in

Apa Itu Kecerdasan Majemuk dan Tips Mengembangkannya pada Anak

unsplash.com

Pengertian Kecerdasan Majemuk

Holiday Sale

Kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligence ialah salah satu teori belajar yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Gardner merupakan pakar pendidikan dan psikologi berkebangsaan Amerika. Teori yang menjadi sumber kekuatan baru bagi pendidik untuk lebih luas dalam berkreativitas dan juga berinovasi di dunia pendidikan ini pertama kali dikenal pada tahun 1983.

Menurut Gardner, setiap pendidik harus belajar meyakini bahwa di balik keterbatasan, siswa tentu juga memiliki kelebihan yang belum tereksplor dengan baik. Oleh karena itu, diharapkan siswa dapat mengasah keahlian yang dimiliki, sebab setiap siswa tentu punya kelebihan masing-masing. Berikut pengertian kecerdasan majemuk menurut beberapa ahli.

1. Howard Gardner

Howard Gardner mengubah pola pikir konvensional dengan mengeluarkan konsep penilaian kecerdasan melalui 8 parameter. Konsep kecerdasan yang dibawa oleh Gardner berangkat dari pandangan penilaian kecerdasan bagi Si Kecil yang tidak hanya berdasar skor standar saja.

Menurut Gardner, kemampuan yang dimiliki oleh Si kecil meliputi menyelesaikan masalah yang terjadi, kemampuan yang menghasilkan persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu, atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang. Dari beberapa kemampuan tersebut, seorang anak pasti akan menonjol di salah satu atau sejumlah kecerdasan. Dengan 8 parameter kecerdasan ala Gardner, maka akan hadir sejumlah kecerdasan anak di luar kecerdasan logika dan linguistik.

Penilaian 8 parameter kecerdasan Gardner

Kecerdasan Majemuk
Sumber: Neuronesia

2. Thomas Armstrong

Thomas Armstrong menjelaskan lebih lanjut mengenai kecerdasan majemuk. Armstrong menyebutkan bahwa setiap anak dilahirkan ke dunia dengan membawa potensi yang memungkinkan mereka menjadi cerdas.

Dengan berbagai sifat natural anak, maka tugas yang dimiliki orang tua dan lingkungan sekitar mendasari kecerdasan agar terus bertahan dan berkembang hingga dewasa. Sifat natural yang dimaksud Thomas Armstrong adalah rasa ingin tahu, daya eksplorasi, vitalitas, spontanitas, dan fleksibilitas.

Thomas Armstrong juga menunjukkan bahwa terdapat sejumlah indikator penilaian kecerdasan anak. Indikator Armstrong berdasarkan pada kemampuan autentik yang dimiliki oleh Si kecil. Berikut indikator-indikator yang dimaksud Armstrong.

a. Observasi

Observasi biasa dilakukan untuk mendapat informasi yang lebih akurat, baik berupa tempat, pelaku, objek, kegiatan, perbuatan, atau peristiwa. Observasi dibagi menjadi 2, yaitu:

  • Observasi secara langsung, artinya observasi dilakukan langsung kepada objek di tempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa.
  • Observasi tidak langsung, yang dilakukan tidak pada saat kejadian berlangsung atau objek yang akan diteliti.

b. Dokumentasi hasil karya

Dengan mendokumentasikan setiap karya yang dibuat oleh anak, maka anak dapat merangsang ingatan atau peristiwa apa yang terjadi pada saat itu.

c. Penilaian tugas

Dengan menilai tugas, anak akan terbiasa melihat kekurangan atau kesalahannya dimana. Dengan itu anak akan belajar melalui kesalahan itu serta bisa menjadikan penilian agar tidak mengulangi kesalahan itu.

d. Penilaian berdasarkan konteks tertentu

Menilai sesuatu yang dilakukan dengan disandingkan beberapa kejadian yang terjadi. Artinya anak akan menilai sesuatu hal dengan kejadian yang terjadi saat itu atau dulu.

e. Portofolio

Portofolio digunakan dalam kegiatan yang menyangkut sejumlah bidang kegiatan yang masing-masing memiliki arti yang berbeda.

Kecerdasan Majemuk

Tahapan Teori Belajar

Kecerdasan majemuk memiliki teori yang sudah mengalami perkembangan sejak pertama kali ditemukan. Awal teori Howard Gardner dalam buku Frame of The Mind tahun 1983 terdapat tujuh kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Pada tahun 1990 jumlah kecerdasan majemuk menjadi delapan dengan kecerdasan naturalis. Dalam perkembangannya selanjutnya Howard Gardner memunculkan adanya kecerdasan yang ke-9, yaitu kecerdasan eksistensial. Kecerdasan-kecerdasan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut beberapa macam kecerdasan majemuk, yaitu:

1. Kecerdasan bahasa atau linguistik

Kecerdasan majemuk verbal bahasa atau linguistik merupakan kecerdasan yang memiliki kepekaan terhadap kebermaknaan bahasa, yang meliputi tata bahasa, struktur kalimat, bunyi, fungsi dan permainan bahasa. Kegiatan yang digemari oleh kecerdasan ini adalah senang bercerita, senang menulis, menyukai kegiatan literasi, punya banyak perbendaharaan kata dan lainnya. Serta menggunakan bahasa dengan benar.

Bagi anak yang memiliki kecerdasan ini kuat dalam bidang bahasa, mudah mengingat informasi verbal dan tertulis, suka menulis dan membaca, selain itu jago debat dan pidato, suka melontarkan humor, dan bisa menjelaskan sesuatu dengan baik. Bagi orang tua bisa merangsang kecerdasan majemuk ini pada anak dengan membacakan dongeng, mengajarkan kata-kata yang baru, meminta anak mengarang sebuah cerita, menulis dan membacakan karangan puisi, menulis buku harian, atau berbincang tentang apa yang dilakukan saat berada di sekolah.

2. Kecerdasan visual dan spasial

Kecerdasan ini terdapat ketertarikan terhadap sebuah gambar. Karakteristik bagi pemilik kecerdasan ini adalah lebih mudah menghafalkan wajah daripada nama, menyampaikan ide atau pendapat dengan sketsa, dan memiliki kompetensi yang kreatif dan imajinatif di dalam segala bidang.

Anak dengan tipe kecerdasan majemuk ini mengandalkan imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur. Kemampuan spasial-visual anak dapat diasah dengan menggambar, melukis, membangun sesuatu, bermain warna, bermain puzzle, dan bermain lilin-lilinan. Kemampuan spasial-visual dimiliki oleh arsitek, pelukis, seniman, dan desainer. Penelitian menunjukkan bahwa, anak yang dilatih untuk mengembangkan spasial-visual memiliki kemampuan mengingat (memori) dan penalaran logika yang baik.

3. Kecerdasan musikal

Bagi seseorang yang memiliki kecerdasan musikal tentu menyukai kegiatan senang bernyanyi, senang mendengarkan musik, bisa mengingat nada dan irama. Saat melakukan aktivitasnya bisa juga dalam memainkan alat musik seperti gitar, drum, piano dan lainnya. Tidak hanya jago dalam memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Mereka yang memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.

Kecerdasan musikal bisa kita asah pada anak dengan memberikan berbagai pilihan jenis musik, menganalisis perbedaan suara orang dalam berbicara, mendengarkan suara alam, atau bermain menciptakan lagu. Dengan ini anak akan memilih sesuai keinginan serta kemampuannya.

Jika anak suka dunia musik, Grameds bisa memberikan buku “Ensiklopedia Mini – Alat Musik Indonesia” serta buku lainnya sebagai pengembangan motoriknya, yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik!

Kecerdasan Majemuk

4. Kecerdasan logika matematika

Kecerdasan logika matematika ini lebih menyukai kegiatan yang berhubungan dengan angka. Yang mana mampu dalam menyelesaikan soal-soal hitungan atau matematika, menyukai puzzle, mengolah angka, mampu menginterpretasikan tabel, grafik atau diagram, senang dengan permainan yang melibatkan strategi, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna. Suka beranalisa atau bernalar dan lainnya.

Untuk memicu kecerdasan logis-matematis pada anak, orang tua bisa memulai dengan melatih anak dengan permainan analisis, berhitung, pergi ke museum ilmu pengetahuan dan sains, misalnya seperti planetarium.

Jika anak menyukai dunia hitung menghitung, Grameds bisa memperkenalkan angka dengan buku yang tersedia lengkap di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik!

Kecerdasan Majemuk

5. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal biasanya dimiliki oleh seseorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, dapat memahami perbedaan pola pikir, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, supel dan memiliki rasa empati yang besar bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Kecakapan yang dimiliki merupakan kemampuan dalam bermasyarakat serta memahami dan berinteraksi dengan orang lain.

Bagi mereka yang mempunyai kecerdasan ini mampu bekerja, berinteraksi, dan berhubungan dengan orang lain, suka bekerja sebagai tim, memiliki banyak teman, menunjukkan rasa empati kepada orang lain, sensitif terhadap perasaan dan ide-ide yang dimiliki orang lain, memediasi suatu konflik yang terjadi, dan mengemukakan kompromi.

Sedangkan kecerdasan interpersonal pada anak bisa kita mulai asah dengan membiasakan anak bermain dengan teman-teman sebayanya dan mengajaknya mengunjungi acara komunitas atau pertemuan sosial. Lihatlah bagaimana anak berada pada lingkungan baru serta banyak orang-orang baru.

6. Kecerdasan intrapersonal

Bagi pemilik kecerdasan intrapersonal ini memiliki karakteristik yang cerdas dalam memahami diri sendiri, lebih suka menyendiri, suka merenung segala hal yang penting, suka membuat catatan penting, suka menulis diary. Kecerdasan seperti ini dimiliki oleh seseorang yang selalu berpikir realistis, biasanya orang seperti ini senang memikirkan masa depan dan cita-citanya.

Kecerdasan ini merupakan introspektif yang mana anak mampu memahami diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika kecerdasan ini menonjol pada diri anak, dia akan bijaksana dan bisa mengendalikan keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana dan keputusannya dengan sendiri. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.

7. Kecerdasan kinestetika atau jasmani

Yang mana kecerdasan kinestetika atau kasmani yang dimiliki oleh seseorang yang mampu memahami tubuh, seperti halnya suka berolahraga, menari, mampu meniru gerakan-gerakan yang dilihat. Pada intinya kecerdasan ini memiliki karakteristik yang aktif dalam kegiatan yang melibatkan fisik.

Kecerdasan ini melibatkan kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Bagi anak yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik sepeda, menari atau olahraga. Selain itu anak juga merasa kesulitan untuk duduk diam dalam waktu lama serta mudah merasa bosan. Orang tua bisa membantu mengajari kecakapan ini dengan memasukkan anak ke dalam les tari, klub olahraga, mengajaknya bermain lempar dan tangkap benda, melatihnya menjaga keseimbangan saat berjalan, atau mengajaknya bermain teater.

8. Kecerdasan naturalis

Kecerdasan naturalis ini dimiliki oleh seseorang yang menyukai hal-hal yang berbau alam, seperti halnya memelihara binatang, suka melihat film flora dan fauna, senang bercocok tanam, memiliki rasa empati yang tinggi terhadap lingkungan sekitar, gemar melakukan suatu perjalanan atau wisata alam seperti ke daerah pegunungan, hutan, laut dan lainnya, serta juga tertarik mempelajari spesies makhluk hidup.

Kecerdasan majemuk naturalis pada anak bisa orang tua mulai dengan mengajarkan atau mengenalkan nama-nama hewan, tanaman, dan alam semesta. Selain itu, Grameds juga bisa mengajak anak untuk mengoleksi berbagai hewan atau serangga, daun atau bunga, batu-batuan, dan kerang, atau mengajak anak bermain ke alam terbuka.

9. Kecerdasan eksistensial

Kecerdasan eksistensial merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh seseorang yang mampu menempatkan dirinya sendiri. Seperti contoh pemahaman yang dimiliki oleh kecerdasan ini adalah tentang kebermaknaan hidup, memiliki pengalaman batin, kehidupan setelah kematian, memahami proses kehidupan yang berbeda-beda pada setiap orang dan akhir kisah sebuah kehidupan.

Kecerdasan eksistensial ini membuat anak mampu mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban yang mendalam mengenai eksistensi manusia. Kecerdasan eksistensial lebih mengarah ke bidang filsafat. Beberapa pakar juga mengaitkan antara kecerdasan eksistensial ini dengan tipe kecerdasan spiritual. Dengan mengenali berbagai kecerdasan majemuk pada anak dapat membantu orang tua untuk merangsang dan meningkatkan perkembangan diri anak. Orang tua juga dapat lebih mengasah satu atau beberapa jenis kecerdasan majemuk yang tampak lebih dominan pada anak, sehingga anak dapat mencapai potensi maksimalnya.

Kecerdasan Majemuk
Kompas.com

Tips-Tips Meningkatkan Kecerdasan Majemuk pada Anak

Kecerdasan pada anak tentu bisa kita tanamkan sejak dini mungkin. Anak akan tumbuh dengan memperlihatkan kecerdasan apa yang dominan, dengan itu orang tua bisa mendukung apa yang sudah dimiliki oleh anak, agar anak bisa terus berkembang. Berikut tips-tips dalam meningkatkan kecerdasan majemuk pada anak, yaitu:

1. Pantau hal-hal yang disukai anak

Langkah awal cobalah untuk rutin menghabiskan waktu bersama anak. Kemudian rasakan serta lihat hal seperti apa saja yang anak sukai maupun tidak sukai, dan kemampuan unik yang dimiliki oleh anak.

Setiap anak memiliki kesenangan masing-masing. Ada anak yang menyukai dalam hal membaca buku dan ada pula yang suka berolahraga. Tugas dari orang tua adalah mengobservasi ketertarikan serta kemampuan pada anak sambil melakukan quality time. Dengan ini, anak bukan hanya bisa mengekspresikan diri, tetapi hubungan orang tua dan anak akan terjalin semakin dekat dan erat.

2. Fokuslah pada kelebihan yang dimiliki oleh anak

Dengan adanya ini, orang tua harus fokus pada kelebihan yang dimiliki anak. Orang tua tentu harus membantu anak dalam mengasah kelebihan itu dan berikan stimulasi yang tepat. Seperti halnya untuk meningkatkan kecerdasan logika-matematika anak. Jangan fokus pada kekurangan yang dimiliki oleh anak, karena setiap anak memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing.

3. Dengarkan pendapat serta keinginan anak

Dengan mendengarkan pendapat anak bukan hanya akan membuat anak merasa dihargai, tetapi juga bisa mengasah kecerdasan majemuk yang dimiliki pada anak. Hal seperti ini juga sangat baik untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal pada anak.

Grameds bisa mengajak anak dengan mengobrol, membacakan cerita, merangsang anak untuk mau bercerita bersama, dan menyanyikan lagu pada anak. Kegiatan seru dengan anak mungkin terkesan sederhana, akan tetapi terdapat manfaat yang besar untuk mengoptimalkan kecerdasan pada anak.

4. Jangan dipaksa

Anak sering kali dipaksa dan diberi beban harus sudah bisa membaca dan berhitung sedini mungkin. Dengan tekanan dan ekspektasi berlebih seperti ini, tentunya kecerdasan majemuk anak justru sulit diraih. Yang perlu di ingat, dalam mengoptimalkan kecerdasan majemuk pada anak harus dilakukan dengan seru dan penuh kebahagiaan, bukan dengan tekanan. Orang tua juga harus ingat kalau kecerdasan majemuk anak bisa berganti dan sifatnya tidak statis.

Jika anak menyukai dunia musik, jangan paksa anak dengan menyekolahkannya pada sekolah khusus tari. Anak akan merasa tidak suka, tertekan serta memaksakan keinginan akan membuat kecerdasan yang dimiliki pada anak tidak dapat berkembang dengan baik.

Kecerdasan Majemuk

Bagaimana apakah Grameds tertarik untuk melatih kecerdasan majemuk pada anak? Jika iya, Grameds bisa membaca buku yang tersedia di www.gramedia.com sebagai referensi pengetahuan. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik!

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

BACA JUGA:

  1. Teori Perkembangan Manusia & Teori Perkembangan Anak 
  2. Pola Pikir: Mengembangkan Cara Berpikir Cerdas dan Kreatif 
  3. Perkembangan Kognitif: Pengertian, Teori, dan Tahapannya 
  4. Inilah Ciri Orang Pintar dan Pandai, Bukan Melulu Tentang IQ! 
  5. Rekomendasi Buku Mewarnai Anak dari Gramedia 
  6. Rekomendasi Buku Tentang Pendidikan 
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Siti B

Saya Siti sangat senang dengan dunia menulis karena di sini saya bisa mendapatkan banyak informasi sekaligus bisa memberikan informasi kepada pembaca. Ketertarikan saya pada dunia menulis ini telah membuat saya menghasilkan berbagai karya terutama dalam hal pendidikan anak.