Cara Mengatasi Antisosial – Kepribadian seseorang merupakan bentukan dari kombinasi pikiran, emosi, dan perilaku yang membuat setiap memiliki keunikan masing-masing. Kepribadian menggambarkan bagaimana cara seseorang melihat peristiwa, memahami, dan berinteraksi dengan dunia di luar dirinya sendiri.
Kepribadian seseorang terbentuk sejak masa kanak-kanak, dibentuk oleh interaksi dengan sekitar, bawaan, kecenderungan, dan lingkungan.
Kepribadian dengan gangguan antisosial belum dapat diketahui penyebabnya dengan pasti. Namun demikian ada beberapa hal yang mungkin bisa penyebab seseorang mengalami antisosial, yaitu:
- Gen yang menurun dari silsilah keluarga diyakini mempunyai peran dalam pembentukan gangguan ini.
- Gangguan fungsi otak mungkin saja juga berpengaruh terhadap perkembangan seorang antisosial.
- Pola asuh yang tidak tepat.
- Pergaulan di lingkungan negative.
- Pelecehan di masa lalu.
- Pengalaman masa anak-anak yang buruk, seperti dieksploitasi atau ditelantarkan.
- Korban kekerasan.
Seseorang dapat dikategorikan mengalami kepribadian antisosial setelah menginjak usia 18 tahun. Kategori tersebut berlaku jika seseorang sudah mengalami gejala sejak sebelum usia 15 tahun.
Biasanya, gejala yang mulai muncul sejak masa kanak-kanak adalah suka menyerang manusia atau hewan, merusak properti, melakukan kecurangan, suka mencuri, dan melakukan pelanggaran berat terhadap sebuah aturan.
Baca juga : Pengertian Antisosial
Yang perlu menjadi catatan adalah, gangguan mental lain seperti skizofrenia dan pemberian obat-obatan bukan menjadi penyebab antisosial.
Table of Contents
Cara Mengatasi Antisosial
Banyaknya aspek gejala dan sebab, banyak pertanyaan yang muncul. Apakah seorang penderita antisosial mungkin untuk sembuh?
Walaupun gangguan kepribadian antisosial ini seringkali dikatakan dapat berlangsung seumur hidup, namun pada beberapa kasus, orang dan gejala tertentu, gangguan ini menurun kadarnya seiring dengan berjalannya waktu.
Belum dapat diketahui secara pasti apakah penurunan gejala tersebut dikarenakan faktor usia, peningkatan kesadaran, pergaulan yang lebih positif, pengendalian, dan treatment.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa perilaku dapat bertambah positif, walaupun karakter utama dari antisosial seperti kurang empati masih saja tetap ada. Namun demikian, gangguan kepribadian antisosial merupakan salah satu gangguan yang paling sulit untuk diberi treatment.
Hal itu tidak lepas dari karakter utama dari antisosial. Mereka cenderung tidak mau diatur, termasuk menjalani terapi, kecuali dipaksa oleh pengadilan.
Belum ada obat khusus untuk meredakan gangguan antisosial. Namun, beberapa perawatan diyakini dapat mengurangi gejala-gejala tersebut.
Perawatan yang dilakukan bergantung pada kondisi masing-masing penderita. Beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan adalah usia, riwayat pelanggaran, riwayat kesehatan, konsumsi obat-obatan dan alkohol atau tidak.
Baca juga : Ciri-ciri dan Gejala Antisosial
Peran keluarga dan teman memiliki pengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan perawatan seperti apa yang akan dijalani. Bahkan, pada beberapa kasus penggunaan zat-zat tertentu (bahkan kadang berbahaya) diperlukan (tentunya dengan ijin medis).
Oleh karena itu, keluarga, kerabat, atau teman dekat dapat berdiskusi dengan psikolog atau psikiatri. Berdiskusi dengan para ahli dapat membantu semua pihak untuk memberikan penjagaan dan pembatasan kepada penderita antisosial.
Dalam menjaga seseorang antisosial terkadang bisa membuat Anda merasakan tekanan yang besar. Bahkan bisa mengarah ke frustasi. Psikolog atau psikiatri bisa memberikan tips bagaimana menghadapi stress dan melindungi diri dari serangan yang dilakukan oleh penderita antisosial.
Oh ya, Anda juga bisa masuk ke dalam komunitas yang dengan orang-orang yang memiliki pengalaman serupa dengan Anda. Tujuannya, Anda dapat saling bertukar pengalaman bagaimana menghadapi penderita. Tidak hanya itu, Anda juga bisa saling menyemangati kepada satu sama lain.
Berikut ini merupakan beberapa alternatif perawatan yang bisa dilakukan untuk orang antisosial:
1. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Terapi ini juga dikenal sebagai terapi kognitif perilaku. Terapi ini bertujuan mengatasi gangguan kesehatan mental yang dialami oleh seseorang. Dengan mengajak penderita berdiskusi, terapi ini akan memandu penderita untuk merubah sudut pandang terhadap masalah dan bagaimana dia menyelesaikannya.
Pada terapi ini, seorang antisosial akan melewati beberapa tahap, yaitu mengidentifikasi masalah, fokus mencari solusi, mencari cara praktis yang dapat memperbaiki pola pikir dari hari ke hari, dan mendorong penderita untuk mempraktekkan hal-hal positif.
Dengan melalui tahapan-tahapan tersebut, diharapkan perasaan dan tindakannya dapat tersentuh dan mengurangi kadar antisosial yang dia alami.
2. Mentalization Based Therapy (MBT)
Terapi ini menekankan untuk berfikir sebelum bereaksi. Dengan memunculkan beragam alternatif untuk perspektif sebuah masalah, diharapkan penderita dapat mengeluarkan emosi yang diarahkan ke terapis yang nantinya dianalisa.
Terapis akan mengkondisikan nuansa yang aman dan nyaman bagi penderita antisosial. Setelah nuansa tersebut menyelimuti orang tersebut, dia bisa lebih mudah untuk mengenali sekaligus mengeksplorasi perasaan diri sendiri maupun perasaan orang lain.
Dengan terapi ini, terapis memberikan simulasi terhadap pasien untuk merasakan perasaan sendiri maupun perasaan orang lain. Dengan demikian, diharapkan tidak salah menafsirkan perasaan diri sendiri maupun perasaan orang lain. Sehingga, pasien dapat memberikan respon yang tepat.
3. Democratic therapeutic community (DTC)
Beberapa bukti menunjukkan bahwa program terapi yang berbasis komunitas memberikan efek yang bersifat jangka panjang dan efektif untuk pasien antisosial. Metode ini menjadi sangat populer di penjara-penjara.
DTC merupakan terapi yang mempunyai maksud untuk mengatasi resiko pelanggaran dan kebutuhan emosi atau psikis pasien. Terapi ini berfokus pada terapi kelompok, baik kelompok besar maupun kecil.
4. Pemberian obat-obatan
Meski belum ada obat yang secara spesifik untuk gangguan antisosial ini, beberapa dokter terkadang memberikan resep obat-obat di bawah ini:
- Anti konvulsan: untuk memperbaiki impuls saraf.
- Antidepresan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI): untuk meredakan amarah pasien dan gejala-gejala lainnya.
- Antipsikotik: mood stabilizer.
5. Dukungan dari orang-orang terdekat.
Tidak bisa dipungkiri dukungan-dukungan positif dapat menyentuh perasaan seseorang. Meskipun sedang mengalami gangguan, kehadiran dukungan yang berasal dari hati bisa melembutkan perasaan seseorang yang mengalami gangguan antisosial.
6. Ajak dia untuk melakukan kegiatan positif dan hobi yang digemari.
Langkah ini dapat membuat melupakan amarahnya. Sebab amarah yang akan ia keluarkan dilampiaskan ke hal-hal yang ia sukai.
7. Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Semua yang telah kita lakukan di atas tidak akan ada artinya jika tidak kita iringi dengan permohonan yang tulus kepada Tuhan. Sebab Dialah yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Jangan lupa doa ya, Grameds.
Jika Seorang Penderita Antisosial Dibiarkan
Seseorang antisosial yang tidak dikenali dan tidak diberikan perawatan akan sangat rentan mengalami komplikasi gangguan kesehatan mental. Ia bisa saja akan mengalami gangguan kesehatan mental lainnya. Perilaku-perilaku yang dikhawatirkan akan mereka lakukan adalah:
- Melakukan tindakan penelantaran, kekerasan, atau pelecehan terhadap pasangan, anak, atau siapapun yang menurutnya bisa dijadikan korban.
- Kecanduan alkohol dan obat-obat terlarang.
- Besarnya keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
- Gangguan kesehatan mental lainnya mulai muncul, misalkan cemas berlebihan, depresi, dan paranoid.
- Kepercayaan diri merosot tajam.
- Mati lebih cepat karena kekerasan yang dia lakukan terhadap diri sendiri.
- Kondisi ekonomi sangat sulit.
Pencegahan Agar Seseorang Tidak Menjadi Antisosial
Peribahasa mengatakan sedia payung sebelum hujan. Yang artinya sebelum kejadian hal yang tidak kita inginkan terjadi, maka kita sebaiknya menyiapkan solusi-solusi yang bisa kita lakukan. Peribahasa lain mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Artinya sebelum terlanjur terkena penyakit dan akhirnya disibukkan dengan mengobati, lebih baik kita mencegahnya di awal dengan tindakan-tindakan preventif.
Pencegahan sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Jika ditemukan anak-anak memiliki potensi untuk menjadi antisosial, maka kita perlu melakukan pencegahan secepatnya. Dengan melakukan pencegahan, kita tidak membiarkan seorang anak mengalami antisosial di masa depan.
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan sebagai bentuk pencegahan adalah sebagai berikut:
1. Terapi keluarga.
Bukan hanya anak yang butuh diterapi, melainkan satu keluarga juga perlu diterapi. Intinya, demi kebaikan bersama, kesampingkan dulu gengsi dan ego.
2. Tindakan psikoterapi untuk anak.
3. Edukasi mengenai perubahan perilaku
Hal ini bertujuan untuk mengenali apakah ada perubahan yang aneh pada perilaku anak. Jika telah mengenali perubahan perilaku, kita bisa segera melakukan pencegahan.
- Menguji kemampuan anak dalam memecahkan masalah
- Konseling untuk orang tua.
- Pendidikan agama dan akhlak.
Grameds, bagaimana? Antisosial tetap bisa diterapi kok. Bagaimanapun, dia tetaplah manusia yang harus kita hormati. Demikianlah pembahasn kita mengenai antisosial.
Saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Kebenaran datangnya dari Tuhan. Gramedia akan terus selalu semangat untuk menjadi #SahabatTanpaBatas dalam memenuhi keinginanmu untuk mendalami ilmu pengetahuan.
Baca juga artikel terkait “Antisosial” :
- Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk.
- Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi dan Pandangan Agama
- Kecemasan Berlebihan (Anxiety Disorder)
- Kebiasaan Orang Jawa
- Kebiasaan Orang Maluku
- Kebiasaan Orang Sunda
- Kecerdasan Emosional
- Macam-Macam Emosi
- Mind Mapping
- Overthinking
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien