Table of Contents
Pengertian Poliamori
Kata “poli” berasal dari Yunani yang memiliki arti “banyak” atau “beberapa”. Kata ini berasal dari bahasa Yunani polys yang juga berarti “banyak”. Sedangkan “amori” berasal dari “amor” yakni cinta. Jadi, secara harfiah berarti cinta yang terjalin dari banyak orang.
Poliamori adalah sebuah konsep hubungan romantis atau emosional di mana seseorang memiliki lebih dari satu pasangan secara terbuka dan saling menyetujui satu sama lain.
Pasangan poliamori memiliki komunikasi yang jujur dan persetujuan antara semua pihak yang terlibat, berbeda dengan selingkuh yang dilakukan secara diam-diam dan tanpa persetujuan.
Hubungan ini menekankan pada transparansi, kejujuran, dan saling menghargai antara pasangan. Oleh sebab itu, setiap hubungan dalam poliamori bisa saja memiliki dinamika yang berbeda, hal ini dikarenakan kesepakatan yang dibuat oleh individu yang terlibat.
Dapat disimpulkan bahwa poliamori bukan tentang jumlah pasangan yang dimiliki, melainkan tentang cara membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung satu sama lain.
Sejarah Poliamori
Konsep hubungan dengan lebih dari satu orang ini pada waktu yang sama sebenarnya sudah ada sejak zaman kuno, bahkan sebelum istilah “poliamori” muncul.
Dalam berbagai kebudayaan kuno, seperti Yunani, Romawi, dan beberapa budaya di Asia, hubungan romantis atau seksual dengan lebih dari satu orang sering kali diterima, meskipun tidak secara universal.
Misalnya, dalam beberapa budaya kuno, poligami, atau memiliki lebih dari satu pasangan, dianggap sebagai simbol status sosial atau kekuasaan.
Namun, di Eropa dan Amerika Utara, pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, monogami mulai dianggap sebagai norma yang dominan. Masuknya gerakan feminisme dan kebebasan seksual pada abad ke-20 memberikan kesempatan bagi sebagian orang untuk menantang norma-norma tradisional dalam hubungan.
Pada era 1960-an hingga 1970-an, gerakan ini mulai memberi ruang bagi orang-orang untuk memilih jenis hubungan yang mereka inginkan, termasuk hubungan terbuka dan poliamori. Kebebasan seksual semakin diterima, dan banyak orang mencari cara baru untuk menjalani hubungan yang lebih fleksibel.
Istilah “poliamori” baru mulai digunakan pada tahun 1990-an. Pada waktu itu, istilah ini muncul dalam publikasi yang membahas hubungan yang melibatkan lebih dari satu pasangan, namun tetap berbasis pada komunikasi terbuka dan kesepakatan bersama.
Poliamori modern menekankan pentingnya kejujuran, saling pengertian, dan persetujuan antara semua pihak yang terlibat. Gerakan tersebut semakin berkembang dengan adanya internet, yang memungkinkan orang-orang yang tertarik dengan poliamori untuk saling berbagi pengalaman dan membentuk komunitas pada saat itu.
Di penghujung abad ke-20 dan awal abad ke-21, poliamori semakin dikenal dalam budaya populer. Banyak orang merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang hubungan mereka yang tidak monogami. Buku, film, dan acara TV mulai menggambarkan konsep poliamori, meskipun kadang-kadang masih dengan cara yang stereotipikal.
Kini, dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap berbagai jenis hubungan, poliamori menjadi topik yang banyak dibicarakan. Meskipun banyak kritik dan tantangan pada hubungan ini, banyak orang kini melihat hal ini sebagai alternatif sah bagi hubungan monogami, yang memberi kebebasan dan fleksibilitas lebih dalam kehidupan cinta dan hubungan interpersonal.
Keuntungan yang Diinginkan Bagi Pelaku Poliamori
Berikut adalah beberapa keuntungan yang diperoleh dari pelaku yang menjalani hubungan poliamori:
1. Kebebasan Emosional dan Seksual
Poliamori memberi kesempatan bagi individu untuk menjalin hubungan romantis atau seksual dengan lebih dari satu orang tanpa merasa terikat atau dibatasi.
Berbeda dengan monogami yang terdapat batasan dalam menjalin hubungan, poliamori membebaskan pasangannya untuk menyukai individu lainnya secara transparan.
Hal ini membuat mereka untuk bisa mengeksplorasi perasaan dan keinginan tanpa takut dihukum atau dianggap tidak setia satu sama lain.
Dalam hubungan monogami, terkadang ada tekanan untuk memuaskan segala kebutuhan emosional atau seksual hanya dari satu pasangan, sementara poliamori memberikan ruang untuk berbagai bentuk eksplorasi.
2. Komunikasi yang Terbuka
Dalam suatu hubungan poliamori, komunikasi terbuka adalah hal yang sangat penting. Bagaimana tidak, disaat pasangan monogami kisruh akan isu perselingkuhan, poliamori justru merasa damai karena mereka secara terang-terangan saat ingin menjalin multihubungan. Semua pihak yang terlibat harus berbicara secara jujur tentang perasaan, keinginan, dan batasan mereka.
Individu yang terlibat akan hubungan ini tentunya harus memiliki visi yang sama, agar tidak merasa tersakiti oleh pasangannya.
Komunikasi ini harapannya bisa membangun hubungan yang lebih transparan dan saling pengertian, serta membantu menghindari masalah atau miscommunication yang sering muncul dalam hubungan monogami pada umumnya.
3. Keterlibatan dalam Komunitas yang Mendukung
Karena hubungan seperti ini bukan perilaku yang umum, pelaku hubungan poliamori kerap mencari dukungan komunitas yang berbagi pandangan dan kebiasaan yang sama.
Komunitas ini dapat memberikan dukungan emosional dan praktis, serta membangun rasa solidaritas antar individu yang memilih gaya hidup tersebut.
Keterlibatan dalam komunitas yang memahami prinsip dasar poliamori dapat memberi rasa diterima dan saling mendukung, alih-alih merasa dihakimi sehingga tercipta ruang yang aman bagi mereka.
4. Fleksibilitas dalam Menjalani Kehidupan Romantis
Poliamori membuat tiap individu untuk memiliki hubungan yang lebih fleksibel. Misalnya, seorang pria bisa memiliki pasangan yang dimana ia pun memberikan keleluasaan bagi pasangannya untuk melakukan hubungan dengan pria lain.
Dukungan emosional tersebut mencakup hubungan seksual atau kegiatan lainnya. Fleksibilitas ini membuat pelakunya merasa fleksibel dalam menjalin hubungan, merasa puas dan dihargai dengan cara yang unik dan beragam.
5. Mengurangi Ketergantungan pada Satu Pasangan
Dalam hubungan monogami, ada kecenderungan untuk mengandalkan satu pasangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan emosional.
Poliamori dapat mengurangi tekanan tersebut dengan memberi ruang bagi individu untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui beberapa orang yang berbeda, sehingga mengurangi ketergantungan yang bisa menyebabkan ketegangan atau perasaan tertekan jika tidak bisa dipenuhi oleh satu orang saja.
6. Pertumbuhan Pribadi dan Pemahaman Diri
Karena hubungan poliamori melibatkan banyak individu dengan latar belakang yang berbeda, orang yang menjalani poliamori sering kali dapat belajar banyak tentang diri mereka sendiri dan orang lain.
Dinamika dalam hubungan ini menjadi lebih kompleks dan menantang. Pada praktiknya, pelaku poliamori bisa merasakan pertumbuhan pribadi, kejujuran diri, dan pemahaman yang lebih dalam tentang keinginan serta batasan emosional dalam menjalani multihubungan.
7. Meningkatkan Keseimbangan dalam Kehidupan
Dengan memiliki lebih dari satu pasangan atau hubungan, individu dalam hubungan ini mampu menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan mereka.
Misalnya, pada pasangan yang satu bisa mendukung secara emosional, sementara pasangan yang lain bisa mendukung dari sisi finansial. Sehingga semua kebutuhan bisa didapatkan dari banyak orang tanpa harus membebani satu sama lain.
Latar Belakang Fenomena Poliamori
Alasan seseorang yang memilih untuk menjalani poliamori bisa bervariasi, tergantung pada pengalaman hidup, pandangan pribadi, dan faktor sosial yang memengaruhi seperti:
1. Pengalaman Buruk dengan Monogami
Beberapa orang memilih poliamori karena merasa hubungan monogami yang mereka jalani sebelumnya tidak memenuhi kebutuhan emosional atau seksual mereka.
Mereka merasa bahwa dalam hubungan monogami, harapan terhadap pasangan terlalu tinggi terbatas, kerap dipenuhi rasa kecewa, banyak tuntutan yang tidak bisa dipenuhi, kurang kebebasan dan rasa percaya, yang akhirnya membuat mereka mencari alternatif yang lebih menyenangkan.
2. Pandangan tentang Kebebasan dan Otonomi
Orang yang memiliki pandangan lebih bebas tentang hubungan, merasa bahwa poliamori memberikan mereka kebebasan untuk menjalin hubungan dengan lebih dari satu orang tanpa terikat pada norma.
Mereka melihat hubungan sebagai sesuatu yang fleksibel, di mana mereka bisa mengungkapkan cinta dan kasih sayang dengan banyak orang.
3. Pengalaman Sosial dan Keluarga
Beberapa individu dibesarkan dalam keluarga atau komunitas yang terbuka terhadap berbagai jenis hubungan.
Misalnya, mereka mungkin tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan bahwa cinta atau hubungan tidak harus terbatas pada satu pasangan.
Sehingga hal ini dapat membuat mereka mudah menerima konsep poliamori ketika mereka dewasa.
4. Kebutuhan untuk Memenuhi Berbagai Kebutuhan Emosional
Poliamori membuat seseorang untuk memenuhi berbagai kebutuhan emosional mereka, seperti dukungan, cinta, perhatian, dan keintiman, dengan lebih dari satu orang.
Hal ini merupakan solusi bagi individu yang merasa bahwa satu pasangan tidak dapat memberikan semua itu.
4. Kebebasan Seksual dan Eksplorasi
Beberapa orang memilih poliamori karena mereka ingin mengeksplorasi kehidupan seksual mereka tanpa merasa terbatas atau bersalah.
Monogami tidak mengakomodasi kebutuhan atau keinginan seksual seseorang untuk menjalani hubungan dengan banyak orang. Maka bagi orang dengan kebutuhan seksual seperti ini, poliamori seakan menjadi alternatif yang mengakomodir fantasi serta kebutuhan seksual mereka.
5. Keterbukaan terhadap Identitas Seksual
Dalam beberapa kasus, orang yang menjelajahi poliamori mungkin memiliki identitas seksual yang lebih fluid atau non-biner. Mereka merasa bahwa hubungan ini adalah cara yang lebih sesuai dengan cara mereka melihat hubungan dan diri mereka sendiri. Poliamori memberi mereka ruang untuk menjalin hubungan dengan orang yang berbeda tanpa dibatasi oleh struktur monogami yang tradisional.
6. Pengaruh Media dan Budaya Populer
Seiring dengan berkembangnya representasi poliamori dalam media dan budaya populer, semakin banyak orang yang mengenal konsep ini.
Banyak buku, film, dan acara TV yang menggambarkan hubungan poliamori dengan cara yang lebih positif, yang membuat lebih banyak orang merasa bahwa poliamori seakan pilihan yang sah dan bisa diterima dalam masyarakat modern.
7. Kesadaran tentang Keberagaman Hubungan
Beberapa orang memilih poliamori karena mereka menyadari bahwa tidak ada satu cara yang benar untuk menjalin hubungan.
Mereka melihat poliamori sebagai bentuk keberagaman hubungan yang tidak mengharuskan seseorang untuk mengikuti norma-norma agama dan sosial. Dengan poliamori, mereka bisa menjalin hubungan sesuai dengan keinginan dan nilai-nilai yang mereka anut.
Dampak Negatif Poliamori
Meskipun memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam suatu hubungan, poliamori memiliki dampak negatif yang harus diingat, berikut diantaranya:
1. Kecemburuan dan Ketidaknyamanan Emosional
Salah satu tantangan terbesar dalam hubungan poliamori adalah kecemburuan. Meskipun mereka memberlakukan komunikasi terbuka, perasaan cemburu dan ketidaknyamanan emosional masih bisa muncul satu sama lain.
Tidak semua orang dapat mengelola perasaan ini dengan baik, sehingga dapat menyebabkan konflik dan ketegangan di antara para pasangan.
2. Kesulitan Komunikasi
Komunikasi dalam poliamori diperlukan untuk menjaga kesepakatan dan batasan di antara semua pihak yang terlibat.
Namun, dengan lebih banyak orang terlibat dalam hubungan, komunikasi menjadi suatu yang menantang.
Tidak semua individu bisa sepaham dengan karakter, nilai, pandangan, kebiasaan, satu dan lainnya. Hal ini dapat mengarah pada mispersepsi, ketegangan, atau bahkan perselisihan antar pasangan.
3. Stigma Sosial
Masyarakat umumnya lebih terbiasa dengan hubungan monogami, sehingga mereka yang menjalani poliamori sering kali menghadapi stigma sosial atau penilaian negatif.
Mereka kerap melawan norma agama dan sosial yang sudah ada. Hal ini bisa menyebabkan isolasi sosial, rasa tidak diterima, bahkan hukuman perzinahan bagi pelaku poliamori.
4. Kelelahan Emosional
Menjalani hubungan dengan lebih dari satu orang memerlukan waktu dan energi yang lebih besar untuk memelihara hubungan emosional dan fisik dengan setiap pasangan.
Hal ini bisa menyebabkan kelelahan emosional, terutama jika tidak ada waktu yang cukup untuk diri sendiri atau untuk beristirahat.
5. Ketegangan dan Konflik antar Pasangan
Terkadang bisa terjadi ketegangan atau perselisihan antar pasangan, terutama jika ada perbedaan pendapat atau perasaan. Ketika lebih banyak orang terlibat, menjaga keseimbangan antara perasaan masing-masing menjadi lebih rumit, yang bisa memicu konflik di antara mereka.
6. Kesulitan dalam Menjaga Keseimbangan
Menjaga keseimbangan dalam hubungan poliamori bisa menjadi sulit untuk dipertahankan. Individu mungkin merasa kesulitan untuk adil terhadap semua pasangan dan memberikan perhatian yang seimbang kepada masing-masing pihak. Ini dapat menyebabkan perasaan terabaikan atau kurang dihargai.
7. Risiko Penyakit Seksual
Poliamori dapat meningkatkan risiko penularan penyakit menular seksual (PMS) jika praktik seks aman tidak dijaga dengan baik. Jika tidak ada komunikasi terbuka mengenai perlindungan dan kesehatan seksual, risiko ini bisa menjadi masalah bagi individu yang terlibat dalam hubungan poliamori.
8. Pengaruh pada Anak-anak
Jika seseorang yang menjalani poliamori telah memiliki anak, mereka akan menghadapi tantangan dalam menjelaskan hubungan mereka kepada anak-anak.
Beberapa anak mungkin merasa bingung atau tertekan oleh hubungan yang tidak umum. Masyarakat atau keluarga besar juga mungkin sulit menerima atau mendukung hubungan seperti ini.
9. Kehilangan Keterikatan Emosional
Dalam beberapa kasus, orang yang memiliki banyak pasangan bisa menyebabkan mereka merasa kurang memiliki keterikatan emosional yang mendalam dengan salah satu individu.
Terlalu banyak menjalin hubungan bisa menyebabkan seseorang merasa terhubung dengan banyak orang, tetapi tidak benar-benar merasa dekat dengan siapa pun karenanya.
10. Pengaruh Terhadap Hubungan Monogami
Pelaku poliamori akan kesulitan untuk kembali ke hubungan monogami, terutama jika mereka merasa bahwa hubungan tersebut akan membatasi kebebasan mereka. Hal ini Ini dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan dengan orang yang memilih monogami kembali.
Meskipun poliamori memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam hubungan, namun perlu dipertimbangkan dampak negatif dari hubungan seperti ini. Sejatinya, suatu hubungan akan langgeng jika tidak keluar dari norma yang ada dan diberkahi oleh Tuhan, karena sifatnya harus terjadi seumur hidup.
Bagaimana pendapat Grameds tentang poliamori? Yang terpenting adalah memilih hubungan yang sehat dan menjalani dengan penuh rasa tanggung jawab. Setiap individu berhak memilih jalan hidupnya, namun tetap perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain.
Jika kamu ingin menggali lebih jauh mengenai topik ini, atau mencari buku-buku terkait serta koleksi best seller lainnya, Gramedia.com menyediakan berbagai pilihan yang dapat memperluas wawasanmu. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untukmu. Ayo, mari kita #TumbuhBersama dengan Gramedia!
Penulis: Widya Glenisa
- 17 Rekomendasi Board Game
- 12 Pulau Terkecil di Dunia
- 15 film Jason Statham
- 10 Lukisan Termahal di Dunia
- 100 Tebak Tebakan Receh
- 18 Jenis Kelamin di Thailand
- 25 Orang Terganteng di Dunia
- 27 Film Jepang Terbaik Sepanjang Sejarah
- 11 Film Psikologi Barat Maupun Korea
- Apa Nama Kucing Milik Hermione?
- Apa yang Membuat Bintang Jatuh Bercahaya?
- Berapa Biaya Hidup Di Jakarta
- Boneka Labubu Kenapa Mahal?
- Cara Menggunakan Mendeley
- Contoh Cinta Tanah Air
- Contoh Energi Nuklir
- Feminine Energy
- Fictophilia
- Karakter Jujutsu Kaisen
- Kenapa Dinosaurus Punah
- Kenapa Tuyul Tidak Mencuri Uang di Bank?
- List Drakor Konglomerat
- Macam-Macam Genre Novel Beserta Contohnya
- Mak Comblang
- Makhluk Mitologi Dunia
- Menjenguk Orang Sakit Bawa Apa
- Mukbang
- Nama Princess Disney Terbaru
- Omakase
- Palu Thor
- Pantun Jenaka Beserta Maknanya
- Pekerja Informal
- Pazuzu
- Perlengkapan Tedak Siten
- Plot Twist
- Poliamori
- Rekomendasi Film Monster
- Ryomen Sukuna
- Silent Treatment
- Silsilah Keluarga Zoro
- Spill the Tea
- Tone Deaf
- Tugas Sweeper dan Pendaki
- Urutan Silsilah Keluarga Jawa
- Urutan Silsilah Keluarga Sunda
- Vintage
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien