Contoh Cerpen Singkat – Cerpen adalah salah satu karya sastra yang memiliki beragam kisah menarik. Sama halnya dengan novel, cerita yang ditulis dalam cerpen memiliki sifta naratif. Di mana, cerpen menceritakan mengenai kisah satu tokoh atau lebih yang ditulis dengan alur yang lebih ringkas, sehingga tak memerlukan waktu lama untuk menyelesaikannya.
Walaupun lebih sederhana dan ringkas, tetapi cerpen tetap memberikan hiburan yang menarik bagi para pembacanya. Biasanya, Grameds dapat menemukan tulisan cerpen yang dimuat di dalam surat kabar di edisi tertentu. Selain itu, ada juga kumpulan cerita pendek yang dicetak dan dijadikan satu ke dalam satu buku sehingga lebih praktis untuk dibaca.
Bagi Grameds yang memiliki hobi menulis, tentu ini bisa dijadikan sebagai peluang tersendiri untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Dalam hal ini, Gramedds dapat menulis cerpen untuk dikirimkan pada majalah maupun redaksi surat kabar. Grameds juga bisa membuat karya cerpen dalam jumlah yang banyak untuk dikirimkan ke penerbit buku dan diseleksi, lalu akhirnya dicetak untuk dijual.
Meski demikian, bila Grameds masih pemula dalam hal ini, maka wajib memahami seperti apa contoh cerpen singkat serta unsur intrinsiknya. Dengan memahami contoh cerpen singkat dan unsur intrinsiknya dengan lengkap, Grameds dapat mengetahui mengenai cara penulisan cerpen yang benar dan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Dari berbagai sumber, berikut rangkuman dari beberapa contoh cerpen singkat serta unsur instrinsiknya. Yuk, mari disimak!
Table of Contents
Contoh Cerpen Singkat: Baik Luar Dalam
Di suatu siang yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Lisa dan Yeni yang sedang mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Lisa. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun menjadi sangat hening.
Lalu, datanglah teman Lisa yang bernama Rosi di depan rumahnya. Akan tetapi, Lisa sendiri seakan tak memperhatikan kehadiran Rosi tersebut.
“Lisa, itu di depan pintu ada Rosi yang sudah menunggu kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi Rosi menunggu kita.” Ujar Yeni yang sedang mengerjakan tugas di rumah Lisa.
“Bi, tolong bilang ke Rosi yang ada di depan rumah jika aku sedang pergi atau bilang lagi tidur gitu ya.” Pinta Lisa kepada orang yang dipanggilnya Bibi, orang yang bekerja sebagai ART di rumahnya.
“Baik non, akan Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.
“Eh Lisa, kenapa kamu bersikap seperti itu kepada Rosi? Padahal kan Rosi pastinya sudah datang jauh-jauh untuk datang ke sini, kenapa malah kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik kok Lis.” Ujar Yeni yang mencoba menasehati Lisa.
“Kamu itu gak paham sama Rosi apa Yen, dari luarnya memang dia tampak seperti orang yang baik, ramah dan juga manis. Akan tetapi, masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang dengan semudah itu saja, Rosi itu sekadar tampak manis di luar, tetapi di dalamnya sangat pahit tahu.” Jawab Lisa dengan tatapan yang sinis.
“Loh, pahit gimana maksudnya Lis?” Balas Yeni yang masih merasa bingung dengan jawaban Lisa.
“Tahu gak sih kamu Yen, Rosi itu sering banget lho membicarakan keburukan orang lain. Bahkan, dia juga sering banget membicarakan keburukan temannya sendiri di belakangnya. Pokoknya bakal banyak banget deh kalo harus dijelasin.” Jawab Lisa dengan nada yang sinis.
“Rosi itu sangat berbeda dengan kamu, Yen. Meskipun kamu itu judes dan sering ceplas-ceplos kalau sedang ngobrol sama aku, tetapi setidaknya kamu memiliki hati yang tulus, Yen. Menurutku, kamu bukan tiper sahabat yang baik di luarnya saja, tetapi di dalamnya busuk. Dalam hubungan pertemanan, aku tak memerlukan penampilan luar dari seseorang, Yen” Jelas Lisa panjang lebar kepada Yeni.
Unsur Intrinsik Cerpen Baik Luar Dalam
- Tema: Persahabatan.
- Alur/plot: Maju.
- Setting: Rumah Lisa, depan rumah, siang hari yang cerah, sinis.
- Tokoh: Lisa, Yeni, Rosi, dan Bibi pembantu rumah.
- Watak: Lisa (protagonis), Rosi (antagonis), Yeni (netral).
- Sudut pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
- Amanat: Dalam menjalin pertemanan, kita harus selalu baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan orang lain.
Contoh Cerpen Singkat: Menemukan Dompet
Dalam waktu belakangan ini, aku sangat bingung dalam mencari pekerjaan. Berkas lamaran kerja yang telah aku masukkan ke beberapa perusahaan, masih belum membuahkan hasil yang kuinginkan.
Hari-hariku menjadi terasa hambar, tiap hari kegiatan yang kulakukan hanyalah luntang lantung tidak jelas. Setiap hari aku merasa kebingungan, ingin mencoba membuka usaha, tetapi modal belum ada.
Di suatu pagi yang cerah, aku berjanjian dengan teman lamaku untuk menceritakan mengenai permasalahan yang kualami ini.
Saat aku sedang berada dalam perjalanan untuk ke rumah temanku, samar-samar aku melihat dompet berwarna cokelat yang tergeletak di samping jalan, tepatnya di trotoar.
Karena tingginya rasa penasaran, aku pun mencoba untuk memastikannya dan ternyata memang benar bahwa itu adalah sebuah dompet berwarna cokelat. Lalu, aku pun membuka isi dari dompet tersebut.
Alangkah terkejutnya diriku ketika mendapati bahwa dompet tersebut berisikan KTP, SIM, surat-surat penting, kartu kredit, kartu ATM, dan uang yang berjumlah lumayan banyak. “Wah, alhamdulillah. Rejeki nih.” Ujarku dalam hati.
Walau demikian, aku berubah pikiran dan memiliki inisiatif untuk mengembalikan dompet tersebut ke alamat pemilik yang ada di KTP tersebut. Setelah itu, aku pun melanjutkan perjalanan ke rumah temanku, lalu menceritakan seluruh permasalahan dalam hidupku.
Setelah semua urusan dengan temanku selesai, aku langsung berangkat untuk menuju ke alamat yang tertera di dalam KTP tersebut untuk mengembalikan dompet cokelat ini.
Aku pun mencari-cari alamat dan nama dari pemilik dompet yang sesuai dengan KTP.
Setelah sampai dengan alamat yang tertera di dalam KTP, aku pun memberanikan diri untuk mengetuk dan bertanya ke orang yang berada di dalam. “Permisi pak. Mohon maaf, ingin bertanya. Apa benar ini rumahnya Pak Aan?” Tanyaku pada orang yang berada di halaman rumah itu.
“Iya benar, mas. Anda siapa? Dan sekiranya ada keperluan apa?” Jawab bapak paruh baya yang sepertiny adalah tukang kebun sembari menimpali pertanyaan untukku.
“Oh perkenalkan, saya Galih, saya ingin bertemu dengan Bapak Handy, saya memiliki urusan yang sangat penting dengan beliau.” Jawabku setelah memperkenalkan diri.
Kebetulan sekali, ternyata Pak Aan berada di rumah dan aku diminta untuk masuk ke dalam ruang tamu. Lalu aku pun duduk sembari sedikit mengagumi keindahan rumahnya.
Setelah bertemu dengan Pak Aan, aku mengatakan maksud serta tujuanku sambil menyerahkan dompet cokelat yang aku temukan di jalan, lengkap dengan semua isinya.
Karena penasaran denganku, beliau bertanya “Kamu tinggal di mana, dik? Dan kerja di mana?”
“Saya tinggal di desa Maju Sari, Pak. Kebetulan, untuk sekarang saya juga masih menganggur. Masih menunggu beberapa panggilan kerja, tetapi sudah beberapa bulan belum ada kabar, pak.” Jawabku dengan jujur.
“Memangnya kamu lulusan apa?” Tanya Pak Aan.
“S1 jurusan Manajemen Bisnis, pak” Jawabku.
“Kalau begitu, besok kamu datang saja ke perusahaan saya, dik. Kebetulan perusahaan sedang memerlukan staff administrasi. Ini kartu nama saya, bila adik tertarik, besok tinggal datang saja ke kantor dan bilang kalo saya yang menyuruh” Jawab Pak Aan.
“Wah ini beneran, pak?” Tanyaku yang seakan masih kurang percaya.
“Iya, dik. Saya sangat memerlukan karyawan yang jujur dan penuh dedikasi seperti kamu, jika kamu memang bukan orang yang baik, pasti uang saya yang ada di dalam dompet ini sudah kamu ambil dan tinggal buang dompetnya. Akan tetapi, kamu lebih memilih untuk mengembalikannya.” Pungkas Pak Aan.
“Jika begitu terima kasih banyak, Pa. Besok, saya akan langsung datang ke perusahaan bapak dan menyiapkan semua surat dan dokumen lamarannya.” Jawabku dengan penuh rasa semangat.
Lalu, aku pun berpamitan untuk pulang dan menyiapkan semua kebutuhan untuk besok. Aku sendiri masih tidak percaya dan masih belum yakin dan merasa bahwa ini adalah suatu keajaiban.
Unsur Intrinsik Cerpen Menemukan Dompet
- Tema: Kehidupan bersosial
- Tokoh: Galih dan Pak Aan
- Alur: Maju
- Latar: Trotoar, Rumah Pak Aan, Sedih, dan Bahagia
- Gaya bahasa: Lugas
- Sudut pandang: Orang Pertama
- Amanat: Kejujuran adalah suatu sifat yang sangat mulia dan orang yang jujur akan mendapatkan balasannya tersendiri
Contoh Cerpen Singkat: Hafalan Alex
“Pancasila, Satu ketuhanan yang maha Esa. Dua, Kemanusiaan bagi seluruh rakyat Indonesia,”
Suara lantang Alex ditertawakan dan diteriaki oleh semua murid di kelas. Lantaran, ia salah ketika menyebutkan sila kedua yang tercantum dalam Pancasila. Bu Yati selaku guru kelas 4 SD pun menggelengkan kepala, tetapi sambil tersenyum.
Materi mengenai Pancasila telah dijelaskan sejak dua minggu yang lalu. Akan tetapi, Alex masih belum juga hafal. Padahal, semua teman yang lain semuanya sudah berhasil menghafalkan Pancasila.
“Tidak apa-apa, Alex. Kamu hafalkan lagi ya. Sekarang kamu boleh duduk di bangkumu” Bu Yati berbicara dengan lembut.
Alex tidak bergeming. Ia tetap berada di depan kelas, tepatnya di samping meja Bu Yati. “Akan tetapi, Bu, berarti aku bukan warga negara yang baik dong? Aku kan nggak hafal Pancasila?”
Bu Yati pun tersenyum kembali, lalu ia berbicara serta memberikan penjelasan.
“Orang yang hafal Pancasila belum tentu dapat mengamalkannya dengan baik dan benar. Warga negara yang baik, tak sekadar mampu menghafal, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila dengan baik dan benar. Contohnya, bisa aja Mamar sudah berhasil menghafal Pancasila, tetapi dia masih malas beribadah dan senang berbohong. Nah, hal seperti itu yang tidak mencerminkan nilai Pancasila dari sila yang pertama.”
Alex mengangguk sebagai tanda paham, lalu teman-teman sekelasnya pun turut mengangguk. Lantas, semua murid pun kembali ke tempat duduk untuk mengikuti pelajaran hingga waktu belajar selesai.
Saat jam sekolah telah usai, Alex mengajak Mamat untuk segera keluar kelas. Mereka tidak buru-buru pulang, tetapi pergi ke mushola sekolah untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur. Bu Yati yang melihat mereka dari kejauhan pun tersenyum dengan penuh rasa bangga.
Unsur Intrinsik Hafalan Alex
- Tema: Pendidikan karakter anak
- Tokoh: Alex, Bu Yati, Mamat
- Penokohan: Alex (polos, pelupa, ingin tahu banyak hal), Bu Yati (Baik hati, sabar, dan ramah), dan Mamat (agak bandel, tetapi penurut)
- Latar: di dalam kelas, pagi hari
- Alur cerita: maju
- Sudut pandang: orang ketiga karena ditandai dengan menggunakan kata ganti seperti ‘ia’ dan ‘dia’
- Amanat: Pendidikan Pancasila harus ditanamkan sejak dini dan setiap warga negara harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila merupakan cara menjadi warga negara yang baik.
Baca juga:
- 5 Contoh Cerpen Persahabatan yang Patut Disimak
- 25 Rekomendasi Buku Kumpulan Cerpen Keren Buat Kamu
- Cara Membuat Cerpen Mudah Bagi Pemula [Lengkap]
- 9 Contoh Cerpen Motivasi, Anak, Lucu, Kehidupan, Pendidikan, dan Persahabatan
- Review Singkat Outliers (Rahasia di Balik Kesuksesan) Karya Malcolm Gladwell
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien