Peluang Manchester City Treble Winners – Dalam dunia sepakbola, Premier League menjadi salah satu liga terbaik yang pernah ada. Bagaimana tidak, di liga ini, tim-tim besar yang diunggulkan bisa dikalahkan oleh tim yang menghuni papan bawah.
Di samping itu, Premier League juga diisi oleh banyak sekali pemain dan pelatih papan atas dunia. Namun, sepanjang sejarah liga sepakbola Inggris itu, hanya ada Manchester United yang mampu meraih treble winners.
Nah, di musim 2022/2023 ini, Manchester City membawa angin segar untuk persepakbolaan Inggris. Pasalnya mereka sedang berada di performa yang sangat baik dan memiliki harapan untuk mendapatkan treble winners.
Lalu, sebesar apa peluang Manchester City Treble di musim ini? Untuk mendapatkan jawabannya, kita harus melihat beberapa faktor terlebih dulu. Mulai dari kedalaman skuad, taktik, dan pemainnya.
Table of Contents
Performa Baik Manchester City di Musim 2022/2023
The Citizens berhasil mengamankan titel juara Premier League pada pekan ke-36 setelah Arsenal dibungkam 3-0 oleh Brighton di Stadion Emirates. Dalam perebutan juara Premier League, City bersaing ketat dengan Arsenal sejak paruh musim kedua.
Pada pekan ke-36 lalu, setelah The Gunners kalah dari Brighton, City bisa menduduki puncak klasemen dengan 85 poin dari 35 laga. Dengan demikian mereka sudah tidak mungkin lagi dilewati oleh Mikel Arteta dkk yang baru mengoleksi 81 poin dengan sisa satu pertandingan lagi.
Artinya, skuad asuhan Pep Guardiola bisa fokus pada dua laga spesial untuk mendapatkan treble winners dan menyamai pencapaian rival sekota mereka. Pertama laga final Piala FA yang akan digelar 3 Juni nanti melawan Manchester United di Wembley Stadium.
Jika sukses memenangkan pertandingan ini, peluang membawa pulang tiga trofi akan semakin terbuka lebar.
Satu minggu setelahnya, Man City akan berhadapan dengan Inter Milan di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki untuk memperebutkan gelar Liga Champions. Ya, The Citizens berhasil menjadi finalis setelah mengalahkan Real Madrid 4-0 di kandang mereka sendiri, Etihad Stadium, pada hari Kamis 18 Mei 2023 kemarin.
Bagi kamu penggemar Manchester City, performa The Citizen pada musim 2022/2023 tentu sangat memuaskan. Namun apa yang membuat hal ini terjadi dan bagaimana cara mengetahuinya? Untuk mengetahuinya, kamu bisa membaca buku Kepelatihan Sepak Bola: Teori dan Praktik.
Buku yang ditulis oleh Ketut Chandra Adinata Kusuma, S.Pd., M.Pd. inimenjelaskan beragam informasi tentang sejarah permainan sepakbola, prasarana dan sarana bermainnya, teknik dasar pemain serta bagaimana model drill-drill melatih teknik dasar tersebut, taktik dan strategi, serta peraturan permainan sepakbola sesuai dengan FIFA Law of The Game 2017.
Peluang Manchester City Treble di Musim 2022/2023
Tidak bisa dipungkiri, perjuangan The Citizens dalam mendapatkan juara Premier League cukup berat karena mereka beberapa kali mengawali musim dengan performa yang kurang memuaskan. Namun mereka tetap berhasil merebut empat gelar juara selama lima musim terakhir.
Sejak musim 2017/2018, City hanya kehilangan satu gelar pada musim 2019/2020 saat Liverpool keluar sebagai juara.
Ini membuktikan bahwa dominasi City sejak dilatih Pep Guardiola di Liga Inggris sangat sulit untuk dihancurkan. Menariknya, Jurgen Klopp sebagai pelatih Liverpool dan Roberto De Zerbi yang melatih Brighton mengakui hal ini. Mereka sama-sama berpendapat bahwa persaingan gelar juara bersama Man City tidak bisa dikatakan mudah.
Tentunya, hal ini tidak terjadi secara ajaib, paling tidak ada 3 faktor penting yang membuat City menjadi “raksasa” di Liga Inggris, yaitu skuad, taktik, dan pemain. Berikut penjelasan lengkapnya.
Kedalaman skuad yang mewah
Ketika bursa transfer musim panas dimulai, tidak sedikit pemain utama City yang pindah ke klub lain. Meski demikian, skuad The Citizens masih diisi oleh pemain yang performanya tidak jauh berbeda, ditambah dengan kedatangan pemain baru.
Contohnya saat Zinchenko dilepas ke Arsenal, Aymeric Laporte dan Nathan Ake berhasil mengisi kekosongan di posisi bek kiri. Lalu saat Raheem Sterling pindah ke Chelsea, Jack Grealish dapat menggantikannya dengan sangat baik.
Begitupun dengan Haaland dan Julian Alvarez yang menggantikan posisi Gabriel Jesus di lini depan.
Alvarez yang ditunjuk menjadi pelapis Haaland menunjukkan performa cukup baik selama musim pertamanya di City.
Pemain asal Argentina ini mampu membobol 8 kali gawang lawan dari 27 pertandingan yang dia lakoni, walaupun 17 diantaranya dia bermain dari bangku cadangan. Tak cukup sampai di situ saja, di Liga Champions Alvarez memberikan sumbangan dua gol dan dua asis dari 9 pertandingan.
Di lini tengah, City punya beberapa nama yang bisa dimainkan oleh Pep Guardiola dalam formasi 4-3-3. 3 nama yang paling sering menjadi pilihan Pep adalah Kevin De Bruyne, Rodrigo, dan Ilkay Gundogan.
Kemudian, ada Phil Foden dan Bernardo Silva yang tidak hanya bisa ditempatkan di tengah, namun di pinggir sebagai pengganti Riyad Mahrez dan Jack Grealish. Skuad seperti ini jelas membuat Pep lebih leluasa mengubah taktik untuk memenangkan setiap pertandingan.
Di bagian belakang, Man City punya banyak stok pemain bertahan dengan kualitas yang bagus. Bahkan mereka bisa meminjamkan bek Joao Cancelo yang pernah menjadi bek sayap terbaik pada musim 2021/2022 ke Bayern Munchen.
Beberapa nama yang kerap terlihat mengisi lini pertahanan City di musim ini adalah Ruben Dias, Nathan Ake, John Stones, Kyle Walker, Aymeric Laporte, Manuel Akanji, serta Sergio Gomez. Mereka saling bergantian mempertahankan garis belakang City sesuai dengan taktik dari Pep Guardiola.
Taktik yang adaptif
Keahlian Pep Guardiola dalam membuat strategi dan taktik sepakbola memang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Dia sering membawa inovasi baru agar tim asuhannya bisa menampilkan performa yang semakin baik.
Apalagi setelah berpisah dengan Barcelona sepuluh tahun yang lalu, belum pernah memenangkan Liga Champions lagi, baik bersama Bayern maupun City. Jadi wajar jika dia seakan tidak puas meski telah menjuarai Liga Inggris selama lima kali.
Nah, bicara tentang taktik Pep Guardiola, nampaknya ungkapan yang mengatakan bahwa dalam sepakbola formasi di atas kertas sudah hilang bisa jadi perumpamaan yang tepat. Soalnya tim asuhan Guardiola sangat jarang menggunakan satu formasi dalam setiap pertandingan.
Umumnya, Guardiola mulai dengan formasi 4-3-3, setelah wasit meniup peluit tanda mulai, formasinya bisa berubah kapan saja. Hal ini sedikit banyak membuat Man City menjadi tim yang sulit ditebak dan dikalahkan.
Di musim 2022/2023 ini, Guardiola kerap mengubah formasi 4-3-3 menjadi 4-2-3-1 saat timnya tidak menguasai bola. Tapi ketika bola berada di tangan anak asuhannya atau saat mereka membangun serangan, formasi yang digunakan justru 3-2-4-1.
Dalam fase build-up ini, Guardiola biasa mulai membuat John Stones mengisi posisi double pivot di bagian tengah. Stones berhasil membantu Rodrigo menghasilkan banyak opsi di lini tengah dengan baik. Taktik yang adaptif ini sangat jelas terlihat setelah kedatangan Erling Haaland, sebab dia bisa menjadi tujuan utama di lini depan. Saat pertandingan berjalan, Haaland akan berada di dekat Kevin De Bruyne untuk menerima umpan dan menjebloskan bola ke gawang lawan.
Adanya target utama ini membuat Guardiola jadi lebih bebas dalam membuat kombinasi permainan selama musim 2022/2023. Bahkan City dapat mengobrak-abrik pertahanan lawan dengan mengandalkan umpan terobosan dari De Bruyne pada Haaland.
Dari sini kemudian muncul seorang Haaland yang menjadi mesin pencetak gol dengan kecepatan dan ketangguhan saat duel 1 lawan 1 dengan bek lawan. Lalu, De Bruyne sebagai pemberi assist yang memberikan umpan akurat ke depan.
Hasilnya, Haaland berhasil memecahkan rekor pencetak gol terbanyak dalam satu musim di Premier League dengan 35 gol. Jika ditambah pertandingan lainnya, dia sudah mengoleksi 47 gol lebih. Sementara Kevin De Bruyne mencatatkan namanya sebagai pemberi assist sebanyak 22 kali di semua pertandingan bersama Man City.
Di sisi lain, Guardiola tidak lagi melakukan bongkar pasang skuad saat melakoni laga-laga besar seperti kebiasaannya dulu. Tampaknya dia mulai menemukan susunan pemain yang tepat dalam beberapa laga besar terakhir. Hal ini juga membuktikan bahwa Guardiola telah menyadari bahwa kebiasaan bongkar pasang skuad, kerap membawa hasil buruk untuk The Citizens.
Seperti saat melawan Arsenal pada 27 April lalu, Guardiola menggunakan pemain yang sama seperti saat melawan Bayern Munchen di perempat final Liga Champions. Hasilnya? City menaklukkan Arsenal dengan skor 4-1. Guardiola juga mulai tidak pernah menggunakan bek sayap di paruh kedua musim 2022/2023. Dia justru memasang empat bek tengah di bagian belakang, termasuk saat mengalahkan Arsenal.
Di bagian tengah, Ilkay Gundogan dan Rodrigo sukses mengontrol laju bola dari tengah lapangan. Lalu di pinggir, Jack Grealish dan Bernardo Silva bergerak aktif membantu serangan dan menggagalkan serangan The Gunners yang memang berpusat di sisi luar. Ketika berada dalam posisi bertahan, Guardiola memilih menyisakan Haaland dan De Bruyne sebagai target utama di bagian depan. Kemistri dan kerjasama dua pemain ini sangat sulit diantisipasi oleh pemain belakang lawan.
Yang lebih menarik lagi, saat bertanding melawan The Gunners Guardiola memberikan peran individu yang tidak umum kepada De Bruyne dan Haaland. Dia memerintahkan Haaland untuk memantulkan bola dan membuka ruang agar De Bruyne bisa bergerak bebas.
Dengan taktik ini, Haaland langsung mencatatkan assist pertamanya di Liga Inggris musim ini saat pertandingan baru berlangsung selama 7 menit. Ya, De Bruyne sukses mendaratkan bola di gawang Aaron Ramsdale setelah mendapatkan operan dari Haaland. Biasanya, skema ini berjalan saat City merebut penguasaan bola dari Arsenal, lalu mengarahkan bola pada Haaland yang berada di tengah lapangan. Dengan kelincahan, kecepatan, serta kemampuan mempertahankan bola yang baik, Haaland memberikan suplai kepada De Bruyne yang aktif mencari ruang di bagian pertahanan The Gunners.
Sementara itu, De Bruyne sendiri mengaku menikmati peran berbeda yang didapatkannya saat melawan Arsenal. Pasalnya, dia bisa bergerak ke kanan atau kiri lapang untuk mengisi ruang yang tersedia secara bebas.
Jika ingin mempelajari taktik Pep Guardiola yang lainnya, kamu bisa membaca buku Sepakbola Tak Akan Pulang. Di dalam buku ini ada esai-esai sepak bola Mahfud Ikhwan di kolom Geotimes yg ditulis dalam kurun waktu 2018-2019. Cak Mahfud menulis ringkasan per pekan pertandingan sepak bola Eropa musim 2018-2019.
[IT_EPOLL_VOTING id=”84466″][/IT_EPOLL_VOTING]
Erling Haaland, mesin pencetak gol yang sulit dihentikan
Ketika Liga Inggris memasuki minggu ke-34, Erling Haaland berhasil mencatatkan nama sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu musim dengan 35 gol. Jumlah ini melebihi perolehan Andy Cole dengan 34 gol 30 tahun yang lalu.
Prestasi ini terbilang luar biasa karena musim 2022/2023 adalah musim pertama Haaland merumput di Inggris. Apalagi mantan pemain Borussia Dortmund ini bisa menambah satu gol untuk menasbihkan dirinya sebagai pemain tersubur di musim ini. Dalam saat yang sama, Haaland juga mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Champions dengan torehan 12 gol. Artinya City sekarang mempunyai mesin pencetak gol terbaik di Inggris dan Eropa.
Haaland sendiri memiliki fisik yang sangat mendukung performanya dalam bermain sepak bola. Tubuh atletis dengan tinggi 1,94 meter membantunya saat memperebutkan bola di udara, kemudian kedua kakinya sangat kuat, kecepatannya pun tidak perlu diragukan. Sebagai pelengkap, dia juga memiliki insting mencetak gol yang sangat tinggi.
Uniknya, Pep Guardiola justru mengatakan bahwa kemampuan Haaland tidak hanya berguna dalam mencetak gol saja. Menurutnya, pemain asal Norwegia ini banyak berkontribusi dalam pertahanan. Haaland memberikan banyak hal pada The Citizen. Dia sering terlibat dalam umpan-umpan panjang, menjaga bola dari lawannya, dan ikut berlari dengan pemain lainnya. Hal ini diakui oleh Pep tidak pernah dimiliki Man City sejak dulu.
Mengutip data dari Sky Sports, Haaland hanya memerlukan 5,8 sentuhan di dalam kotak penalti lawan untuk mencetak sebuah gol. Dengan koleksi 36 gol miliknya, Haaland berhasil melebihi catatan “expected goals” di Premier League yang berada pada angka 26,06 gol saja.
Dengan ketajaman yang dimiliki Haaland, Guardiola seperti mendapatkan kepingan terakhir untuk melengkapi puzzle yang sudah dia susun sejak musim 2017/2018 lalu. Bersama Haaland, peluang Manchester City Treble di musim 2022/2023 ini semakin terbuka lebar. Guardiola dan pemain Man City lainnya menyadari hal ini dan ikut merayakan keberhasilan Haaland. Mereka bahkan melakukan “guard of honor” di akhir pertandingan melawan West Ham United pada 4 Mei 2023 kemarin.
Pep Guardiola, selaku pelatih, mengatakan bahwa sambutan istimewa ini telah dia pikirkan setelah Haaland berhasil mencatat rekor baru di Liga Inggris. Karena itu Guardiola mengajak semua pemainnya untuk berkumpul dan memeluk mereka satu persatu di akhir pertandingan. Guardiola mengungkapkan bahwa dalam sepakbola, setiap pencapaian spesial memerlukan perayaan sebab hal ini dapat menunjukkan bahwa pencapaian tersebut adalah sesuatu yang istimewa.
“Rekor Haaland mungkin akan dipecahkan kembali olehnya atau orang lain. Dia mencetak banyak gol karena dia mampu menciptakan gol di semua kondisi, kecuali tendangan bebas, mulai dari transisi, umpan silang, penalti, dan kombinasi” lanjut Guardiola.
Haaland yang mendapatkan penghargaan dari rekan setimnya merasa tersanjung dan mengungkapkan bahwa dia baru merasakan bagaimana rasanya ketika orang-orang memukul pundaknya dalam perayaan “Guard of Honor”.
Kesimpulan
Pada akhirnya, kedalaman skuad, kepintaran Pep dalam mengolah taktik, dan keberadaan Erling Haaland memperbesar peluang Manchester City Treble di musim ini. Namun mereka tidak boleh terbuai dalam keberhasilan terlalu lama.
Pasalnya, Manchester United sebagai rival yang akan menjadi lawan di laga Final Piala FA nanti tidak akan tinggal diam. Erik Ten Hag dan pemain asuhannya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggagalkan City membawa pulang tiga trofi.
Erik mengatakan, dia akan memberikan segalanya saat pertandingan final Piala FA nanti karena fans Manchester United memang merindukan gelar juara bagi tim kesayangannya.
“Kami ingin memberikan segalanya saat melawan City, kami ingin memberikannya kepada para penggemar. Kami harus memainkan permainan terbaik yang bisa kami lakukan di musim ini untuk para penggemar.” Ungkap Erik Ten Hag pada 24 April 2023 lalu seperti yang dilansir dari Tempo.co.
Nah, itulah dia pembahasan tentang peluang Manchester City Treble Winners di akhir musim 2022/2023 ini. Buat kamu yang mengaku penggemar berat Manchester City, dukung terus tim favoritmu agar bisa menorehkan catatan baru dalam sejarah persepakbolaan Inggris. Tentunya kamu juga ingin menjadi saksi mata saat hal itu terjadi, bukan?
Untuk mengetahui berbagai macam hal yang berhubungan dengan sepakbola, khususnya di benua Eropa, kamu bisa membaca buku Pemuja Sepak Bola. Pasalnya buku ini mengulas sepak bola dalam arti yang paling luas sebagai ruang kebudayaan, yakni arena pertarungan wacana tempat semua orang membentuk identitas dan berebut aset. Di dalamnya berlangsung praktik berbagai relasi kekuasaan yang digerakkan oleh tiga kekuatan besar: Gold, Glory, Goal (3G).
[IT_EPOLL_VOTING id=”84466″][/IT_EPOLL_VOTING]Jika ingin mencari buku tentang sepak bola, maka kalian bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana
Plagiarism:
Sumber:
https://www.kompas.id/baca/olahraga/2023/04/27/metamorfosis-karakter-manchester-city
Baca juga:
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien