Film Islami Indonesia – Industri film Indonesia telah berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ada banyak genre dan alur cerita menarik yang mengangkat berbagai topik cerita. Adapun genre yang populer belakangan ini adalah horor dan romance.
Di sisi lain, ada beberapa genre film Indonesia yang cukup menarik untuk ditonton seperti film Islami Indonesia. Meskipun, genre ini tak sebanyak horor dan romantis, tetapi selalu menghadirkan jalan cerita yang dapat memikat hati.
Biasanya film Islami Indonesia mengangkat kisah perjalanan tokoh dari masa-masa kelam menuju masa terang yang biasa disebut dengan hijrah. Selain itu, film Islami Indonesia biasanya akan memiliki kisah yang menyentuh dan memberikan hikmah dibalik kisahnya.
Film Islami Indonesia yang mulai cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga sudah banyak film Islami Indonesia yang hadir di layar kaca lebar.
Table of Contents
Rekomendasi Film Islami Indonesia
Nah ada beberapa rekomendasi film Islami Indonesia yang bisa menemani akhir pekan Grameds, terutama bagi Grameds yang suka film-film ringan dengan nilai atau pelajaran hidup yang bisa dipetik. Berikut ini rekomendasi film Islami Indonesia.
1. Mencari Hilal (2015)
Rekomendasi film Islami Indonesia yang pertama adalah “Mencari Hilal” yang dirilis pada tahun 2015. Film garapan sutradara Ismail Basbeth satu ini menceritakan tentang perjalanan dari seorang ayah dan anak yang sedang mencari hilal. Film ini mengangkat isu sosial yang sering terjadi di antara masyarakat Indonesia, seperti adanya perbedaan pandangan terhadap agama orang tua dan anak.
Mencari Hilal mengisahkan tentang Mahmud yang diperankan oleh Deddy Sutomo yaitu seorang penganut Islam yang cukup taat dan ingin mencari hilal. Akan tetapi, usia Mahmud yang tua membuat dia hanya akan diizinkan pergi apabila ditemani oleh anak bungsunya bernama Heli yang diperankan oleh Oka Antara.
Heli merupakan seorang aktivis lingkungan hidup yang memiliki pandangan liberal dan sangat berbeda pandangan dari sang ayah. Tentunya, perjalanan ayah dan anak tersebut dalam mencari hilal akan penuh dengan dialog yang seru untuk Grameds simak.
Film “Mencari Hilal” tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki elemen-elemen agama Islam yang akan memperluas wawasan Grameds. Selain itu, Grameds juga bisa melihat potret hubungan antara ayah dan anak yang dijamin akan membuat hati Grameds terasa hangat.
2. Di Bawah Lindungan Ka’bah (2011)
Film “Di Bawah Lindungan Ka’bah” sebelumnya sempat populer di Indonesia, terutama pada masa-masa awal tahun perilisan film ini yaitu pada tahun 2011. Film ini merupakan adaptasi dari sebuah novel karya Buya Hamka dengan judul yang sama.
“Di Bawah Lindungan Ka’bah” menceritakan tentang kisah cinta seorang Hamid yang diperankan oleh Herjunot Ali dan Zainab yang diperankan oleh Laudya Cynthia Bella. Keduanya mendapatkan tantangan berupa harus menjaga kesetiaan serta pengorbanan terhadap cinta masing-masing karena berbeda status sosial.
3. Ayat-Ayat Cinta (2013)
Film Islami satu ini tentu saja sudah tidak asing bukan? “Ayat-Ayat Cinta” merupakan salah satu film romantis yang mengangkat topik agama Islam terbaik di Indonesia. Film ini adalah adaptasi dari sebuah novel karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama.
Tema yang diangkat dalam film ini dinilai cukup kontroversial, yaitu tentang poligami yang dilakukan oleh tokoh sentral dalam film ini bernama Fahri. Fahri diceritakan harus menghadapi situasi yang cukup pelik, baik dalam hubungan percintaannya ataupun tentang keimanan dirinya.
Bagi Grameds yang sudah menyaksikan film ini, tentu tahu bahwa film “Ayat-Ayat Cinta” memiliki latar tempat di Mesir, sehingga cukup unik serta menarik bagi Grameds yang ingin melihat bagaimana budaya masyarakat di Mesir yang dikenal sebagai salah satu negara Islam terbesar.
Sebagai film Islami, film ini berhasil meraih titel sebagai film lokal tersukses karena kemistri antara pemain yang dibangun cukup kuat. Berkat kesuksesan dari film pertamanya, maka film “Ayat-Ayat Cinta” pun melanjutkan kisahnya dalam “Ayat-Ayat Cinta 2” yang melanjutkan kisah dari tokoh Fahri.
Pada seri kedua, Fahri digambarkan berada dan tinggal di Skotlandia, di mana dia harus berusaha untuk melupakan seluruh kesedihan hatinya sekaligus berusaha untuk memperbaiki citra Islam yang buruk di Skotlandia.
4. Emak Ingin Naik Haji (2009)
Film “Emak Ingin Naik Haji” merupakan sebuah film yang diangkat dari cerita pendek karya Asma Nadia. Film ini menceritakan tentang kisah seorang ibu atau yang dipanggil Emak yang memiliki perangai sangat baik hati dan memiliki cita-cita untuk menunaikan ibadah haji.
Namun sayangnya, Emak tidak memiliki cukup biaya untuk menunaikan ibadah haji, karena penghasilan Emak yang tidak seberapa dari berjualan kue. Meskipun begitu, Emak tidak pernah merasa putus asa.
Emak memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Zein, anak laki-laki Emak tersebut adalah seorang penjual lukisan keliling. Film ini menceritakan tentang perjuangan dari para tokoh yang berusaha untuk menunaikan ibadah haji. Film yang satu ini memiliki cerita yang ringan, tetapi juga penuh haru.
5. Hafalan Sholat Delisa (2011)
Film “Hafalan Shalat Delisa” rilis pada tahun 2011, film ini menceritakan tentang bencana alam tsunami. Film ini adalah adaptasi dari novel karya Tere Liye dengan judul yang sama.
“Hafalan Shalat Delisa” menceritakan tentang seorang anak bernama Delisa yang selamat dari bencana alam tsunami. Namun sayangnya, ibu dan seluruh saudari-saudarinya tewas dalam bencana alam tersebut karena terseret arus dari gelombang air yang cukup kuat.
Meskipun Delisa selamat, tetapi ia harus kehilangan kaki kanannya. Delisa diceritakan berhasil selamat karena diselamatkan oleh seorang tentara Amerika Serikat yang bernama Smith dan sempat ingin mengadopsi Delisa.
Namun pada akhirnya, Delisa berhasil kembali bertemu dengan ayahnya yang bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak. Mereka berdua berusaha bangkit dari keterpurukan karena bencana alam yang dahsyat.
Selain menggambarkan betapa ngeri-nya bencana alam tsunami menghantam beberapa daerah, “Hafalan Shalat Delisa” juga menceritakan betapa kuatnya Delisa berusaha menghafalkan bacaan shalat, walaupun ia sedang dalam keadaan terpuruk.
Film yang satu ini penuh haru dan akan membuat penonton yang menyaksikannya berderai air mata. Selain itu, film ini juga cukup hangat karena menggambarkan bagaimana hubungan harmonis dalam suatu keluarga.
6. Haji Backpacker (2014)
Rekomendasi film Islami Indonesia berikutnya adalah “Haji Backpacker” yang rilis pada tahun 2014. Film ini mendapatkan rating 6.3 bintang di IMDB dengan mengangkat genre film drama.
Film besutan sutradara Danial Rifki satu ini diperankan oleh beberapa aktris dan aktor kondang, seperti Abimana Aryasatya, Dewi Sandra dan Laudya Cynthia Bella. Film “Haji Backpacker” menceritakan tentang sebuah pemberontakan yang dilakukan oleh salah seorang tokoh bernama Mada pada Tuhannya karena telah mengambil nyawa ibu tercintanya.
Selain itu, Mada juga merasa patah hati sebab ia ditinggal oleh kekasihnya ketika akan melakukan akad nikah. Mada akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang backpacker dan hidup bebas melupakan Tuhannya.
Pada mulanya, Mada berhasil menemukan kebahagiaan duniawi sebelum akhirnya ia sadar bahwa rohaninya terasa kosong. Beragam peristiwa pun terjadi selama Mada melakukan perjalanannya, hingga membuat dirinya sadar bahwa jalan yang saat ini sedang ia tempuh adalah sebuah kesalahan.
7. Ketika Cinta Bertasbih (2009)
Selain film “Ayat-Ayat Cinta”, film “Ketika Cinta Bertasbih” yang dirilis pada tahun 2009 adalah sebuah film yang diadaptasi dari novel karya Habiburrahman El Shirazy. Film ini disutradarai oleh Chaerul Umam dan diperankan oleh Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi dan Alice Norin.
Dengan durasi film yang cukup panjang yaitu 2 jam, film “Ketika Cinta Bertasbih” ini menceritakan tentang kisah seorang mahasiswa bernama Khairul Azzam yang sedang menempuh masa studinya di Al-Azhar University, Kairo.
Meskipun sibuk menimba ilmu di negara asing, Khairul Azzam tetap harus menafkahi ibu dan adik-adiknya di Indonesia. Selain menceritakan tentang perjuangan Azzam yang berusaha menyelesaikan masa studi sambil menafkahi keluarganya, film ini juga menyajikan romansa yang memperlihatkan bagaimana Azzam berjuang untuk menemukan jodohnya dengan tetap berpegang teguh pada agama yang ia peluk.
Film ini cukup sukses hingga meraih rating 6.0 di IMDB. Berkat kesuksesan tersebutlah, akhirnya lahirlah sekuel dari film “Ketika Cinta Bertasbih 2” yang menceritakan tentang kisah Azzam yang akhirnya kembali dan pulang kampung ke Indonesia.
8. Negeri 5 Menara (2012)
Film Islami Indonesia selanjutnya terkenal dengan kalimat Man Jadda Wajada. Film ini adalah adaptasi dari novel karya Ahmad Fuadi dengan judul yang sama. Film ini rilis pada tahun 2012 dan disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman. Film ini berhasil mendapatkan rating 7.0 di imdb dan diperankan oleh Donny Alamsyah, D. Syamrizal Ardiwinata dan Ence Bagus.
Cerita dari film “5 Menara” mengisahkan tentang seorang anak bernama Alif yang ingin melanjutkan studinya ke SMA. Akan tetapi, orang tua Alif ingin anak tersebut masuk ke salah satu pondok Madani yang berada di Ponorogo, Jawa Timur.
Alif kemudian menerima permintaan dari kedua orang tuanya tersebut dengan keterpaksaan. Meskipun sempat menjadi seorang penyendiri, tetapi Alif akhirnya memiliki lima orang sahabat yang sangat dekat dengannya. Kelima sahabat tersebut memiliki mimpi dan cita-citanya masing-masing untuk keliling dunia.
Film ini akan menceritakan bagaimana perjalanan Alif dan teman-temannya berusaha mewujudkan impian dan cita-citanya dan bagaimana mereka menjalani kehidupan di pondok Madani.
9. Perempuan Berkalung Sorban (2009)
Film Islami Indonesia selanjutnya adalah film yang berbalut kisah religi yang sangat bagus. Film “Perempuan Berkalung Sorban” adalah film yang diadaptasi dari sebuah novel karya Abidah El Kalieqy dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
Meraih rating 6.6 di IMDB, film ini diperankan oleh Revalina S. Temat, Widyawati dan Joshua Pandelaki. Film ini mengangkat tema yang cukup kontroversial yaitu tentang tradisi konservatif pada perempuan yang berada di lingkungan pesantren.
Tokoh utama dalam film ini adalah Annisa. Annisa digambarkan sebagai seorang anak pemilik pesantren yang memiliki pola pikir maju. Oleh karena itulah, Annisa memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang kuliah, tetapi cita-cita Annisa ditentang oleh keluarganya.
Hingga akhirnya, Annisa terpaksa menerima dijodohkan dan dinikahkan oleh Samsudin. Samsudin, suami Annisa digambarkan selalu bersikap kasar dan bahkan suka menyiksa Annisa. Tidak hanya itu, Samsudin juga diceritakan melakukan poligami walaupun ia adalah seorang pengangguran.
Namun, Annisa adalah sosok perempuan pemberani yang selalu memperjuangkan hak-haknya agar ia dapat merdeka dari jeratan suami yang jahat. Ia juga tidak berhenti berjuang untuk hak-hak perempuan muslim dan tidak gentar atas rintangan yang ia temui di pondok pesantren serta ayahnya yang sangat konservatif.
10. Ajari Aku Islam (2019)
Film “Ajari Aku Islam” adalah film yang mengangkat tentang perbedaan budaya serta agama yang menjadi penghalang bagi beberapa hubungan percintaan seseorang. Film ini menceritakan tentang Kenny yang diperankan oleh Roger Danuarta yaitu seorang keturunan Tionghoa yang jatuh cinta pada Fidya yang diperankan oleh Cut Meyriska yaitu seorang keturunan Batak dan Melayu.
Konflik percintaan keduanya terjadi ketika orang tua Kenny tidak setuju dengan hubungan Kenny dan Fidya dan kemudian menjodohkan Kenny dengan perempuan lain.
11. Sang Kiai (2013)
Rilis pada tahun 2013, film “Sang Kiai” meraih rating 6.7 di IMDB. Film ini disutradarai oleh Rako Prijanto dan diperankan oleh Ikranagara, Christine Hakim dan Agus Kuncoro. Film “Sang Kiai” adalah film yang menceritakan tentang salah satu pendiri Nahdlatul Ulama atau NU dan tentang pejuang kemerdekaan yaitu KH. Hasyim Asyari.
Film ini tidak hanya menampilkan sisi religi, tetapi juga sejarah tentang Islam di Indonesia. Film “Sang Kiai” berhasil meraih penghargaan sebagai Film Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia tahun 2013. Selain penghargaan film terbaik, film “Sang Kiai” juga mendapatkan penghargaan lainnya.
Sutradara dari film ini yaitu Rako Prijanto juga mendapatkan penghargaan sebagai Sutradara Terbaik. Sementara itu, Adipati Dolken mendapatkan penghargaan sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik pada ajang FFI.
12. Sang Pencerah (2010)
Selain “Sang Kiai” yang menceritakan tentang kisah dari pendiri NU, film “Sang Pencerah” yang rilis pada tahun 2010 dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo juga menceritakan tentang film pendiri Muhammadiyah yaitu Ahmad Dahlan.
Film ini diperankan oleh Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca dan Slamet Rahardjo. Meraih rating 6.8 di IMDB. Film “Sang Pencerah” ini tidak jauh berbeda dengan film “Sang Kiai”, sebab juga menceritakan tentang sejarah Islam di Indonesia serta kaya akan nilai sejarah yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk masa kini.
13. Surga yang Tak Dirindukan (2015)
Film Islami Indonesia yang berikutnya adalah film yang mengangkat tema poligami yang berjudul ‘Surga yang Tak Dirindukan”. Film ini rilis pada tahun 2015 dan disutradarai oleh Kuntz Agus. pemeran dari ‘Surga yang Tak Dirindukan” adalah Fedi Nuril, Laudya Cynthia Bella dan Raline Shah.
Film “Surga yang Tak Dirindukan” pertama mengisahkan tentang sepasang suami istri yaitu Prasetya dan Arini. Hubungan sepasang suami istri ini cukup harmonis bahkan keduanya dikaruniai oleh seorang anak yang diberi nama Nadia.
Namun pada suatu hari, Prasetya menyelamatkan seorang perempuan yang depresi bernama Mei Rose. Siapa sangka niat baik Prasetya justru memicu konflik rumah tangganya dengan Arini.
Film “Surga yang Tak Dirindukan” ini merupakan adaptasi dari novel karya Asma Nadia dengan judul yang sama. Setelah sukses dengan film pertamanya, film ini pun merilis sekuelnya yang ceritanya berhubungan dengan seri pertama.
Itulah beberapa rekomendasi film Islami Indonesia yang cocok ditonton selama akhir pekan. Beberapa film memang adaptasi dari sebuah novel yang sebelumnya menjadi best seller. Jika Grameds tertarik untuk membaca novel-novel Islami best seller sebelum menyaksikan filmnya, maka Grameds bisa membeli bukunya di gramedia.com.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan buku-buku original dan berkualitas untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Khansa
BACA JUGA: