Jenis Ular – Ular adalah salah satu spesies reptil yang terkenal pintar beradaptasi dengan berbagai tipe lingkungan baru. Hal tersebut kemudian menjadikan persebaran ular menjadi lebih masif apabila dibandingkan dengan jenis reptil atau binatang yang lainnya.
Berbagai jenis ular dapat hidup di berbagai habitat, misalnya hutan, sungai, gunung, semak belukar, gorong-gorong, dan bahkan di laut. Tidak mengherankan apabila banyak ular yang kerap ditemukan masuk ke dalam tempat tinggal warga.
Dalam kehidupan masyarakat, keberadaan ular hingga sekarang masih belum bisa diterima dengan baik. Selain karena rasa takut, hal tersebut juga dikarenakan belum adanya pengetahuan yang tepat atau malah minimnya ilmu mengenai spesies reptil yang satu ini. Ular menjadi hewan yang ditakuti seperti hewan buas, dan termasuk ke dalam kategori hewan peliharaan yang ekstrem.
Untuk edukasi mengenai hewan yang satu ini, berikut penjelasan perihal berbagai jenis ular, tingkat keberbahayaan masing-masing jenisnya, serta pertolongan pertama yang harus dilakukan ketika tergigit yang perlu Grameds ketahui. Dengan demikian, kali berikutnya Grameds menemukan dengan ular yang tersesat di tempat warga, Grameds dapat mengidentifikasi untuk melakukan langkah yang tepat untuk menanganinya.
Table of Contents
Jenis Ular di Indonesia
1. Ular Anang/King Cobra (Ophiophagus hannah)
Jenis ular yang pertama, yaitu ular king cobra atau ular anang (Ophiophagus hannah). King Cobra merupakan jenis ular yang cukup terkenal baik bagi pecinta reptil di seluruh dunia maupun bagi masyrakat umum. Ular ini mempunyai jenis racun yang paling lengkap apabila dibandingkan dengan jenis ular yang lain. Racun tersebut, antara lain hemotoxin (menjadikan tubuh terasa terbakar), neurotoxin (menyerang sistem saraf serta membuat mangsanya tiba-tiba merasa kantuk), dan cardiotoxin (menghentikan kegiatan jantung).
Ular king kobra mempunyai kemampuan untuk membunuh manusia hanya dalam hitungan menit. King Cobra mempunyai bentuk yang hampir serupa dengan ular sendok Jawa dengan warna kulit coklat kehitaman, tetapi dengan sedikit gradasi warna di bagian kepalanya yang berbentuk seperti sendok. Ular king kobra memiliki ukuran yang jauh lebih panjang, bahkan bisa mencapai hingga 7 meter.
2. Ular Kobra Meludah Sumatera (Naja sumatrana)
Jenis ular yang kedua, yaitu ular kobra meludah Sumatera. Ular kobra jenis ini memiliki kebiasaan untuk menyelinap ke rumah-rumah warga di malam hari sembari mencari beberapa tikus untuk dijadikan sebagai mangsa buruannya. Ular kobra meludah Sumatera senang tinggal di semak-semak, selokan, serta tempat teduh lainnya untuk dijadikan tempat beristirahat. Ular jenis ini memiliki warna kulit hitam dan coklat, dengan ciri khas pada bagian kepala berbentuk seperti sendok serupa dengan yang dimiliki oleh kobra lainnya.
3. Ular Sendok Jawa (Naja sputatrix)
Jenis ular yang ketiga ialah ular sendok Jawa. Ular ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ular yang satu ini tergolong sebagai ular berbisa yang memiliki racun neurotoksin dan hemotoksin. Maka dari itu, Grameds wajib untuk sangat berhati-hati, apabila bertemu dengannya. Ular sendok Jawa mempunyai panjang berkisar antara 2-3 meter, dengan struktur kepala yang berbentuk seperti sendok.
4. Ular Kepala Merah (Bungarus flaviceps)
Jenis ular yang keempat, yakni ular kepala merah. Ular kepala merah merupakan spesies langka yang berada di hutan dataran rendah, perbukitan, serta daerah pegunungan rendah yang berada di bawah ketinggian 900 meter.
Ular kepala merah termasuk ke dalam jenis ular yang langka serta jarang ditemukan di sekitar tempat tinggal manusia. Tubuh bagian bawah dari ular jenis ini memiliki warna putih pucat. Ular kepala merah mempunyai racun neurotoksin yang kuat di dalam tubuhnya sehingga Grameds perlu untuk berhati-hati apabila bertemu dengan ular jenis ini.
5. Ular Weling (Bungarus candidus)
Jenis ular yang kelima ialah ular weling. Ular weling tergolong dalam salah satu ular berbisa yang paling mematikan di Indonesia. Grameds bisa dengan mudah menemukannya di daerah dengan dataran rendah. Ular jenis ini dapat dengan mudah ditemukan karena mereka mempunyai penampilan yang mencolok, yaitu pola kulit seperti zebra cross serta mempunyai kebiasaan menyelinap ke rumah-rumah warga.
Grameds perlu mewaspadai dan berhati-hati ketika bertemu dengan ular yang dapat memiliki panjang hingga 1,5 meter ini, karena mereka mempunyai racun saraf yang bisa membunuh apabila Grameds tak memperoleh penanganan yang tepat dalam kurun waktu 20 jam pasca terkena gigitan.
6. Ular Welang (Bungarus fasciatus)
Jenis ular yang keenam adalah ular welang. Ular welang termasuk ke dalam genus yang sama dengan ular weling. Kedua ular tersebut, pada umumnya mudah dikenali dari segi penampilan, tetapi ular welang mempunyai warna kulit kuning yang berselang-seling. Jenis ular ini sama-sama aktif di malam hari dan biasanya aktif pada waktu pukul 9 hingga 11 malam.
7. Ular Putih (Micropechis ikaheka)
Jenis ular yang ketujuh, yaitu ular putih. Berbeda dengan namanya, ular putih ini pada umumnya mempunyai warna kulit coklat kehitaman. Ular putih mempunyai kegiatan kebiasaan yang unik, yaitu mengubur dirinya ke dalam tanah dengan tujuan untuk bersembunyi sembari beristirahat.
Habitat asli dari ular putih adalah di sekitar perkebunan kelapa, di mana ular tersebut menggunakan tumpukan tempurung kelapa untuk dijadikan sebagai habitat utamanya. Ular putih tergolong cukup agresif, beracun, serta lebih aktif pada malam hari (nokturnal).
8. Ular Coklat Timur (Pseudonaja textilis)
Jenis ular yang berikutnya adalah ular coklat timur. Warna tubuh dari ular ini cukup bervariasi, mulai dari warna hitam, coklat tua, kastanye atau oranye. Warna kepala ular ini pada umumnya lebih pucat dibandingkan dengan bagian tubuhnya yang lain. Grameds bisa menemukan ular jenis ini di sekitar area rumput terbuka dan hutan. Tempat yang mereka sukai untuk bersembunyi adalah bebatuan besar yang berada di hutan dan sekitarnya.
9. Ular Sunda Pit Viper (Trimeresurus insularis)
Jenis ular yang berikutnya ialah ular sunda pit viper. Meski memiliki nama “sunda” pit viper, Grameds juga dapat menemukannya di sekitar daerah Bali, Alor, Flores, Lombok, Sumba, Komodo, dan Timor-Leste. Sunda Pit Viper mempunyai ukuran tubuh yang lebih kecil berkisar 14-19 cm dan senang bertempat tinggal di atas tanah maupun di pepohonan. Ular ini memiliki kulit yang mencolok dengan warna biru kehijauan dan menjadikan spesies ini lebih mudah terlihat.
10. Ular Picung (Rhabdophis subminiatus)
Jenis ular yang berikutnya adalah ular picung. Ular picung banyak disukai oleh masyarakat karena ular ini memilki warna gradasi merah-oranye-kuning yang tampak indah pada kulit lehernya. Panjangnya bisa mencapai hingga 1,2 meter, tetapi ular tersebut mempunyai ukuran tubuh yang cukup kecil. Pada zaman dahulu, orang mengklasifikasikan ular picung sebagai ular yang memiliki tingkat bisa rendah, tetapi sayangnya pada saat ini ular picung diketahui mempunyai kemampuan untuk membunuh manusia dengan bisanya.
11. Ular Air Pelangi (Enhydris enhydris)
Jenis ular yang kesebelas ialah ular air pelangi (rainbow water snake). Ular air pelangi dengan nama ilmiah Enhydris enhydris tinggal di habitat air tawar termasuk kolam pedesaan, tanah rawa, dan sawah. Ular ini termasuk dalam kategori ular berbisa dengan taring bisanya yang berada di rahang atas pada bagian belakang.
Spesies ular ini mengonsumsi ikan, tetapi dilaporkan juga bsia memakan amfibi maupun vertebrata kecil lainnya. Ular ini memiliki tubuh berwarna cokelat hingga coklat kehijauan, dan kepala serta leher pada umumnya cenderung berwarna zaitun dibandingkan dengan tubuhnya. Tubuh dari ular ini memiliki warna perut pucat, dengan garis cokelat tipis membentang di tengah.
12. Ular Kepala Dua (Cylindrophis ruffus)
Jenis-jenis ular yang selanjutnya adalah ular Kepala Dua. Ular ini adalah spesies dataran rendah, umumnya lebih menyukai rawa, habitat hutan, dan juga daerah-daerah pertanian. Ular kepala dua memakan ular dan belut lainnya serta merupakan perenang yang baik. Jenis ular ini merupakan ular yang tidak berbisa dan tidak berbahaya. Tubuhnya gelap tetapi berwarna-warni.
13. Ular Sanca Kembang (Reticulated python)
Ular sanca Kembang mungkin termasuk kedalam jenis ular yang paling sering ditemui oleh warga. Ular ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat besar, di mana yang paling besar yang pernah ditemukan bisa mencapai panjang hingga 10 meter. Ular Sanca Kembang termasuk dalam kategori ular yang tidak berbisa.
Ular sanca kembang sangat mudah dalam beradaptasi dan kerap muncul di berbagai habitat mulai dari dataran rendah maupun hutan pegunungan rendah (hingga ketinggian setidaknya 1500 meter) di semak belukar, area pertanian, dan tepi hutan bakau.
14. Ular Pit Viper Indonesia (Parias hageni)
Jenis ular yang berikutnya adalah ular pit viper indonesia. Ular jenis ini pada umumnya dapat ditemukan di daerah Sumatera, cukup pemalu dan tak agresif. Ular jenis ini aktif pada malam hari dan bertempat tinggal di sekitar pepohonan. tetapi terkadang juga dapat ditemukan di daerah semak-semak yang lebih rendah dan dasar hutan. Ular ini mengonsumsi burung, tikus dan mamalia kecil sebagai pakan utamanya.
15. Ular Gadung (Ahaetulla prasina)
Ular Gadung atau Oriental Whip Snake merupakan ular yang memiliki habitar di tepi hutan atau taman, daerah pertanian, pedesaan, serta di daerah perumahan. Ular ini dapat dengan mudah ditemui ketika berjemur di sepanjang tepi hutan. Ular gadung memiliki bentuk tubuh yang sangat ramping, warnanya ketika sudah dewasa bervariasi dari cokelat muda hingga kuning atau bahkan hijau neon.
Spesies ular ini memangsa vertebrata, termasuk burung bersarang kecil, kadal, dan katak sebagai pakan utamanya. Anakan ular ini memilki warna cokelat dengan bintik-bintik kuning dan hitam. Jenis ular ini tak terlalu berbahaya serta mempunyai bisa yang lemah.
Pertolongan Pertama jika Tergigit Ular Berbisa
Pertolongan pertama ketika tergigit ular berbisa sebisa mungkin untuk segera menghubungi tenaga medis. Sembari menunggu tenaga medis, berikut ada beberapa cara yang bisa Grameds lakukan sebagai upaya pertolongan pertama tergigit ular berbisa.
Hal pertama yang harus korban lakukan ialah dengan beristirahat serta tidak banyak bergerak. Hal ini memiliki tujuan untuk mengurangi penyebaran bisa yang ada di dalam tubuh korban. Lalu, posisikan tubuh korban yang terkena gigitan untuk lebih rendah daripada letak jantung.
Pada umumnya, korban akan mengalami pembengkakan pada aera sekitar bekas gigitan. Oleh karena itu, segera lepaskan semua aksesoris yang berada di sekitar gigitan supaya tak memperparah keadaan ketika terjadi pembengkakan. Selain aksesoris, longgarkan juga pakaian yang ada pada arta sekitar gigitan ular.
Hindari penggunaan alkohol ketika membersihkan luka gigitan. Akan tetapi, gunakan air bersih dan sabun ketika membersihkannya. Setelah bersih, tutup luka korban dengan menggunakan kain bersih.
Tanda gigitan ular berbisa pada umumnya tampak dengan adanya bekas bercak kebiruan di daerah sekitar luka. Selain itu, korban juga akan merasakan nyeri di sekitar luka karena terjadi pembengkakan.
Hal yang paling penting ketika melakukan pertolongan pertama pada orang yang tergigit ular, yakni dengan tetap bersikap tenang. Ingatlah bahwa kepanikan bisa semakin memperburuk keadaan.
Pertolongan Pertama jika Tergigit Ular Tidak Berbisa
Pertolongan pertama ketika tergigit ular yang tak mempunyai bisa adalah dengan memberikan antiseptik pada area bekas gigitan. Selain itu, tenaga medis pada umumnya akan memberikan suntikan anti tetanus atau pengobatan lainnya untuk menangani pasien.
Gigitan ular yang tak mempunyai bisa memang tidak separah apabila dibandingkan dengan gigitan dari ular yang berbisa. Umumnya, luka dari ular yang tak berbisa hanya akan menimbulkan bercak berwarna biru.
Hal yang Harus Dihindari saat Tergigit Ular Berbisa
Alasan dari harus menjaga diri supaya tetap tenang merupakan kunci supaya tidak melakukan hal-hal gegabah yang justru semakin membahayakan. Pasalnya, ada hal-hal yang harus dihindari ketika digigit ular berbisa. Misalnya saja dengan menghisap bekas racun gigitan ular maupun menyayat kulit korban yang terkena gigitan ular.
Tindakan ini kerap kali dianggap sebagai pertolongan pertama pasca tergigit ular. Padahal tindakan ini pastinya sia-sia karena bisa dari ular tak mengalir melalui pembuluh darah, melainkan dengan melalui limfatik. Kemudian, dilarang keras untuk mengusapkan zat kimia termasuk alkohol ke luka gigitan ular. Bahkan Grameds tak boleh mengompres luka tersebut dengan menggunakan air panas maupun air dingin.
Gejala dari Gigitan Ular Berbisa
Bisa yang dimiliki oleh ular sesungguhnya sangat berbahaya. Bukan hanya nyeri yang orang tersebut rasakan, tetapi kematian sangat mungkin terjadi kepada korban. Pasalnya, gigitan ular sangat mungkin untuk menciptakan kerusakan pada area organ tubuh yang tergigit.
Gejala yang korban alami pada umumnya mulai terasa pasca 30 menit hingga 24 jam setelah tergigit ular. Salah satu tandanya yakni munculnya warna kebiruan, pembengkakan pada sekitar luka, dan rasa nyeri. Tak hanya itu, bisa ular juga mengandung berbgaia zat yang sangat berbahaya bagi tubuh.
1. Hematotoksik
Sifat hematotoksik akan menjadikan korban mengalami pendarahan pada area sekitar gigitan, jantung, paru-paru, hingga otak korban tersebut. Bahkan Grameds dapat mengalami pendarahan ketika buang air kecil.
2. Kardiotoksik
Gejala yang timbul dari sifat kardiotoksik adalah menurunnya tekanan darah dari korban. Selain itu, ada kemungkinan korban akan mengalami syok yang dapat menghentikan kerja jantung.
3. Neurotoksik
Sifat neurotoksik akan membuat korban mengalami masalah pada bagian sarafnya. Seperti otot menjadi lemah, kaku tubuh, dan hingga kejang-kejang.
Karena sifat neurotoksik menyerang saraf, semua bergantung pada bagian saraf yang terkena gigitan. Jika saraf yang terkena adalah bagian saraf pernapasan, maka korban akan merasakan sesak nafas yang bisa berujung kepada kematian.
4. Kompartemen
Pada sifat kompartemen, racun ular menjadikan membuat tubuh korban mengalami peningkatan tekanan. Jika tekanan otot korban meningkat dengan terus-menerus, pembuluh darah dan saraf korban bisa terjepit.
Terjepitnya pembuluh darah merupakan bukan hal yang baik. Korban dapat mengalami kekurangan oksigen yang berakibat terjadinya kelumpuhan padanya.
Baca juga:
- 14 Jenis Ayam Hias Cantik dan Cara Merawatnya yang Baik!
- 12 Jenis Burung Di Dunia Dengan Status Punah dan Terancam Punah!
- 12 Jenis Kambing di Indonesia serta Manfaat dan Tips Pengolahannya!
- 11 Jenis Sapi Ternak Di Indonesia Beserta Manfaat Bagi Kesehatan!
- Jenis Hamster Peliharaan Beserta Cara Merawatnya!
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien