Crowdfunding – Di zaman yang serba mengandalkan teknologi dan internet ini, sebagai pemilik bisnis UKM maupun kamu yang sedang membuka usaha baru. Baik itu startup dan usaha lainnya yang membutuhkan modal dari pendanaan bersama. Crowdfunding bisa jadi salah satu solusinya.
Crowdfunding merupakan pendanaan yang dananya dikumpulkan dari banyaknya orang yang tertarik dan meminati gagasan dari suatu kegiatan atau usaha yang sedang dibangun. Dengan kemudahan internet, kini marak sosial media dan situs crowdfunding yang kian bermunculan karena memanfaatkan teknologi yang dapat mempertemukan jaringan luas orang-orang.
Prosesnya pun dianggap lebih mudah dan bisa diperoleh dengan cepat. Selain itu, crowdfunding memungkinkan penyatuan dana para investor dan pengusaha dengan potensi untuk meningkatkan kegiatan atau bisnis yang dijalani. Crowdfunding menciptakan peluang bagi para pebisnis untuk mengumpulkan investor yang mau menanamkan dananya pada gagasan atau bisnis yang ditawarkan.
Menarik sekali ya, Teman Grameds. Nah, kalau Teman Grameds mau mengembangkan bisnis dengan crowdfunding. Ada baiknya kamu pelajari terlebih dahulu, apa itu crowdfunding, jenis-jenisnya, hingga manfaat dan bagaimana sih cara kerja crowdfunding.
Table of Contents
Pengertian Crowdfunding
Crowdfunding berasal dari kata crowd yang berarti keramaian dan secara tersirat memiliki makna sejumlah besar orang, dan funding yang artinya pengumpulan dana. Dengan begitu, crowdfunding adalah salah satu teknik pengumpulan dana yang dilakukan oleh banyak orang dan nantinya dana tersebut akan dipakai untuk tujuan suatu kegiatan atau bisnis.
Dalam Bahasa Indonesia, crowdfunding disebut dengan urun dana. Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urun dana adalah pendanaan suatu usaha, proyek, dan sebagainya yang melibatkan masyarakat, biasanya melalui jejaring internet.
Di Indonesia, yang menjadi salah satu situs pelopor crowdfunding adalah kitabisa.com. Situs tersebut telah membantu banyak yayasan panti sosial hingga perorangan yang kekurangan dana untuk menyelesaikan proyeknya.
Jenis-Jenis Crowdfunding
Terdapat empat jenis urun dana yang perlu kamu ketahui.
1. Equity Crowdfunding
Equity crowdfunding atau crowd-investing dan biasa disingkat ECF adalah jenis pendanaan dengan menawarkan saham kepada investor. ECF memang paling cocok untuk sartup maupun bisnis menengah yang membutuhkan modal besar.
Dalam crowd-investing, sistemnya dibuat agar kamu sebagai pihak pemilik bisnis untuk menawarkan saham perusahaan dengan jumlah target dana dalam kurun waktu yang ditentukan.
Nantinya, investor dapat membeli saham perusahaan mu pada platform yang kamu gunakan. Kemudian, dengan ketentuan pada platform tersebut, semua dana akan tercatat dan sudah mencapai target atau belum.
Jika dilihat, sistem equity crowdfunding memang sedikit rumit. Namun, dengan menggunakan sistem ini, kamu mampu menggalang dana dalam jumlah besar.
Akan tetapi, urun dana jenis ini juga menuntut pemilik bisnis untuk mengembalikan investasi dari pengembangan bisnis yang sudah dilakukan. Sama halnya seperti investasi saham, kamu akan membagikan laba bisnis sesuai porsi dana yang diberikan oleh masing-masing investor.
2. Donation Crowdfunding
Dari namanya sudah dapat kita ketahui, bahwa crowdfunding yang satu ini mengumpulkan dana menggunakan sistem donasi. Biasanya, urun dana jenis ini dimanfaatkan untuk bantuan sosial, seperti pemberian bantuan bencana, pembangunan panti sosial, orang sakit yang tidak mampu, dan berbagai keperluan lain.
Untuk pengajuannya pun cukup mudah, kamu hanya perlu memanfaatkan platform seperti kitabisa.com. Kamu dapat menjelaskan kepada publik seperti apa bisnis yang tengah kamu jalankan, manfaatnya, produk yang ingin dibuat serta potensi bisnis mu kedepannya. Kamu juga perlu mengatur jumlah target dana yang dibutuhkan dalam batas waktu tertentu.
Jika kamu menggunakan donation crowdfunding untuk keperluan bisnis mu. Maka kamu perlu memiliki produk terkait pelestarian lingkungan, atau apapun itu yang dapat memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga orang-orang pun akan tergerak untuk ikut serta berdonasi membantu bisnis mu.
3. Reward Crowdfunding
Jenis urun dana ini memiliki kemiripan dengan Equity Crowdfunding. Perbedaannya, yaitu dalam ECF sang pemberi dana akan mendapat keuntungan berupa saham, sedangkan pada Reward Crowdfunding keuntungannya berupa penawaran, mulai dari potongan harga, keanggotaan eksklusif, layanan gratis uji coba, produk pra-rilis, dan sebagainya.
Reward crowdfunding adalah jenis pendanaan yang menggunakan hadiah untuk menarik para pemberi dana atau investor. Itulah kenapa sistem reward cocok digunakan oleh pebisnis kecil atau startup yang baru dirintis.
Dengan adanya hadiah, para investor akan merasa menjadi bagian dari pengembangan awal bisnis mu. Selain itu, hadiah berupa merchandise juga bisa kamu gunakan sebagai salah satu upaya branding bisnis.
Bagi beberapa orang, penawaran-penawaran tersebut sangat menarik, lho. Kamu pun dapat menggunakan strategi level reward, sehingga investor semakin semangat memberikan dana lebih besar lagi.
4. Debt Crowdfunding
Jenis crowdfunding ini lebih mirip dengan jasa peminjaman uang. Sistemnya, yaitu pencari pinjaman akan datang ke peminjam, dan meminjam uang untuk keperluan usaha atau bisnis. Setelah ada keuntungan, peminjam pun akan dapat kembalian berupa insentif, seperti bunga.
Sistem ini juga mirip dengan P2P (peer-to-peer) Lending. Namun, ada yang membedakan antara Debt Crowdfunding dan P2P Lending. Dalam crowdfunding, dana yang didapat berbentuk donasi, melibatkan tiga pihak (pemilik bisnis, pemberi dana, penyedia platform), dan penggalangan dananya bersifat sosial.
Sementara P2P Lending danaya merupakan pinjaman dengan bunga yang sudah ditentukan, melibatkan kreditur dan debitur, serta jika dilakukan secara online tidak harus mempertemukan kedua pihak secara langsung.
Contoh debt crowdfunding, misalnya kamu memiliki bisnis dan mengajukan debt crowdfunding dengan target Rp. 100 juta. Ketika bisnis mu telah mendapat keuntungan lebih dan memiliki cukup dana yang terkumpul. Maka kamu harus mengembalikan dana pinjaman awal tersebut sesuai dengan tenor, ditambah bunga yang sudah ditentukan.
Alur Kerja Crowdfunding
1. Membuat Proposal Usaha
Buatlah proposal usaha yang menarik, informatif, dan interaktif agar orang lain tertarik untuk menanamkan modal pada bisnis mu. Dengan begitu, informasi yang kamu berikan dalam proposal dapat diterima dengan baik oleh mereka yang akan menjadi investor.
Informasi yang dicantumkan pada proposal usaha mu juga harus lengkap. Mulai dari jenis usaha, proses manajemen, proses pemasaran, serta tujuan utama bisnis yang akan kamu rintis. Kamu pun bisa menyajikan proposal usaha mu melalui teks, gambar, maupun video, seperti company profile.
2. Mendaftar pada Platform Crowdfunding
Nah, setelah membuat proposal usaha, kamu tinggal mencari platform crowdfunding yang terpercaya dan memiliki regulasi yang resmi untuk mendaftarkan proposal milikmu.
3. Pantau Perkembangan Proposal yang Diajukan
Selanjutnya, jangan lupa untuk terus memantau perkembangan dari proposal usaha yang kamu daftarkan. Karena, jika ada investor yang mengajukan pertanyaan terkait usaha maupun bisnismu, kamu pun dapat segera membalasnya dengan jawaban yang singkat, padat, dan jelas. Dengan begitu, para pemilik modal yang tertarik akan semakin yakin untuk berinvestasi pada usaha atau bisnis mu.
Nah, sampai sini, kamu sudah mengenal dan mempelajari berbagai jenis crowdfunding yang ada di Indonesia beserta alur kerjanya. Namun, jangan lupa, setiap sistem pendanaan tentu memiliki kelebihan dan adanya resiko. Lalu bagaimana dengan crowdfunding?
Kelebihan Crowdfunding
Crowdfunding telah menjadi cara pengumpulan dana yang paling banyak digunakan untuk merintis bisnis atau startup karena kelebihannya, seperti:
1. Membuat Bisnis Dikenal Lebih Cepat
Kamu perlu menjelaskan rencana pengembangan bisnis mu kepada publik untuk mendapatkan pendanaan dalam melakukan crowdfunding. Dengan begitu, akan semakin banyak orang yang tahu dan semakin besar pula kemungkinan dana yang diterima.
Selain menggunakan satu platform pendanaan, kamu juga bisa menggunakan sebuah website, media sosial dan media alternatif lainnya untuk menginformasikan kampanye crowdfunding milikmu.
2. Memikat Investor Potensial
Crowdfunding dapat membuka potensi untuk mempertemukan pemilik bisnis dengan calon investor yang cocok. Apalagi kalau ide bisnismu unik, menarik, dan memiliki potensi yang menjanjikan, tentu akan banyak orang yang bersedia berinvestasi. Melalui crowdfunding, calon investor juga dapat mempelajari bisnismu dan peluang keuntungannya.
3. Proses Pengajuan yang Mudah
Pengajuan kampanye crowdfunding sendiri pun cukup mudah karena bisa dilakukan secara online. Kamu juga tak upaya mengunjungi tiap calon investor yang potensial satu per satu.
4 Dapat Menentukan Sistem Crowdfunding
Kelebihan lainnya, yakni kamu bisa menentukan sistem pendanaan untuk bisnismu. Kalau bisnismu berfokus pada manfaat sosial, kamu dapat menggunakan sistem donation crowdfunding karena bisa menggugah sisi empati sosial para donatur.
Kemudian, jika startup atau bisnis yang kamu geluti sudah mulai berkembang dan ingin mendapatkan dana lebih besar secara cepat. Kamu bisa gunakan equity crowdfunding. Namun, pastikan bisnismu berhasil meraup keuntungan, sehingga mampu berbagi dengan investor, ya.
Singkatnya, semua jenis crowdfunding yang sudah kita pelajari tadi, bisa kamu gunakan sesuai dengan kebutuhan bisnismu.
5. Mengurangi Kompetisi
Tak perlu berkompetisi dengan perusahaan yang sudah memiliki kredibilitas dan ternama. Dengan menggunakan crowdfunding, ini bisa menjadi solusi fase awal untuk pendanaan bisnismu. Hal itu karena dalam crowdfunding, kamu dapat menggalang dana untuk bisnis apapun hanya bermodal ide dan potensi bisnis saja.
6. Membangun Basis Konsumen
Untuk dapat menggalang dana, tentunya produk atau layanan bisnismu harus bisa diterima oleh target pasar. Nah, melalui kampanye crowdfunding yang dapat dilakukan baik di platform khusus ataupun media sosial. Informasi tentang bisnismu pun akan terlihat oleh siapapun, baik penggalang dana, investor, hingga konsumen yang potensial.
Resiko Crowdfunding
Crowdfunding pun memiliki beberapa resiko yang wajib diperhitungkan.
1. Tidak Mencapai Target Dana
Keberhasilan crowdfunding sangat bergantung pada kerelaan para investor untuk membantu mengembangkan bisnismu. Meskipun informasi yang disampaikan sudah menarik dan cukup jelas, tak memungkiri untuk tidak adanya dana yang berhasil didapat. Dalam riset yang dilakukan oleh Statista, pendanaan yang sukses di platform crowdfunding Kickstarter pada Juli 2021 hanya berkisar 38,92 persen.
Itu artinya, tidak semua bisnis yang berkampanye mengumpulkan dana akan berhasil memenuhi target. Kemudian, resiko kegagalan bisnis pun akan semakin besar karena proses produksi dapat tertunda atau berhenti.
2. Ide Bisnis Rentan Dicuri
Ketika melakukan crowdfunding, kamu juga perlu menjelaskan detail ide bisnismu ke publik, mengapa bisnismu ini unik dan berbeda dari yang lain. Karena bukan hanya calon investor yang akan mengetahui informasi tersebut, tapi juga kompetitor yang secara tak langsung mengamati pendanaan pada platform penyedia crowdfunding.
Nah, skenario terburuknya, jika kompetitor ternyata memiliki cukup dana untuk menciptakan bisnis yang ingin kamu rintis. Bisa jadi kamu kalah cepat dengan mereka. Apalagi ditambah ternyata penggalangan dana mu tidak membuahkan hasil.
Untuk menghindari hal tersebut, kamu bisa mendaftarkan hak cipta dari produk yang akan dibuat. Sayangnya, kebanyakan pebisnis pemula masih terfokus pada uji coba produksi, dan belum menentukan paten mereka. Jadi, pertimbangkan juga ya risiko yang satu ini kalau kamu ingin menggunakan crowdfunding sebagai solusi awal bisnismu.
3. Keamanan Platform Crowdfunding
Meskipun telah banyak platform crowdfunding yang bermunculan. Pastikan platform tersebut aman digunakan sebelum kamu mulai menggelar kampanye penggalangan dana. Karena nantinya, semua data bisnis dan investor mu akan tersimpan di sana.
Kalau platform crowdfunding yang kamu gunakan tidak memiliki keamanan yang tinggi, datamu bisa jadi sasaran empuk kejahatan digital. Di Indonesia, beberapa platform yang sudah terverifikasi dan mempunyai keamanan yang baik, yaitu GandengTangan dan Akseleran. Sedangkan di luar negeri ada KickStarter, Indiegogo, dan Fundable.
Contoh Startup yang Sukses Menggalang Dana dengan Crowdfunding
Banyak sekali produk hingga kegiatan yang digalang di berbagai platform crowdfunding menjadi usaha yang sukses dan menguntungkan. Beberapa diantaranya, ada Oculus VR, perusahaan spesialis perangkat keras dan perangkat lunak realitas virtual asal Amerika ini didanai melalui situs crowdfunding.
Singkat cerita di tahun 2012, sang pendiri, Palmer Luckey memilih crowdfunding sebagai pendanaannya untuk membuat headset yang dirancang untuk video game virtual reality. Kampanyenya pun sukses mengumpulkan dana sebesar US$2,4 juta, sepuluh kali lipat dari target awal yang hanya sebesar US$250 ribu. Hingga akhirnya pada Maret 2014, Oculus VR diakuisisi oleh Facebook, Inc. sebesar US$2,3 miliar dalam bentuk tunai dan saham.
Crowdfunding juga salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan M3D lewat kampanyenya di Kickstarter. Perusahaan ini didirikan oleh dua sahabat, David Jones dan Michael Armani yang memproduksi printer 3D kecil. Mereka berhasil menggalang dana sebesar US$3,4 juta untuk printer Micro 3D mereka pada 2014 melalui situs crowdfunding.
Printer 3D mini yang dilengkapi dengan berbagai tinta 3D yang tahan lama milik M3D, kini tersedia di Staples, Amazon.com, Inc (AMZN), Brookstone, dan berbagai e-commerce di belahan dunia.
Kesimpulan
Crowdfunding merupakan upaya pendanaan kolektif untuk mengembangkan suatu bisnis maupun usaha dan sebuah kegiatan acara. Caranya bisa melalui equity, donasi, reward, hingga debt crowdfunding.
Urun dana ini layak dicoba oleh startup atau pebisnis pemula karena memiliki beberapa kelebihan, seperti jangkauannya yang lebih luas, dapat memikat investor potensial, da memiliki proses pengajuan yang mudah. Kita pun dapat menentukan sistem atau jenis crowdfunding yang dibutuhkan, mengurangi kompetisi dengan startup besar, serta mendapat momentum untuk membangun basis konsumen yang kuat.
Namun, di balik kesuksesan crowdfunding juga berawal dari kredibilitas bisnis yang kuat, serta proposal usaha yang unik, menarik, dan informatif, sehingga para investor akan sangat tertarik dengan perkembangan bisnis mu di masa yang akan datang.
Gimana Teman Grameds? Tertarik membangun bisnis dengan crowdfunding? Buat kamu yang mau mempelajari lebih dalam serta mengetahui tips dan trik untuk melakukan urun dana, kamu wajib banget baca-baca buku referensi yang tersedia di Gramedia.com. Selamat belajar!
Penulis: Indah Utami
- Agunan
- Appraisal
- Biaya Ivestasi
- Bisnis MLM
- Bisnis Startup
- Blockchain
- Cash flow
- Capital Gain
- CrowdFunding
- Cryptocurrency
- Contigency Plan
- Delisting
- Dropshipper
- Ekuitas
- Content Marketing
- Fee
- Fidusia
- Franchise
- Gestun
- Invoice
- Inovasi Product
- Investasi Jangka Panjang
- Investasi Leher Ke Atas
- Istilah-istilah Saham
- Lead
- Join Venture
- Kredit Produktif
- Komitmen Mutu
- Kode Refferal
- Konsinyasi
- Keunggulan Komparatif
- komoditas
- Letter Of Intent
- Listing
- Mansion
- Neobank
- Pasar Uang
- Passive Income
- Papperless
- Paypal
- Perbedaan Hedge Fund dan Mutual Fund
- Prospek
- Product Knowledge
- Properti
- Partnership
- Real Estate
- Refferal Marketing
- Refinance
- Relisting
- Return Of Investment
- Ritel
- Right Issue
- Saham
- Sinking Funds
- Short Selling
- Story Telling
- Sales dan Marketing
- Service Excellence
- Social Media Marketing
- Smart Contract
- Subjek Pajak
- Tanah Sengketa
- Tenor
- VUCA
- Coaching
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien