Cara menjadi wibu – Sejak muncul pertama kali di awal abad ke-18, istilah wibu masih tetap eksis hingga saat ini. Mulanya, istilah ini diambil dari bahasa Inggris weeaboo yang berarti obsesi atau kecintaan seseorang terhadap budaya Jepang, bahkan meskipun dia bukan orang Jepang.
Dua abad berlalu, wibu sekarang memiliki konotasi negatif di masyarakat umum. Penyandang gelar ini dianggap sebagai manusia yang tidak punya kehidupan, menyebalkan, freak, egois, dan masih banyak lagi. Stereotipe seperti ini tentu tidak muncul begitu saja.
Sebagian orang yang terobsesi dengan budaya Jepang memang dapat mengabaikan kebudayaan negaranya sendiri.
Tak jarang mereka membagikan hal-hal yang berhubungan dengan budaya Jepang. Seperti pakaian, makanan, tokoh anime dan manga, hingga lagu Jepang.
Di balik stereotipe yang menyelimutinya, wibu pada dasarnya hanya sebuah titel yang bisa disematkan kepada siapa saja. Jadi untuk kamu yang baru akan terjun ke dunia ini, sebaiknya terapkan cara menjadi wibu yang baik dan berkelas di bawah ini ya.
Table of Contents
Cara Menjadi Wibu Yang Baik Dan Berkelas
1. Luangkan waktu untuk melakukan hobi
Salah satu ciri utama seorang wibu adalah mempunyai obsesi terhadap budaya Jepang dan ini bukan sesuatu yang tabu atau hina. Sebaliknya, ini bisa menjadi hobi yang membuat hidup kamu lebih bersemangat lagi, karena itu sebaiknya luangkan waktu untuk melakukan hobi jejepangan mu.
Misalnya, kamu bisa menyisihkan waktu selama 1 jam untuk menonton anime, membaca manga, membaca info tentang budaya Jepang, atau menikmati budaya pop Jepang yang lainnya.
Cara ini akan membuat kamu memiliki banyak referensi dan memahami budaya Jepang dengan lebih baik lagi. Contohnya jika kamu memahami sebuah cerita anime atau manga secara detail, kamu akan memiliki satu nilai jual. Apalagi banyak anime yang memberikan nilai positif kepada penontonnya.
Ada anime yang menyuguhkan pengetahuan berdasarkan fakta, menunjukkan nilai-nilai untuk meningkatkan kemampuan sosial, melatih emosimu, mempertajam intelektualitas. Jadi kamu tidak hanya membuang waktu selama 1 jam secara cuma-cuma.
Lalu, dengan meluangkan waktu ini kamu jadi punya banyak referensi tentang anime. Mulai dari yang ber-genre drama, aksi, romansa, komedi, thriller, horror, misteri, olahraga, sampai slice of life. Jika dilakukan dengan benar, kamu justru bisa mempunyai keterampilan dalam berkomunikasi, problem solving, mempelajari budaya dan meningkatkan skill berbahasa kamu karena kebanyakan anime saat ini ditayangkan dengan subtitle.
Sebenarnya, saat dinikmati dengan seksama, anime merupakan medium yang dapat membuat kamu terhibur sambil mengambil pelajaran dari setiap ceritanya. Namun, hati-hati, jangan sampai kamu terjerumus dalam jurang ke-sotoy-an dan kebanggan semu saat baru pertama kali menjadi wibu.
Terkadang, ada wibu yang merasa lebih baik dari orang lain dan berani mengadili selera orang lain. Padahal tontonannya baru satu-dua anime. Tahan keinginan untuk berkomentar dan menunjukkan pengetahuanmu kepada orang lain terutama di internet jika kamu belum memiliki banyak referensi. Karena seperti kata pepatah, bagaikan padi, semakin berisi semakin merunduk, saat kamu mengetahui lebih banyak tentang budaya Jepang, kamu harus semakin bijak lagi.
Masih ada banyak orang di luar sana yang jauh lebih menguasai budaya Jepang dibanding denganmu. Sebab, walaupun kamu sudah menonton 100 judul anime namun bisa jadi kamu masih belum tahu seperti apa standar untuk setiap genre-nya, bagaimana cara kerja industri anime di Jepang.
Jika kamu menjadi wibu yang toxic sejak awal, kamu akan masuk ke dalam lingkaran wibu yang dipandang negatif oleh masyarakat umum. Bahkan, kamu mungkin akan dibenci oleh banyak orang, termasuk orang-orang di sekitarmu. Dengan meluangkan waktu untuk mendalami hobi, perlahan-lahan kamu akan mengerti bahwa setiap orang mempunyai referensi pribadi yang harus dihargai. Kamu juga bisa memahami kenapa orang lain bisa sangat menikmati anime yang mereka cintai.
Salah satu cara untuk mempelajari budaya Jepang adalah dengan membaca buku berjudul Mengenal Jepang yang ditulis oleh Yusuke Shindo. Buku ini mengungkap sisi-sisi yang tak hanya unik dan menarik, tapi juga penting dari negeri, kebudayaan, dan karakter orang Jepang dilihat dari sudut pandang seorang diplomatnya yang pernah bertugas di Indonesia.
2. Bedakan mana kehidupan nyata dan khayalan
Dengan menjadi seorang wibu, kamu pasti akan sampai pada titik yang membuat kamu mempunyai pandangan soal hal-hal yang berbau Jepang dan mengkhayalkan dunia anime. Contohnya kamu berharap mempunyai pasangan seperti tokoh anime, mempunyai kekuatan sakti, atau menjadi manusia tak terkalahkan.
Jika nanti fase ini sudah tiba, kamu harus bisa membedakan mana kehidupan nyata dan mana yang khayalan belaka. Jika tidak, kamu akan menjadi seorang wibu yang freak, menyebalkan sekaligus memalukan. Tentunya kamu tidak ingin ini sampai terjadi, bukan?
3. Berpartisipasi dalam J-Fest
J-Fest atau event jejepangan merupakan festival yang mewadahi para wibu di Indonesia. Dalam event ini, para wibu berkumpul sambil menikmati kebudayaan Jepang bersama orang yang satu frekuensi.
Untuk mempertegas identitas wibu, cobalah berpartisipasi dalam event-event seperti ini sehingga kamu tidak hanya diam di rumah dan terlihat no life seperti stereotipe yang disandingkan kepada wibu.
Event jejepangan mempunyai nilai positif yang dapat bermanfaat untuk kehidupanmu. Bahkan di Universitas yang mempunyai Program Studi Sastra Jepang, sering diadakan festival Jepang secara rutin setiap tahun di mal maupun area kampus.
Biasanya, di event seperti ini, kamu akan menemukan banyak stan yang menjual merchandise unofficial dan official dari karakter manga atau anime. Ada juga stan tempat para cosplayer berkumpul. Di sini kamu bisa foto bersama atau bahkan menjadi cosplayer sambil memakai kostum yang menyerupai tokoh anime favoritmu.
Secara tidak langsung, kegiatan seperti ini akan menambah kemampuan bersosialisasi, kemampuan komunikasi, dan juga kreativitas kamu. Sehingga dapat berguna di kehidupan sehari-hari.
4. Menggunakan kata-kata bahasa Jepang dalam percakapan sehari-hari
Saat menjadi wibu, hasrat untuk belajar bahasa Jepang pasti meningkat drastis dan kamu mungkin akan terobsesi menguasai bahasa yang satu ini dengan cepat. T
ujuannya bisa apa saja, mulai dari mempertegas identitas wibu, show off, menonton anime tanpa subtitle, atau yang lainnya. Apapun alasannya, boleh saja selama masih dalam batas yang positif.
Nah, dalam proses belajar Bahasa Jepang ini, kamu pasti ingin mempraktekkan yang sudah kamu pelajari dan ini sangat diperbolehkan.
Yup, kamu bisa menggunakan kata-kata Bahasa Jepang dalam percakapan sehari-hari dengan teman sesama wibu atau pasanganmu. Paling tidak, kamu bisa mulai dengan menggunakan beberapa kata yang sering digunakan di anime seperti misalnya:
1. Kawaii
Kawaii dalam bahasa Jepang berarti imut atau lucu. Kamu bisa menggunakan kata ini untuk mengatakan bahwa seseorang atau suatu benda lucu atau imut.
2. Baka
Baka merupakan bahasa Jepang untuk Bodoh. Kalau kamu rajin menonton anime, kamu pasti sangat sering mendengar kata yang satu ini. Nah, untuk melatih kemampuan bahasa Jepang, kamu boleh lho menggunakan kata Baka saat berbicara dengan teman wibumu.
3. Sugoi
Sugoi berarti menakjubkan atau hebat. Dalam anime, ketika ada tokoh atau karakter yang merasa terkesan akan sesuatu, kata ini pasti muncul. Kamu bisa menirukan bagaimana penggunaan kata ini dalam kehidupan sehari-hari seperti yang kamu lihat di anime.
4. Tomodachi
Tomodachi artinya teman. Ini adalah kata yang bisa menunjukkan kalau kamu seorang wibu saat menggunakannya karena terdengar keren dan tidak terlalu banyak orang awam yang mengetahuinya.
5. Otaku
Otaku dalam bahasa Jepang berarti seorang penyuka anime. Biasanya Otaku menjadi kata pertama yang dipelajari oleh seorang pecinta anime karena mewakili identitasnya sendiri. Sayangnya, kata ini memiliki konotasi yang negatif bagi sebagian orang.
6. Waifu
Bagi seorang pecinta anime, waifu adalah sosok atau tokoh wanita favoritnya. Istilah ini diambil dari bahasa Inggris “wife” yang berarti istri. Ada banyak wibu yang membandingkan waifu-nya dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan ada juga yang menjadikannya sebagai kriteria untuk mencari pasangan.
7. Seinen
Seinen adalah seorang pria dewasa. Kata ini biasanya dipakai untuk menggambarkan genre anime atau manga yang menyasar kalangan pemuda hingga orang tua sebagai pasarnya.
8. Neko
Neko berarti kucing. Biasanya kata ini mengacu kepada tokoh anime yang terlihat seperti kucing atau berpakaian seperti kucing.
Temukan istilah-istilah lain yang bisa kamu gunakan dalam percakapan sehari-hari dalam buku Jago Kuasai Bahasa Jepang yang disusun oleh Aditya Rizky,S.S & Bayu Septian.
Buku ini menghadirkan berbagai materi lengkap tentang pembelajaran bahasa Jepang yang bisa dilakukan secara mandiri oleh pemula. materi yang disajikan mulai dari materi dasar sehingga cocok dipelajari oleh siapa saja di semua tingkatan usia dan kalangan masyarakat.
5. Membeli merchandise anime
Cara menjadi wibu yang selanjutnya adalah dengan membeli merchandise anime. Untuk menjadi seorang wibu yang baik dan berkelas, kamu harus bijak saat membeli merchandise anime kesayanganmu.
Dengan kata lain, sesuaikan dengan kondisi keuanganmu. Jika kamu tidak mempunyai banyak uang, jangan beli merchandise yang harganya sangat mahal. Beli lah satu atau dua barang dari berbagai anime yang dijual dengan harga terjangkau.
Lalu, hindari membeli merchandise dari anime yang belum pernah kamu tonton sama sekali, meskipun merchandise tersebut terlihat lucu.
Karena kamu belum mengetahui seperti apa tokoh yang kamu beli tersebut, kalau ada yang bertanya nanti bingung sendiri saat menjawabnya. Bentuk merchandise ini sangat beragam. Mulai dari action figure, DVD, jubah, jaket, baju, topi, hingga samurai. Dengan begitu, kamu bisa lebih leluasa untuk memilih merchandise mana yang akan dibeli.
Seorang wibu biasanya akan mendekor kamarnya dengan banyak merchandise dari anime favoritnya–dengan gaya tertentu. Misalnya, pecinta anime cyberpunk biasanya menggunakan gaya hitam drapery atau pecinta anime sekolah menggunakan gaya formal yang sederhana, dan lain sebagainya.
Merchandise yang kamu beli, secara tidak langsung, bisa mengkomunikasikan minat anime kamu kepada teman-teman wibu yang lain. Jadi jangan sungkan untuk menunjukkannya kepada orang lain, ya!
6. Buat standard mu sendiri
Anime bukan hal yang bisa diukur, tapi dirasakan. Karena itu, kamu harus terjun langsung untuk bisa mengetahui seperti apa selera anime yang kamu miliki. Artinya, kamu perlu merasakan langsung apa yang ditawarkan dari sebuah judul anime.
Misalnya, kata orang anime X mempunyai cerita yang dalam, lalu anime B menawarkan misteri yang sangat menarik untuk diikuti, sedangkan Anime Z justru lebih fokus pada pemecahan masalahnya. Nah, sebelum menyetujui pendapat orang lain, kamu harus menonton anime X, B, dan Z terlebih dulu. Sebab bisa jadi apa yang kamu rasakan ternyata berbeda.
Sama seperti membaca buku, pengalaman menonton anime juga sifatnya personal sekali. Jika kamu sudah terjun langsung dan merasakan pengalamannya, selanjutnya buat standard mu sendiri.
Ceritakan pengalaman yang kamu rasakan melalui penilaian berdasarkan standar tersebut. Jangan ragu memberikan nilai rendah meskipun kepada anime yang diminati banyak orang. Karena balik lagi, penilaian tersebut sangat personal.
Kamu merasakan pengalaman itu sendiri, begitupun orang lain. Karena itu, jangan menyamakan pengalaman kalian. Kamu tak akan pernah tahu bagaimana perjalanan orang lain dalam menikmati anime.
Biarkan mereka menikmati anime dengan standard-nya sendiri sehingga kamu dapat menjadi wibu yang baik dan berkelas. Jadikan anime hanya sebagai hiburan di tengah kesibukan untuk mengobati rasa lelah, tak perlu mempermasalahkan selera siapa yang paling baik.
Klub anime adalah organisasi yang bertemu untuk mendiskusikan, menampilkan, dan mempromosikan anime di lingkungan komunitas lokal dan juga dapat berfokus pada perluasan pemahaman budaya Jepang. Klub anime semakin banyak ditemukan di universitas dan sekolah menengah.
Nah, apakah kisah klub anime pada manga ini memiliki aktivitas atau kegiatan serupa sebagaimana klub-klub anime pada umumnya? Atau bahkan lebih seru dan lebih banyak tantangan yang mereka hadapi? Ikuti kisahnya pada manga My Anime Club.
7. Jangan jadi wibu yang menyebalkan
Tak bisa dipungkiri, ada banyak sekali wibu “pemula” yang toxic dan sangat menyebalkan. Biasanya mereka akan mudah mengadili selera orang lain, berkelakuan memalukan, tidak mendukung industri budaya Jepang dengan baik, dan merasa dirinya paling benar. Tidak menutup kemungkinan kamu juga akan masuk ke dalam fase ini.
Namun kamu juga bisa kok menghindari fase tersebut dan menjadi seorang wibu yang normal sekaligus berkelas. Caranya? Pertama, jangan sampai kamu merasa paling dalam segala hal yang berhubungan dengan budaya Jepang.
Entah merasa paling tau, merasa paling benar, merasa paling jago, atau paling yang lainnya. Apalagi jika kamu baru tahu sedikit saja tentang budaya Jepang.
Kedua, turunkan ego yang kamu miliki karena ego akan membuat kamu kesulitan memahami apa yang ada di sekitarmu.
Kamu akan sulit memahami lawan bicara, sulit memahami bahwa membuat anime itu sulit bukan main, dan sulit memahami bahwa pekerja di industri anime memiliki penderitaan yang tidak sedikit. Dengan menurunkan ego, kamu bisa mengasah rasa empati dan simpati dalam diri.
8. Hargai orang lain yang tidak menyukai anime atau budaya Jepang
Cara menjadi wibu yang baik dan berkelas berikutnya adalah dengan menghargai orang lain yang tidak menyukai anime atau budaya Jepang. Ingat, saat ini ada banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia. Mulai dari Jepang, Korea, Inggris, hingga Amerika.
Karena itu, setiap orang pasti punya ketertarikan yang berbeda. Bisa saja kamu tertarik dengan budaya Jepang, tapi ogah mengetahui budaya Korea. Begitupun sebaliknya, mungkin saja temanmu lebih tertarik pada budaya Korea daripada Jepang.
Jangan sampai kamu memaksa teman atau orang di sekitarmu untuk menyukai budaya Jepang, contohnya dengan mengajak nonton anime. Biarkan saja dia bahagia dengan pilihannya sendiri.
Daripada memaksa seperti itu, lebih baik kamu melakukan hal lain yang lebih bermanfaat bersama temanmu. Seperti mengerjakan tugas, berdiskusi tentang pelajaran sekolah, menjadi partner usaha, jalan-jalan bareng, atau sekadar nongkrong sambil ngopi untuk menjaga hubungan baik.
Wibu juga biasa dekat dengan karakter orang yang rela menghabiskan uang mereka untuk membeli barang tersier dibandingkan untuk makan. Buku Ghosty Wibu from home : Tetap Sehat, Tetap Khilaf karya Ghostys ini adalah komik bertema WFH bukan singkatan Work From Home tetapi Wibu From Home. Wibu yang dimaksud dalam komik ini bukan orang yang menyukai budaya Jepang mulai dari Anime, action figure, idol dan games dan lain-lain.
Salurkan hobi menjadi sesuatu yang menghasilkan
Sama seperti hobi lain, menonton anime atau membaca manga bisa menjadi hobi yang menghasilkan. Baik berupa materi atau prestasi. Dengan catatan kamu punya kemauan yang tinggi untuk melakukannya.
Misalnya saja, jika kamu sudah tamat sekolah, coba manfaatkan hobi menonton anime tersebut untuk menjadi seorang content creator di media sosial atau Youtube yang fokus membuat konten anime.
Atau kalau ternyata kamu masih sekolah, coba manfaatkan hobi menonton anime untuk melatih bakat melukis. Jika kamu gemar membaca manga, coba buat cerita yang terinspirasi dari tokoh favoritmu. Dengan begitu, referensi yang kamu miliki tidak akan menguap begitu saja.
Tak hanya itu, sesuatu yang kamu hasilkan dari hobi tersebut akan membekas–paling tidak dalam ingatanmu sendiri. Sehingga nanti bisa menjadi sebuah kenangan yang menyenangkan untuk diingat kembali.
Yang terakhir, kamu juga tidak boleh melupakan kewajiban dan tanggung jawab yang kamu miliki sekarang. Baik itu kewajiban untuk belajar maupun kewajiban berupa pekerjaan agar kamu bisa menjadi seorang wibu yang berkontribusi pada lingkungan dan ikut berperan menghapuskan stereotipe wibu yang sudah terlanjur menempel di pikiran banyak orang.
Nah, setelah kalian membaca artikel ini sampai selesai, apakah ada keinginan untuk menjadi seorang wibu? Atau mungkin kamu sudah menjadi seorang wibu?
Jika ingin mencari buku seputar bahasa Jepang, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana Putra
Sumber:
https://boyolali.pikiran-rakyat.com/hiburan/pr-2664703397/cara-menjadi-wibu-dan-otaku-sejati-gampang-kok-lakukan-kebiasaan-ini-yang-menjadi-ciri-khasnya
https://karyakarsa.com/Rerezpect/sotoy-wibu-starter-pack
Baca juga:
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien