Tokoh besar bangsa kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902 ini dikenal sebagai aktivis dan organisatoris sejak muda, serta seorang negarawan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kita mungkin mengenal Mohammad Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia, Bapak Koperasi, Bapak Kedaulatan Rakyat, Bapak Perumahan Nasional, atau Bapak Hak Asasi Manusia.
Namun, bagaimana dengan sosok Bung Hatta sebagai sosok Bapak dalam keluarga?
Kita dapat meneladani sosok beliau, melalui sudut pandang ketiga anak Bung Hatta, yaitu Meutia Hatta, Gemala Hatta, dan Halida Hatta.
Seperti apa teladan yang diberikan oleh beliau? Simak selengkapnya di bawah ini ya!
Table of Contents
1. Pendidikan karakter lewat keseharian, menurut Meutia Hatta
Tanpa disadari, ini merupakan pelajaran kejujuran dan ketepatan mencatat pemasukan dan pengeluaran uang yang menurun pada ketiga anak Bung Hatta.
Tidak hanya dari sosok sang Ayah, dari sosok Ibu juga, anak-anak diajarkan untuk menabung dan berhemat.
Mereka juga mengajarkan bahwa, membeli barang mahal bukan berarti sok elite. Kalau melihat sosok Bung Hatta, beliau sudah jauh di atas kategori elite.
Elite bukan berarti sarat dengan gaya hidup mewah, harta bagus, dan mahal saja. Elite terletak pada pola pikir dan mindset kita.
Tujuan hidup Bung Hatta adalah untuk mencapai kesejahteraan rakyat, sehingga untuk itu, materi dan kekayaan untuk diri sendiri bukanlah hal utama yang dikejar.
2. Kejujuran beliau dalam menggunakan uang negara, menurut Gemala Hatta
Seperti yang diceritakan oleh Gemala Hatta, sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, Bung Hatta berhak mendapatkan perawatan kesehatan di luar negeri jika metode pengobatan dalam negeri kurang atau belum tersedia ahli dan tenaga medisnya.
Pada tahun 1971, Bung Hatta dan keluarga pergi berobat ke negeri Belanda. Setelah pulang, Bung Hatta berusaha mengembalikan kelebihan dana sisa perjalanan yang diperoleh melalui Sekretariat Negara.
Padahal, uang itu oleh negara sudah dianggap sah milik orang yang dibiayai, tak perlu dikembalikan.
Namun, Bung Hatta tetap melihatnya sebagai uang rakyat Indonesia dan masih banyak orang yang membutuhkan uang sisa tersebut.
Bung Hatta merasa bahwa tidak pantas mengambil uang sisa setelah pengobatannya dibiayai negara.
Menurut beliau, uang itu adalah merupakan uang pegangan untuk berjaga-jaga seandainya kurang, tidak untuk dihabiskan semuanya.
Karena itu gunakan seperlunya, dan sisanya harus dikembalikan.
Baca juga: 5 Momen Lain Selain Kemerdekaan di 17 Agustus
3. Gaya hidup dari Mohammad Hatta, menurut Halida Hatta
Dalam gaya berpakaian beliau, baik itu di rumah maupun keluar rumah, tetap menerapkan prinsip atau cara yang tertib, sopan, dan rapi.
Bung Hatta juga kerap memberi kebaikan bagi orang yang membutuhkan. Saat Halida Hatta masih berkuliah, tanpa memberitahu Halida, Bung Hatta tetap memberi uang SPP untuk dibayarkan.
Padahal, Halida Hatta mendapat pembebasan SPP karena merupakan anak dari perintis kemerdekaan.
Ternyata, hal ini dilakukan Bung Hatta agar uang tersebut dapat dialihkan untuk mahasiswa lain yang tidak mampu membayar SPP.
Karena, untuk membantu orang lain, tidak perlu menunggu menjadi jutawan atau konglomerat. Bila hati ini kaya, kebaikan akan dapat selalu dilakukan.
4. Kecintaannya yang sangat besar pada buku, menurut Meutia Hatta
Bung Hatta dikenal sebagai seorang pencinta buku. Ia memiliki banyak sekali koleksi buku hingga memiliki ruangan perpustakaan pribadi di rumahnya.
Ia juga mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membaca buku dengan rapi.
Membaca buku tidak dengan tiduran dan menyatukan antara sampul depan dan sampul belakang, yang membuat buku terlipat.
Namun dengan duduk manis di depan meja, tangan dilipat, bukan bukunya.
Bisa dibilang, buku adalah identitas dari Bung Hatta. Karena, bagi beliau buku bukan sekadar untuk bacaan, namun juga menggunakan isi buku-buku tersebut untuk memberikan inspirasi.
Selain itu, juga memberikan ide-ide yang cemerlang bagi Bung Hatta dan juga bagi bangsa Indonesia agar maju, dari segala aspeknya.
5. Sosok Mohammad Hatta dalam mengajarkan agama, menurut Gemala Hatta
Dikenal sebagai cucu dari seorang ulama besar pertama di Sumatera Barat, namun Hatta memiliki cara lain untuk menjiwai agama dan mempraktikkannya.
Beliau tidak pernah memaksakan kehendak orang untuk harus begini dan begitu, namun hanya mencontohkan bagaimana seharusnya bersikap, apa yang baik dan buruk sesuai isi Alquran.
Selain itu, sebagai tokoh nasional yang sangat dihormati banyak orang, ia berusaha tetap rendah hati.
Karena, beliau sadar bahwa semua kehebatan hanya milik Allah semata, dan berusaha untuk menjadi manusia yang berguna dan memperbanyak kebaikan.
Baca juga: Rekomendasi Buku Biografi Pahlawan Nasional yang Menginspirasi
Masih banyak lagi cerita dan kisah menarik terkait sosok Proklamator Kemerdekaan Indonesia mengenai kehidupannya.
Tidak hanya sebagai pahlawan perintis kemerdekaan, wakil presiden pertama Indonesia, namun juga sebagai Ayah, yang selama ini belum pernah diungkapkan ke depan publik.
Ketahui selengkapnya dalam buku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya karya Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta.
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien