Berbagai macam indikator saham menjadi penting untuk diketahui. Dimana, belakangan ini banyak orang yang mulai tertarik dengan investasi saham. Investasi saham sendiri termasuk ke dalam jenis investasi yang mampu memberikan return tinggi atau keuntungan tertinggi daripada instrumen investasi yang lain.
Namun, perlu kamu ketahui, sebagai salah satu jenis investasi yang bisa memberikan return atau keuntungan yang tinggi, ternyata investasi saham juga memberikan risiko yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan para investor yang sering menyebut investasi saham dengan high risk high return.
Pada dasarnya, seseorang yang mulai berinvestasi memiliki maksud untuk menjaga nilai uang atau kekayaan dari pengaruh inflasi. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, investasi saham bisa menjadi sarana untuk mendapatkan profit dengan nilai tertentu.
Maka dari itu, apabila kamu sedang berencana untuk memulai investasi saham dengan harapan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, ada beberapa hal yang perlu kamu pelajari sebelum terjun dalam dunia saham. Nah, salah satu hal yang paling penting untuk dipahami seorang investor saham yaitu macam-macam indikator saham.
Indikator teknikal saham bisa dikatakan sebagai salah satu alat yang paling efektif bagi seseorang yang memiliki maksud untuk mendapatkan keuntungan dari trading saham dalam waktu yang relatif pendek. Jenis dari indikator pada investasi saham sendiri sebenarnya ada banyak. Tak heran, apabila banyak investor atau trader yang baru memulai sering mengalami kebingungan pada saat memilih indikator saham.
Pada artikel kali ini, akan disajikan penjelasan tentang beberapa macam indikator saham yang bisa kamu gunakan dalam berinvestasi. Pemahaman tentang macam indikator saham ini akan menjadikan seorang investor bisa lebih mempertimbangkan keputusan dalam menjual atau membeli saham secara matang dan penuh perhitungan. Yuk simak ulasan selengkapnya.
Table of Contents
A. Macam Indikator Saham
1. Stochastic Oscillator
Macam indikator saham yang bisa digunakan pada investasi saham adalah Stochastic Oscillator. Indikator jenis ini pada awalnya diciptakan sekitar tahun 1950-an oleh seseorang yang bernama George Lane. George Lane sendiri merupakan seseorang yang bisa memperdagangkan instrumen investasi dalam waktu singkat atau jangka pendek dengan basis di Chicago Mercantile Exchange (CME). CME bisa dikatakan sebagai bursa komoditas utama yang ada di Amerika Serikat.
Sementara itu, Stochastic Oscillator bisa dipahami sebagai salah satu jenis indikator analisis teknikal saham yang memiliki sifat untuk melakukan pengukuran terhadap momentum. Maka dari itu, Stochastic Oscillator sering dimaksudkan sebagai indikator momentum dan bukan merupakan indikator trend.
Bagi para investor atau trader, Stochastic Oscillator dianggap sebagai jenis indikator yang sangat ampuh untuk digunakan dalam melakukan indikator Swing Trading. Hal ini dikarenakan strategi dari Swing Trading sendiri merupakan buy low, sell high yang artinya beli ketika harga saham rendah dan jual ketika harga saham tinggi.
Namun, banyak para investor yang juga sering melakukan kesalahan pada saat menggunakan indikator Stochastic Oscillator. Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan antara lain yaitu menggunakan indikator Stochastic Oscillator dengan berpatokan pada overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).
Hal ini dikarenakan patokan overbought dan oversold sendiri bukan sinyal dari Stochastic Oscillator. Maka dari itu, banyak investor atau trader yang di Indonesia banyak yang sering salah posisi sehingga malah menjadikan kerugian.
2. Moving Average Convergence-Divergence (MACD)
Setelah Stochastic Oscillator, macam indikator saham berikutnya adalah Moving Average Convergence-Divergence atau disingkat MACD. MACD sendiri awalnya diciptakan sebagai indikator analisis pada sekitar tahun 1970an oleh seseorang yang dikenal dengan Gerald Appel. Gerald Appel merupakan sosok investor yang juga sekaligus trader yang memiliki keahlian dalam melakukan analisis saham. Ia sendiri sudah banyak menulis buku tentang investasi.
MACD bisa dikatakan sebagai salah satu jenis investasi yang pertama kali dibahas secara mendalam di dalam salah satu buku Gerald Appel yang berjudul Technical Analysis, Power Tools for Active Investors. Apabila indikator Stochastic Oscillator mampu melakukan pengukuran pada momentum, maka indikator MACD merupakan jenis indikator yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran sekaligus pendeteksi trend.
Maka dari itu, sinyal yang biasanya dimunculkan antara indikator Stochastic Oscillator dan MACD sering berlawanan. Pada saat MACD baru memunculkan sinyal untuk melakukan buy, indikator Stochastic Oscillator malah sudah muncul sinyal untuk melakukan penjualan. Hal ini juga bisa terjadi sebaliknya pada keduanya.
Hal yang perlu kamu pahami dari indikator MACD yaitu indikator jenis ini tidak terlalu cocok untuk digunakan dalam melakukan Swing Trading. Hal ini dikarenakan indikator MACD bisa dikatakan sebagai indikator trend yang lebih cocok dipakai dalam menjalankan strategi position trading dan trend following.
Selain itu, ada beberapa kesalahan yang juga cukup sering dilakukan oleh para investor atau trader pemula di Indonesia, salah satunya yaitu terlalu berpatokan pada golden–cross dan dead–cross.
Meskipun seringkali salah, Gerald Appel dalam bukunya juga menyarankan supaya para investor atau trader yang menggunakan indikator MACD untuk tetap melakukan konfirmasi pada sinyal. Hal ini dikarenakan tidak semua golden–cross adalah buy atau beli dan tidak semua dead–cross adalah sell yang berarti jual. Maka dari itu, banyak para trader atau investor saham di Indonesia yang justru malah terjebak.
3. Moving Averages (MA)
Macam indikator saham selanjutnya adalah Moving Averages. Moving Averages atau sering disebut MA ini merupakan salah satu jenis indikator analisis teknikal saham yang tergolong sebagai yang paling tua.
Menurut berbagai sumber yang telah ditelusuri, sosok yang pertama kali memperkenalkan dan mempopulerkan penggunaan Moving Averages sebagai indikator analisis teknikal adalah Richard Donchian. Richard Donchian sendiri merupakan orang yang dikenal dengan julukan the Father of Trend Following.
Pada tahun 1961, Richard Donchian pernah mempopulerkan sebuah strategi untuk melakukan trading, yakni dengan menggunakan MA5 dan MA20. Tidak hanya di era tersebut, sampai saat ini masih banyak orang yang menggunakan strategi tersebut dalam menentukan keputusan dalam berinvestasi saham.
Tidak hanya itu, Richard Donchian sendiri juga pernah mengatakan bahwa MA5 dan MA20 sesungguhnya tidaklah mutlak. Ada beberapa kombinasi Moving Averages lain yang bisa digunakan dengan lebih optimal. Hanya saja, saat ini belum ada penjelasan yang jelas dan benar tentang berapa angka Moving Averages yang terbaik.
4. Relative Strength Index (RSI)
Macam indikator saham berikutnya ada Relative Strength Index atau sering disebut juga dengan RSI. Indikator jenis ini bisa dikatakan sebagai salah satu indikator analisa teknikal terbaik untuk melakukan trading pada saham. Hal ini disebabkan adanya pengukuran pada harga bisa dilakukan hanya dengan sekali pandang. Bentuk dari indikator jenis ini berupa sebuah garis yang naik dan turun pada kisaran level 0.0 hingga 100.0 dan terletak di bawah grafik harga.
D menggunakan indikator Relative Strength Index, kamu bisa mengetahui apabila ada harga yang naik hingga sampai pada level 70.0. Maka kondisi tersebut biasanya dianggap sudah overbought sehingga harga ada potensi untuk berbalik turun. Sementara itu, apabila harga mampu turun dan mencapai 30.0, maka bisa jadi kondisi tersebut sudah oversold dan harga akan dapat berbalik mengalami kenaikan.
Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu dikecualikan dalam menggunakan indikator Relative Strength Index. Misalnya saja, pada saat harga saham yang kamu beli mengalami penurunan harga yang menyentuh level 30.0. Maka, kamu bisa jadi perlu melakukan pemeriksaan apakah terjadi perubahan fundamental signifikan atas emiten penerbit saham tersebut.
Pada saat kamu menemukan kondisi fundamental saham yang dibeli ternyata baik-baik saja. Maka kamu dapat mencoba untuk pembelian dengan strategi melakukan average down. Hanya saja, sering kali indikator Relative Strength Index mengalami keterpurukan sebagai penanda besarnya dampak perubahan fundamental. Hal ini menjadikan kamu perlu untuk langsung melakukan penjualan saham tersebut atau mengaktifkan target cut loss.
5. Bollinger Bands (BB)
Bollinger Bands atau sering disebut dengan BB bisa dikatakan sebagai salah satu jenis indikator saham yang mampu melakukan pengukuran sekaligus pendeteksian terhadap jenuh jual dan beli. Bollinger Bands sendiri memiliki bentuk berupa tiga garis yang bertumpukan dengan grafik harga. Indikator Bollinger Bands ini biasanya menggambarkan grafik harga akan naik turun dalam area yang dibatasi oleh garis-garisnya.
Pada saat kondisi overbought atau jenuh beli, maka harga bisa jadi telah menyentuh batas atas Bollinger Bands. Hal ini tentu bisa menjadi tanda waktu melakukan penjualan untuk mengambil keuntungan atau dikenal istilah take profit. Strategi tersebut juga bisa berlaku pada situasi sebaliknya atau melakukan penjualan untuk menghindari kerugian.
Hanya saja, pada beberapa situasi khas dari Bollinger Bands, kamu perlu sedikit waspada agar tidak mengalami kerugian. Apabila beberapa garis dari Bollinger Bands mulai mengalami penyempitan. Maka bisa jadi harga saham akan mengalami pergerakan drastis ke arah tertentu. Pada langkah selanjutnya, harga bisa naik dan bisa juga turun hingga menyentuh batas bawah atau batas atas Bollinger Bands melebar.
Pada saat berada di situasi tersebut, Bollinger Bands bisa memberikan sinyal perubahan trend yang signifikan secara fundamental. Namun, bisa jadi sinyal yang diberikan menjadi blunder teknikal yang bersifat sementara. Maka dari itu, ada baiknya seorang investor atau trader perlu menggunakan beberapa jenis indikator teknikal lain untuk melakukan konfirmasi dalam menentukan keputusan jual atau beli.
6. Support dan Resistance
Macam indikator saham terakhir yang perlu kamu tahu adalah support dan resistance. Meskipun pada dasarnya support dan resistance bukan sebuah indikator, hanya saja kedua hal tersebut tetap bisa dimasukkan kedalam penjelasan indikator. Hal ini dikarenakan analisis dengan indikator ini menjadi salah satu metode yang cukup ampuh untuk melakukan analisis teknikal khususnya saham.
Support dan resistance sendiri bisa kamu lihat melalui beberapa chart saham yang ada. Tidak hanya itu, kamu juga bisa melakukan konfirmasi support dan resistance dengan melihat perubahan yang terjadi pada bid-offer lewat order book. Maka dari itu, ada beberapa orang yang merasa bahwa level yang ada pada support dan resistance di chart saham cenderung lebih akurat dan sangat mudah untuk dibaca.
Cara melakukan analisa terhadap support dan resistance sendiri ini bisa dipakai untuk Swing Trading sekaligus Trend Following. Hal ini bisa dianggap bahwa penggunaan analisis support dan resistance sangat efektif untuk diterapkan lebih luas dan secara universal. Support dan resistance sendiri juga sangat bisa digabungkan secara bersamaan dengan indikator analisis teknikal salam yang lain.
Demikian adalah penjelasan tentang enam macam indikator saham yang bisa digunakan oleh seorang investor atau trader saham dalam mengambil keputusan. Macam indikator saham sendiri, yaitu Stochastic Oscillator, Moving Average Convergence-Divergence (MACD), Moving Averages (MA), Relative Strength Index (RSI), Bollinger Bands (BB), dan Support/Resistance. Setiap indikator tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dari itu perlu penggabungan dari beberapa indikator sehingga mendapatkan keputusan yang tepat.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Macam Indikator Saham
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien