Di Indonesia, mi instan seringkali dikonsumsi ketika tanggal tua, atau ketika sedang ingin berhemat ala anak kost. Namun, lezatnya rasa mi instan membuat siapa pun ketagihan, terlepas dari apakah sedang berhemat atau tidak.
Sebagai makanan yang mudah dan cepat untuk dibuat, mi instan pun sering jadi penyelamat untuk korban-korban bencana alam.
Tak hanya di Indonesia, produk-produk mi instan pun banyak dijual di luar negeri, seperti Jepang dengan ramen instannya, dan Korea dengan ramyeon-nya.
Namun, banyak yang bilang bahwa mi instan adalah makanan yang tak baik bagi kesehatan. Konon, mi instan mengandung zat pengawet dan penguat rasa yang berbahaya bagi tubuh.
Benarkah begitu? Simak fakta-faktanya berikut ini.
Table of Contents
1. Mi instan mengandung MSG. Apa itu MSG?
MSG adalah singkatan dari monosodium glutamate yang berfungsi sebagai bumbu penyedap. Gejala orang yang terlalu banyak mengonsumsi MSG adalah pusing, mual, meriang, dan sebagainya.
Asal dikonsumsi dalam takaran yang normal, MSG tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam setiap kemasan mi instan, rata-rata terkandung MSG sebanyak 0,3 mg.
Sementara itu, menurut Codex Alimentarius Commission (CAC), orang dengan berat 40 kg masih dapat mengonsumsi MSG hingga sebanyak 6 gr/hari.
2. Air rebusan mi instan tidak berbahaya
Banyak yang menyarankan untuk tidak menjadikan air rebusan mi sebagai kuah. Sebab, dikatakan banyak zat berbahaya yang terkandung di dalamnya.
Padahal, mi instan sendiri telah ditambahkan dengan zat-zat bergizi, sehingga membuang air rebusannya juga berarti membuang zat-zat tersebut.
Air rebusan mi instan mengandung mineral dan vitamin yang terlarut pada saat mi dipanaskan. Membuang air rebusan pun dapat menurunkan rasa mi itu sendiri.
3. Mi instan tahan lama bukan karena zat pengawet
Supaya mi instan bisa tahan lama, proses pengawetannya dilakukan dengan pengeringan, bukan dengan diberikan bahan pengawet.
Kadar air maksimal di dalam mi instan adalah sebanyak tujuh persen, di mana mikroba pembusuk tak bisa berkembang biak dalam kondisi tersebut.
Pengeringannya dapat dilakukan dengan digoreng menggunakan udara panas atau minyak goreng dengan suhu 130 hingga 150 derajat celcius.
Satu-satunya komponen yang menggunakan bahan pengawet adalah bumbu mi goreng.
4. Adakah perbedaan antara mi goreng dan mi rebus?
Cara pembuatan mi instan goreng dan mi rebus sebenarnya sama saja, yaitu dengan teknik pengeringan atau digoreng.
Yang berbeda adalah bumbunya: mi goreng punya konsentrasi bumbu yang lebih tinggi daripada mi rebus, sehingga rasanya pun lebih kuat.
5. Walaupun tak berbahaya, tetap tak baik memakan mi instan terlalu sering
Seperti halnya hanya memakan nasi tanpa lauk, atau meminum susu tanpa dibarengi dengan makan makanan berat, konsumsi mi instan secara instan juga sama tak baiknya. Pasalnya, tak semua zat gizi terkandung dalam mi instan.
Untuk itu, memakan mi instan sebaiknya tak lebih dari sekali seminggu, dan mesti dibarengi dengan mengonsumi makanan-makanan lain yang kaya protein, lemak, maupun vitamin.
Selain fakta-fakta, banyak hal lain tentang mi instan yang mungkin belum kamu ketahui.
Jangan cuma suka rasanya, tapi baca juga sejarahnya, proses pembuatan mi instan, dan fakta-fakta lain mengenai mi instan di buku Mi Instan: Mitos, Fakta, dan Potensi karya FG Winarno.
Buku versi digital alias e-book-nya bisa kalian akses dengan mudah di Gramedia Digital.
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien