Apa kabarmu memasuki bulan Agustus? Semoga baik-baik saja, ya.
Temani kamu melewati hari-hari, ada koleksi buku digital terbaru yang sudah tersedia di Gramedia Digital!
Di awal Agustus ini, bacaan terbaru didominasi dengan genre fiksi. Mulai dari fiksi terjemahan, fiksi lokal, hingga fiksi yang merupakan lanjutan dari seri sebelumnya.
Tapi tak hanya fiksi, ada pula nonfiksi yang bisa menambah pengetahuanmu di bidang menulis dan self improvement. Semuanya menarik dan dijamin bikin kamu ingin baca semua koleksinya.
Udah nggak sabar? Langsung scroll ke bawah dan temukan e-books yang akan masuk ke daftar to be read-mu. Happy reading!
Table of Contents
1. Gadis Minimarket
Fiksi terbaru bulan ini datang dari penulis Jepang yang telah memenangkan penghargaan Akutagawa Prize yaitu Sayaka Murata.
Buku ini dibuat terinspirasi dari saat ia bekerja paruh waktu di minimarket.
Ikuti cerita Keiko yang dituntut menjadi “normal”, walau ia tak tahu “normal” itu seperti apa.
Buku yang terbilang tipis ini akan membuatmu memertanyakan kembali standar normal yang selama ini ada di masyarakat.
Baca juga:Â E-Books Terlaris Gramedia Digital Juli 2020
2. Juru Tato dari Auschwitz
Dari penulis Jepang kini beralih ke penulis asal New Zealand, Heather Morris.
Pertemuan dengan Lale Solokov di tahun 2013 yang membuatnya menulis skenario film dan novel ini.
Lewat novel ini, kamu akan mengikuti pengalaman Lale Solokov yang menato lengan ribuan tahanan di kamp konsentrasi pada masa-masa Holocaust.
Temukan bukti akan kekuatan cinta dan kemanusiaan di keadaan paling gelap sekalipun!
3. Perempuan-Perempuan Kelu
Kamu suka dengan mitologi Yunani? Atau, pernah membaca dongeng klasik Illiad?
Jangan lewatkan novel yang juga menjadi finalis Women’s Prize for Fiction ini, ya!
Di jantung perang Troya, ada suara perempuan yang selama ini dibungkam hingga sekarang, yaitu Briseis.
Temukan kisah yang tak terungkap dari perempuan luar biasa ini dan cara pandang baru dalam membaca kisah kuno khususnya Illiad.
4. Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis
Setelah buku Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme Kritis, Ayu Utami kembali menerbitkan buku, kali ini bersama dengan Yulius Tandyano, pustakawan yang mengajar filsafat.
Buku ini ramah bagi pemula yang ingin belajar menulis sambil tetap berbobot bagi yang cukup berpengalaman.
Perpaduan menulis kreatif dan berpikir filosofis sangat mungkin membawa kita dalam proses pencerdasan, penjernihan pikiran, dan penemuan diri yang otentik melalui jalan yang sabar dan menyenangkan.
5. The Rooster Bar
Tak hanya The Broker dan The Whistler, novel lainnya dari John Grisham ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Ide ceritanya didapatkan setelah penulis membaca artikel berjudul The Law School Scam (Penipuan Sekolah Hukum) dari The Atlantic pada September 2014.
Mark, Todd, dan Zola merupakan tiga mahasiswa hukum yang baru menyadari bahwa mereka ditipu.
Mereka berutang banyak untuk sekolah hukum yang mutunya sangat jelek dan harus mengambil langkah gila untuk menyelesaikannya. Apakah itu?
6. Ferals #3: Pembalasan Dendam White Widow
Panggilan untuk pembaca seri Ferals, novel seri terbarunya sudah terbit!
Setelah Caw mengalahkan Spinning Man yang jahat dan Bunda Lalat yang beringas, Blackstone seharusnya menjadi tempat yang aman untuk Feral dan manusia.
Tapi White Widow muncul dan ingin kembali mewujudkan cita-cita kelam Spinning Man.
Semua orang yang Caw sayangi berada dalam bahaya dan kali ini ia mungkin tidak dapat melindungi siapa pun!
7. Ajaklah Tuhan ke Tanah Jawa
Setelah fiksi-fiksi sebelumnya datang dari penulis luar, fiksi terbaru ini berasal dari penulis lokal, Sekar Ayu Asmara.
Penulis novel Pintu Terlarang hingga Blue Morpho ini memanfaatkan masa pengasingan diri COVID-19 untuk menyelesaikan novelnya, termasuk Ajaklah Tuhan ke Tanah Jawa.
Di tahun 1940, Rebekah Blumenfeld harus berlayar dari Belanda ke Tanah Jawa setelah kedatangan Nazi Jerman.
Ia memegang amanah terakhir almarhum suaminya, “Ajaklah Tuhan bersamamu, kemana pun kamu pergi”, lalu apakah Tuhan akan menyelamatkannya?
8. Honjok: Seni Hidup Sendiri
Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, interaksi sosial semakin terbatas dan tak sedikit yang harus menghabiskan waktu sendiri.
Honjok adalah istilah Korea Selatan untuk orang yang melakukan kegiatan sendirian.
Buku yang hadir tepat waktu ini menganalisis tren Honjok dengan terlebih dahulu menjelaskan perbedaan antara kesepian dan sendirian.
Dengan membacanya, kamu akan terbantu memulai petualangan solo untuk merangkul kesendirian dan kemandirian dengan rasa percaya diri.