Cara menulis daftar pustaka dari buku 2 penulis – Ketika menyusun sebuah karya ilmiah, menyertakan daftar pustaka pada akhir artikel adalah suatu kewajiban. Daftar pustaka menjadi salah satu komponen wajib yang harus ada ketika menyusun sebuah karya ilmiah.
Mengapa daftar pustaka menjadi komponen wajib dalam karya ilmiah? Hal ini dikarenakan daftar pustaka menjadi media untuk memberikan bentuk apresiasi pada karya orang lain yang sudah dikutip idenya.
Selain itu daftar pustaka juga memiliki fungsi dan tujuan penting lain seperti menghindari dugaan plagiasi dan membuat sebuah karya tulis ilmiah menjadi lebih kredibel dan dipercaya.
Mengapa demikian? Tentunya karena daftar pustaka menjadi bukti bahwa karya tulis ilmiah yang disusun tidak sembarangan dan menggunakan sumber-sumber terpercaya yang didapatkan melalui riset dan rangkaian penelitian sesuai dengan etika penulisan karya ilmiah.
Oleh karena itu penting untuk mencantumkan daftar pustaka di akhir artikel, tetapi penulisan daftar pustaka ini masih banyak membuat orang bingung, karena teknik dan urutan berbeda dari setiap sumber yang berbeda.
Nah, agar Grameds tidak bingung berikut disediakan penjelasan cara menulis daftar pustaka dari 2 buku dan sumber lainnya! Simak penjelasannya hingga akhir ya Grameds!
Table of Contents
Cara Menulis Daftar Pustaka dari Buku 2 Penulis atau Lebih
Jika hanya menggunakan sumber rujukan dari buku dengan nama satu penulis dan semua informasi tersedia lengkap, tentu menyusun daftar pustaka akan menjadi lebih mudah karena hanya memasukan urutan rumus daftar pustaka seperti di atas.
Tetapi, bagaimana jika Grameds harus mengutip dari sumber dengan dua penulis? Apakah semua nama penulis harus disertakan? Apakah kedua nama penulis tersebut harus dibalik?
Ketika menulis daftar pustaka dari buku dengan dua nama penulis, Grameds hanya perlu membalik penulis pertama saja. Lalu penulis kedua tetap harus disertakan tanpa perlu dibalik namanya atau ditulis seperti biasa.
Agar lebih jelas, simak cara penulisan daftar pustaka berdasarkan jumlah penulisnya berikut ini:
1. Dua orang
Penyusunan daftar pustaka dari buku dengan dua nama penulis sebenarnya memiliki urutan yang sama dengan sumber buku. Namun bedanya adalah cara menulis nama pengarangnya. Ada dua versi dari menulis daftar pustaka dengan dua pengarang.
Grameds bisa menyesuaikan style penulisan dengan peraturan yang ada di perguruan tinggi atau institusi karya tulis tersebut akan terbit. Versi pertama adalah hanya menggunakan nama belakang penulis.
Contohnya: Chaer dan Agustina. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Sementara itu, versi kedua adalah nama penulis pertama ditulis dengan cara dibalik dan lengkap, sementara nama penulis kedua ditulis dengan normal atau tidak balik.
Contohnya: Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Tiga orang atau lebih
Apabila sumber yang Grameds kutip menyertakan satu hingga dua nama penulis, maka semua nama penulis harus dicantumkan pada daftar pustaka tersebut.
Tetapi, apabila sumber yang menjadi rujukan memiliki tiga atau bahkan lebih nama penulis, Grameds tidak perlu menyertakan semua penulis. Biasanya nama penulis akan diwakilkan dengan menggunakan dkk atau et. al.
Ketika menulis daftar pustaka dengan tiga atau lebih penulis, Grameds perlu konsisten. Misalkan pada sumber pertama Grameds menggunakan istilah dkk, maka selanjutnya juga harus menggunakan dkk dan bukan et. al.
Contohnya: Chaer, dkk. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, et. al. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Sumber buku antologi atau kumpulan karya tulis
Menggunakan sumber rujukan berupa buku antologi atau kumpulan dari karya tulis orang, tidak dapat ditulis dengan format nama penulis tiga orang atau lebih seperti di atas.
Apabila menggunakan sumber antologi, Grameds perlu menuliskan daftar pustaka dengan urutan sebagai berikut: nama penulis, tahun terbit artikel, judul artikel yang dikutip, nama penghimpun dengan keterangan (Ed.). tahun terbit antologi, judul buku antologi yang dikutip, tempat terbit antologi dan nama penerbit.
Contoh:
Kartodirjo, Sartono (nama penulis artikel yang dikutip). 1977 (tahun terbit artikel). Metode Penggunaan Dokumen (judul artikel yang dikutip). Dalam Koentjaraningrat (Ed.) (nama penghimpun antologi). 1980 (tahun terbit antologi). Metode-metode Penelitian Masyarakat (judul antologi). Jakarta: Gramedia (tempat dan nama penerbit).
Itulah ketiga format penulisan daftar pustaka apabila sumber rujukan yang Grameds gunakan menyertakan dua nama penulis, tiga atau lebih dan mengambil dari antologi atau kumpulan karya.
Jika belum paham atau merasa kesulitan menulis daftar pustaka, Grameds bisa banyak belajar dan membaca buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Tersedia dalam bentuk EBook, buku ini bisa dibeli dan diakses di gramedia.com!
Pengertian Daftar Pustaka
Sebelum belajar cara menulis daftar pustaka dari buku dengan dua penulis, Grameds tentu saja harus mengetahui apa yang dimaksud dengan daftar pustaka dan mengapa daftar pustaka ini penting dalam sebuah karya ilmiah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daftar pustaka dapat didefinisikan sebagai sebuah daftar yang berisi mengenai judul buku, nama penulis, nama penerbit dan lain sebagainya berada pada akhir karangan atau buku serta disusun berdasarkan abjad.
Dari pengertian daftar pustaka menurut KBBI tersebut, sebenarnya sudah dapat disimpulkan tentang apa itu daftar pustaka secara umum. Tetapi ada beberapa hal penting dari daftar pustaka yang perlu Grameds pahami.
Pertama, daftar pustaka tidak hanya berisi daftar buku saja, tetapi juga memuat sumber dari media lain yang digunakan oleh penulis dalam karya tulisnya. Sumber tersebut, bisa berupa jurnal, artikel, koran, situs web, kamus dan lainnya.
Poin kedua, daftar ini memiliki fungsi sebagai penjejak kutipan. Jadi, artinya setiap seorang penulis mengambil kutipan dari hasil pemikiran orang lain atau karya orang lain, maka harus ada penanda dari kutipan tersebut.
Penanda dari kutipan yang ada dalam teks perlu menyertakan identitas sumber pada daftar pustaka. Oleh karena itulah, salah satu fungsi dari daftar pustaka adalah sebagai indikator plagiarisme.
Ketiga, daftar pustaka memiliki peraturan penulisan secara baku. Ada tiga standar internasional dalam penulisan daftar pustaka yaitu APA, CMS dan MLA. Tetapi ada pula penulisan daftar pustaka yang disesuaikan dengan Pedoman Umum Bahasa Indonesia (PUEBI).
Format penulisan atau gaya sitasi pada daftar pustaka secara internasional tersebut juga memiliki fungsi dan digunakan pada hasil karya ilmiah keilmuan tertentu.
Tiga gaya sitasi dalam penulisan daftar pustaka, di antaranya adalah Modern Language Association (MLA) yang digunakan untuk bidang ilmu bahasa, humaniora, seni, linguistik dan filosofi.
Gaya sitasi kedua adalah American Psychological Association (APA) yang digunakan untuk bidang ilmu pendidikan, sains, teknik. Terakhir ada Chicago Manual Style (CMS) digunakan untuk bidang ilmu sejarah, humaniora dan lainnya.
Daftar pustaka juga memiliki istilah lain yang populer di antaranya adalah referensi, sumber pustaka, rujukan dan pranala. Jadi, jika Grameds membaca karya ilmiah tanpa daftar pustaka, mungkin sumber rujukan ditulis dengan istilah yang berbeda.
Seperti yang dijelaskan di awal, bahwa menulis daftar pustaka ini memiliki beberapa manfaat untuk penulis serta pembaca lainnya. Daftar pustaka dapat menjadi petunjuk bahwa data yang ada pada karya tulis tersebut adalah data yang benar.
Manfaat lain dari penulisan daftar pustaka ialah sebagai bentuk terimakasih seorang penulis yang telah menggunakan ide dan pemikiran dari penulis lainnya, sehingga karya tulis yang ia susun menjadi lebih sempurna.
Tujuan Penulisan Daftar Pustaka
Selain beberapa manfaat dari menyusun daftar pustaka tersebut, ada pula tujuan dari penulisan daftar pustaka. Apa saja? Simak penjelasannya berikut:
1. Terhindar dari tuduhan melakukan plagiasi atau penjiplakan
Tujuan dari penulisan daftar pustaka adalah karya tulis yang Grameds susun terhindar dari tuduhan plagiasi atau penjiplakan. Daftar pustaka akan mencantumkan sumber-sumber yang membuat tulisan Grameds menjadi lebih kuat atau kredibel.
Mencantumkan sumber rujukan dengan lengkap dan mengutip ide seseorang dengan baik akan membuat Grameds terhindar dari permasalahan mengenai hak cipta.
2. Menghargai ide dari penulis sebelumnya
Ketika Grameds menuliskan sumber rujukan secara lengkap pada daftar pustaka, sebenarnya Grameds telah memberikan penghargaan pada ide dan pemikiran dari penulis sebelumnya.
Menyertakan daftar pustaka secara lengkap juga menjadi bentuk pengakuan bahwa Grameds menyetujui apa ide, pemikiran, penemuan atau argumen dan analisa dari penulis tersebut.
3. Membantu pembaca lain untuk menelusuri sumber dengan lebih mudah
Penulisan daftar pustaka juga bertujuan untuk membantu penulis atau peneliti lainnya. Ketika penulis muda akan memperbaharui penelitian, tentu ia harus mencari sumber terpercaya untuk membuat karya tulisnya lebih berkualitas.
Akan tetapi, proses riset dan mencari sumber rujukan tentunya tidak mudah. Proses mencari sumber rujukan ini akan menjadi lebih dengan menelusuri sumber yang ada pada daftar pustaka karya ilmiah tertentu.
Tidak seperti karya tulis yang lainnya, karya tulis ilmiah yang disusun untuk menyajikan hasil penelitian harus ditulis berdasarkan etika dan teknik penulisan khusus. Karya tulis ilmiah ditulis dengan pakem yang telah ditetapkan secara nasional dan internasional.
Pemilihan bahasa yang digunakan pun tidak bisa sembarangan, begitu pula dengan cara mengutip serta mencantumkan sumber pada daftar pustaka. Dikarenakan pakem-pakem inilah, beberapa orang mungkin akan merasa kesulitan dalam proses penyusunan karya ilmiah.
Namun sebenarnya Grameds bisa belajar menyusun karya tulis ilmiah dengan membaca buku-buku teknik penulisan karya ilmiah seperti Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah. Buku satu ini cocok untuk Grameds yang baru belajar mulai menulis karya ilmiah, tersedia dalam format EBook, buku ini mudah diakses kapan saja dan dapat dibeli di gramedia.com!
Urutan Menulis Daftar Pustaka Secara Umum
Meskipun penulisan daftar pustaka memiliki format yang berbeda-beda, tetapi secara umum ada beberapa informasi yang harus hadir dan ditulis berdasarkan urutan berikut ini.
Urutan ini lebih baik Grameds hafalkan agar lebih mudah dalam proses penulisan daftar pustaka. Berikut urutan informasi yang harus tercantum ketika menyusun daftar pustaka:
1. Nama penulis
Informasi pertama yang harus Grameds cantumkan ketika sedang menyusun daftar pustaka adalah nama penulis. Cara menulisnya adalah dengan membalik nama yaitu menulis nama belakang lebih dahulu baru diikuti dengan inisialnya.
Setelah menulis nama belakang, Grameds perlu menyertakan dengan tanda koma (,) dan baru menuliskan nama depan atau inisial penulis. Contohnya Utami, Ayu. Hirata, Andrea dan lain sebagainya.
Lalu, bagaimana jika sumber yang Grameds rujuk tidak mencantumkan nama penulis? Dalam kasus semacam ini, Grameds hanya perlu mencantumkan judul buku diikuti dengan tahun serta tempat terbitnya.
Apabila ada dua nama penulis yang tertera pada sumber tersebut, Grameds hanya perlu membalik nama penulis pertama saja dan kemudian menulis nama penulis kedua seperti biasanya.
Sementara itu apabila sumber yang digunakan memiliki tiga nama penulis atau bahkan lebih, Grameds perlu mencantumkan nama penulis pertama dan kemudian diikuti dengan menulis dkk. Contohnya Utami, Ayu. dkk.
2. Tahun terbit
Setelah menulis nama penulis dengan benar, selanjutnya Grameds perlu menuliskan tahun terbit dengan menggunakan tanda kurung dua. Contohnya Utami, Ayu. (2020).
3. Judul buku
Ketika menulis judul buku atau judul sumber rujukan pada daftar pustaka, Grameds perlu menuliskan judul dengan lengkap tanpa mengurangi atau menyingkat.
Selain itu, judul buku pada daftar pustaka juga perlu dituliskan dengan huruf miring atau italic. Contohnya Utami, Ayu. (2012). Cerita Cinta Enrico.
4. Tempat terbit
Urutan keempat adalah menyertakan tempat terbit dari buku tersebut. Tempat terbit dituliskan setelah informasi judul buku dan diberikan tanda titik dua (:) setelahnya.
Contohnya: Utami, Ayu. (2012). Cerita Cinta Enrico. Jakarta:
5. Nama penerbit
Informasi terakhir yang harus ditulis pada daftar pustaka adalah nama penerbit dari buku atau artikel yang digunakan sebagai sumber rujukan. Jika sumber yang digunakan bukan buku seperti artikel online atau jurnal, maka Grameds perlu menyertakan nama jurnal, volume dan lainnya.
Menulis sebuah karya ilmiah memang tidak semudah menulis artikel populer, sebab penulisan karya ilmiah harus memenuhi pakem tertentu dan persyaratan tertentu sehingga akan menghasilkan artikel yang dinilai kredibel dan dapat dipercaya.
Oleh karena itulah, proses penyusunan karya ilmiah biasa memakan banyak waktu. Selain karena dibutuhkan waktu penelitian yang lama, penulis baru biasanya tidak hafal dengan etika dan teknik, sehingga proses editing pun memakan waktu.
Jika Grameds dalam proses belajar menyusun laporan atau karya ilmiah, Grameds bisa membeli buku Panduan Praktis Menulis Karya Ilmiah yang dapat dijadikan sebagai buku saku ketika sedang menyusun karya ilmiah. Tentu saja, buku ini bisa dibeli di gramedia.com!
Cara Menulis Sumber Kutipan
Demi terhindar dari dugaan plagiasi, bukan hanya daftar pustaka saja yang harus diperhatikan, tetapi cara menulis kutipan pun perlu diperhatikan agar tidak terdeteksi sebagai plagiasi.
Apabila dibedakan dari cara mengutipnya, kutipan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kutipan tidak langsung dan kutipan langsung. Berikut penjelasannya:
1. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah ketika Grameds mengambil ide orang lain dan merangkai dengan kalimat sendiri. Apabila menggunakan kutipan tidak langsung, maka Grameds tidak menulis kalimat yang sama atau persis dari karya yang dikutip.
2. Kutipan langsung
Berbeda dengan kutipan tidak langsung, kutipan langsung ditulis dengan kalimat sama persis dengan aslinya. Maka artinya, penulis tidak mengubah kalimat asli dari karya yang dikutip.
Pada kutipan langsung ini, ada dua jenis kutipan di antaranya adalah kutipan langsung panjang serta kutipan langsung pendek.
Pada kutipan langsung pendek, panjang kalimat tidak boleh lebih dari 40 kata untuk APA style dan tidak boleh lebih dari 4 baris untuk MLA style.
Sementara itu, pada kutipan langsung panjang, kalimat boleh lebih dari 40 kata untuk APA style dan boleh lebih dari 4 baris untuk MLA style. Cara menuliskannya adalah dengan memberikan tanda kutip pada kutipan langsung.
Sederhananya, cara menulis kutipan hanya dibagi menjadi dua, tetapi ada teknik khusus untuk model sitasi yang Grameds gunakan. Untuk model sitasi, Grameds bisa mendiskusikan dengan pembimbing atau mengikuti instansi karya ilmiah tersebut akan terbit.
Agar lebih jelas, Grameds bisa membaca buku teknik penulisan karya ilmiah yang menyertakan penjelasan tentang etika dan teknik yang benar. Sebagai #SahabatTanpaBatas, tentunya gramedia.com menyediakan buku cara menulis karya ilmiah!
Grameds juga bisa mencari buku menarik lain di gramedia.com karena Gramedia selalu menyediakan segala kebutuhan Grameds, jadi tunggu apa lagi? Segera beli bukunya sekarang juga!
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: khansa
Sumber:
Baca juga:
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien