in

Mengenal Ragam Jenis Alat Musik Sumatera Barat, Apa Saja?

regional.kompas.com

Jenis Alat musik Sumatera Barat memiliki banyak ragam, mulai dari alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul, digesek hingga ditiup.

Kesenian atau musik Sumatera Barat berasal dari Masyarakat Minangkabau yang mendapatkan pengaruh dari musik Melayu. Pada umumnya, musik Sumatera Barat dimainkan dengan alat-alat musik seperti talempong, saluang, sarunai, rebana, juga gandang.

Masing-masing alat musik Sumatera Barat tersebut memiliki ciri khas yang unik.

Lalu, apa saja alat musik Sumatera Barat? Berikut macam-macamnya beserta cara memainkannya:

Jenis Alat Musik Sumatera Barat Digesek

Holiday Sale

Rabab

Alat Musik Sumatera Barat
Roma Decade

Rabab atau rebab merupakan alat musik gesek khas Minang. Rabab khas Minang terdiri dari 3 bagian yaitu badan, tangkai dan kepala. Badan rabab disebut galuek yang merupakan bagian paling bawah yang berbentuk seperti tempurung.

Pada bagian badan terdapat rongga resonansi dan di belakangnya terdapat lubang kecil tempat keluarnya udara. Bagian badan ini terbuat dari bahan kayu nangka, kayu salam ataupun kayu surian. Lalu, pada bagian tangkai terbuat dari talang atau jenis bambu, sementara kepala rabab dibuat dari kayu, di mana terdapat dua buah pemutar tali yang disebut talingo (telinga).

Sedangkan pada bagian lainnya adalah penggesek yang terdiri dari benang atau ekor kuda dan rotan. Terdapat beberapa jenis rabab yang tersebar di daerah-daerah Sumatera Barat, antara lain rabab darek, rabab pariaman dan rabab pasisie.

Rabab yang terkenal di Minangkabau yaitu rabab pasisia yang asalnya dari kabupaten Pesisir Selatan. Pesisir Selatan sebagai wilayah kebudayaan Minangkabau yang menurut geohistorisnya di klasifikasikan kepada daerah rantau pasisia yang cakupan wilayah tersebut sangat luas dan didaerah inilah berkembangnya kesenian rabab pasisia.

Sedangkan kegiatan memainkan alat musik rabab ini dinamakan Barabab. Selain itu, Barabab juga dikenal sebagai seni tradisinya bagi kaum nelayan pada daerah pesisiran pantai Sumatera Barat, khususnya di Pesisir Selatan dan di Kabupaten Padang Pariaman.

Di antara kedua daerah tersebut terdapat juga perbedaan dalam penampilan seni rabab ini. Perbedaan kedua jenis seni tradisi rabab di kedua daerah ini terletak pada bentuk alat musik dan nuansa irama yang dihasilkan rebab pada kedua daerah itu. Adapun cara memainkan rabab adalah dengan digesek seperti biola, untuk mengiringi acara-acara adat pernikahan ataupun dimainkan sebagai sarana hiburan masyarakat.

Musik tradisional rabab pasisia biasanya dipertunjukkan pada upacara yang ada kaitannya dengan adat istiadat masyarakat pemiliknya, seperti pada waktu perhelatan perkawinan, turun mandi dan upacara alek nagari. Pertunjukkan rabab pasisia terbuka peluang untuk pemain alat musik seperti rabab, adok, orgen, tamborin, penyanyi dan penonton untuk saling berinteraksi, melalui syair dendang dan kaba, dalam ruang dan waktu pertunjukan yang mereka alami bersama.

Jenis Alat Musik Sumatera Barat Dipukul atau Ditabuh

1. Rabano (Rebana)

Alat Musik Sumatera Barat
Pinhome

Rebana atau rabano dalam bahasa Minang merupakan alat musik sejenis gendang yang pada bagian sebelah mukanya diberi kulit hewan. Rebana termasuk alat musik ritmis, artinya instrumen musik ini bisa mengatur ritme atau irama pada musik. Rebana merupakan alat musik perkusi atau pukul tradisional yang kerap ditampilkan dalam upacara atau pertunjukan yang berhubungan dengan agama Islam.

Pemain musik rebana bisa memainkan alat musik ini dengan berdiri atau duduk. Bagian kiri memegang rebana, sedangkan tangan bagian kanan memukul rebana. Alat musik rebana biasanya digunakan untuk mengiringi lagu, menentukan tempo nada dan menandai bagian lagu. Instrumen yang dipukul ini berbentuk silinder dengan permukaan bulat.

Lalu, bagian permukaan rebana berwarna putih sedangkan bagian samping berwarna hitam. Ada bagian pengikat rotan yang berbentuk silang atau lurus, untuk merekatkan bagian atas dan samping. Bagian bingkai (bagian samping) berbentuk lingkaran yang terbuat dari kayu. Bahan bingkai terbuat dari pohon leban, pohon kempas, dan manggis. Bagian pohon ini kemudian dipotong berbentuk silinder yang berbeda sesuai ukuran.

Rabano baru dikenal oleh masyarakat Minang atau Sumatera Barat setelah masuknya agama Islam ke daerah tersebut. Rabano khas Minang terbuat dari kayu nangka atau surian, kulit kambing atau biawak, dan diberi paku untuk menahan kulit pada bagian muka.

Rabano ada yang bergiring-giring dan ada yang tidak. Rabano bergiring-giring memiliki tiga giring-giring. Ukurannya pun bervariasi dari ukuran kecil hingga besar, dengan diameter berkisar antara 17-70 cm, sesuai daerah asalnya di Sumatera Barat.

Rabano kecil sering dimainkan bersama dengan talempong dan gandang untuk mengiringi tarian adat. Sementara itu, rabano berukuran besar digunakan dalam pesta pernikahan dan acara yang berhubungan dengan agama Islam seperti:

  1. Khatam Al-Qur’an
  2. Perayaan hari-hari besar Islam
  3. Acara akikah
  4. Khitanan
  5. Acara kosidahan
  6. Pengiring tarian tradisional
  7. Rebana jenis Ngarak sebagai alat musik pengiring pernikahan
  8. Sebagai sarana komunikasi antar masyarakat melalui kesenian
  9. Sarana seni dan hiburan antar masyarakat
  10. Rebana sebagai media dakwah melalui musik bernuansa Islami
  11. Alat musik tradisional ini sebagai pelestarian budaya

2. Talempong

Alat Musik Sumatera Barat
Orami

Talempong adalah alat musik tradisional khas masyarakat Minangkabau. Alat musik ini berbentuk gong kecil berpencu (bagian atasnya menonjol), yang terbuat dari campuran logam, perunggu, kuningan, timah dan tembaga. Talempong, yang merupakan alat musik dari Sumatera Barat ini biasa dimainkan sebagai pengiring tari, upacara adat hingga penyambutan tamu kehormatan.

Selain itu, talempong biasanya dibawakan dengan iringan akordeon, instrumen musik sejenis organ yang didorong dan ditarik dengan kedua tangan pemainnya. Selain akordeon, instrumen seperti saluang, gandang, serunai dan instrumen tradisional Minang lainnya juga umum dimainkan bersama talempong.

Bentuk talempong hampir sama dengan bonang pada alat musik tradisional gamelan Jawa. Talempong sebagai alat musik Sumatera Barat termasuk ke dalam klasifikasi alat musik pukul atau tabuh.

Talempong memiliki bentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 cm dan pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul.

Orang-orang Sumatera Barat memainkan instrumen talempong dengan dua cara. Cara pertama, talempong diletakkan pada rea (wadah atau tempat meletakkan talempong) atau dikenal dengan sebutan talempong duduak atu rea. Cara kedua talempong dimainkan sambil dijinjing dengan jari atau dikenal dengan sebutan talempong pacik.

3. Aguang (Gong Minang)

Alat Musik Sumatera Barat
Orami

Aguang merupakan istilah gong Minang, yang termasuk dalam golongan alat musik pukul. Bentuknya mirip dengan gong yang ada di Jawa dan Sunda. Gong Minang ini terbuat dari perunggu dengan ukuran dan nada yang berbeda-beda.

Cara memainkannya dengan ditabuh sesuai dengan dengan teknik pukulan kesatu, ketiga, atau penutup. Aguang sering ditampilkan dalam acara adat ataupun kegiatan resmi di Sumatera Barat, sebagai penanda bahwa perhelatan telah dimulai.

Alat musik aguang biasanya dipakai sebagai penanda dimulai atau diakhirinya sebuah acara adat. Di masa kini, aguang juga digunakan dalam pertunjukkan musik ansambel bersama alat musik Sumatera Barat lainnya.

Jenis Alat Musik Sumatera Barat Ditiup

1. Saluang

Alat Musik Sumatera Barat
Ayo Indonesia

Saluang merupakan alat musik Sumatera Barat khas Minangkabau, sejenis suling yang terbuat dari bambu tipis atau talang. Alat musik tradisional ini termasuk ke dalam golongan alat musik tiup dalam bentuk lebih sederhana.

Dahulu, saluang digunakan dalam ritual magis masyarakat Minangkabau, namun di masa sekarang lebih sering digunakan untuk hiburan. Saluang kerap ditampilkan pada acara pesta pernikahan (baralek), batagak gala dan juga upacara adat Minangkabau lainnya.

Selain itu, alat musik dari Sumatera Barat yang satu ini juga memiliki beberapa jenis atau varian, yang tersebar di beberapa daerah di Sumatera Barat, yaitu Saluang Darek, Saluang Sirompak, Saluang Pauah, dan Saluang Panjang. Empat jenis Saluang itu memiliki perbedaan di bunyi dan cara memainkannya atau teknik memainkan yang berbeda.

Saluang memiliki panjang sekitar 40 sampai 60 cm dengan ukuran diameter sekitar 3 cm. Perbedaan yang terlihat antara Saluang dan suling biasa adalah jumlah lubangnya. Pada umumnya, suling memiliki tujuh lubang, sedangkan Saluang hanya empat lubang saja.

Dalam membuat saluang ini kita harus menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembuatan lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas saluang merupakan bagian ruas bambu. Pada bagian atas saluang diserut untuk dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai dengan ketebalan bambu.

Untuk membuat 4 lubang pada alat musik tradisional saluang ini, biasanya mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang diukur dari bagian atas, dan lugang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkar bambu. Untuk besar lubang agar menghasilkan suara yang bagus, haruslah dibuat dengan garis tengah 0,5 cm.

2. Serunai

Alat Musik Sumatera Barat
IDN Times Sumsel

Sarunai atau serunai merupakan alat musik tiup khas Minang yang berasal dari dataran India Utara, yang digunakan dalam musik pemikat ular tradisional India. Setelah dikenal oleh masyarakat Minangkabau, serunai pun populer sebagai alat musik Sumatera Barat.

Bukan hanya masyarakat Sumatera Barat saja yang menggunakan serunai sebagai alat musik. Namun hampir seluruh daerah di Indonesia karena dibawa oleh imigran Minang, salah satunya masyarakat Banjar di Kalimantan.

Serunai tradisional Minang dibuat dari batang padi, kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa. Sementara itu, bagian penghasil bunyi pada serunai terbuat dari kayu capo ringkik atau bambu talang yang ukurannya sebesar ibu jari tangan.Batang yang kecil disebut puput (pupuik).

Batang ini merupakan sisi yang ditiup oleh pemain dan berfungsi sebagai sumber suara. Batang yang lebih besar memiliki empat atau lebih lubang dan berfungsi sebagai penata nada. Kedua bagian ini disambungkan menjadi komponen utama dari serunai.

Selain komponen utama tersebut, ada komponen lain yang bersifat pelengkap. Komponen tersebut adalah corong yang disambungkan pada sisi depan serunai. Corong ini biasanya berbahan tanduk kerbau atau kayu gabus dengan sisi depan yang dibuat semakin membesar. Fungsi dari corong adalah meningkatkan volume suara yang dihasilkan serunai.

Capo ringkik merupakan sejenis tanaman perdu yang mempunyai lapisan kayu keras namun mempunyai bidang dalam yang lunak, sehingga mudah untuk dilubangi. Kayu sepanjang 20 cm tersebut diberi 4 lubang yang berselisih jarak 2,5 cm.

Oleh masyarakat Sumatera Barat, serunai kerap dimainkan pada pesta pernikahan, mengiringi pertunjukan pencak silat, dan sebagai hiburan saat memanen padi di ladang. Biasanya alat musik ini dimainkan solo atau secara ansambel bersama alat musik Sumatera Barat lainnya seperti talempong dan gandang untuk menghasilkan irama khas Minang.

3. Bansi

Alat Musik Sumatera Barat
Pinhome

Alat musik bansi sekilas memiliki bentuk yang menyerupai Saluang. Akan tetapi terdapat perbedaan antara Bansi dan Saluang. Perbedaan pertama dari bahan pembuatnya. Bansi biasanya terbuat dari bambu berjenis talang.

Fungsi alat musik ini yaitu:

  1. Fungsi Estetis
    Fungsi estetis, yang mengacu pada nilai-nilai keindahan yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata. Seperti yang kita tahu bahwa musik adalah media seseorang dalam mengekspresikan isi hatinya. Akan ada pesan-pesan yang tersampaikan disampaikan kali Bansi dimainkan.
  2. Fungsi Perlambangan
    Dalam masyarakat Minang, Bansi memiliki peran khusus dalam budaya perkawinan. Dimainkannya Bansi menjadi tanda bahwa proses pemasangan inai bagi pengantin wanita akan segera dimulai, di makam sebelum pernikahan berlangsung.
  3. Fungsi Hiburan
    Terdapat banyak momen yang bisa menjadikan Bansi sebagai media tontonan hiburan, salah satunya ketika acara pernikahan.
  4. Musik Pengiring Tari
    Selain mengikuti tradisi nenek moyang, juga ditujukan sebagai ajang dalam melestarikan alat-alat musik daerah yang saat ini sudah semakin jarang ditemui atau langka.

Ukuran panjang dan jumlah lubang Bansi juga berbeda dengan Saluang. Selain itu, alat musik tradisional Sumatera Barat yang satu ini memiliki panjang sekitar 33 cm saja, yang lebih pendek dibandingkan dengan Saluang.

Sementara itu, jumlah lubang yang terdapat pada alat musik Bansi dengan jumlah lebih banyak, yaitu tujuh. Tentunya berbeda dengan Saluang yang hanya memiliki empat lubang saja.

Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam memainkan alat musik ini adalah teknik dalam penghembusan. Hembusan yang kuat akan menghasilkan nada di oktaf yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya. Setelah paham dalam pengendalian hembusan, maka langkah selanjutnya adalah mempelajari teknik pernapasan (Circular breathing).

Cara termudah melatih teknik ini adalah melalui sedotan, masukkan ujung sedotan ke dalam wadah berisi air, kemudian tiup dengan mulut. Semakin besar gelembung di air, maka semakin kuat tiupan kita.

Jika sudah berhasil, maka cara belajar alat musik bansi berikutnya adalah menguasai teknik penjarian. Hal ini sangat penting dipahami, karena terdapat 7 buah lobang yang harus ditutup-tutup ketika bermain, dan 1 lobang yang berfungsi sebagai mengatur oktaf nada dari bansi tersebut.

Dari 7 lobang tersebut, 4 diantaranya ditutup menggunakan jari tangan kanan, aturan umumnya adalah sebagai berikut:

  1. Lobang 1: jari kelingking
  2. Lobang 2: jari manis
  3. Lobang 3: jari tengah
  4. Lobang 4: jari telunjuk

Sedangkan 3 lobang berikutnya memakai jari tangan kiri, aturannya adalah sebagai berikut:

  1. Lobang 5: jari manis
  2. Lobang 6: jari tengah
  3. Lobang 7: jari telunjuk.

Ibu jari kanan dipakai untuk menahan bansi ketika dimainkan, sedangkan ibu jari kiri diletakkan di lobang ke-8, yang berada di bagian bawah Bansi.

4. Pupuik Tanduk

Alat Musik Sumatera Barat
indonesiakaya.com

Alat musik tradisional Sumatera Barat yang satu ini, mungkin menjadi yang paling unik. Pupuik Tanduk merupakan alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau, dengan sentuhan bambu pada bagian ujung, tempat untuk meniup. Tidak hanya unik dari segi bahan pembuatannya, begitupun dengan kegunaannya.

Pupuik Tanduak termasuk alat musik sederhana yang memiliki nada tunggal. Karena itulah instrumen ini tidak digunakan sebagai aransemen pengiring suatu tarian atau lagu. Fungsi dari Pupuik Tanduak lebih dominan sebagai kode atau isyarat bagi masyarakat setempat, yaitu digunakan pada upacara adat masyarakat Minangkabau Pupuik Tanduk juga digunakan sebagai penanda waktu shalat seperti penanda waktu subuh dan maghrib, dan juga untuk menunjukan kepada warga bahwa ada informasi yang akan disampaikan oleh pemimpin.

Demikian pembahasan tentang alat musik Sumatera Barat. Semoga semua pembahasan di atas bisa menambah wawasan kamu. Grameds bisa mengetahui lebih banyak mengenai alat musik tradisional Sumatera Barat dengan membaca buku yang tersedia di gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

BACA JUGA:

  1. 8 Cara Memainkan Gitar dengan Benar untuk Para Pemula
  2. 11 Contoh Alat Musik Melodis Beserta Cara Memainkannya
  3. Alat Musik Kolintang: Sejarah, Pengertian, dan Cara Memainkannya 
  4. 11 Alat Musik Sunda dan Cara Memainkannya
  5. 20 Alat Musik Betawi, Kegunaan, dan Cara Memainkannya
  6. Alat Musik Sasando: Sejarah, Jenis, dan Cara Memainkannya 
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Rifda A

Saya menyadari jika menulis ternyata bisa menjadi hobi yang menyenangkan sekaligus membawa hal positif dalam kehidupan ini. Dari berbagai macam tema yang suka, salah satunya adalah tema musik.