in

Jenis-Jenis dan Pembagian Zona Laut

Jenis-Jenis dan Pembagian Zona Laut – Laut merupakan suatu kawasan yang terluas dipermukaan bumi ini, hampir 2/3 dari permukaan bumi terdiri atas hamparan lautan dan sisanya adalah daratan. Kita tahu bahwa laut merupakan bagian bumi yang memberikan kontribusi sangat besar bagi kehidupan manusia seperti sebagai sarana transportasi maupun sebagai penghasil sumber daya seberti ikan, terumbu karang, rumput laut, dan kekayaan alam lainnya.

Laut merupakan wilayah yang menghubungkan antara wilayah atau daerah yang satu dengan wilayah lainnya lainnya. Laut juga merupakan habitat bagi berbagai macam organisme seperti ikan, terumbu karang, ubur-ubur, dan masih banyak organisme lainnya.

Zona Laut Menurut Letaknya

Menurut letaknya, laut dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Laut pedalaman merupakan laut yang letaknya menjorok ke pedalaman. Laut ini tidak dipengaruhi oleh arus samudra dan tidak mengalami proses pasang surut.
  2. Laut pertengahan (Continental sea) merupakan laut yang berada di tengah-tengah benua.
  3. Laut tepi (Marginal sea) merupakan laut yang terletak di landas benua serta memiliki hubungan bebas dengan samudra. Inilah yang menjadikan arus tepi selalu dipengaruhi oleh arus samudra.

Zona Laut Menurut Proses Terjadinya

Menurut proses terjadinya, laut juga dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:

  1. Laut transgresi merupakan laut yang terjadi karena adanya perubahan permukaan laut yang terjadi akibat permukaan air laut yang naik atau daratan yang mulai menyusut atau turun, sehingga menjadikan daratan tersebut tergenang oleh air.
  2. Laut ingresi merupakan laut yang terjadi karena tanah yang semakin menurun ke dasar laut, sehingga menjadikan kawasan tersebut terendam oleh air. Biasanya penurunan tanah tersebut akan membentuk palung dan lubuk laut.
  3. Laut regresi merupakan laut yang terbentuk akibat penyempitan laut itu sendiri yang dikarenakan oleh pengendapan bebatuan seperti pasir, lumpur, maupun material lain yang dibawa aliran air sungai yang pada akhirnya bermuara di laut.

Laut juga dibagi menjadi beberapa jenis zona, dimana zona kelautan tersebut berawal dari wilayah lepas pantai yang kedalaman airnya mencapai 200 meter atau sekitar 656 kaki.

Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya

Berdasarkan kedalamannya, laut terbagi menjadi beberapa zona kelautan, seperti :

1. Zona Litoral (Wilayah Pasang Surut)

Zona litoral atau mintakat litoral adalah zona atau wilayah laut yang apabila pada saat terjadi air pasang, wilayah ini akan tergenang oleh air, dan pada saat terjadi air surut, wilayah ini akan mengering dan berubah menjadi pantai. Oleh karena itulah maka zona ini seringkali disebut dengan daerah pasang surut. Pengaruh suhu udara serta sinar matahari yang terdapat pada zona litoral sangat kuat. Menjadikan zona ini sebagai habitat bagi beberapa spesies aut seperti bintang laut, udang, kepiting, cacing, serta bentos.

Zona litoral adalah area antara garis pantai dan kedalaman maksimum fotosintesis signifikan oleh tumbuhan alga epilitik dan umumnya didefinisikan sebagai kedalaman di mana 1% dari radiasi fotosintesis aktif (400-700 nm) dari permukaan radiasi. Zona “lithoral” adalah zona “pesisir”. Di daerah saat air pasang menjadi tergenang dan saat air surut berubah menjadi daratan. Inilah sebabnya zona ini sering disebut dengan zona pasang surut.

Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pesisir pantai, yaitu terdiri atas pecahan rumah-rumah karang dan juga pasir pantai. Pengaruh suhu udara dan sinar matahari di zona litoral sangat kuat. Di lingkungan pesisir, zona litoral meluas dari tanda air tinggi, yang jarang tergenang, hingga wilayah garis pantai yang terendam secara permanen. Luas zona litoral relatif dapat dihitung secara deterministik (tanpa parameter independen) menggunakan analisis hypsometric dari pengukuran redaman cahaya vertikal dan kedalaman rata-rata dan maksimum.

Zona litoral merupakan suatu habitat dari sebagian spesies laut, seperti udang, bintang laut, kepiting, dan lain-lain. Spesies-spesies laut tersebut merupakan binatang yang dapat dimakan. Sebagai zona pasang surut air laut dan sebagai objek wisata, zona litoral mempunyai pemandangan yang indah. Zona ini dapat dikatakan sebagai wilayah yang paling dekat dengan pantai ataupun daratan paling atas.

Selain itu, zona ini disebut juga sebagai jalur pasang, yaitu bagian dari cekungan lautan yang letaknya diantara air surut dan air pasang. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, zona litoral biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk tambak garam, pemanfaatan hutan mangrove, dan juga wisata pantai karang.

2. Zona Neritik (Laut dangkal)

Zona Neritik adalah wilayah perairan dangkal yang terletak dekat dengan pantai. Kedalaman dari zona ini adalah berkisar antara 50 hingga 200 meter. Kawasan ini dapat tertembus sinar matahari dengan sangat baik, sehingga menjadikannya sebagai habitat yang sangat cocok bagi berbagai jenis spesies laut seperti ubur-ubung, fitoplankton. Zooplankton, rumput laut, serta jenis spesies lainnya.

Dalam biologi kelautan, zona neritik disebut juga perairan pesisir, laut pesisir atau zona sublitoral. Mengacu kepada zona lautan dimana sinar matahari mencapai dasar, tempat dimana air tidak terlalu dalam dan keluar dari zona fotik. Zona neritik membentang dari batas surut terendah hingga ke ujung landas kontinen, dengan kedalaman hingga 200 meter (667 kaki). Di atas zona neritik terdapat zona intertidal (atau zona eulitoral) dan zona supralitoral, di bawahnya adalah permulaan dari lereng benua dan zona pelagik.

Dalam zona neritik, ahli biologi kelautan juga mengidentifikasi hal berikut:

  • Zona infralitoral merupakan zona yang didominasi alga hingga lima meter di bawah batas air terendah.
  • Zona circalittoral merupakan daerah sebelum zona infralitoral yang didominasi hewan diam seperti tiram.
  • Zona subtidal merupakan bagian dari zona neritik dibawah zona intertidal yang tidak pernah terekspos ke atmosfer.

Zona neritik secara permanen ditutupi oleh air dengan oksigenasi yang cukup, menerima cukup sinar matahari dan tekanan air yang rendah, selanjutnya zona ini memiliki suhu, tekanan, cahaya dan salinitas yang cenderung stabil, membuatnya cocok untuk fotosintesis. Pada keadaan tertentu, zona bentik (dasar laut) pada zona neritik lebih stabil dibandingkan dengan zona intertidal.

Karakteristik di atas membuat zona neritik menjadi lokasi dimana mayoritas kehidupan laut berada: hal ini merupakan hasil dari tingginya produksi primer dari hasil fotosintesis seperti fitoplankton, sargassum terapung, zooplankton, makhluk yang terapung dengan bebas mulai dari ukuran mikroskopis seperti foraminifera hingga ke ikan kecil dan udang yang memakan fitoplankton (atau satu sama lainnya) yang kemudian berubah menjadi dasar jaringan rantai makanan hingga menyangga kebutuhan ikan besar. Sebagian besar terumbu karang juga ditemukan di zona neritik, dibandingkan dengan zona intertidal dikarenakan pergerakan ayang relatif lebih kecil.

Dalam oseanografi fisik, zona sublitoral mengacu pada daerah dengan pasang laut dan disipasi energi cukup signifikan, termasuk aliran non-linear, ombak, aliran keluaran sungai dan ocean front. Sedangkan menurut biologi kelautan, zona ini merupakan perpanjangan menuju landas kontinen.

3. Zona Batial (Laut Dalam)

Zona Batial merupakan wilayah perairan yang memiliki kedalaman yang berkisar antara 200 hingga 2000 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus oleh sinar matahari. Hal tersebutlah yang menjadikan kehidupan di wilayah zona batial tidak seramai di zona neritik.

Perairan batipelagis memiliki ciri sinar matahari yang kurang bahkan tidak bisa menembusnya. Tidak ada produsen primer sehingga jaringan trofik menggunakan nutrisi dari perairan epipelagik dan mesopelagis. Terdapat oksigen yang diperoleh dari peredaran termohalin.

Beberapa hewan yang masih bisa hidup di zona ini adalah hewan yang tidak memiliki mata. Selain spesies hewan tersebut, di zona ini juga terdapat hewan yang memiliki mata seperti paus besar, hiu, cumi-cumi, dan gurita di mana mereka termasuk angelfish dalam air.

Hewan-hewan di zona batial juga tidak mempunyai otot kuat karena mereka tidak merasa terancam oleh predator yang tidak mampu melihatnya. Namun, spesies ikan yang tidak memiliki mata akan sulit jika berada di zona ini karena nutrisi yang sulit ditemukan. Hal ini menyebabkan banyak ikan-ikan mempunyai kadar metabolisme lambat demi menghemat energinya. Ciri-ciri ikan tersebut, yaitu memiliki kulit lembut, tubuh berlendir, otot lemah, mata kecil, dan memiliki kulit transparan. Oleh karena itu, spesies di zona ini tidak sebanyak di zona neritik.

Zona batial sangat cocok untuk orang-orang yang suka belajar biogeokimia maupun penambangan laut dalam. Ventilasi hidrotermal mempunyai kedalaman 1000-4000 meter di tahun 2013. Di zona ini juga terdapat cairan ventilasi yang panas yang mampu mengapung, dan mampu naik jauh di kolom air, mampu memberikan hidrogen, belerang, metana, dan besi menuju ke organisme di batipelagis.

Ventilasi hidrotermal mempunyai kedalaman 1000-4000 meter di tahun 2013. Di zona ini juga terdapat cairan ventilasi yang panas yang mampu mengapung, dan mampu naik jauh di kolom air, mampu memberikan hidrogen, belerang, metana, dan besi menuju ke organisme di batipelagis.

4. Zona Abisal (Laut Sangat Dalam)

Ini merupakan bagian laut yang memiliki kedalaman lebih dari 2000 meter. Wilayah ini memiliki suhu yang sangat dingin. Hal inilah yang menjadikan zona abbisal hanya memiliki beberapa spesies hewan laut. Dan di zona ini tidak dapat ditemui spesies tumbuh-tumbuhan laut. Contoh spesies yang dapat hidup di zona ini adalah angler fish, dimana biota laut tersebut dapat menghasilkan cahaya sendiri untuk berkomunikasi.

Zona ini termasuk ke dalam lubuk laut dan palung laut. Tekanan air laut sudah besar, sehingga hanya sedikit binatang-binatang laut yang dapat hidup di zona ini. Binatang laut yang dapat hidup di zona ini cenderung pipih dan panjang. Tepat di atas zona abisal ni terdapat zona batial, daerah yang terakhir mendapatkan cahaya di mana sebagian besar kehidupan laut itu ada. Sedangkan tepat di bawah zona abisal yaitu zona hadal, daerah yang diliputi oleh kegelapan abadi.

Materi sedimentasi sangat halus, berupa sejenis lumpur yang kemerah-merahan dan terdiri dari hancuran diatomea dan radiolaria, karena dalam kedalaman sekitar 3000 meter kerangkan lokan pun sebelum mencapai dasar laut telah hancur dan larut.

Dikarenakan tekanan air di zona abisal ini bertambah satu atmosfer setiap kedalaman 33 kaki, hewan di zona abisal harus mampu menahan tekanan jumlah besar. Tekanan ini membuat sangat sulit bagi manusia untuk mengeksplorasi laut dalam. Contoh binatang yang dapat hidup di zona abisal ini adalah cumi-cumi raksasa.

Zona Laut Berdasarkan Cahaya Matahari yang Menjangkaunya

Menurut ahli kelautan, zona laut dapat dibedakan berdasarkan sejauh mana cahaya matahari dapat mencapai kawasan perairan tersebut. Adapun jenis zona tersebut antara lain antara lain:

1. Zona Epipelagic (Eufotik)

Zona epipelagic merupakan zona yang dapat diterangi oleh pancaran sinar matahari, sehingga proses fotosintesis di zona tersebut dapat berjalan dengan sangat baik. Suhu zona epipelagic berkisar dari 40 ke 3 derajat Celcius

2. Zona Mesopelagic (Disphotic)

Zona mesopelagic merupakan zona laut yang hanya mendapatkan sejumlah kecil penerangan sinar matahari. Karena kelangkaan cahaya yang didapat, maka zona ini dikenal dengan sebutan twilight zone. Suhu dari zona mesopelagic berkisar dari 5–4 derajat Celcius atau sekitar 41–39 derajat fahrenheit.

Meskipun suhunya bervariasi di bawah epipelagik, mesopelagik adalah lokasi lapisan termoklin, dan di daerah yang lebih hangat di dunia, suhunya bervariasi dari 20° C (68° F) di atas hingga sekitar 4° C (39° F) pada perbatasannya dengan zona batial. Air umumnya bergerak lambat di mesopelagik dengan waktu tinggal sekitar satu abad, meskipun berbagai hewan bergerak secara vertikal melalui zona ini setiap hari dan berbagai puing tenggelam dalam waktu yang relatif singkat.

Daerah ini awalnya ditemukan oleh para peneliti Amerika selama Perang Dunia II pada tahun 1942 selama penelitian anti-kapal selam dengan sonar. Sonar pada saat itu tidak dapat menembus kedalaman ini karena banyaknya jumlah makhluk yang menghalangi gelombang suara.

3. Zona Bathypelagic (Aphotic)

Zona bathypelagic merupakan zona laut yang terdalam, dimana sama sekali tidak ada cahaya matahari yang dapat menembus zona tersebut. Zona ini seringkali disebut sebagai zona tengah malam. Suhu yang terdapat pada zona ini berkisar 0–6 derajat Celcius.

Zona Laut Menurut Ekosistemnya

Menurut ekosistem yang menghuni, zona kelautan juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Zona Litoral (Perairan Dalam)

Secara umum, jumlah ekosistem kehidupan yang ada pada perairan laut dalam lebih rendah jika dibandingkan tempat lainnya. Hewan-hewan yang hidup di zona ini memiliki mata yang sangat peka terhadap cahaya. Organisme yang hidup di zona ini hanya bertindak sebagai konsumen dan sebagai pengurai saja, sedangkan produsen tidak ada sama sekali. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya cahaya matahari yang dapat menembus kawasan itu. Spesies-spesies yang ada di zona ini biasanya mendapatkan makanan yang bersumber dari plankton-plankton yang mengendap.

2. Zona Neritic (Perairan Dangkal)

Luas wilayah zona ini adalah mencakup pesisir, dimana zona ini mendapatkan pencahayaan matahari yang sangat baik. Berbagai jenis ekosistem dapat hidup di zona tersebut. Mereka diantaranya adalah ganggang laut, terumbu karang, dan juga rerumputan.

3. Zona Oseanic

Zona ini merupakan wilayah laut dimana sinar matahari tidak dapat menembus hingga ke dasar. Hal tersebut menyebakan terjadinya perbedaan suhu di dalam zona tersebut yang terjadi akibat air yang ada dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air yang ada dibawahnya. Spesies yang bisa ditemui adalah berbagai jenis ikan.

Zona Laut di Indonesia

Di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan, membagi zona lautnya menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Zona Teritorial

Zona teritorial merupakan garis khayal yang memiliki jarak sekitar 12 mil dari garis dasar ke laut lepas. Suatu negara dapat berdaulat penuh hingga mencapai batas teritorial, akan tetapi negara tersebut juga berkewajiban terhadap penyediaan alur pelayaran baik di bawah maupun permukaan laut.

2. Zona Landas Kontinen

Baik secara geologi maupun morfologi, zona ini merupakan lanjutan dari suatu benua, dimana kedalaman lautnya mencapai 150 meter. Kenapa Indonesia memiliki zona landas kontinen? Hal itu dikarenakan negara kita terletak diantara 2 buah kontinen, yaitu Asia dan Australia.

3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona ekonomi eksklusif merupakan jalur perairan (laut) yang memiliki lebar 200 mil dari garis dasar ke arah laut terbuka. Dengan zona ini, maka dalam pemanfaatan sumber daya laut, Indonesia mendapatkan kesempatan yang pertama. Pengukuhan zona tersebut telah diumumkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

 

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Fandy Aprianto Rohman

Dunia sastra selalu berkembang dan mengikuti perkembangan teknologi. Saat ini, sastra mampu hidup di dunia apa pun, bahkan mampu masuk ke dunia industri kreatif, sehingga sastra dapat lebih bersifat kekinian.