Film Psikologi – Seiring dengan perkembangan industri perfilman dunia, maka genrenya pun juga akan turut berkembang. Salah satu genre yang paling banyak diminati adalah genre film psikologi yang hingga detik ini masih populer di pasaran. Film psikologi disini bukan berarti tentang ilmu-ilmu psikologi yang digambarkan secara gamblang melalui alur film, tetapi lebih membahas pada bagaimana karakter manusia. Ingat bahwa setiap manusia di muka bumi ini memiliki beragam karakter?
Film psikologi ini genrenya lebih fokus pada bagaimana emosi karakternya sehingga biasanya akan disandingkan dengan genre lainnya seperti horror, action, hingga thriller sekalipun. Atas dasar itulah, penonton yang menonton film-film psikologi ini biasanya akan tercengang dengan segala alur dan ending yang ada. Tak jarang, penonton pun akan merasa jiwanya terguncang selama berhari-hari karena alurnya yang terlalu mempengaruhi keadaan jiwa.
Lantas, apa saja sih rekomendasi film psikologi terbaik yang hingga detik ini masih sering diperbincangkan oleh banyak orang? Yuk, segera simak ulasannya berikut ini!
Table of Contents
8 Rekomendasi Film Psikologi Barat
1. Memento (2000)
- Genre: Neo-noir, Psychological, Mystery, Thriller
- Sutradara: Christopher Nolan
- Rumah Produksi: Summit Entertainment
- Durasi: 113 menit
Rekomendasi film psikologi pertama adalah Memento yang dirilis pada 5 September 2000. Film ini diadaptasi dari cerita pendek berjudul Memento Mori karya Jonathan Nolan bersaudara. Berhubung film ini bergenre neo-noir, maka memiliki 2 urutan adegan berbeda yang diselingi warna hitam putih dan warna cerah. FYI, penggunaan warna berbeda pada gambar filmnya tersebut sengaja dibuat untuk memberikan stimulasi pada mental penontonnya.
Menceritakan tentang Leonard Shelby, seorang pria yang menderita sakit amnesia anterograde. Alhasil, Shelby pun sering kehilangan ingatan jangka pendeknya dan tidak mampu membentuk ingatan baru. Namun dengan keadaannya tersebut, Shelby berusaha mencari pelaku yang telah menyerangnya, memperkosa dan membunuh istrinya. Bukti yang digunakan Shelby untuk menyelidiki itu semua ada dengan foto polaroid, catatan tulisan tangan, dan tato yang telah dituliskannya supaya terus-menerus ingat.
2. Shutter Island (2010)
- Genre: Neo-noir, Psychological, Thriller
- Sutradara: Martin Scorsese
- Rumah Produksi: Phoenix Pictures
- Durasi: 139 menit
Rekomendasi film psikologi kedua adalah Shutter Island yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Laeta Kalogridis pada tahun 2003. Aktor legendaris Leonardo DiCaprio terpilih menjadi pemain utama dan film ini juga berhasil menerima pujian dari para kritikus.
Menceritakan tentang seorang Marshall A.S. bernama Teddy yang menyelidiki tentang sebuah rumah sakit jiwa di pulau terpencil, Shutter Island. Penyelidikan tersebut berawal saat hilangnya seorang wanita dari salah satu sel rumah sakit jiwa tersebut. Seiring berjalannya waktu, Teddy menemukan banyak kejanggalan yang menakutkan dari pulau tersebut.
3. Gone Girl (2014)
- Genre: Psychological, Thriller
- Sutradara: David Fincher
- Rumah Produksi: Regency Enterprises
- Durasi: 149 menit
Film psikologi yang wajib ditonton adalah Gone Girl, diadaptasi dari novel berjudul sama karya Gillian Flynn. Film ini ditayangkan perdana sebagai film pemuka di acara Festival Film New York ke-52 pada 26 September 2014 dan langsung mendapatkan pujian dari banyak pihak. Tidak hanya itu saja, film Gone Girl ini juga dianggap sebagai film misteri postmodern terkini.
Menceritakan tentang hilangnya seorang istri sekaligus penulis buku cerita terkenal bernama Amy di wilayah Missouri. Sealam penyelidikan, seorang detektif yang menyelidiki kasus tersebut curiga bahwa Amy dibunuh oleh suaminya karena ada banyak bercak darah yang telah dihapus di dalam rumah. Namun sang suami, Nick, menyangkal tuduhan tersebut. Seiring berjalannya waktu, ada banyak fakta mengejutkan yang terkuak akan hilangnya Amy.
4. Black Swan (2010)
- Genre: Psychological, Thriller
- Sutradara: Darren Aronofsky
- Rumah Produksi: Cross Creek Pictures
- Durasi: 108 menit
Black Swan menjadi rekomendasi film psikologi selanjutnya yang menunjuk aktris ternama Natalie Portman sebagai pemeran utamanya. Film ini tidak hanya ditayangkan perdana di acara Festival Film Internasional Venesia ke-67 saja, tetapi juga mendapatkan banyak pujian khususnya pada alur film dan akting Natalie Portman serta Mila Kunis.
Menceritakan tentang sebuah tempat latihan balet yang hendak mempertunjukkan sebuah acara Black Swan. Alhasil, pelatih balet menunjuk 2 orang untuk memerankan karakter White Swan dan Black Swan. Karakter White Swan seolah cocok diperankan oleh Nina Sayers yang lugu dan rapuh. Sementara karakter Black Swan yang “gelap” dan sensual, diperankan oleh Lily. Namun seiring berjalannya waktu, Nina ingin memerankan karakter Black Swan sehingga membuatnya jatuh dalam kegilaan.
5. Joker (2019)
- Genre: Psychological, Thriller
- Sutradara: Todd Phillips
- Rumah Produksi: Warner Bros. Pictures
- Durasi: 122 menit
Siapa sih yang tidak tahu dengan karakter Joker sebagai villain di film superhero Batman? Nah, kali ini sang villain tersebut memiliki filmnya sendiri yang berjudul Joker tayang pada 31 Agustus 2019 silam.
Menceritakan tentang Arthur Fleck, seorang badut yang gagal dan memiliki sakit mental sehingga menjadikannya kejam di kota Gotham. Film psikologi ini menampilkan bagaimana sosok Arthur yang dulunya hidup normal kemudian berkembang menjadi sosok menyeramkan sebagai Joker karena masa lalu tragisnya.
6. Get Out (2017)
- Genre: Psychological, Horror
- Sutradara: Jordan Peele
- Rumah Produksi: Blumhouse Productions
- Durasi: 104 menit
Film psikologi selanjutnya adalah Get Out yang tayang pada 23 Januari 2017. Menceritakan tentang Chris Washington, seorang fotografer berkulit hitam yang hendak datang ke rumah pacarnya, Rose, di Upstate New York. Mulanya, Chris ragu untuk datang ke rumah Rose karena takut akan ada kerasisan dari keluarga pacarnya itu.
Orang tua Rose diyakini adalah seorang ahli bedah saraf dan hipnoterapis. Namun saat Chris sampai ke rumah tersebut, ada gelagat aneh dari pengurus rumah tangganya yang sama-sama berkulit hitam, Georgina. Rasa curiga Chris semakin menjadi-jadi saat ada banyak konglomerat berkulit putih yang datang ke rumah Rose untuk acara tahunan Armitages.
7. Parasite (2019)
- Genre: Psychological, Thriller, Black Comedy
- Sutradara: Bong Joon-ho
- Rumah Produksi: Barunson E&A
- Durasi: 132 menit
Rekomendasi film psikologi selanjutnya adalah Parasite yang bahkan memenangkan penghargaan Oscar! Menceritakan tentang bagaimana keluarga miskin yang menyamar supaya dapat menyusup ke rumah orang kaya. Sekilas, memang film Parasite ini memiliki plot biasa, tetapi seiring berjalannya waktu akan ada banyak sindiran sosial dan plot twist di dalamnya!
8. Forgotten (2017)
- Genre: Psychological, Thriller
- Sutradara: Jang Hang-jun
- Rumah Produksi: B.A. Entertainment
- Durasi: 109 menit
Film psikologi asal Negara Ginseng selanjutnya adalah Forgotten yang hingga detik ini masih dianggap film ter-plot-twist yang pernah ada. Berasal dari seorang pria muda bernama Jin-seok yang menderita amnesia jangka pendek dan hendak pindah ke rumah baru bersama keluarganya. Saat sampai di rumah, Jin-seok seolah memiliki ingatan lain tentang rumah tersebut. Namun keluarganya selalu mengatakan bahwa itu adalah efek samping dari obat yang dikonsumsinya.
Suatu malam, Jin-seok melihat kakaknya diculik oleh sekawanan orang dan tiba-tiba seminggu kemudian kakaknya pulang dengan keadaan selamat. Kakaknya, Yoo-seok, menganggap itu hanyalah halusinasi Jin-seok saja. Jin-seok terus-menerus berperang batin karena mencurigai segalanya yang ada. Seiring berjalannya waktu, Jin-seok menemukan fakta mencengangkan akan masa lalunya dan misteri suara barang jatuh di loteng rumah barunya.
9. Memoir of A Murderer (2017)
- Genre: Psychological, Thriller, Action
- Sutradara: Won Shin-hyun
- Rumah Produksi: Showbox
- Durasi: 118 menit dan 128 menit (versi director’s cut)
Film Memoir of A Murderer tentu saja harus masuk dalam daftar rekomendasi film psikologi ini. Menceritakan tentang seorang Byeong-soo, seorang pembunuh berantai yang selalu membakar korbannya di kebun bambu dekat rumahnya. Suatu hari, setelah membunuh seorang wanita, Byeong-soo mengalami kecelakaan dan mengalami alzheimer. Alhasil, Byeong-soo pun memutuskan untuk berhenti membunuh dan merawat anak perempuannya bernama Eun-hee.
Setelah beberapa tahun, tiba-tiba kota kecil tempat tinggal Byeng-soo dikagetkan dengan berita pembunuhan 2 wanita muda. Byeong-soo sendiri bingung apakah dirinya sang pembunuh tersebut atau bukan. FYI, penyakit alzheimer yang diderita Byeong-soo membuatnya harus menuliskan segala hal di sebuah buku kecil untuk mengingat kenangannya, termasuk bersama Eun-hee.
Seiring berjalannya waktu, Eun-hee berkenalan dengan seorang polisi muda bernama Tae-joo. Namun Byeong-soo menganggap Tae-joo adalah seorang yang berbahaya dan mencurigai bahwa sang polisi tersebut adalah sosok pembunuh baru. Di sisi lain, Byeong-soo harus bertarung dengan penyakit alzheimer-nya supaya dapat terus menjaga anaknya Eun-hee.
10. The Call (2020)
- Genre: Psychological, Thriller
- Sutradara: Lee Chung-hyun
- Rumah Produksi: Next Entertainment World
- Durasi: 112 menit
Rekomendasi film psikologi selanjutnya adalah The Call yang disiarkan secara perdana di platform Netflix. Secara garis besar, film ini menceritakan tentang interaksi via telepon antara dua wanita dari masa yang berbeda hingga menimbulkan teror. Perlu Grameds ketahui bahwa film psikologi ini merupakan adaptasi dari film Bollywood dengan judul The Caller pada tahun 2011 silam.
Menceritakan tentang kehidupan seorang gadis bernama Seo Yeon yang berjalan baik di masa sekarang hingga akhirnya dirinya menemukan barang-barang aneh di rumah masa kecilnya, salah satunya adalah telepon yang selalu berdering. Setelah telepon tersebut diangkat, terdengar suara gadis yang meminta tolong dan setelah pembicaraan lebih lanjut, Seo Yeon berkenalan dengan gadis di telepon tersebut yang bernama Young Sook.
Mereka sering mengobrol lewat telepon hingga akhirnya menjadi sahabat dekat. Sayangnya, telepon lintas masa itu justru menimbulkan petaka bagi Seo Yeon hingga teror menyeramkan selalu mendatanginya beserta keluarganya. Lalu, bagaimana ya usaha Seo Yeon untuk menyelamatkan keluarga dari ancaman Young Sook yang ternyata mampu mengubah nasib di masa depan?
11. A Tale of Two Sisters (2013)
- Genre: Psychological, Horror
- Sutradara: Kim Jee-woon
- Rumah Produksi: B.O.M. Film Productions Co.
- Durasi: 114 menit
Rekomendasi film psikologi terakhir adalah A Tale of Two Sisters yang tayang pada 13 Juni 2003. Film ini terinspirasi dari sebuah dongeng era Joseon berjudul Janghwa Hongryeon Jeon yang memang berkali-kali telah dijadikan adaptasi film-film serupa.
Menceritakan tentang seorang Su-mi, seorang gadis yang baru saja dibebaskan dari rumah sakit jiwa karena syok atas kematian ibunya. Su-mi pulang ke rumah yang berisikan ayah dan adik perempuannya, Su-yeon. Namun saat bertemu dengan ibu tirinya, Eun-joo, Su-mi begitu ingin melindungi Su-yeon darinya karena merasa sang ibu tiri adalah seorang yang jahat.
Seiring berjalannya waktu, Eun-joo dan Su-mi tidak pernah akur satu sama lain. Su-mi yang mendapati adiknya memiliki luka memar langsung menyalahkan Eun-joo sehingga membuat keduanya bertengkar. Alhasil, ayahnya pun datang untuk melerai keduanya. Usut punya usut, ternyata rumah tersebut hanya dihuni oleh Su-mi dan Eun-joo saja.
Lantas, siapa sosok Eun-joo dan Su-yeon yang sebenarnya? Apakah segala halusinasi Su-mi ada hubungannya dengan kematian sang ibu?
5 Rekomendasi Buku Terkait
1. Pelukis Bisu (The Silent Patient)
Pasangan suami istri, Alicia Berenson dan Gabriel Berenson tinggal di sebuah rumah besar yang memiliki jendela besar, yang menghadap ke taman di salah satu daerah yang paling diminati di London. Alicia Berenson yang merupakan pelukis terkenal menikahi Gabriel Berenson yang merupakan seorang fotografer. Suatu malam, Gabriel bekerja lembur. Ia pulang terlambat dari sebuah pemotretan model. Di malam itu, sesaat setelah Gabriel pulang, terdengar suara tembakan dari rumah Alicia dan Gabriel.
Polisi menemukan jasad Gabriel yang sudah tidak bernyawa, dengan posisi diikat ke kursi, dan luka tembak sebanyak lima buah. Senjata yang menjadi alat pembunuh Gabriel tergeletak di lantai. Alicia berdiri di samping tubuh Gabriel, terdiam mematung, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Alicia sejak saat itu membisu. Ia tak menjawab pertanyaan satu pun. Ia tetap diam ketika dituduh membunuh Gabriel.
Alicia tetap bungkam sewaktu ditahan, tidak menyangkal atau mengaku. Ia tak pernah bicara lagi. Alicia tetap membisu – tapi menyatakan satu hal. Dengan lukisan berupa potret diri. Ia memberikan judul lukisan tersebut di sudut kiri bawah kanvas, dengan huruf-huruf Yunani biru terang yang membentuk satu kata: ALCESTIS.
2. Dusta-Dusta Kecil (Big Little Lies)
Novel Dusta-Dusta Kecil (Big Little Lies) merupakan karya Liane Moriarty dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama menceritakan kisah unik berbeda dari novel lainnya. Semua ini bermula ketika hari orientasi TK di Pirrie Public School, Jane seorang ibu tunggal yang memiliki banyak rahasia pergi mengantarkan putranya ke sekolah. Di sana ia bertemu dengan Madeline yang cukup menyebalkan. Sikapnya sangat sinis dan penuh semangat. Ada lagi Celesta, perempuan cantik tetapi gampang gelisah karena hal-hal kecil. Namun, ada insiden yang melibatkan anak-anak mereka sehingga ketiganya berubah menjadi serius.
Gosip-gosip jahat mulai bermunculan, tidak ada satupun yang tahu siapa yang benar dan siapa yang berdusta. Hingga seseorang harus membayar dengan nyawa.
3. The Hollow (Rumah Gema)
Hercule Poirot kesal dan jemu. Kematian sama sekali bukan hal yang menyenangkan. Namun, di sini mereka malah menggodanya dengan menyajikan suatu adegan pembunuhan. Di tepi kolam, sesosok tubuh diletakkan secara artistik, lengannya terentang, bahkan ada cat merah yang menetes-netes. Sosok itu sangat tampan. Beberapa orang berdiri mengelilinginya dalam pose-pose yang aneh. Semuanya sangat tidak profesional. Namun, Poirot menyadari bahwa adegan ini amat nyata. Begitu nyata, hingga membuatnya tersentak bagai dihantam palu godam. Cairan yang menetes itu bukan cat merah, melainkan darah dan pria yang tergeletak itu sedang menjelang ajalnya.
Buku The Hollow (Rumah Gema) karya Agatha Christie merupakan kategori buku novel detektif. Buku ini pertama kali terbit tahun 1946 di Amerika Serikat. Buku ini memiliki setting yang klasik, seperti lingkungannya, barang-barang yang ditampilkan, dan candaan para pembantu rumah tangga.
Buku ini bercerita mengenai pesta dansa yang diadakan oleh keluarga Angkatel yang masih termasuk keturunan bangsawan. Mereka mengundang semua anggota keluarga yang lain dan seorang detektif swasta legendaris bernama Hercule Pairot. Pesta dansa berubah menjadi petaka ketika John ditemukan sekarat di tepi kolam renang. Pairot menyelidiki semua tamu yang hadir di pesta tersebut untuk menemukan pelaku pembunuhan John. Agatha Christie memang penulis yang terkenal dengan novel-novel misterinya, ia selalu berhasil mengemas teka-teki menjadi petualangan yang seru dan mendebarkan.
4. Anak Teladan (The Good Son)
Buku novel ini bercerita tentang kehidupan seorang anak laki-laki yang bernama Yu-jin berusia 26 tahun dan mengidap penyakit epilepsi. Cerita ini akan diawali dengan kisah Yu-jin yang pada suatu hari terbangun dari tidurnya dan ia bangun dengan pemandangan tubuhnya dilumuri oleh darah, hal itu membuat dirinya berusaha mengingat dan meskipun beberapa hal berkelebat di dalam pikirannya Yu-jin tidak dapat mengingat apapun yang terjadi kemarin dan tepatnya kemarin malam.
Setelah dirinya menyadari bahwa darah yang berlumuran di tubuhnya bukanlah darah dari tubuhnya Yu-jin memutuskan untuk mencari apa yang sebenarnya terjadi dan ketika Yu-jin keluar dari kamarnya untuk mencari lebih jauh apa yang terjadi Yu-jin diperlihatkan dengan sesosok tubuh yang tergeletak di kaki tangga apartemen yang merupakan tempat tinggalnya. Tubuh tersebut adalah tubuh dari ibunya sendiri yang sudah tergeletak tak bernyawa dengan kondisi leher yang sudah tergorok dan tubuh ibunya sudah tergenang di tengah genangan darah.
Kakak angkat dari Yu-jin sementara itu memberitahunya bahwa telah terjadi pembunuhan seorang wanita muda di sebuah dermaga yang tak jauh dari apartemen yang ditinggali oleh mereka dengan luka yang sama dengan yang terjadi pada ibu mereka dengan luka menganga di leher korban perempuan itu. Hal tersebut membuat Yu-jin semakin ingin berusaha keras untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, dan ingin terus menggali pikirannya agar Yu-jin dapat mencari bukti dan hubungan antara kedua kasus pembunuhan yang terjadi di daerahnya sehingga kisah dalam buku ini akan menguak suatu rahasia gelap tentang keluarga Yu-jin dan tentang diri Yu-jin sendiri.
Selain itu kisah dalam buku ini juga merupakan buku yang menceritakan kisah dewasa dan diberi rate untuk usia 17 tahun ke atas jadi pastinya akan menyajikan tulisan dan jalan cerita yang cocok hanya untuk mereka yang sudah cukup umur karena jika diingat buku ini bergenre thriller dan misteri. Membuat kita pembacanya menjadi berhati-hati karena alur cerita dalam buku ini mendebarkan walaupun bisa dikatakan alur cerita karya Jeong You Jeong berjalan lambat di awal.
Sinopsis Buku
Yoo Jin terbangun karena bau darah dan menemukan dirinya berbaring di ranjangnya sendiri dalam keadaan berlumuran darah. Tetapi itu bukan darahnya. Lalu darah siapa? Jawaban untuk pertanyaan itu baru diketahuinya setelah ia menemukan ibunya tergeletak tak bernyawa dengan leher tergorok di tengah genangan darah di kaki tangga apartemen dupleks mereka.
Sebagai penderita epilepsi, ingatan Yoo Jin sering bermasalah dan ia tidak bisa mengingat apapun yang terjadi kemarin malam. Hanya suara ibunya yang selalu terngiang-ngiang di telinga. Suara ibunya yang memanggil namanya.
Apakah sang ibu memanggilnya untuk meminta tolong? Atau untuk memohon agar Yoo Jin tidak membunuhnya? Yoo Jin pun berusaha mencari tahu apa yang terjadi, menggali ingatannya, dan menguak rahasia lama tentang dirinya sendiri dan keluarganya.
Sementara itu, di dermaga tidak jauh dari sana, ditemukan juga mayat seorang wanita muda dengan luka menganga di leher.
5. The Tokyo Zodiac Murders (Pembunuhan Zodiak Tokyo)
Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman dipukuli hingga tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo. Polisi menemukan surat wasiat aneh yang memaparkan rencananya untuk menciptakan Azoth—sang wanita sempurna—dari potongan-potongan tubuh para wanita muda kerabatnya. Tak lama sesudah itu, putri tertuanya dibunuh.
Lalu putri-putrinya yang lain serta keponakan-keponakan perempuannya tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat mereka yang termutilasi ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip astrologis yang diuraikan sang seniman. Pembantaian misterius itu mengguncang Jepang, menyibukkan pihak berwenang dan para detektif amatir. Namun tirai misteri tetap tak terpecahkan selama lebih dari 40 tahun.
Lalu pada suatu hari di tahun 1979, sebuah dokumen diserahkan kepada Kiyoshi Mitarai—astrolog, peramal nasib, dan detektif eksentrik. Dengan didampingi Dr. Watson versinya sendiri—ilustrator dan penggemar kisah detektif, Kazumi Ishioka—dia mulai melacak jejak pelaku Pembunuhan Zodiak Tokyo serta pencipta Azoth yang bagaikan lenyap ditelan bumi.
Kisah menarik tentang sulap dan ilusi karya salah satu pencerita misteri terkemuka di Jepang ini disusun seperti tragedi panggung yang megah. Penulis melemparkan tantangan kepada pembaca untuk membongkar misteri sebelum tirai ditutup.
Penulis: Rifda Arum Adhi P
- 10 Lukisan Termahal di Dunia
- 100 Tebak Tebakan Receh
- 18 Jenis Kelamin di Thailand
- 25 Orang Terganteng di Dunia
- 11 Film Psikologi Barat Maupun Korea
- Kenapa Dinosaurus Punah
- List Drakor Konglomerat
- Makhluk Mitologi Dunia
- Menjenguk Orang Sakit Bawa Apa
- Tugas Sweeper dan Pendaki
- Urutan Silsilah Keluarga Jawa
- Urutan Silsilah Keluarga Sunda