in

Menjamurnya Festival Literasi, Maman Suherman Ungkap Harapannya

Beberapa tahun terakhir ini berbagai festival literasi mulai bermunculan, termasuk The Readers Project 2019, yang diinisiasi oleh Gramedia Digital Nusantara bekerjasama dengan Kementerian Keuangan.

Ther Readers Project sendiri masih memiliki beberapa pembagian acara yang lebih spesifik, dua di antaranya yaitu The Readers Fair dan The Readers Talk.

The Readers Fair merupakan bazar buku murah, sementara The Readers Talk acara berupa talk show bersama teman-teman penulis dan juga pegiat literasi.

Maman Suherman, sebagai penulis sekaligus pegiat literasi menjadi salah satu yang meramaikan acara The Readers Talk, yang diadakan di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis, 3 Oktober 2019.

Kang Maman, begitu ia biasa disapa, ikut merasa senang melihat mulai menjamurnya festival literasi di Indonesia.

Maman
Gramedia Digital/M. Fachrio Alhadar

“Saya orang yang bahagia, saya orang yang bahagia, saya orang yang bahagia,” ujarnya berkali-kali, menegaskan rasa bahagianya. Karena baginya festival literasi yang kini banyak bermunculan, menjadi jawaban tentang fakta rendahnya tingkat literasi di Indonesia.

“Kita belum menjadi negara literasi yang bagus di muka bumi, ini kita masih di bawah. Justru karena itu kita terdorong melakukan berbagai aktivitas (termasuk festival literasi) untuk mempercepat kita naik dari negara yang masih tidak terlalu literat menjadi lumayan literat dan menjadi literat,” tutur penulis novel Re itu.

Pria yang lahir di Sulawesi Selatan, 10 November 1965 itu pun menambahkan, dengan banyaknya festival literasi dapat menjadi salah satu upaya agar masyarakat lebih tercerdaskan dan lebih terberdayakan.

Karena itu, Kang Maman Suherman berharap, kedepannya akan selalu ada festival literasi yang tidak sekedar menjual buku, namun juga berisikan kegiatan-kegiatan yang sifatnya menginspirasi banyak orang.


Baca juga: Film Pendek Adaptasi Cerpen Eka Kurniawan Berkompetisi di Busan


“Jadi festival literasi harus selalu ada, tidak cuma jual buku, tidak cuma diskon buku, tetapi juga membuat kegiatan keliterasian dan praktik keliterasian seperti hari ini ada talk show, bincang-bincang, berbagi pengalaman, yang sifatnya inspiratif biar orang tahu bahwa buku itu bukan benda mati, buku itu benda hidup, bisa dibicarakan, bisa dijadikan tari, bisa dijadikan musik, jadi film di bioskop dan bisa jadi materi bikin acara di televisi, sosial media dan sebagainya,” lanjutnya.

Dengan begitu, Kang Maman Suherman berharap nantinya, kegiatan literasi ini akan menambah minat baca masyarakat di Indonesia.

“Jadi festival literasi harus keluar dari sekedar jual buku, baca, tulis, tapi bagaimana menampilkan berbagai kegiatan dengan tujuan mendorong orang melakukan praktek keliterasian agar lebih tercerdaskan lebih terberdayakan,” tandasnya.


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.