in

Karya-Karya Populer dengan Pesan Feminis yang Inspiratif

sumber foto header: Gramedia Digital

Membicarakan feminisme dapat mencakup banyak hal. Kita bisa berbicara tentang hak-hak perempuan—mencakup hak atas pendidikan, untuk bekerja, mendapatkan penghasilan yang setara, melindungi perempuan dari perkosaan, pelecehan, dan kekerasan domestik.

Kita juga bisa membicarakannya dalam berbagai macam medium: film, tulisan, musik, jurnalisme, dan lain-lain.

Karya-karya yang feminis juga perlu dihadirkan dalam budaya populer, termasuk juga dalam bentuk buku.

Berikut adalah rekomendasi buku-buku feminis yang berbicara tentang pengalaman personal seseorang sebagai perempuan, respons terhadap karya dan kultur di sekitar mereka, hingga yang sifatnya interseksional.

1. 38 and Pregnant

Peluang untuk bisa hamil di atas usia 35 tahun tak semudah ketika perempuan berusia 20 sampai 30-an. Namun, bukan berarti tak mungkin terjadi. Hera Diani, seorang jurnalis dan co-founder The Magdalene, membagikan pengalamannya hamil pertama kali pada usia 38 tahun.

Berjudul 38 and Pregnant, Hera menceritakan tantangan, suka, dan duka—sekaligus turut membongkar persepsi tentang berbahayanya hamil pada usia tua—sembari dikemas secara ringan dan penuh canda.

Cerita dalam buku ini juga didukung oleh ilustrasi karya Adhitya Pattisahusiwa yang minimalis dan menggemaskan.

38 and pregnant_gramedia digital
Beli e-book 38 and Pregnant di sini

 

 

 

2. Bad Feminist

Bad Feminist adalah kumpulan esai yang ditulis oleh Roxane Gay, seorang penulis dan profesor Amerika Serikat.

Roxane Gay seolah sedang mengeksplorasi dirinya sendiri, mempertanyakan bagaimana menjadi seorang feminis ketika juga menyukai dan melakukan hal-hal yang “tidak terlalu feminis”.

Ia banyak membahas karya-karya budaya populer, seperti film Django Unchained dan The Help. Ia juga memperlihatkan feminisme tak hanya meliputi gender, tetapi juga seksualitas, ras, politik, budaya, dan lain-lain.

bad feminist_Gramedia digital
Beli e-book Bad Feminist di sini

 

 

 

3. The Handmaid’s Tale (Kisah Sang Handmaid)

Seperti 1984 karya George Orwell, The Handmaid’s Tale adalah sebuah kisah distopia. Buku karya Margaret Atwood ini mengandaikan hal-hal buruk apa saja yang bisa terjadi jika kekerasan berbasis gender tetap dilanggengkan.

Karakter utamanya, Offred, dijadikan seorang handmaid—yaitu perempuan yang dipaksa untuk melahirkan anak bagi petinggi negara Gilead dan istrinya.

Pertama kali dipublikasikan pada 1985, kisah The Handmaid’s Tale masih relevan hingga kini. Bahkan, bukunya diadaptasi menjadi serial TV berjudul sama oleh Hulu.

the handmaids tale_gramedia digital
Beli e-book The Handmaid’s Tale di sini

 

 

 

4. The Miseducation of Cameron Post

Buku karya Emily M. Danforth ini adalah sebuah kisah coming-of-age remaja bernama Cameron Post.

Pada usia 12 tahun, ia menyadari bahwa ia seorang homoseksual. Tantenya lalu memasukkannya ke sebuah kamp konversi dengan harapan Cameron dapat berubah menjadi heteroseksual.

The Miseducation of Cameron Post dipuji karena bisa membawa pembaca-pembacanya masuk dan turut mengalami harapan-harapan dan rasa takut Cameron Post.

Buku ini juga telah diadaptasi menjadi film berjudul sama yang diperankan oleh Chloe Grace Moretz.

the miseducation of cameron post_gramedia digital
Beli e-book The Miseducation of  Cameron Post di sini

 

 

 


 

Written by Adinda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.