Nya.” (H.R. Muslim)
Tujuan Mempelajari Tajwid
Berikut adalah beberapa tujuan dari mempelajari tajwid.
- Tajwid dipelajari untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca Al Qur’an yang dapat mengurangi pahala hingga menyebabkan dosa.
- Tajwid dipelajari agar umat muslim dapat melafalkan setiap huruf dalam Al Qur’an dengan benar serta sesuai dengan makhraj dan sifatnya.
- Tajwid dipelajari untuk memelihara keaslian atau kemurnian bacaan Al-Qur’an. Melalui tata cara membaca Al Qur’an yang benar, keberadaan bacaan Al-Qur’an yang ada secara turun-temurun akan sama dengan bacaan yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Macam-Macam Hukum Tajwid
Terdapat berbagai hukum bacaan dalam ilmu tajwid. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Hukum Nun Mati dan Tanwin
Hukum nun mati dan tanwin menjadi hukum tajwid yang cukup banyak ditemukan dalam ayat Al Qur’an. Hukum nun mati atau tanwin terbagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu izhar, idgham, Iqlab, dan ikhfa. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing hukum nun mati atau tanwin tersebut.
- Izhar merupakan hukum nun mati atau tanwin yang secara memiliki arti jelas. Sementara dalam ilmu tajwid, izhar merupakan pembacaan nun mati atau tanwin sesuai dengan makhrajnya tanpa digunakan apabila bertemu dengan salah satu huruf halqiyah (tenggorokan), yaitu gho (?), ‘ain (?), kho (?), ha (?), ha’ (??), dan hamzah (?).
- Idgham merupakan hukum nun mati atau tanwin yang secara bahasa berarti memasukkan. Sementara dalam ilmu tajwid, idgham merupakan pengucapan nun mati atau tanwin secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idgham. Idgham juga dapat diartikan sebagai pengucapan dua huruf lalu memasukkan salah satu hurufnya pada huruf setelahnya. Idgham terbagi menjadi dua, yaitu Idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah. Idgham bighunnah merupakan idgham yang dibaca dengan ghunnah atau dengung saat nun mati atau tanwin saat bertemu dengan huruf salah satu huruf idgham bigunnah, yaitu ya (?) , nun (?) , mim (?) , wawu (?). Semetara itu, idgham bilaghunnah merupakan idgham yang dibaca tanpa ghunnah atau dengung saat nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham bilaghunnah, yaitu lam (?) dan ra (?).
- Iqlab merupakan hukum nun mati atau tanwin yang secara bahasa memiliki arti mengubah. Sementara dalam ilmu tajwid, iqlab merupakan pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf ba (?) yang berubah menjadi mim dan disertai dengan ghunnah.
- Ikhfa merupakan hukum nun mati atau tanwin yang secara bahasa memiliki arti menutupi atau menyamarkan. Sementara dalam ilmu tajwid ikhfa merupakan pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu dari huruf ikhfa yang terdiri dari lima belas huruf, yaitu kaf (?), qaf (?), fa’ (?), zha (?), tha (?), dhad (?), shad (?), syin (?), sin (?), za’ (?), dzal (?), dal (?), jim (?), tsa’ (?), dan ta’ (?). Ikhfa memiliki sifat antara izhar dan idgham yang disertai dengan ghunnah.
2. Hukum Mim mati
Hukum mim mati terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu ikhfa syafawi, idgham mitslain, dan izhar syafawi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing hukum mim mati tersebut.
- Ikhfa Syafawi merupakan hukum mim mati yang terjadi apabila bertemu dengan huruf ba (?). Huruf mim dalam ikhfa syafawi diucapkan secara samar dan disertai dengan ghunnah.
- Idgham mitslain merupakan hukum mim mati yang terjadi apabila bertemu dengan huruf mim (?). Pengucapan idgham mitslain harus disertai dengan ghunnah.
- Ikhfa Syafawi merupakan hukum mim mati yang terjadi apabila bertemu dengan salah satu huruf selain mim (?) dan ba (?). Huruf mim dalam Ikhfa Syafawi harus dibaca secara jelas tanpa guna, terutama jika bertemu dengan huruf fa’ ( ? ) dan wawu (?).
3. Hukum Mim dan Nun bertasydid
Setiap huruf mim dan huruf nun bertasydid dalam bacaan Al Qur’an wajib dighunnahkan dengan panjang dua harakat.
4. Hukum Alif Lam
Hukum alif lam terbagi menjadi dua berdasarkan cara pembacaannya, yaitu alif lam qamariah dan alif lam syamsiah. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing hukum alif lam tersebut.
- Alif Lam Qomariyah merupakan hukum alif lam yang harus dibaca secara jelas ketika bertemu dengan salah satu huruf qamariyah, yang terdiri dari ba (?), jim (?), kha (?), kho (?), ‘ain (?), ghoin (?), fa (?), qof (?), kaf (?), mim (?), wawu (?), hamzah (?), ha (?), ya (?).
- Alif lam syamsiah merupakan hukum alif lam yang tidak dibaca jelas atau dimasukkan pada huruf syamsiyah yang mengikutinya sehingga bunyinya melebur dengan huruf tersebut. Beberapa huruf syamsiah, yaitu tha (?), tsa (?), shad (?), ra (?), ta (?), ta (?), dha (?), dzal (?), nun (?), dal (?), zai (?), sin (?), zha (?), syin (?), dan lam (?).
5. Hukum Mad
Secara bahasa, mad memiliki arti tambahan. Sementara secara istilah, mad memiliki arti memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad. Terdapat tiga huruf mad, yaitu wawu sukun yang diikuti dengan huruf berharakat dhammah, ya sukun yang diikuti dengan huruf berharakat kasrah, dan alif yang diikuti dengan huruf berharakat fathah. Secara umum, hukum mad terbagi menjadi 2 (dua), yaitu mad asli dan mad far’i.
Mad asli merupakan hukum mad yang tidak dipengaruhi oleh hamzah atau sukun, tetapi di dalamnya terdapat salah satu dari huruf mad. Berikut adalah beberapa hukum mad asli.
- Mad Thobi’i merupakan hukum mad yang terdiri dari huruf-huruf mad dan tidak terdapat unsur tambahan lain.
- Mad Badal merupakan hukum mad pada huruf hamzah yang dipanjangkan dua harakat sebagai pengganti hamzah yang dihilangkan.
- Mad ‘Iwadh merupakan hukum mad yang terjadi ketika berwaqaf pada huruf yang berakhiran fathatain.
- Mad Tamkiin merupakan hukum mad yang terdapat pada huruf ya bertasydid yang bertemu dengan ya mati.
- Mad Shilah Qashirah merupakan hukum mad terdapat pada ha’ dhamir yang tidak didahului maupun diikuti oleh huruf sukun dan bertemu selain huruf hamzah.
Mad far’i merupakan hukum mad yang dipengaruhi oleh Hamzah dan sukun. Berikut adalah beberapa hukum mad far’i.
- Mad Wajib Muttasil merupakan mad yang bertemu dengan Hamzah dalam 1 kata. Hukum mad ini dibaca sepanjang 4 atau 5 harakat ketika washal dan sepanjang 4, 5, atau 6 harakat ketika waqaf.
- Mad Jaiz Munfasil merupakan Mad yang bertemu dengan Hamzah dalam kata yang terpisah. Hukum mad ini dibaca sepanjang 4 atau 5 harakat ketika washal dan sepanjang 2 harakat ketika waqaf.
- Mad Shilah Thawilah merupakan ha’ dhamir yang bertemu dengan hamzah dalam kata yang terpisah. Hukum mad ini dibaca sepanjang 4 atau 5 harakat ketika washal dan berubah menjadi mati ketika waqaf.
- Mad Farqi merupakan mad badal yang bertemu dengan tasydid dan hanya ditemukan pada dua kata dalam Al Qur’an. Hukum mad ini dibaca sepanjang 6 harakat.
- Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi merupakan mad yang bertemu dengan sukun yang terjadi dalam satu rangkaian kata (kalimat). Hukum mad ini dibaca sepanjang 6 harakat.
- Mad Lazim Mukhaffaf Harfi merupakan Mad yang bertemu dengan sukun yang terjadi dalam rangkaian huruf muqatha’ah (rangkaian huruf yang terdapat pada awal sebagian surat). Hukum mad ini dibaca sepanjang 6 harakat.
- Mad Lazim Mutsaqqal Harfi merupakan mad yang bertemu dengan tasydid karena idgham yang terjadi pada rangkaian huruf muqatha’ah. Hukum mad ini dibaca sepanjang 6 harakat.
- Mad ‘Aridh Lissukun merupakan mad yang bertemu dengan huruf yang disukunkan karena berwaqaf. Hukum mad ini dibaca sepanjang 2, 4, atau 6 harakat.
- Mad Liin merupakan mad yang terjadi ketika huruf yang didahului oleh huruf liin, yaitu huruf wawu dan ya mati sebelum huruf berharakat fathah, bertemu dengan huruf yang disukunkan karena berwaqaf. Hukum mad ini dibaca sepanjang 2, 4, atau 6 harakat.