Mata uang Korea – Korea Selatan merupakan negara maju dengan pendapatan yang cukup tinggi. Negara Korea Selatan juga terkenal dengan berbagai keunikan seperti makanan, tempat wisata dan masih banyak lagi.
Tetapi apakah Grameds tahu mata uang Korea Selatan? Serta bagaimana sejarah dari uang Won Korea ini? Simak berikut penjelasannya.
Table of Contents
Sejarah Mata Uang Korea Selatan
Budaya Korea Selatan memang memiliki perkembangan yang cukup pesat secara global. Hal ini bahkan menyebabkan kemunculan fenomena baru yang dinamakan Korean Wave atau Hallyu. Korean Wave juga terjadi di Indonesia. Yang mana pada kalangan generasi milenial, kondisi ini sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Coba saja lihat, para pecinta budaya Korea mengimplementasikan segala sesuatu yang berbau Korea dalam kehidupan sehari-hari, mulai fashion, make up, gaya bicara, hingga makanan.
Padahal, budaya Korea masuk ke Indonesia lewat dunia hiburan seperti musik, drama, dan variety shows. Dari sinilah muncul istilah K-popers. Mereka rela merogoh kocek yang cukup dalam untuk membeli tiket konser, album, merchandise, hingga terbang ke Korea Selatan.
Dengan adanya Korean Wave, tak mengherankan jika saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi pasar potensial bagi perekonomian Korea Selatan.
Jika Grameds akan berkunjung ke negara Korea Selatan, tentu membutuhkan mata uang lokal untuk bertransaksi. Adapun mata uang Korea Selatan adalah won, yang memiliki simbol huruf W yang dicoret pada bagian tengahnya.
Grameds, mata uang negara Korea Selatan dahulu kerap berganti dan dimodifikasi beberapa kali selama berabad-abad untuk mengatasi devaluasi dan efek yang diterima karena peperangan. Selama Korea Selatan diduduki oleh Jepang dari tahun 1910 sampai 1944, Won diganti dengan mata uang kolonial Jepang yang disebut dengan Yen Korea.
Setelah Perang Dunia II, pembagian Korea Utara dan Korea Selatan menghasilkan dua mata uang yang terpisah, dan masing-masing disebut Won Korea. Pada awalnya nilai tukar mata uang Korea Selatan memiliki nilai tukar tetap terhadap dollar AS, yaitu 15 Won setara dengan 1 dollar AS. Namun kemudian terjadi devaluasi akibat efek perang Korea pada 1950-1953.
Pada tahun 1950, kemudian mata uang Korea Selatan ini dikelola oleh bank sentral negara bernama Bank Korea yang berbasis di Seoul, ibu kota Korea Selatan. Bank Korea juga mengambil alih tugas-tugas otoritas moneter sebelumnya, yaitu Bank Joseon. Yang mana tadinya memiliki otoritas eksklusif untuk menerbitkan uang kertas dan koin untuk negara.
Saat ini, Bank Korea menerbitkan uang kertas Won dalam denominasi mulai dari 1.000 hingga 50.000 Won. Uang kertas tersebut menampilkan tokoh-tokoh dinasti, seperti Raja Sejong pada uang 10.000 Won, dan penulis Yi Hwang pada uang 1.000 Won. Sekitar tahun 1980-an, Korea Selatan berupaya memperluas relevansi mata uangnya di perdagangan internasional.
Perubahan terjadi lebih lanjut dilakukan pada akhir tahun 1990-an, saat pemerintah menangani krisis keuangan Asia dengan membiarkan Won mengambang di pasar valuta asing.
Kemudian, Won didevaluasi menjadi hampir dari setengah nilainya. Begitu halnya dengan perekonomian Korea Selatan yang saat ini menjadi salah satu yang terbesar di Asia dan menjadi kekuatan utama dan menjadi kekuatan utama dalam perdagangan internasional.
Seperti halnya banyak negara maju, Korea Selatan memiliki sektor jasa yang besar, terdiri dari 56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Negara ini juga terkenal pada kemajuan manufakturnya.
Maka industri menjadi komponen yang paling penting dalam menyumbang PDB Korea Selatan, yaitu berkontribusi sekitar 33 persen dari total keseluruhan PDB. Dan nilai mata uang Korea Selatan cukup stabil selama satu dekade terakhir.
Pada Februari 2011, 1 dollar AS setara 1.117 Won sedangkan kini 1 dollar setara dengan 1.192 Won. Sementara jika dikonversikan mata uang Korea Selatan ke Rupiah adalah 1 Won setara Rp12.
Sejarah dan perkembangan mata uang Korea Selatan yang dipengaruhi oleh perang dan perekonomian negara. Meskipun sama-sama disebut Won seperti mata uang Korea Utara, tapi keduanya berbeda di mana KRW untuk Korea Selatan dan KPW untuk Korea Utara.
Saat ini, Won menjadi mata uang yang stabil dan diperdagangkan secara luas, didukung oleh ekonomi Korea Selatan yang besar dan sangat maju. Mata uang nasional Korea Selatan ini sepenuhnya dapat dikonversi dan secara rutin diperdagangkan terhadap mata uang global lainnya, seperti dollar AS, Yen Jepang, dan Euro.
Won Korea Selatan
Won dari Negara Ginseng atau Korea Selatan ini merupakan mata uang yang resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah negara Korea Selatan. Mata uang Won ini dikeluarkan oleh penggunaannya yaitu Bank of Korea. Satu won dibagi menjadi 100 jeon, sub unit moneter.
Jeon tidak lagi dipergunakan untuk transaksi sehari-hari, dan muncul hanya dalam kurs valuta asing. Satu won Korea Selatan yang pada tanggal 18 Juni 2014 sama dengan 0,127602 won Korea Utara, pada kurs resmi Korea Utara.
Won merupakan kognitif dari yuan Cina dan Yen Jepang. Seluruh nama berasal dari Hanja, yang berarti “bentuk bulat”. Satu won dibagi menjadi 100 jeon, yang memiliki arti “uang”.
Kata asal Hanja mengacu pada uang logam perunggu dan tembaga lama. Uang Korea Won telah digunakan jauh sebelum datang dan masuknya imperialisme Jepang. Sempat berganti menjadi Yen, mata uang kembali menjadi Won tepat setelah pernyataan kemerdekaan. Uang Korea atau Uang Won memiliki dua jenis uang yaitu, uang logam dan kertas.
Uang logam terdiri dari pecahan 1, 5, 10, 50, 100 dan 500. Sementara, uang kertas terdiri dari pecahan 1000, 5000, 10.000, dan 50.000. Jika kode uang negara Indonesia adalah IDR, maka kode uang negara Korea Selatan adalah KRW.
Saat ini, Won menjadi mata uang yang stabil dan diperdagangkan secara luas, didukung oleh ekonomi Korea Selatan yang besar dan sangat maju. Mata uang nasional Korea Selatan ini sepenuhnya dapat dikonversi dan secara rutin diperdagangkan terhadap mata uang global lainnya, seperti dollar AS, yen Jepang, dan euro.
Berikut daftar uang kertas dan koin Korea Selatan serta tokoh-tokoh pada uangnya.
1. 1.000 Won
Yi Hwang, merupakan pria yang ditampilkan pada uang kertas 1.000 won Korea, yang mana dianggap sebagai salah satu cendekiawan Konfusianisme paling terkemuka di Korea selama era Joseon.
Kecintaannya yang besar pada pengetahuan dan sastra membuatnya dikenal banyak orang dan menjadi tokoh sejarah yang sangat populer. Beliau mendedikasikan hidupnya dan untuk mengajar banyak siswa. Ketika orang memikirkan Yi Hwang sekarang, Akademi Konfusianisme Dosan Seowon selalu muncul di benak.
Akademi ini didirikan pada tahun 1574 untuk menghormati Yi Hwang (Toegye). Fasilitas pendidikan tersebut dibangun sekitar 6 tahun setelah kematiannya. Bangunan itu bahkan ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
2. 5.000 Won
Yi Yulgok (1536-1584) merupakan seorang pemikir Neo-Konfusianisme dan dikenal memiliki pengaruh yang sama dengan Yi Hwang. Yulgok merupakan orang yang bertanggung jawab untuk mendirikan sekolah Kiho di Korea. Beliau adalah putra Shin Saimdang, seorang penyair dan pelukis terkenal. Yulgok mulai belajar dengan ibunya, tetapi ketika ibunya meninggal, ia meratapi kehilangannya selama 3 tahun lamanya.
Dia kemudian melarikan diri ke kuil Buddha di pegunungan dengan keinginan untuk menjadi biksu. Namun, setelah satu tahun mempelajari tulisan suci, dia berubah pikiran. Mengingat pengetahuan yang diperolehnya di kuil Buddha, ia menempati urutan pertama dalam ujian pegawai negeri awal dan akhir pada tahun 1564.
Lalu ia menjabat di beberapa kantor di pemerintahan metropolitan dan provinsi. Jabatan resminya termasuk pengangkatan menteri urusan militer, menteri pekerjaan umum, dan menteri personalia sampai dia meninggal pada usia empat puluh sembilan.
3. 10.000 Won
Sejong Agung merupakan seorang raja yang terkenal selama era Joseon. Warisannya meliputi penciptaan sistem penulisan Korea, hangul, yang terjadi pada tahun 1443 selama bulan ke-12 dari kalender lunar.
Pada tahun 1446, buku Sejong Sillok menggambarkan bahasa yang baru Joseon sebagai Hunminjeongeum yang dibuat dan informasi tentang cara mempelajari sistem baru dan ajaran diterbitkan semua bersama-sama dalam beberapa bagian.
Salah satu tujuannya Sejong menciptakan sistem bahasa baru ini adalah untuk membantu orang awam membaca dan menulis, banyak di antaranya yang buta huruf.
Hunminjeongeum adalah nama asli untuk Hangeul ketika pertama kali dibuat pada abad ke-15. Bagian lain dari Hunminjeongeum yang disebut Yeui dibuat untuk menjelaskan dan mengajari pembaca tentang setiap bunyi alfabet 28 huruf.
Dengan pembuatan buku ini, Hunminjeongeum, kita dapat memahami visi dan konsep sebenarnya yang dimiliki Sejong The Great untuk menciptakan bahasa dan bagaimana memahami aturan dan penggunaannya dengan jelas.
Bagian selanjutnya dari buku ini disebut “haerye”, yang menunjukkan teori-teori yang terlibat dengan penemuan konsonan dan vokal dan ide-ide di balik suara awal, tengah, dan akhir suku kata.
Terakhir, perbedaan khusus lainnya yang terkait dengan bahasa adalah, Hunminjeongeum menjadi harta nasional yang diakui oleh PBB pada tahun 1997. Itu terdaftar dalam Daftar Memori Dunia UNESCO. Dikatakan bahwa dokumen yang dibuat oleh Sejong ini sangat dihargai karena nilai-nilai linguistik, budaya, dan ideologinya.
4. 50.000 Won
Shin Saimdang (1504-1551) adalah seorang tokoh sejarah terkenal dan dianggap sebagai gambaran representatif dari wanita Korea dan ikon dari “ibu yang bijaksana dan istri yang baik”. Shin Saimdang adalah seorang seniman, penulis kaligrafi dan penyair dari era Joseon. Dia menjadi wanita pertama yang muncul di uang kertas Korea baru sejak 2009.
Dia adalah ibu dari Yi I dan sangat berpengaruh padanya. Dia hidup dalam masyarakat yang didominasi laki-laki karena pengaruh besar Konfusianisme. Untuk alasan ini, nama aslinya tidak diketahui dan karena dia seorang wanita, namanya tidak membuat sejarah.
Satu-satunya catatan tentang kisah asalnya adalah dari putranya Yi Yulgok, buku-buku sejarah tidak resmi, antologi dan dari catatan tambahan yang ditulis oleh para sarjana Konfusianisme. Warisan dan karya seninya dikenang lebih dari sekadar dokumen yang menggambarkannya sebagai istri yang baik dan ibu yang bijaksana.
Won koin
1 Won: Bergambar bunga Hibiscus Syriacus
Hibiscus syriacus adalah tanaman berbunga dari jenis Hibiscus. Nama lain bunga ini adalah Bunga Sharon. Bunga ini banyak tumbuh di Asia dan berasal dari famili Malvaceae. Bentuk bunga seperti vas dan cabang-cabangnya bisa mencapai tinggi 2-4 m. Berkembang baik di wilayah dengan musim panas yang hangat. Bunga berwarna putih, merah jambu, merah, dan ungu
5 Won: Bergambar Kapal Kura-kura
Kapal perang Kura-kura generasi pertama yang diciptakan pada tahun 1413 sampai 1415, tercatat di dalam Babad Dinasti Joseon (Joseon Wangjo Sillok) sebagai “kapal tombak”. Jenis kapal ini digunakan untuk melawan gangguan para perompak Jepang di wilayah pesisir.
Jenis kapal pertama ini lalu ditinggalkan cukup lama dikarenakan adanya bahaya dan negara dalam kondisi damai cukup lama dan juga tidak pernah dipakai dalam operasi militer maritim.
Kapal Kura-kura sangat terkenal karena memenangkan banyak pertempuran dalam masa Invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 oleh Toyotomi Hideyoshi. Jenis Kapal Kura-kura yang dikenal saat ini didesain oleh Admiral Yi Sun shin.
Kapal Kura-kura pada zaman itu dilengkapi 5 buah meriam, memiliki atap yang terbuat dari kayu dan dilengkapi “duri-duri” besar dan tajam. Sedangkan pada kepalanya dibuat figur naga.
10 Won: Bergambar Pagoda Dabo
Dabotap atau Pagoda Dabo adalah pagoda batu yang terletak di Kuil Bulguk Gyeongju, Korea Selatan. Dabotap bermakna Pagoda Segala Pusaka, didirikan oleh Kim Dae Seng dari Silla pada tahun 751.
Dabotap adalah salah satu pagoda batu yang berada di depan aula utama Kuil Bulguk, Daeungjeon. Didedikasikan untuk Prabhutaratna, Buddha Pusaka, salah seorang murid Buddha Shakyamuni. Pagoda Dabo dipenuhi ukir-ukiran.
Tinggi 10, 4 m, tersusun atas 3 bagian utama yang lebih rumit dibanding Pagoda Sakyamuni. Pada bagian dasar terdapat tangga miniatur berjumlah 8 pijakan di tiap 4 sudutnya. Pada tingkat yang pertama terdapat 4 buah tiang batu tebal, sementara di dalamnya terbuka. Diperkirakan pernah diletakkan satu patung Buddha, tetapi sekarang tidak ada lagi. Bagian kedua adalah bentuk pagoda yang oktagonal.
Pada bagian ketiga, terdapat susunan ukiran yang berbentuk bunga teratai. Puncak bagian atap berbentuk oktagonal. Pagoda Dabo dilestarikan sebagai Harta Nasional Nomor 20.
50 Won: Bergambar ikatan padi
Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
100 Won: Bergambar pahlawan Yi Sun-Sin
Admiral Yi Sun Shin (1545-1598). Selain pecahan uang kertas ternyata Korean won juga ada dalam pecahan koin 100 won. Tokoh yang ada dalam pecahan koin 100 won adalah Yi Sun Shin, ia adalah seorang legendaries Korea sebagai seorang pejuang Korea ia sangat disegani disana.
Hingga saat ini kenangan tentang kiprahnya di pemerintahan Korea tetap dikenang sampai dihormati kedalam bukti koin 100 won sehingga prestasinya selalu diingat.
500 Won: Bergambar burung jenjang
Di bagian depan merupakan gambar bangau mahkota merah, salah satu burung migran yang hidup di Korea Selatan, dan tulisan “???” ( Obaegwon ), yang berarti 500 won. Dibaliknya adalah angka Arab “500”, yang berarti 500 won, tahun pembuatan, dan “????” ( Hanguk Eunhaeng ), yang berarti Bank Korea. Komposisi koin adalah Cupronickel, berat 7.70g, diameter 26.50mm dan ketebalan 2.00mm, dengan 120 buluh diukir di tepi. Bangau bermahkota merah yang digambar di koin tampak seperti sedang terbang, yang berarti “lompatan ekonomi kedua” dan “lompatan Korea Selatan di masyarakat internasional”.
Keamanan Uang Won
Pemerintah negara Korea Selatan berupaya untuk memerangi aksi pemalsuan uang won. Hal itu dilakukan dengan menyematkan beragam fitur keamanan. Salah satunya adalah tinta pengubah warna dan microprint ditambahkan ke uang kertas Korea Selatan sekitar tahun 1990 dan memasuki abad ke-21.
Aksi pemalsuan yang marak terjadi inj yang mendorong Bank of Korea untuk mengeluarkan seri uang kertas baru mulai tahun 2006, dengan masing-masing mempunyai 22 fitur keamanan terpisah.
Salah satu fakta menarik mengenai uang kertas Korea Selatan adalah apabila ditumpuk menjadi satu, maka ukuran panjang kertasnya akan terlihat jelas. Sebagai contoh, uang 1.000 won lebih pendek dibanding nilai uang di atasnya. Semakin besar nilai uang tersebut semakin panjang ukurannya.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai mata uang Korea Selatan dan kebudayaan Korea lainnya, Grameds bisa membaca buku-buku terkait yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Grameds.
Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah
Baca juga:
- 11 Cara Menghasilkan Uang Hanya dari HP yang Mudah Dilakukane
- 50 Kata-kata Menarik Perhatian Pembeli Online
- Affiliator TikTok
- Aplikasi Saham Terbaik di Indonesia
- Berjualan di Tiktok
- Bisnis Grup Djarum
- BUMN Paling Untung
- Cara Konsisten Menabung
- Cara Membuat PT
- Cara Menentukan Harga Jual Produk
- Cara Mendapatkan Uang dari TikTok
- Cara Meningkatkan Penjualan Online di Tiktok
- Contoh Action Plan Sederhana
- Contoh Surat Niaga
- Cara Membuat Buku Keuangan Pribadi
- Cara Menghasilkan Uang Dari Blog
- Cara Mudah Jualan Online dengan Video Tutorial Produk
- Cara Optimasi SEO Website
- Ciri Orang yang Susah Bayar Hutang
- Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan
- Contoh Action Plan Marketing
- Contoh Lesson Plan
- Daftar Usaha yang Tidak Pernah Sepi
- Franchise Minuman Kekinian
- Giveaway
- Harga Franchise Mixue
- Ide Usaha Bagi Ibu Rumah Tangga
- Ide Usaha Kecil-kecilan untuk Pemula
- Ide Usaha Rumahan
- Ide Usaha Yang Menguntungkan
- Ide Usaha di Desa yang Sepi
- Ide Usaha Jualan yang Laris Setiap Hari
- 15 Ide Bisnis Kuliner Serba 1000
- 10 Ide Bisnis Kuliner Serba 2000
- Ciri-Ciri Giveaway yang Asli
- Meningkatkan Penjualan Online di TikTok dengan Video Komparatif Produk
- Live Streaming
- Maklon
- Milenial Sulit Beli Rumah
- Nama Toko Aesthetic
- Nama Toko Aesthetic Korea
- Panduan Lengkap Menghitung Harga Wajar Saham
- Pembukuan Keuangan Sederhana
- Perbedaan Kartu Debit dan Kartu Kredit
- Peluang Bisnis dari Sampah
- Peluang Bisnis Keripik Makanan
- Perbedaan Kartu Debit dan Kredit
- Private Label
- Prospek Jadi Youtuber
- Prospek Investasi Emas Milenial
- Repeat Order
- Sistem Ekonomi Tradisional
- Simulasi 10 Juta Investasi Saham
- Strategi Influencer Marketing
- Syarat Bikin ATM BCA
- Daftar Perusahaan Tambang Terbesar di Indonesia
- Usaha Modal Kecil
- Usaha Kecil Yang Belum Banyak Pesaingnya
- White Label
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien