Sering kali kita mendengar nasihat bahwa tidak boleh hidup dengan jemawa. Jemawa akan membawa kehidupan ke arah yang buruk. Jemawa juga erat kaitannya dengan sifat sombong dan merasa paling baik sehingga merendahkan orang lain.
Tentu seseorang yang hidup dengan jemawa tidak akan pernah merasa cukup dalam hidupnya. Ia akan terus merasa kurang dan kalah dari orang lain. Mereka yang memiliki rasa jemawa dalam diri akan terus mencari-cari potensi diri atau pencapaian-pencapaian yang dijadikan bekal untuk menyombongkan diri.
Lalu, sebenanarnya jemawa itu apa? Dan bagaimana cara menghindarinya? Yuk Grameds, simak penjelasan berikut mengenai jemawa.
Table of Contents
Pengertian Jemawa
Sebagian besar orang menyebut jemawa adalah jumawa. Sebenarnya jumawa adalah kata tidak baku. kata bakunya adalah jemawa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jemawa diartikan sebagai angkuh, congkak, dan suka mencampuri urusan orang lain.
Angkuh sendiri merupakan sifat suka memandang rendah kepada orang lain, sombong, dan congkak. Adapun congkak berarti merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia (pandai, kaya, dan sebagainya), sombong, pongah, angkuh, dan jemawa.
Suka mencampuri urusan orang lain dimaknai sebagai seseorang yang selalu ingin terlibat dalam permasalahan atau persoalan orang lain yang tidak memiliki hubungan dengannya.Tentu hak ini akan membuat tidak nyaman bagi siapapun yang dicampuri urusannya.
Orang yang jemawa cenderung akan menampakkan kehebatan dirinya di depam orang lain. Mereka akan memamerkan apa saja yang dimiliki untuk mendapatka pujian dan merasa hidupnya lebih baik dari orang lain. Orang yang jemawa tidak akan pernah merasa cukup dan puas dengan hidupnya.
Allah melaknat dan tidak menerima orang-orang jemawa di surga. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim. Berikut artinya.
“Tidak dimasukkan ke dalam surga bagi orang yang hatinya terdapat keangkuhan dan kesombongan, walaupun hanya sebesar biji zarrah.”
Ciri-ciri Jemawa
Sebagai manusia apalagi seorang muslim hendaknya menghindari sifat jemawa. Jemawa dapat dikenali dengan beberapa karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut.
1. Selalu Ingin Dipuji
Orang yang jemawa senang mendapat pujian. Meskipun pujian-pujian yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Mereka haus pujian. Oleh sebab itu, mereka akan melakukan apapun untuk mendapat pujian sebanyak-banyaknya.
2. Merasa Lebih Hebat dari Orang Lain
Orang dengan sifat jemawa cenderung merasa paling bisa dan paling hebat dibandingkan orang lain. Segalanya akan berjalan dengan baik apabila ada kehadiran dirinya. Mereka juga cenderung meremehkan kemampuan orang lain.
Tujuannya membuat orang lain merasa tidak ada yang bisa menandingi dirinya. Ia ingin menjadi satu-satunya yang hebat di antara lingkaran orang-orang yang ada di kehidupannya.
3. Bersifat Egois
Orang dengan sifat jemawa sering kali tidak merasa bersikap egois kepada orang lain. Hal ini disebabkan oleh seringnya melihat diri sendiri. Mereka bagai memakai kaca mata kuda, tidak memedulikan hal-hal di sampingnya.
4. Sering Mencela Orang Lain
Sering mencela menjadi tanda bahwa Grameds memiliki sikap jemawa. Mereka yang jemawa akan memandang orang lain lebih rendah dari dirinya. Kekurangan-kekurangan orang lain akan dilihatnya dengan serendah mungkin. Padahal belum tentu pandangannya sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Mereka yang jemawa tidak segan untuk mencela dan merendahkan orang lain di depan umum. Mungkin baginya, apa yang diucapkan adalah candaan. Tetapi, bagi orang yang menerimanya, bisa saja menganggap hal tersebut merupakaan celaan.
5. Selalu Membicarakan Diri Sendiri di Setiap Situasi
Grameds dapat mengenali orang yang jemawa dengan melihatnya ketika bersosialisasi. Apakah mereka cenderung membicarakan diri sendiri atau ikut melebur dalam obrolan. Jika seseorang cenderung membicarakan diri sendiri di dalam setiap obrolan meskipun telah berganti topik obrolan.
Misalnya sedang membicarakan krisis iklim maka orang tersebut akan cenderung membicarakan kontribusinya dalam lingkungan. Alih-alih membicarakan hal-hal yang menyebabkan krisis iklim dan solusinya.
6. Mengeluh Berkedok Pamer
Mengeluh menjadi hal yang manusiawi dan boleh dilakukan siappa pun. Namun, ketika keluhanmu itu hanyalah bungkus untuk pamer. Maka kamu termasuk orang-orang yang jemawa.
Misalnya “aku lelah banget setelah keliling Eropa”. Hal ini tentu akan terdengar pamer bagi siapa pun yang mendengar. Pendengar bisa saja menangkap bahwa orang tersebut sedang pamer bisa keliling Eropa.
7. Tidak Bersimpati atau Tertarik pada Cerita atau Pencapaian Orang Lain
Orang yang jemawa cenderung tidak bersimpati atau tertarik dengan cerita maupun pencapaian orang lain. Ia merasa bahwa dirinya lah yang paling hebat. Tidak ada tandingannya. Maka kamu harus mewaspadai apakah kamu mulai memiliki sifat jemawa dalam diri.
8. Orang Lain Harus Tahu Seluk Beluk Dirimu
Semua tentangmu harus diketahui oleh orang lain. Dalam obrolan, kamu bisa saja memberikan banyak informasi yang tidak penting. Termasuk hal-hal kecil dan tidak perlu diketahui oleh orang lain. Hal tersebut bisa saja mengganggu orang-orang yang mendengarkannya.
Dampak Jemawa
Jemawa membawa hidupmu pada hal-hal buruk dan merugikan dalam hidupmua. Berikut beberapa dampak dari sikap jemawa.
1. Selalu Merasa Kurang dalam Hidup
Hidup seseorang yang jemawa akan terus merasa kurang. Ia akan terus mencari pencapaian atau berusaha mengalahkan orang lain. Cara apapun akan ditempungnya untuk mendapatkan apa yang dinginkannya. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang menandingi kehebatannya.
2. Tidak Tenang dalam Menjalani Hidup
Ketidak tenangan dalam menjalani hidup bisa terjadi pada orang-orang jemawa. Mereka selalu mencari dan mencari apa yang bisa membuatnya puas. Oleh sebab itu, setiap harinya mereka tidak akan tenang dalam hidup dan berusaha terus mencari.
Hal ini juga disebabkan oleh perasan iri dan tidak mau kalah dari orang lain yang mengakar pada diri seseorang dengan sikap jemawa. Jika mereka merasa kalah maka akan mencari-cari lagi pencapaian yang bisa menandingi orang tersebut. Setiap harinya mereka hidup dengan membandingkan diri dengan orang lain.
3. Sulit Mencari Teman
Orang yang jemawa cenderung sulit mencari teman yang satu frekuensi dengannya. Hal ini lantaran orang-orang akan merasa risi dan tidak nyaman ketika mengobrol dengannya. Mereka yang mengobrol dengan seseorang yang jemawa akan bosan dan lelah mendengarkan kesombongan demi kesombongan yang dibicarakannya.
Dalam lingkaran pertemanan yang sehat harus saling mendengarkan. Bukan satu orang saja yang berbicara mengenai satu topik dan sisanya hanya menjadi pendengar. Hal ini tentu tidak baik untuk pertemanan.
Cara Menghindari Jemawa
Grameds dapat menghindari jemawa dengan beberapa cara sebagai berikut.
1. Berteman dengan Orang-orang Positif
Lingkaran pertemanan memengaruhi sikap dan sifat dalam diri kita. Jika kita berteman dengan orang-orang positif maka akan memengaruhi cara pandang terhadap suatu masalah atau keadaan. Pertemanan yang positif juga akan membantu mengarahkan untuk menjalani hidup yang lebih baik misalnya tidak jemawa, selalu berbuat baik, dsb.
2. Berdoa Kepada Allah
Doa memiliki kekuatan magis yang menguatkan diri dan menjauhkan dari hal-hal buruk. Orang-orang yang selalu berdoa cenderung bersikap lebih hati-hati. Mereka akan menjaga lisan dan sikapnya agar tidak menyakiti orang lain.
Doa juga dapat menjadi pengingat agar tidak menjadi manusia yang jemawa atau angkuh. Berikut doa yang dapat dilantunkan untuk menghindari hal tersebut.
“Allahumma ahyini miskinan, wa amitna miskinan, wahsyurni fi zumrotil masakin.”
Artinya: “Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati, matikanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati. Dan kumpulkan aku di hari kiamat kelak dalam rombongan orang-orang yang khusyu dan rendah hati”. (HR. Tirmidzi)
3. Berlatih Menyesuaikan Diri
Menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada menjadi penting untuk dapat bersikap. Ketika berada di lingkungan alim ulama maka sebaiknya menjunjung adab-adab yang berlaku. Begitu pula dengan tempat-tempat lainnya.
4. Kontrol Diri
Hal ini berkaitan dengan kontrol diri dengan tidak memberikan informasi-informasi yang tidak perlu. Informasi-informasi ini bisa jadi menjadi jemawa atau menyombongkan diri. Hal ini bisa menjadikan lawan bicara menjadi tidak nyaman.
5. Mempraktikkan Pola Hidup Sederhana
Ketika menjalani hidup dengan menggunakan barang-barang branded berpotensi untuk menumbuhkan sikap jemawa. Ketika menerapkan hidup sederhana tidak akan menjadikanmu terlihat miskin. Justru akan membuatmu dapat leluasa bergaul dengan siapapun.
6. Selalu Mengingat Kematian
Jemawa tidak akan dibawa mati. Sombong hanya merugikan dirimu. Jika seseorang telah dihadapkan oleh kematian maka hal-hal di dunia akan terhenti. Tentu ketika meninggal, kita imgin diingat dengan hal-hal baik.
Ketika semasa hidup kita jemawa maka ketika mati pun akan diingat sebagai orang yang jemawa. Perlu menjadi catatan juga, jemawa bukan sikap yang disenangi oleh Allah.
7. Sering Berkunjung ke Panti atau Pusat Penampungan
Pergi ke panti atau pusat penampungan akan menjadikan dirimu menjadi lebih rendah hati dan bersyukur. Orang-orang yang tinggal di panti atau penampungan juga akan memberikanmu energi positif untuk mensyukuri dan mencintai hidup. Menjadi bekal untuk hidup rendah hati dan tidak jemawa.
- Affirmasi Pagi
- Affirmasi Islami
- Affirmasi Dalam Hubungan
- Anger Issue
- Altrutisme
- Berdamai Dengan Diri Sendiri
- Berpikir Positif
- Berpikir Kreatif dan Inovatif
- Broken Home
- Cara Agar Tidak Insecure
- Cara Agar Tidak Mudah Menangis
- Cara Menjadi Dewasa
- Cara Menjadi Orang Ikhlas
- Cara Mengenal Diri Sendiri
- Cara Mencintai Diri Sendiri
- Cara Menjadi Orang Cuek
- Cara Menhilangkan Banyak Pikiran
- Cara Menghadapi Orang dengan Trust Issue
- Cara Meditasi Yang Benar
- Cara Melatih Mental
- Ciri Orang Yang Sombong
- Critical Thinking
- Childish
- Contoh Hard Skill
- Contoh Self Control
- Denial
- Demotivasi
- Deja Vu
- Duck Syndrome
- Eksibisionis, Pedofilia, Fetisme
- Etika
- Emosi Tidak Stabil
- Fixed Mindset
- Ghosting
- Guilt Tripping
- Hantu Seram
- Highly Sensitive Person
- Insecure
- Jemawa
- Kepribadian Ganda
- Manajemen Stres
- Me Time
- Menangis Tanpa Sebab
- Mengapa Kutu Buku Pakai Kacamata
- Mindfulness
- Moody
- Mood Swing
- Mood Booster
- Maladaptive Daydreaming
- Narsisme
- Konsep Diri
- Konsep Berpikir Komputasional
- Logika
- Obsesi
- Obat Sedih
- Perbedaan Introvert dan Ekstrovert
- Percaya Diri
- Perfeksionis
- Pesimis
- Sikap Pesimis
- Pengertian Hard Skill
- Perkembangan Emosi
- Penyebab Kenapa Afirmasi Gagal
- Philophobia
- Pikiran Negatif
- Playing Victim
- Produktif
- Regulasi Emosi
- Sifat Manipulatif
- Self Awarness
- Self Afirmasi
- Self Control
- Self Care
- Self Development
- Self Diagnosis
- Self Efficacy
- Self Esteem
- Self Healing
- Self Healing Terbaik
- Self Harm
- Self Improvement
- Self Love
- Self Management
- Strict Parents
- Self Reward
- Self Reminder
- Self Talk
- Sikap Optimis
- Soft Skill
- Tanggung Jawab
- Trauma Healing
- Trust Issue
- Overthinking
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien