Cara menghangatkan ASI – Apakah Grameds tahu bagaimana cara menghangatkan ASI yang baik dan benar? Sebenarnya, menghangatkan ASI yang telah disimpan sebelum menyajikannya pada buah hati adalah pilihan pribadi dari orang tua. Akan tetapi, banyak bayi yang menyukai mengkonsumsi ASI hangat dari botol, dibandingkan ASI dengan suhu yang dingin.
Alasannya karena ASI hangat yang disimpan di dalam botol akan memberikan sensasi yang sama seperti ketika sang bayi sedang menyusu langsung dari payudara ibunya. Jika anak Grameds lebih menyukai ASI hangat, maka Grameds perlu mengetahui cara menghangatkan ASI dengan benar.
Sebab, dengan mengetahui cara menghangatkan ASI, maka dapat membantu konsistensi ASI setelah disimpan untuk beberapa waktu dalam lemari pendingin. Ketika ASI dibekukan atau didinginkan, maka lemak dalam ASI cenderung terpisah di dalam botol. Ada baiknya, jika Grameds tidak menghangatkan ASI dalam microwave, sebab panas dari microwave tidak merata.
Lalu bagaimana cara yang benar? Simak tipsnya berikut ini ya!
Table of Contents
Cara Memerah ASI dengan Benar
Tidak setiap orang memiliki jumlah ASI yang banyak, sehingga ketika berusaha memberikan ASI secara langsung pada bayi, bayi justru menjadi rewel karena kesulitan untuk meminum ASI. Jika begini, maka Grameds bisa mencoba untuk memerah atau pumping ASI dan menyimpannya dalam lemari pendingin.
Namun, untuk memerah ASI, kamu perlu mengetahui bagaimana cara melakukannya dengan benarl, entah itu secara manual atau menggunakan alat. Berikut tips memerah ASI dengan benar yang bisa Grameds praktikkan.
Cara Memerah ASI dengan Manual
Memompa ASI dengan manual atau menggunakan tangan hanya perlu pembiasaan saja. Ketika sudah biasa dilakukan, maka proses memompa ASI dengan tangan pun akan lebih mudah, terutama jika dilakukan dengan cara yang benar.
- Sebelum memulai memerah ASI, pastikan tangan sudah dicuci dengan bersih.
Lalu, jangan lupa untuk menyiapkan wadah yang digunakan untuk menampung ASI hasil dari pompa manual. - Ketika akan memulai, usahakan tangan dan tubuh rileks dan tidak tegang. Sebab, dengan rileks, maka akan memunculkan perasaan nyaman dan ASI akan lebih mudah dipompa dan mengalir lebih deras.
- Saat memompa ASI, sebaiknya ibu berada di dekat bayi atau sambil memikirkan bayi, karena cara satu ini akan membantu melancarkan ASI.
- Lalu, mulailah untuk memijat dengan lembut area payudara dengan posisi ibu jari berada di bagian atas payudara kemudian jari yang lainnya berada di bagian bawah dan tangan membentuk huruf C.
- Pijatlah payudara mengarah ke puting dan lakukan proses ini berulang kali hingga ASI keluar.
- Pindahkan posisi tangan, tetapi tetap mempertahankan posisi huruf C, apabila ASI sudah tidak keluar lagi dari posisi sebelumnya. Kemudian, kembali ulangi gerakan memijat hingga ASI keluar. Ibu bisa melakukan gerakan pijatan ini secara bergantian pada payudara bagian kanan serta payudara bagian kiri.
- Pada awal-awal percobaan, ibu bisa mencoba mengamati posisi yang pas. Di mana ketika pijatan dilakukan, ASI dapat keluar dengan lebih deras, bukan hanya satu tetes, tetapi lebih deras bahkan seperti menyemprot.
- Pada waktu memompa berikutnya, ibu juga bisa melakukan pijatan pada bagian tersebut untuk mendapatkan hasil perahan ASI yang lebih maksimal.
- Jika ingin lebih lancar, maka sering-seringlah mempraktikan cara memijat payudara untuk memerah ASI dengan sembilan langkah tersebut.
Cara Memerah ASI dengan Alat Pompa
Selain dengan menggunakan tangan, ibu juga bisa memerah ASI dengan menggunakan alat pompa manual yang biasanya berbentuk corong dengan wadah penampung ASI. Untuk menggunakan alat yang satu ini perlu memerhatikan beberapa hal, berikut tips yang bisa Grameds praktikan.
- Sebelum mulai, pastikan bahwa tangan dan alat pompa manual sudah dicuci dengan bersih.
- Mulai lakukan pijatan lembut pada payudara, dengan gerakan pijatan seperti ketika memompa biasa.
- Setelah itu, letakkan payudara pada bagian corong pompa.
- Kemudian, mulailah memompa dengan menekan pegangan pompa manual dengan berulang kali.
- Lakukan pula gerakan memompa dengan ritme yang sama, seperti ketika bayi dengan minum ASI langsung dari payudara.
- Kemudian, ulangi gerakan memompa hingga ASI keluar, lalu setelah selesai memerah ASI, kembali lakukan gerakan memijat dengan tangan untuk membuat payudara lebih rileks.
Cara Menyimpan ASI yang Baik
Setelah berhasil mendapatkan stok dari perahan ASI, maka Grameds perlu segera menyimpan ASI ke dalam lemari pendingin agar gizi dalam ASI tidak berkurang dan ASI tidak menjadi basi. Berikut adalah cara penyimpanan ASI yang direkomendasikan.
- Simpan hasil perahan ASI di bagian lemari pendingin yang memiliki suhu stabil. Untuk menyimpan ASI, lebih baik tempatkan ASI pada bagian belakang dan jangan menyimpan ASI di dekat lemari es atau di freezer.
- Apabila ibu tidak berniat untuk segera menggunakan ASI yang baru saja diperah dalam setidaknya empat hari, maka sebaiknya segera bekukan ASI. Hal ini karena dengan membekukan ASI dapat membantu melindungi kualitas ASI.
- Bekukan ASI dalam porsi yang kecil dan sesuai dengan kebutuhan bayi. Tujuannya agar ASI perah tidak terbuang secara percuma.
- Ketika membekukan ASI, jangan isi wadah hingga penuh. Sisakanlah kurang lebih 1 inchi dari permukaan tempat penyimpanan, sebab volume ASI akan mengembang ketika membeku.
- Ketika listrik padam atau dalam perjalanan, maka simpan ASI perah di cooler bag yang memiliki insulasi dan dilengkapi dengan es beku. Dengan begitu, maka ASI perah dapat awet hingga 24 jam.
Cara Menyimpan ASI Berdasarkan Panduan Centers of Disease Control and Prevention
Selain dengan lima cara di atas, Grameds juga bisa menyimpan ASI sesuai dengan panduan dari Centers of Disease Control and Prevention (CDC), berikut caranya.
- Jangan bolak-balik memanaskan kembali atau mengembalikan ASI yang sebelumnya telah dihangatkan ke dalam lemas pendingin.
- Setelah dua jam berada di suhu ruangan, sebaiknya jangan mengembalikan ASI ke dalam lemari pendingin, tetapi membuang sisanya. Dengan begitu, maka akan mencegah susu membusuk atau mengkontaminasi ASI.
Sedangkan menurut Academy Breastfeeding Medicine (ABM), direkomendasikan untuk menyimpan ASI dalam lemari pendingin yang terisolasi dengan kompres es selama kurang lebih 24 jam. Lalu, selalu gunakan botol dan tas yang telah dirancang khusus untuk membekukan ASI.
Tips kedua adalah gunakan label yang jelas pada ASI dengan tanggal dan waktu ASI tersebut diperas. Selalu cairkan ASI yang lebih lama diperas lebih dulu dan ingat bahwa ASI yang pertama masuk adalah ASI pertama yang harus digunakan. Hal ini perlu dilakukan karena jika terlalu lama disimpan akan mempengaruhi kualitas ASI. Lalu, gunakanlah ASI dalam waktu 24 jam setelah ASI cair.
Jika sudah mengetahui cara yang benar untuk memerah ASI serta cara menyimpan ASI yang benar, maka Grameds harus mengetahui bagaimana cara menghangatkan ASI yang benar untuk disajikan pada bayi.
Cara Menghangatkan ASI dengan Benar
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa semakin lama ASI disimpan, maka kualitas ASI pun bisa menurun. Oleh karena itulah, selalu cairkan ASI perah yang paling lama disimpan lebih dulu.
Untuk mencairkan atau menghangatkan ASI, Grameds bisa mengingat-ingat rumus aman mencairkan ASI.
- Turunkan ASI perah dari freezer dan pindahkan ke lemari pendingin biasa selama semalaman.
- Setelah itu, masukkan ASI perah ke dalam penampungan yang berisi air hangat.
- Guyurlah wadah ASI perah di bawah air hangat yang mengalir.
- Jangan pernah mencairkan atau menghangatkan ASI perah beku di microwave. Sebab, microwave rentan merusak nutrisi pada ASI.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), microwave tidak akan memanaskan makanan dengan rata serta akan membuat beberapa bagian pada ASI yang beku justru lebih panas dari bagian yang lainnya dan bisa membuat bayi kepanasan. Selain itu, gelombang mikro dari microwave juga dipercaya dapat merusak nutrisi serta antibodi yang ada di dalam ASI.
Selain keempat rumus menghangatkan ASI yang aman di atas, ada beberapa cara menghangatkan ASI lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut penjelasannya.
1. Cara Menghangatkan ASI yang Disimpan di dalam Kulkas
Untuk dapat menghangatkan ASI yang telah disimpan di dalam kulkas, Grameds perlu mengikuti beberapa tahapan berikut ini. Simak baik-baik ya.
- Ambil kantong ASI dari lemari es, kemudian sisihkan.
- Panaskan air menggunakan teko atau boleh menggunakan microwave.
- Lalu, tuang air yang telah hangat ke dalam sebuah wadah, bisa cangkir atau mangkok sesuaikan dengan kebutuhan.
- Tempatkanlah kantong atau botol ASI yang tertutup ke dalam mangkok dengan air hangat. Ingat, bahwa sebelumnya susu harus disimpan ke dalam wadah tertutup untuk pemanasan.
- Biarkan ASI dalam air hangat selama kurang lebih satu hingga dua menit hingga ASI mencapai suhu yang diinginkan.
- Dengan tangan bersih, tuangkan kembali ASI ke dalam botol atau kencangkan pada dot botol.
- Aduk ASI, tetapi jangan kocok terlalu keras untuk mencampurkan lemak.
- Sebelum memberikan ASI pada bayi, ibu bisa mengetes suhu lebih dulu dengan menuangkan sedikit ASI ke area pergelangan tangan.
- Untuk mencegah ASI terkontaminasi oleh kuman, hindari memasukkan jari dalam botol.
2. Cara Menghangatkan ASI dari Freezer
Untuk menghangatkan ASI yang sudah beku, Grameds perlu mengeluarkan ASI beku dari freezer lebih dulu, kemudian masukkan ke dalam lemari pendingin bagian bawah untuk dicairkan selama semalaman. Setelah itu, Grameds bisa mengikuti petunjuk yang sama untuk menghangatkan ASI.
Apabila ibu membutuhkan ASI dengan cepat dan hanya memiliki ASI dalam keadaan beku, maka ibu dapat memanaskan ASI langsung dari freezer dengan menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan untuk menghangatkan ASI dari lemari pendingin atau kulkas. Satu-satunya perbedaannya adalah ibu perlu menyimpan ASI beku di dalam air hangat selama kurang lebih 10 hingga 15 menit.
3. Cara Menghangatkan ASI dari Bottle Warmer
Beberapa orang mungkin lebih memilih untuk menghangatkan ASI menggunakan bottle warmer. Bottle warmer adalah sebuah alat sederhana yang digunakan untuk membantu memanaskan botol usai dicuci serta menjadi salah satu pilihan tercepat ketika berada dalam perjalanan.
Meskipun mudah, tetapi penggunaan bottle warmer ini menuai pro dan kontra. Sebab, salah satu efek negatif dari bottle warmer ialah meningkatnya kemungkinkan suhu ASI menjadi terlalu panas, sehingga dapat mengurangi nutrisi bermanfaat yang terkandung dalam ASI.
Menurut sebuah studi pada tahun 2015 dari jurnal Public Library of Science, para peneliti meneliti perbedaan suhu porsi yang berbeda dari ASI dapat masuk ke penghangat botol.
Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa susu dapat mencapai suhu di atas 26,7 derajat Celcius dan dapat berdampak negatif pada nilai gizi susu. Meskipun menuai pro dan kontra, tetapi bottle warmer masih banyak digunakan.
Jika Grameds ingin menggunakan bottle warmer, berikut beberapa tips yang bisa diikuti.
- Untuk menghangatkan ASI di bottle warmer, maka Grameds perlu meletakkan seluruh botol di area pemanas, kemudian ikutilah petunjuk manusia yang ada dalam petunjuk bottle warmer.
- Kebanyakan merek bottle warmer membutuhkan waktu beberapa menit untuk mencapai suhu kehangatan yang diinginkan.
- Jangan lupa untuk selalu mengawasi bottle warmer agar tidak terlalu panas dan cabut colokkan ketika tidak digunakan.
Dari beberapa cara menghangatkan ASI di atas, maka ada beberapa tips yang perlu diperhatikan agar nutrisi atau kualitas dari ASI tidak berkurang atau menurun. Tips pertama adalah jangan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau air yang sangat panas, sebab hal ini dapat memicu overheating dan menurunkan kualitas ASI.
Kemudian, tips yang kedua adalah jangan menghangatkan ASI dengan microwave, sebab tidak disarankan oleh IDAI dan cara menghangatkan yang satu ini dapat merusak komponen ASI. Hangatkanlah ASI yang memiliki masa penyimpanan paling lama lebih dulu dan jangan memanaskannya berkali-kali.
Jangka Waktu Penyimpanan ASI
Setelah mengetahui cara memerah, menyimpan dan menghangatkan ASI yang benar, Grameds juga perlu mengetahui jangka waktu atau masa penyimpanan ASI yang baik. Dengan begitu, Grameds tidak akan membiarkan ASI tersimpan terlalu lama hingga membusuk atau kualitasnya berkurang.
Menurut Mayo Clinic, dijelaskan bahwa masa waktu penyimpanan ASI yang aman bergantung pada metode penyimpanan ASI. Jadi, Grameds bisa mempertimbangkan pedoman umum untuk waktu penyimpanan ASI dengan kondisi yang baik dengan berikut ini.
Suhu Kamar
ASI yang baru saja diperah dapat disimpan dalam suhu ruangan hingga kurang lebih selama enam jam. Akan tetapi, sebaiknya ASI segera digunakan atau disimpan dengan benar dalam waktu kurang dari empat jam, terutama apabila suhu ruangan hangat.
Pendingin Terisolasi
ASI yang baru saja diperah juga dapat disimpan dalam pendingin yang terisolasi dengan kompres es dan bisa bertahan selama kurang lebih satu hari.
Kulkas
ASI yang disimpan di dalam lemari pendingin atau kulkas mampu bertahan hingga lima hari dalam kondisi bersih. Akan tetapi, sebaiknya jika tidak segera digunakan ASI ditaruh di freezer atau dibekukan.
Freezer Bagian Dalam
ASI yang baru saja diperah dapat disimpan di dalam deep freezer dan mampu bertahan selama 12 bulan. Akan tetapi, penggunaan ASI beku dalam waktu 6 bulan masih dianggap optimal.
Itulah keempat jangka waktu atau masa penyimpanan ASI yang baik. Meskipun begitu, Grameds perlu mengingat bahwa menurut sebuah penelitian, menunjukkan bahwa semakin lama ASI disimpan, maka semakin besar pula vitamin C yang hilang dalam ASI.
Perlu diingat pula, bahwa ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan sang bayi. ASI yang dikeluarkan oleh ibu ketika bayi baru lahir tidak akan sepenuhnya memenuhi kebutuhan bayi yang sama seperti ketika bayi sudah berusia cukup tua.
Grameds bisa memiliki cara menghangatkan ASI sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Jika Grameds ingin mengetahui informasi lebih lanjut tentang ASI untuk ibu baru atau informasi lainnya seputar ibu baru, maka Grameds bisa mencari tahunya dengan membaca buku.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia.com menyediakan buku-buku untuk Grameds yang ingin belajar tentang ASI atau menjadi ibu baru. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Khansa
- Aprikot
- Apel Fujia
- Manfaat Buah Anggur
- Alpukat
- Bengkoang
- Bintaro
- Buah Untuk Asam Lambung
- Buah Tanpa Biji Alami
- Ciplukan
- Cuka Apel
- Cara Mengolah Buah Bit Secara Sederhana
- Daun Kelor
- Daun Pepaya
- Daun Sirsak
- Jeruk
- Jeruk Nipis
- Jus Sirsak
- Jus Wortel
- Kentang Rebus
- Kelapa
- Kulit Salak
- Makan Tomat Mentah
- Manggis
- Markisa
- Matoa
- Melon
- Menteng
- Mengkudu
- NamNam
- Nanas
- Pala
- Plum
- Sari Kurma
- Semangka
- Sirsak
- Strawberry
- Tempayang
- Tin
- Tomat
- Ubi Jalar
- Apa Itu Spirulina
- Apa Itu Gula Batu
- Cara Minum Akar Bajakah
- Manfaat Yogurt
- Kandungan Gizi Bayam
- Manfaat Cengkih
- Manfaat Petai
- Manfaat Kacang Pistachio
- Manfaat Kacang Almond
- Manfaat Kacang Hijau Untuk Ibu Hamil
- Manfaat Kolang Kaling
- Manfaat Beras Merah
- Manfaat Air Putih
- Manfaat Daun Salam untuk Tubuh
- Manfaat Vitamin E
- Manfaat Kangkung
- Manfaat Kayu Secang
- Manfaat Temulawak
- Manfaat Kacang Tanah
- Manfaat Kayu Bajakah
- Manfaat Jagung
- Manfaat Jagung Rebus
- Manfaat Jeruk Nipis
- Manfaat Kangkung
- Manfaat Kopi
- Manfaat Air Kelapa Muda
- Manfaat Manjakani
- Manfaat Wortel
- Manfaat Teh Hijau
- Manfaat Madu
- Manfaat Habbatussauda
- Manfaat Kencur
- Manfaat Susu Kedelai
- Manfaat Sarang Burung Walet
- Manfaat Serai
- Manfaat Coklat
- Manfaat Pare
- Manfaat Daun Seledri
- Manfaat Wedang Jahe
- Manfaat Udang
- Manfaat Wedang Uwuh
- Pewarna Alami Karmin
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien