in

Mengapa Gen Z Banyak Menganggur? Berikut Alasannya!

Halo Gen Z yang penuh kreativitas! Apa kabar kalian? Masih semangat? Harus tetap kreatif dan semangat terus ya, Grameds Gen Z! Di balik citra generasi Z yang identik dengan kreativitas, semangat, dan adaptasi cepat terhadap teknologi, tersembunyi sebuah ironi yang mengkhawatirkan: tingginya angka pengangguran. Fenomena ini bukan sekadar angka statistik, melainkan cerminan dari kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh generasi muda Indonesia di era modern ini.

Pada artikel kali ini, Gramin akan menjelaskan alasan mengapa Gen Z banyak yang menganggur, apa penyebabnya, dan bagaimana solusinya. Bagi Grameds yang penasaran, ikuti terus artikelnya, ya!

 

Definisi Gen Z

Grameds, sebelum kita membahas alasan mengapa Gen Z banyak yang menganggur, kita ketahui definisi dari Gen Z terlebih dahulu, yuk! Gen Z, atau yang sering disebut sebagai Gen Z, adalah kelompok demografis yang lahir antara pertengahan hingga akhir 1990-an dan awal 2010-an. Generasi ini dikenal sebagai generasi digital karena mereka tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang pesat, termasuk internet dan media sosial. Gen Z memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya, seperti Millennial. Mereka cenderung lebih adaptif terhadap perubahan teknologi, memiliki akses informasi yang luas, dan memiliki pandangan yang lebih global.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan ekonomi global, tingkat pengangguran di kalangan Gen Z menjadi perhatian utama. Menurut berbagai laporan, angka pengangguran untuk generasi ini lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya saat mereka pertama kali memasuki pasar kerja. Faktor-faktor seperti digitalisasi, pandemi COVID-19, dan perubahan pola kerja berkontribusi terhadap situasi ini. Banyak Gen Z yang menghadapi tantangan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan harapan mereka.

 

Seberapa Tinggi Tingkat Pengangguran di Kalangan Gen Z?

(Sumber foto: pexels.com)

Grameds, tingkat pengangguran di kalangan Gen Z di Indonesia saat ini terbilang tinggi. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, sekitar 9,89 juta penduduk berusia 15-24 tahun atau Gen Z termasuk dalam kategori NEET (Not in Employment, Education, or Training), yang berarti mereka tidak bekerja, tidak sekolah, atau tidak mengikuti pelatihan.

Ini setara dengan 22,5 persen dari total populasi Gen Z di Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa hampir seperempat dari generasi muda Indonesia saat ini tidak terlibat dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan keterampilan dan peluang mereka di masa depan. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,97 persen dari periode Agustus 2022, namun tetap menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.

 

Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja

Kemajuan di berbagai bidang makin pesat, dunia usaha yang memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional, maka saat ini sangat dirasakan adanya kebutuhan akan SDM yang cakap.

Salah satu bentuk peningkatan dan pengembangan kualitas/kemampuan sumber daya manusia yang dimaksud adalah melalui pendidikan dan pelatihan dalam arti yang luas. Kemampuan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting arti dan keberadaannya bagi peningkatan produktivitas kerja di lingkungan organisasinya. Secanggih-canggihnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh organisasi, tanpa ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas, dapat diperkirakan organisasi tersebut sulit untuk maju dan berkembang.

Pengembangan sumber daya manusia pada hakikatnya adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan sehingga dapat dicapai produktivitas yang lebih tinggi. Melalui pendidikan dan pelatihan, seorang pegawai dipersiapkan untuk memiliki bekal sehingga dapat mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik, dan dapat dengan mudah memecahkan masalah serta mengambil keputusan. Hal tersebut nantinya akan tampak pada kinerjanya yang pada akhirnya akan menjamin produktivitas kerja yang diharapkan dapat semakin meningkat.

 

Faktor Penyebab Gen Z Menganggur

(Sumber foto: pexels.com)

Mengungkap Rahasia Sukses Leonard Hartono dalam Buku A Book by Overpost: Business 101

Grameds, tentu terdapat penyebab di balik tingginya tingkat pengangguran di kalangan Gen Z. Berikut beberapa faktor penyebabnya:

1. Persaingan yang Ketat

Setiap tahunnya, jutaan lulusan baru memasuki pasar kerja, menciptakan persaingan yang ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Gen Z juga harus bersaing dengan pekerja yang lebih tua dan berpengalaman yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih luas. Perusahaan juga mungkin lebih memilih untuk mempekerjakan tenaga kerja asing yang dianggap memiliki keterampilan atau pengalaman yang lebih baik.

2. Ketidaksesuaian Skill dan Kebutuhan Perusahaan

Sistem pendidikan seringkali kurang adaptif terhadap perubahan kebutuhan industri, sehingga lulusan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Banyak Gen Z yang baru lulus sekolah atau kuliah dan belum memiliki pengalaman kerja yang memadai, sehingga sulit bersaing dengan pekerja yang lebih berpengalaman.

3. Pengaruh Pandemi Covid-19

Pandemi COVID-19 secara signifikan mengurangi kesempatan kerja, terutama bagi para pencari kerja baru. Banyak perusahaan mengurangi tenaga kerja mereka atau membatasi perekrutan baru selama pandemi? Pandemi juga mempercepat perubahan menuju pekerjaan jarak jauh dan digital, yang memerlukan adaptasi cepat dari para pekerja baru.

4. Pertumbuhkan Ekonomi yang Lambat

Ketika ekonomi melambat, perusahaan cenderung mengurangi perekrutan atau bahkan melakukan PHK, sehingga lebih sulit bagi Gen Z untuk menemukan pekerjaan. Ketidakpastian ekonomi global dapat memengaruhi investasi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia, sehingga mempersulit Gen Z untuk menemukan pekerjaan.

5. Ekspektasi Gaji yang Tidak Realistis

Beberapa Gen Z mungkin memiliki ekspektasi gaji yang tidak sesuai dengan tingkat pengalaman atau keterampilan mereka, sehingga mempersulit mereka untuk mendapatkan pekerjaan.

6. Kurang Informasi tentang Lowongan Kerja

Banyak Gen Z yang kesulitan menemukan informasi tentang lowongan kerja yang sesuai dengan kualifikasi dan minat mereka.

 

Faktor-faktor ini berkontribusi pada tingginya tingkat pengangguran di kalangan Gen Z, meskipun banyak di antara mereka yang sangat beradaptasi dengan teknologi dan memiliki potensi besar untuk berkembang dalam berbagai bidang.

 

Dampak Pengangguran Terhadap Gen Z

Grameds, setelah mengetahui faktor penyebab Gen Z menganggur, kita perlu mengetahui apa dampak dari menjadi pengangguran. Berikut beberapa dampaknya:

1. Meningkatnya Angka Kemiskinan

Tingginya pengangguran di kalangan Gen Z dapat berkontribusi pada peningkatan angka kemiskinan, terutama jika mereka berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Hal ini dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi, serta menciptakan lingkaran kemiskinan yang sulit diputuskan.

2. Meningkatnya Kriminalitas

Pengangguran dapat meningkatkan risiko Gen Z terlibat dalam kegiatan kriminal, seperti pencurian, perampokan, atau penyalahgunaan narkoba, sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan finansial atau melampiaskan frustrasi.

3. Stres dan Menimbulkan Masalah Mental

Pengangguran dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Ketidakmampuan untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dapat menurunkan harga diri dan kepercayaan diri, serta menimbulkan perasaan putus asa dan tidak berdaya.

4. Kesulitan Finansial

Pengangguran dapat menyebabkan kesulitan finansial, seperti kesulitan membayar tagihan, membeli kebutuhan dasar, atau menabung untuk masa depan. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan, serta membatasi kemampuan Gen Z untuk mencapai kemandirian finansial.

5. Target Individual yang Terlambat

Pengangguran dapat menunda kemampuan Gen Z untuk mencapai kemandirian, seperti membeli rumah, menikah, atau memulai keluarga. Hal ini dapat menimbulkan frustrasi dan ketidakpuasan, serta memperpanjang ketergantungan pada orang tua atau keluarga.

6. Ketidakstabilan Sosial

Pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, karena Gen Z yang frustrasi dan tidak memiliki harapan dapat terlibat dalam kegiatan yang mengganggu ketertiban umum atau bahkan tindakan kriminal.

 

Penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor ini saling terkait dan kompleks. Untuk mengatasi masalah pengangguran Gen Z, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan.

 

Santuy, Tapi Produktif, Mau? : Saatnya Kerja Cerdas, Karena

Buku ini banyak membahas tentang menjadi produktif dan tidak sekadar sibuk bekerja. Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita berpikir ulang soal motivasi dan tujuan kita bekerja: apakah untuk ibadah, untuk uang, untuk meningkatkan skill, untuk networking, atau lainnya? Apapun motivasinya, tidak jadi masalah ketika seseorang yang bekerja bisa bertanggung jawab dengan pekerjaan yang dipilihnya.

Lalu, bagaimana menjadi lebih produktif? Jawaban atas pertanyaan itu bisa ditemukan setelah praktik nyata sehari-hari. Beragam teori dan gagasan mengenai produktivitas kerja bermunculan. Banyak orang mencoba berbagai metode peningkatan produktivitas. Apakah semua efektif? Belum lagi masalah stres yang sering melanda di tengah-tengah kesibukan kerja. Langkah paling awal untuk meningkatkan produktivitas kerja itu tidak lain adalah mengubah mindset dalam diri kita, bahwa hasil kerja yang maksimal belum tentu dihasilkan dari waktu kerja yang lama. Selain itu, sibuk juga belum tentu produktif.

Beberapa poin dalam bentuk tips atau panduan di dalam buku ini diharapkan mampu untuk membantu membedakan sibuk dan produktif, menentukan motivasi kerja, mengatur waktu, mengelola stres, sampai mengatur kebiasaan di tempat kerja.

 

Solusi yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Pengangguran

(Sumber foto: pexels.com)

Nah Grameds, mengatasi masalah pengangguran Gen Z di Indonesia membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif dari berbagai pihak. Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengangguran:

  • Meningkatkan Sektor Pendidikan

Kurikulum pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan industri yang terus berubah. Pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan harus diperkuat untuk memberikan keterampilan praktis yang relevan dengan pasar kerja.

  • Pengembangan Soft Skills

Selain keterampilan teknis, Gen Z juga perlu mengembangkan soft skills seperti komunikasi, kerja tim, pemecahan masalah, dan kreativitas, yang sangat dihargai oleh pemberi kerja.

  • Mengadakan Program Pelatihan

Pemerintah dan sektor swasta dapat menyediakan program pelatihan dan pengembangan keterampilan yang terjangkau dan berkualitas bagi Gen Z, baik secara online maupun offline. Program pendampingan karier dapat membantu Gen Z dalam mengembangkan rencana karier, mencari pekerjaan, dan meningkatkan keterampilan mereka.

  • Penciptaan Lapangan Kerja

Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang mendorong investasi, pertumbuhan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor-sektor yang berpotensi menyerap tenaga kerja Gen Z.

  • Mengadakan Bantuan Pendidikan Berupa Beasiswa

Memberikan beasiswa dan dukungan finansial untuk pendidikan lanjutan agar Gen Z dapat mengakses pendidikan yang berkualitas tanpa terbebani oleh biaya tinggi?

  • Membuat Platform Lowongan Kerja

Pemerintah dan sektor swasta dapat mengembangkan platform informasi lowongan kerja yang mudah diakses dan efektif, sehingga Gen Z dapat menemukan peluang kerja yang sesuai dengan kualifikasi dan minat mereka.

  • Membangun Jaringan

Membangun jaringan profesional dapat membantu Gen Z mendapatkan informasi tentang lowongan kerja, mendapatkan referensi, dan memperluas peluang karier.

Grameds, mengatasi masalah pengangguran Gen Z, membutuhkan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak.

 

Kesimpulan

Nah, itu dia Grameds beberapa alasan mengapa Gen Z banyak yang menganggur, apa penyebabnya, dan bagaimana solusinya. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat membantu kamu dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Ingat, jangan pernah menyerah dan teruslah berusaha! Kamu juga bisa mencari tahu lebih dalam cara untuk memaksimalkan potensi yang kita miliki agar mampu bekerja di bidang yang kita inginkan melalui kumpulan buku best seller yang tersedia di Gramedia.com. Masa depan ada di tangan kamu, generasi Z yang kreatif dan penuh semangat! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!

Interview Kerja



Live Apakah Anda berminat jika disediakan fasilitas baca buku sepuasnya di Gramedia ?
  • Ya, tentu saja!
    90% 90% 3.6k / 4k
  • Tidak
    9% 9% 408 / 4k


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila Wu