Guilt tripping – Pernahkah Anda merasa bersalah kepada seseorang atas kata-kata yang mereka ucapkan? Atau apakah Anda bahkan mencoba untuk orang lain untuk merasa bersalah dengan kata-kata Anda? Hal ini sering disebut sebagai guilt tripping.
Guilt trip adalah suatu bentuk komunikasi, baik verbal maupun nonverbal, yang digunakan oleh seseorang terhadap korban untuk menimbulkan perasaan bersalah sehingga keinginan mereka akan terpenuhi. Ucapan seperti: “Jadi kamu ingin meninggalkanku setelah aku berkorban begitu banyak?” atau “Aku lelah memasak, tapi kamu makan sedikit” mungkin sudah tidak terdengar asing di telingamu.
Perkataan semacam ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan rasa bersalah, sehingga pada akhirnya mau tidak mau, orang yang menerimanya akan menuruti perkataan dan permintaannya. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai penggunaan rasa bersalah di masyarakat, yang selain rasa bersalah juga dapat menimbulkan rasa benci di hati korban terhadap pelaku.
Table of Contents
Ciri-Ciri Guilt Trip
Guilt trip mampu dilakukan secara sengaja maupun tidak. Perlakuan ini pula dapat sangat kentara terlihat atau malah sulit terdeteksi lantaran bisa dilakukan secara halus dan tersirat. Agar tidak bingung, inilah karakteristik-karakteristik guilt trip:
- Mengungkit kesalahan yang pernah dilakukan korbannya pada masa lalu
- Melempar komentar atau melakukan perilaku seolah-olah korbannya tidak melakukan suatu hal yang lebih baik dari yang pelaku lakukan
- Mengungkit kebaikan atau pengorbanan yang sudah dilakukan sang pelaku agar korban merasa gagal
- Melakukan silent treatment
- Melakukan komunikasi pasif-agresif
- Melempar komentar sarkastis
- Menunjukkan perilaku seolah-olah sedang marah, namun lalu pelaku menyangkal apabila ia sedang marah atau sedang memiliki masalah
- Membuat korbannya merasa berhutang budi terhadap pelaku
- Mengacuhkan korban ketika ingin menuntaskan perkara
- Menggunakan bahasa tubuh untuk mengomunikasikan ketidaksenangan, misalnya menghela nafas, menyilangkan tangan, mengerutkan wajah, atau membanting benda
Contoh kalimat yang diucapkan sang pelaku guilt trip, misalnya “Jadi, setelah saya berkorban sebesar ini, anda mau ninggalin saya begitu saja?”, “Aku sudah capek-capek masak, akan tetapi anda malah makan sedikit”, atau “Aku pulang sama beliau lantaran anda nggak pernah punya waktu untuk saya, saya kesepian”.
Guilt trip tidak hanya bertujuan untuk memanipulasi korbannya supaya korban merasa bersalah. Tetapi, kondisi ini juga dapat menjadi sebuah trik untuk menghindari perseteruan dan mendapatkan simpati dari orang lain.
Jenis Guilt Trip
Ada banyak jenis guilt trip yang dapat digunakan orang tergantung pada tujuan akhir atau tujuan tindakan mereka. Berbagai jenis guilt trip berdasarkan tujuan meliputi:
- Manipulatif: Tujuan utama dari guilt trip mungkin adalah memanipulasi atau membuat seseorang melakukan sesuatu yang biasanya tidak ingin ia lakukan.
- Penghindaran Konflik: Dalam kasus lain, orang mungkin menggunakan guilt trip untuk menghindari berbicara langsung tentang masalah tertentu. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa terlibat dalam konflik langsung.
- Pendidikan Moral: Rasa bersalah juga merupakan cara untuk melibatkan seseorang dalam apa yang dianggap lebih bermoral atau benar oleh seseorang.
- Membangkitkan Simpati: Dalam beberapa kasus, rasa bersalah dapat digunakan untuk memperoleh simpati orang lain dengan meniru seseorang yang telah terluka oleh tindakan yang dirancang untuk memprovokasi rasa bersalah kepada orang lain.
Rasa bersalah tidak selalu merupakan hal yang buruk, tetapi sering kali membuat cemas dan tidak menyenangkan jika Anda tidak menyadari bahwa rasa bersalah memainkan peran penting dalam membimbing perilaku moral. Ketika orang merasa bersalah, mereka dapat memperbaiki kesalahan mereka dan menghindari membuat kesalahan yang sama di masa depan.
Tanda-Tanda Jika Menjadi Korban Dari Guilt Trip
Terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang sedang menjadi korban dari guilt trip, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Merasa seperti Anda sedang mengecewakan pelakunya
Anda akan selalu merasa seolah-olah Anda telah mengecewakan pelaku. Inti dari guilt trip adalah membuat Anda merasa seperti itu. Anda akan selalu merasa seolah-olah Anda telah mengecewakan pelaku. Intinya Anda akan sering merasa melakukan kesalahan.
2. Dibandingkan dengan Orang Lain
Karakteristik dari guilt trip ini adalah perilaku untuk membandingkan dengan orang lain. Pasti Anda tahu dengan fenomena yang suka membandingkan anak Anda dengan anak tetangga? Ketika Anda membandingkan rasa dosa akan muncul dari dalam.
Perlahan muncul pikiran dalam diri Anda “Mengapa saya tidak bisa dicintai seseorang?” Nah ini termasuk dalam tanda-tanda bahwa Anda menjadi korban dari guilt trip
3. Selalu Setuju dengan Syarat dari Pelaku
Tujuan dari guilt trip adalah untuk membuat korban menuruti kata-kata dan tuntutan pelaku. Nah jika Anda mendapati diri Anda terus-menerus melakukan apa yang diminta teman atau orang yang Anda cintai, anda perlu hati-hati.
Bahkan hubungan antara pasangan bisa melalui perjalanan berisi guilt trip. Guilt trip sering menerima pernyataan seperti “Jika kamu mencintaiku, kamu seharusnya meninggalkan hobimu” dan semacamnya di mana penyerang selalu memaksakan kondisi.
Pasangan yang mengatakan hal-hal ini sepanjang waktu hanya menginginkan satu hal yaitu merasa bersalah sehingga mereka dapat mengendalikan pasangannya.
4. Susah Bilang Tidak
Saat pelaku meminta Anda melakukan sesuatu Anda tetap tidak bisa menolak meski Anda sebenarnya ingin menolak. Ini bisa terjadi karena pelaku guilt trip mencoba menipu Anda agar percaya bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa Anda, bahwa Anda sangat membutuhkan kehadiran dan cinta mereka seterusnya.
Untuk menghindari anda menjadi korban dari guilt trip secara berkelanjutan anda perlu melakukan beberapa hal.
Jelaskan kepada mereka bahwa jika mereka menggunakan trik untuk membuat Anda memenuhi permintaan mereka Anda akan merasa kesal dan marah terhadap mereka bahkan jika Anda mematuhinya.
Anda dapat mengatakan bahwa kebencian ini akan menumpuk jika guilt trip dilakukan berkali-kali, dan akan membuat Anda berjaga jarak dengan mereka.
Anda dapat berbicara langsung bahwa Anda ingin mereka menghargai keputusan yang Anda buat. Jika Anda menyangkal permintaan mereka itu tidak berarti Anda tidak suka atau tidak peduli terhadap orang itu, tetapi karena Anda belum bisa membantu.
Guilt Trip Kemungkinan Dapat Melukai Diri Sendiri
Meskipun untuk beberapa tindakan sepele guilt trip ini pada kenyataannya punya kegunaan positif seperti meningkatkan perasaan bersalah untuk mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik dan memberikan efek jera. Namun, guilt trip punya efek langsung berupa manipulasi psikologis meliputi:
1. Menimbulkan komunikasi & interaksi yang tidak sehat
Baik disengaja atau tidak, tindakan manipulasi psikologis ini bisa mengakibatkan komunikasi dan interaksi antara pelaku dan korban menjadi tidak sehat.
Hal ini dikarenakan korban mampu saja menyadari bahwa dirinya sedang dimanipulasi dan akhirnya merasa benci sampai kehilangan kepercayaan terhadap pelaku. Terlebih lagi tindakan manipulasi emosi mampu menyebabkan perasaan dendam yang bertahan lama.
Lebih parahnya lagi, tindakan ini mampu saja sebagai bumerang bagi pelaku jika korban ternyata justru melakukan sesuatu hal yang sama untuk melawan tuduhan pelaku.
2. Melukai harga diri dan mengganggu kesehatan mental korban
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada ScienceDirect, keluarnya perasaan bersalah yang berlebihan berpotensi menyebabkan atau memperburuk beberapa perkara kesehatan mental mulai dari gangguan kecemasan, obsessive compulsive disorder (OCD), hingga depresi.
Selain itu, mengalami rasa bersalah dapat menyebabkan tekanan dan mampu mengakibatkan korban mengalami gangguan emosi. Misalnya keluarnya perasaan sedih, menyesal, dan risih yang mendalam. Di mana ini pula mampu mempertinggi ketegangan otot dan insomnia.
Bahkan perasaan bersalah yang ada terus menerus akibat dampak dari tindakan manipulasi emosi dapat berpotensi mensugesti harga diri, yang lalu mengakibatkan seseorang itu menarik diri dari kehidupan sosial.
Meskipun begitu, tidak sedikit juga pakar yang beropini bahwa rasa bersalah yang disebabkan oleh tindakan ini tidak selalu mengakibatkan hal buruk. Ini lantaran rasa bersalah yang ada mampu saja membantu orang yang bersangkutan menyadari dan mampu memperbaiki kesalahannya. Termasuk mencegah supaya kesalahan yang sama nantinya tidak terulang lagi.
Contoh Pasangan yang Melakukan Guilt Trip
1. Silent Treatment
Silent treatment biasanya dilakukan seseorang untuk membuat Anda merasa bersalah. Pasangan Anda tidak segan-segan untuk terus diam dan membungkam Anda atas kesalahan yang mungkin Anda lakukan atau mungkin tidak. Dia percaya bahwa jika dia melakukan silent treatment Anda akan menyadari kesalahan Anda.
Diam adalah kebiasaan buruk dan tidak boleh dilakukan dalam hubungan. Tidak peduli seberapa kecil atau besar kesalahannya, itu harus dibicarakan dengan benar, bukanya malah dengan hanya diam.
2. Selalu mengungkit-ungkit kesalahan
Sebagai manusia, kita tidak pernah lepas dari kekurangan, begitu juga Anda dan pasangan Anda. Namun jika pasangan Anda sering mengungkit kesalahan Anda, itu tandanya dia telah melakukan kesalahan.
Apa yang terjadi di masa lalu seharusnya sudah diselesaikan, dan mengungkitnya kembali tidak dapat ditoleransi. Jika dia terus mengungkit, seolah-olah semua kesalahan ada pada anda, mereka benar-benar berbahaya, orang-orang seperti ini harus anda hindari
3. Tidak segan menyindir anda
Untuk membuat Anda merasakan kesalahan Anda, pasangan Anda tidak ragu untuk menyindir. Entah sindiran yang halus atau tidak, Anda benar-benar perlu waspada akan hal ini.
Apakah ada cara lain jika terus menerus menerima sindiran alih-alih berusaha mencari solusi? Menjadi terdakwa tentu sangat tidak nyaman.
4. Pandai Mendramatisir
Guild trip yang paling tidak menyenangkan adalah saat pasanganmu seorang drama queen. Anda dapat melihat ekspresi persuasifnya memburu Anda. Matanya bengkak, bibirnya tampak mencibir, dia terlihat marah, atau dia memutar matanya.
Ditambahkan pula bahwa mereka meletakkan tangan di pinggul, melipat tangan di depan dada, menginjak kaki, dan bahkan memukul diri sendiri. Lebih buruk lagi, dia menangis saat Anda mengucapkan kata-kata yang membuat Anda kemudian merasa sangat bersalah, tetapi Anda bahkan tidak mengerti persis apa kesalahan Anda.
5. Sangat pandai playing victim
Faktanya, pasangan Anda salah, tetapi mereka sangat pandai bermain sebagai korban sehingga rasa bersalah dimulai. Dia tidak segan-segan memutarbalikkan fakta bahwa Anda bertanggung jawab, fakta bahwa Anda menyakitinya, dan sebagainya.
Tentu saja, memiliki pasangan dengan kecenderungan perilaku seperti itu bisa sangat melelahkan. Jika Anda melindungi diri sendiri, dia tidak segan-segan memutar balikkan pembicaraan. Jadi dia tidak mau mengakui kesalahan yang sebenarnya tidak dia buat.
Jika tidak dihentikan, itu bisa berbahaya. Nah, jika Anda sensitif dan masih ingin menyelamatkan hubungan Anda, waspadai apa yang Anda dan pasangan lakukan.
Dampak Guilt Trip
1. Menimbulkan kebencian
Memecahkan atau menghindari masalah dengan melakukan guilt trip dapat menciptakan kebencian terhadap pelaku. Korban dibuat menyalahkan diri mereka sendiri, tetapi tanpa penjelasan apa pun, dan terus-menerus diganggu, yang pasti akan membuat marah korban.
2. Hubungan yang rusak
Studi menunjukkan bahwa perasaan bersalah dapat merusak hubungan intim. Satu studi menemukan bahwa orang yang terluka oleh kritik pasangannya lebih cenderung menggunakan perasaan terlukanya untuk membuat pasangannya merasa bersalah dan tenang. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa pasangan yang merasa bersalah karena meyakinkan lebih cenderung memiliki hubungan yang jauh lebih buruk. Dengan kata lain, mempromosikan rasa bersalah dapat membantu pasangan Anda melakukan apa yang Anda inginkan, tetapi dengan biaya. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dan perasaan bahwa orang lain sedang dimanipulasi
3. Jadi Boomerang
Guilt trip sesekali dapat diterima atau dimengerti oleh pasangan. Namun, jika perilaku ini dilakukan berulang-ulang, kemungkinan besar akan membuat pasangan Anda marah. Ada berbagai cara untuk marah, kemarahan yang dilontarkan bisa sangat beragam, salah satunya adalah pemberontakan. Kondisi ini sebenarnya kontraproduktif dari kondisi yang diharapkan. Pasangan tidak berubah menjadi lebih baik, justru sebaliknya.
Misalnya, pelaku kejahatan dalam hubungan tidak suka pasangannya tidak menanggapi teks dari orang lain. Namun, karena terlalu sering disalahkan dan ditekan, pasangan ini menjadi semakin memberontak. Dia mungkin baru saja membalas pesan itu besok atau bahkan lusa. Tindakan ini diambil sebagai pembalasan atas perilaku pelaku.
4. Gangguan kesehatan mental
Rasa bersalah yang berlebihan dapat menyebabkan sejumlah gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, dan bahkan depresi. Perasaan bersalah yang ditambahkan ke rasa ingin tahu dapat menyebabkan gejala langsung yang berkaitan dengan fisik. Dari ketegangan otot, insomnia, mual, sampai jantung terasa berdebar.
5. Menarik diri dari sosial
Dengan intensitas peningkatan perilaku guilt trip, korban mungkin merasa kurang baik dan lebih rendah diri. Mereka dapat berspekulasi bahwa mereka akan membuat banyak kesalahan lain di masa depan. Hal ini tentu saja mempengaruhi tingkat kepercayaan diri mereka sehingga menyebabkan mereka merasa cemas dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Lingkungan yang positif dapat menjadi solusi penting bagi para korban. Melindungi diri dari perilaku manipulatif juga harus menjadi prioritas sebelum memulai suatu hubungan. Namun, jika pada titik ini seseorang merasa menjadi korban guilt trip, mereka harus segera mencari solusi untuk menghadapinya. Jangan biarkan hubungan Anda berdampak negatif pada Anda.
Cara Menyikapi Guilt Trip
Penting bagimu untuk mengenali kondisi orang-orang di sekitarmu, apakah terdapat yang mempunyai kondisi guilt trip atau tidak. apabila terdapat, berikut adalah merupakan cara yang mampu anda lakukan untuk menyikapi konduite tadi:
- Validasi emosi pelaku. Beri dia ruang untuk mengekspresikan
- Apabila dia memberitahukan bahasa tubuh yang mengindikasikan guilt trip, coba mulai menggunakan bertanya, misalnya “Sepertinya anda frustasi menggunakan tugas itu. Apa yang mampu saya lakukan untuk membantumu?”
- Utarakan secara baik-baik apa yang anda rasakan. Katakan padanya apa jika perkataannya telah menciptakan dirimu bersedih dan merasa dimanipulasi. Berikan saran bahwa kondisi tadi bisa menghambat interaksi yang sehat.
- Tetapkan batasan atas pelaku guilt trip. Apabila dia rekan kerja, anda tidak perlu terlibat pertemanan dengannya. Urusanmu dengannya hanyalah sebatas pekerjaan saja.
- Tolak apabila pelaku meminta sesuatu hal yang tidak masuk akal.
Kalau anda merasa dimanipulasi dengan orang-orang pada sekitarmu, baik itu pada bentuk guilt trip, gaslighting, atau lainnya, mari segera ambil langkah. Jangan sampai hubunganmu dengan orang lain justru berdampak jelek bagi hidupmu & merenggut kebahagiaanmu.
Jika perlakuan ini telah membuatmu stres berat sampai menciptakan kegiatan keseharianmu terhambat, usahakan segera konsultasikan masalahmu ke psikolog untuk menerima saran terbaik.
Pembahasan tentang guilt trip termasuk dalam psikologi atau tingkah laku manusia, banyak ilmu psikologi lain yang menarik untuk dipelajari. Gramedia memiliki banyak buku yang menarik dan membahas tentang psikologi yang bisa dijadikan referensi atau sumber pembelajaran. Selamat belajar.
Penulis : Arizal Muhammad Valevi
- Affirmasi Pagi
- Affirmasi Islami
- Affirmasi Dalam Hubungan
- Anger Issue
- Altrutisme
- Berdamai Dengan Diri Sendiri
- Berpikir Positif
- Berpikir Kreatif dan Inovatif
- Broken Home
- Cara Agar Tidak Insecure
- Cara Agar Tidak Mudah Menangis
- Cara Menjadi Dewasa
- Cara Menjadi Orang Ikhlas
- Cara Mengenal Diri Sendiri
- Cara Mencintai Diri Sendiri
- Cara Menjadi Orang Cuek
- Cara Menhilangkan Banyak Pikiran
- Cara Menghadapi Orang dengan Trust Issue
- Cara Meditasi Yang Benar
- Cara Melatih Mental
- Ciri Orang Yang Sombong
- Critical Thinking
- Childish
- Contoh Hard Skill
- Contoh Self Control
- Denial
- Demotivasi
- Deja Vu
- Duck Syndrome
- Eksibisionis, Pedofilia, Fetisme
- Etika
- Emosi Tidak Stabil
- Fixed Mindset
- Ghosting
- Guilt Tripping
- Hantu Seram
- Highly Sensitive Person
- Insecure
- Jemawa
- Kepribadian Ganda
- Manajemen Stres
- Me Time
- Menangis Tanpa Sebab
- Mengapa Kutu Buku Pakai Kacamata
- Mindfulness
- Moody
- Mood Swing
- Mood Booster
- Maladaptive Daydreaming
- Narsisme
- Konsep Diri
- Konsep Berpikir Komputasional
- Logika
- Obsesi
- Obat Sedih
- Perbedaan Introvert dan Ekstrovert
- Percaya Diri
- Perfeksionis
- Pesimis
- Sikap Pesimis
- Pengertian Hard Skill
- Perkembangan Emosi
- Penyebab Kenapa Afirmasi Gagal
- Philophobia
- Pikiran Negatif
- Playing Victim
- Produktif
- Regulasi Emosi
- Sifat Manipulatif
- Self Awarness
- Self Afirmasi
- Self Control
- Self Care
- Self Development
- Self Diagnosis
- Self Efficacy
- Self Esteem
- Self Healing
- Self Healing Terbaik
- Self Harm
- Self Improvement
- Self Love
- Self Management
- Strict Parents
- Self Reward
- Self Reminder
- Self Talk
- Sikap Optimis
- Soft Skill
- Tanggung Jawab
- Trauma Healing
- Trust Issue
- Overthinking
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien