in

Pentingnya Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal pada Anak

unsplash.com

Pengertian Kecerdasan Interpersonal Anak

Holiday Sale

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan dalam berkomunikasi, peka terhadap emosi orang lain, mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, memiliki empati yang tinggi, dan suka menolong orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang cukup baik kerap menunjukkan perilaku yang adaptif, mereka juga mampu bekerja dengan berkelompok, kemampuan untuk menginterpretasikan perasaan orang lain melalui bahasa tubuhnya, kecakapan komunikasi, dan empati bahkan cenderung disukai oleh teman-temannya.

Bagi anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi dapat kita lihat dari kepiawaian mereka ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka akan sangat menyukai aktivitas yang melibatkan diri dengan orang lain. Anak juga senang dapat mengemukakan pendapatnya dengan baik. Biasanya anak dengan kecerdasan interpersonal juga suka mewakili kelompoknya untuk berbicara dan tentu saja mereka senang melakukan aktivitas kerja kelompok. Anak dengan kecerdasan interpersonal biasanya juga menunjukkan kemampuan yang baik dalam memimpin, menjadi pendengar yang baik, memiliki solidaritas yang tinggi, peka terhadap perasaan orang lain, dan cukup percaya diri.

Apabila pada diri anak kita belum menemukan kecerdasan interpersonal, jangan risau. Bisa jadi anak kita lebih unggul dalam kecerdasan lainnya. Kita harus menyadari memang tidak semua anak membutuhkan pertolongan orang tua dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal dan juga keterampilan sosial dalam bersosialisasi dengan orang lain. Namun, hal ini sangat penting untuk membuatnya bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan yang dimiliki anak dalam menilai serta memahami tindakan orang lain yang meliputi menjalin hubungan baru, menjalin kerjasama, kemampuan untuk menginterpretasikan bahasa tubuh, kecakapan komunikasi dan empati. Secara umum, anak-anak akan mengembangkan kemampuan atau keterampilan sosial tertentu pada usia:

Anak pada usia 2 sampai 3 tahun dapat meminta perhatian dari orang lain, serta melakukan kontak sosial dengan orang lain secara verbal, seperti mengatakan kata sapaan. Anak yang berusia 3 hingga 4 tahun, bisa bergiliran saat bermain game, berimajinasi dengan boneka, dan memulai komunikasi verbal dengan kata-kata yang sebenarnya. Anak yang berusia 4 hingga 5 tahun memiliki rasa empati dengan temannya. Anak berusia 6 hingga 7 tahun dapat berempati dengan orang lain, seperti menangis karena hal-hal yang menyedihkan.

Anak pada usia ini cenderung bisa berbagi serta menggunakan postur tubuh dan isyarat. Tetapi anak belum bisa memahami perbedaan yang jelas antara benar dan salah. Sebagai orang tua tentu perlu mengajarkan pada anak agar bisa bersosialisasi dengan orang lain.

Ciri-Ciri Anak Dengan Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan Interpersonal
unsplash.com

Kecerdasan interpersonal tentu sangat penting. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang baik tentu memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami orang-orang di sekitarnya dengan baik. Artinya anak dengan kecerdasan majemuk interpersonal memiliki kepribadian sosial dan mudah beradaptasi serta berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Berikut beberapa ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik, yaitu:

1. Tidak kesulitan dalam berinteraksi

Tentunya yang paling penting dalam kecerdasan interpersonal adalah berinteraksi. Anak yang bisa berinteraksi dengan baik di lingkungannya, bisa berbicara atau mengemukakan pendapat di tempat yang penuh dengan orang baru, serta tidak malu untuk melakukan sesuatu hal maka sudah pasti anak tersebut tumbuh dengan baik kecerdasan interpersonalnya.

Anak dengan kecerdasan seperti ini tidak akan kesulitan berada di sebuah tim. Mereka akan menikmati saat-saat mengenal orang-orang baru serta teman sebayanya. Selain itu, mereka juga akan belajar hal-hal baru yang mungkin tidak mereka lihat sebelumnya. Jika anak menikmati maka bukan tidak mungkin mereka akan mendapatkan pengalaman yang baru.

2. Tidak cepat bosan bermain sendiri

Karena anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi tentu akan menemukan banyak ide dalam melakukan sesuatu hal. Dalam bermain, ide tersebut akan berkembang. Misalnya, terdapat pada sebuah kotak di ruangan. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi akan membuat satu kotak biasa menjadi mainan yang beraneka ragam.

3. Memiliki keinginan keras dan mandiri

Anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi memiliki keinginan yang kuat jika menginginkan sesuatu. Ia akan terus melakukan upaya agar keinginan tersebut bisa terpenuhi. Selain itu, anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi akan terbiasa melakukan hal-hal dengan sendiri.

Seperti halnya makan sendiri, mandi sendiri, bermain sendiri dan sebagainya. Ia tidak kesulitan dalam melakukan hal sendiri. Serta anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi akan dengan mudah memiliki rasa empati yang tinggi terhadap lingkungannya.

Ia akan selalu berusaha untuk membantu sebisa mungkin. Seperti saat temannya sedang kesulitan, anggota keluarga ada yang sakit, sikap serta perilaku anak bisa dilihat. Selain itu, kemandirian ini akan melatihnya untuk menjadi anak yang bertanggung jawab serta menghandle semua dengan sendiri tanpa ketergantungan orang lain.

4. Lebih menyukai belajar dan bermain sendiri

Kemandirian yang kental pada anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi. Tentu membuat mereka lebih menyukai kegiatan sendiri. Mereka tidak terbebani karena harus mengurus hal-hal dengan sendiri.

Dengan bermain atau belajar sendiri akan membuat mereka semakin kreatif dan inovatif. Yang mana mereka tentu akan belajar agar tidak bosan dalam hal bermain sehingga terus berpikir untuk menciptakan suasana atau hal-hal baru.

5. Dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik

Anak dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi akan dengan mudah mengemukakan perasaannya. Ketika mereka sedih maka mereka akan menangis, ketika mereka marah, ketika tubuh mereka ada yang sakit tentu mereka akan berbicara pada orang tuanya.

Dengan ini sebagai orang tua bisa lebih memahami apa yang anak mau, perasaan seperti apa yang dirasakannya serta bagaimana atau apa yang harus dilakukan kita sebagai orang tua.

Kecerdasan Interpersonal

Cara Menstimulasi Kecerdasan Interpersonal pada Anak

Lalu bagaimana cara agar orang tua dapat merangsang kecerdasan interpersonal pada anak? Berikut beberapa cara dalam menstimulasi kecerdasan interpersonal pada anak, yaitu:

1. Komunikasi

Mengembangkan kecerdasan interpersonal pada anak bisa kita mulai dengan mengajak anak untuk menyampaikan pendapatnya melalui berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Ajak anak untuk berani memberikan pendapatnya sendiri. Ajak anak untuk berpikir apa dampak yang terjadi.

Dengan sering mengajak anak melakukan komunikasi dua arah, orang tua juga mendapatkan bonus mempererat bonding dengan anak. Letakkan ponsel Anda dan tataplah mata anak Anda, arahkan posisi badan Anda ke arahnya yang bertujuan agar anak merasa jika diperhatikan serta didengarkan.

Berilah kesempatan pada anak untuk berbicara mengenai dirinya sendiri. Anak akan membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan keterampilan sosialnya. Sebagai orang tua jangan selalu berusaha untuk menjadi juru bicaranya. Jika sang anak merasa gugup saat berbicara dengan orang lain, maka siapkan langkah-langkah kecil untuk membangun kepercayaan dirinya.

Selain itu proses tumbuh kembang pada anak yang memperoleh banyak kesempatan berbicara dengan sang ayah akan lebih baik dan juga optimal. Karena itu, berikan kesempatan pada anak dan Ayah untuk berdiskusi. Mintalah Ayah mengeluarkan sebuah topik pembicaraan agar anak bisa melanjutkan cerita tersebut.

2. Hubungan dengan orang lain

Sebagai orang tua tentu perlu menanamkan kebiasaan baik yang juga bermanfaat bagi anak dalam menjaga hubungannya dengan orang lain. Kita harus mengenalkan empat kata ajaib yang harus selalu kita sampaikan pada orang lain, baik itu sebelum atau setelah mendapat sesuatu. Apa saja empat kata ajaib itu? Terima kasih, tolong, maaf, dan permisi.

Tentunya kita sendiri yang harus mencontohkan pada anak. Beri anak kesempatan untuk berlatih agar terbiasa. Bisa melalui bermain peran, atau bisa juga dilakukan secara langsung ketika terjadi momen yang tepat bagi anak. Dengan membiasakan anak untuk mengucapkan kata-kata baik, lama-lama anak akan terbiasa menyampaikan empat kata ajaib tersebut tanpa orang tua ingatkan lagi.

3. Kasih sayang

Pada dasarnya setiap anak sudah memiliki sifat kasih sayang terhadap sesama. Hal ini dapat dilihat bagaimana cara mereka dalam memperlakukan mainan atau orang tuanya ketika sakit. Namun tentu hal ini berbeda dengan orang di luar lingkaran keluarga.

Untuk terus menumbuhkan rasa kasih sayang penuh terhadap sesama maka kita perlu mengajak anak dalam memperhatikan sekitarnya. Seperti merawat dan memberikan makanan hewan kesayangannya. Orang tua juga bisa mengajak anak berkunjung ke panti asuhan, berbagi kasih sayang dengan teman sebayanya yang kurang beruntung dalam mendapatkan kasih sayang.

4. Berbagi

Anak diusia dini memang masih kentara dengan fase egois. Tetapi tidak ada salahnya jika orang tua mengajak anak untuk belajar berbagi sejak usia dini, tentunya tanpa ada paksaan. Sebelum mengajak anak berbagi, sebaiknya kita memberi contoh terlebih dulu pada mereka. Perlahan anak akan tertarik untuk melakukan aktivitas yang sedang kita lakukan, dan seiring berjalannya waktu mereka akan dengan sukarela ikut terlibat.

Seperti halnya saat kita hendak memberikan atau berbagi makanan kepada pejalan kaki. Ajaklah anak untuk mengikuti proses mulai pembuatan nasi dan lauk pauk, membungkus, sampai membagikan pada pejalan kaki yang membutuhkan. Dengan itu anak akan belajar dalam melihat proses serta kebahagiaan tersendiri yang didapat.

5. Kepemilikan

Bagi anak yang masih usia dini akan selalu merasa jika semua benda merupakan miliknya. Maka, orang tua perlu mengajarkan pada anak mana benda miliknya dan mana benda milik orang lain. Orang tua juga perlu mengajarkan tentang hak barang tersebut untuk dirawat dan juga dijaga. Tidak hanya itu, orang tua tentu perlu mengajarkan pada anak untuk meminta izin terlebih dahulu ketika akan memakai barang milik orang lain.

Tentu hal seperti ini perlu adanya peran orang tua sebagai pemberi contohnya. Ajarkan anak untuk meminta izin terlebih dahulu. Orang tua juga harus mencontohkan kegiatan itu terlebih dahulu pada kegiatan sehari-hari. Orang tua tentu harus menghargai keputusan anak, apakah mereka mengizinkan atau tidak. Dengan demikian, anak merasa dihargai sekaligus belajar bagaimana caranya menghargai orang lain.

6. Kepedulian

Dalam menstimulasi kecerdasan interpersonal anak, orang tua perlu memupuk rasa kepekaan dan kepedulian anak sejak usia dini. Kepedulian ini bisa mencakup banyak hal. Termasuk bagaimana peduli pada perasaan orang lain. Selain itu, banyak hal yang bisa orang tua lakukan untuk mengasah kepedulian tersebut.

Orang tua bisa memulainya dengan membacakan cerita, menonton film bersama, menghubungi saudara yang sedang sakit, menjenguk dan mendoakannya. Orang tua juga bisa melakukannya dengan bermain peran, dan melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya memasak, membersihkan rumah dan lainnya.

Selain itu, orang tua bisa memulai dengan makan bersama. Saat makan bersama lakukanlah interaksi dengan anak. Ajarkan bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana cara mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain, serta bagaimana menanggapi obrolan orang lain. Mengajarkan dan mengenalkan bahasa tubuh pada anak.

Contoh lain saat anak sedang menonton TV, orang tua bisa mengurangi volume suara sedikit dan menanyakan sejenak apa yang dirasakan tokoh kartun di TV yang ia tonton. Selain itu, orang tua juga dapat menanyakan padanya tentang karakter tokoh animasi yang disukai oleh anak. Hal seperti ini dapat melatih kemampuan Anak untuk menangkap perasaan orang lain lewat gerakan tubuh. Ajarkan agar sang anak menjadi lebih vokal atau berani bersuara.

7. Kemandirian

Bagi anak yang mandiri sejak usia dini akan lebih mudah dalam menolong orang lain. Hal ini karena, anak yang mandiri tidak bergantung pada orang lain dan membuat anak membiasakan diri untuk bisa menolong orang lain. Orang tua bisa menjadikan aktivitas makan sendiri, mandi sendiri, memakai baju sendiri, atau memakai sepatu sendiri dengan cara menyenangkan.

Kecerdasan Interpersonal

8. Perasaan

Seorang anak tentu perlu untuk diasah kepekaannya terhadap sesama. Salah satu cara untuk mengasah kepekaan tersebut dengan mengenalkan berbagai emosi yang dirasakan sehari-hari. Misalnya, orang tua bisa mengenalkannya melalui buku cerita, film Inside Out, atau permainan menebak ekspresi wajah.

Orang tua bisa mengajak anak bermain peran dan kemudian saling menebak ekspresi wajah. Kemudian, orang tua bisa menggali pesan dibalik ekspresi dan anak bisa mempelajarinya. Apa yang dirasakan anak ketika melihat ekspresi marah dari orang lain, serta apa yang membuat mereka biasanya marah, bahagia, atau sedih.

9. Bermain bersama teman sebaya

Anak-anak tentu identik dengan bermain. Bermain juga bisa membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal pada dirinya. Misalnya bermain benteng-bentengan. Membangun benteng tentu memerlukan kerjasama dalam tim dan juga memberikan kesempatan bagi anak dan temannya untuk melatih kreativitas dan juga komunikasi. Permainan lainnya juga akan merangsang kepekaan anak terhadap teman-temannya dan kebiasaan di lingkungan sekitarnya.

Selain itu bermain sepeda memberikan kesempatan pada anak untuk melihat berbagai kegiatan masyarakat di sekitarnya. Peran ibu bisa menerangkan sedikit tentang apa yang dilihat, misalnya ada penjual sayur, tukang pembersih sampah dan lainnya.

10.Mewawancarai orang lain

Tanyakan pada anak hal seperti apa yang paling membuatnya tertarik. Ajaklah anak untuk mewawancarai orang yang dipilih dengan memintanya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ingin diketahuinya. Melalui kegiatan ini, tentu anak akan belajar berinteraksi dan memahami cerita orang lain.

Ternyata kecerdasan interpersonal tentu sangat penting, bukan hanya pada anak-anak saja bahkan sampai orang dewasa. Lalu bagaimana cara mengembangkan kecerdasan interpersonal sejak dini? Grameds bisa mengembangkan kecerdasan interpersonal pada diri sendiri maupun pada anak dengan membaca buku yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik!

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

BACA JUGA:

  1. Pengertian Empati: Ciri-Ciri, Faktor, dan Fakta Empati 
  2. Pengertian IQ, EQ, dan TQ Beserta Sejarahnya 
  3. Inilah Ciri Orang Pintar dan Pandai, Bukan Melulu Tentang IQ 
  4. 10 Rekomendasi Buku Self Improvement Terbaru April 2022 
  5. Pengertian dan Contoh Manusia Sebagai Makhluk Sosial 
  6. Highly Sensitive Person: Pengertian, Ciri, Penyebab, Cara Menghadapinya 
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Siti B

Saya Siti sangat senang dengan dunia menulis karena di sini saya bisa mendapatkan banyak informasi sekaligus bisa memberikan informasi kepada pembaca. Ketertarikan saya pada dunia menulis ini telah membuat saya menghasilkan berbagai karya terutama dalam hal pendidikan anak.