Perbedaan UI dan UX Design – Pernah melihat lowongan kerja yang membutuhkan posisi sebagai seorang UI atau UX designer? Lalu apa itu UI dan UX?
Beberapa tahun terakhir tampaknya memang ada begitu banyak terobosan baru di dunia kerja baik dari segi perkembangan teknologi dan dari segi variasi jobdesk. Pandemi mendorong begitu banyak aspek menjadi going online, yang mana segalanya dititik beratkan pada aktifitas online.
Begitu juga dari dunia pekerjaan, ada banyak perusahaan yang tengah gencar melakukan branding serta berbondong-bondong mengupgrade kualitas mereka supaya semakin menonjol di kancah online.
Salah satu strateginya yakni mengoptimalkan visual branding mereka melalui pengembangan media sosial, website dan kanal online lain. Oleh karena itu, banyak perusahaan saat ini yang membuka posisi sebagai UI atau UX designer, lantas apa sebenarnya UI dan UX itu?
Table of Contents
Apa Itu UI dan UX Design?
UX design adalah singkatan dari User Experience sedangkan UI merupakan kependekan dari User Interface. Keduanya memiliki kaitan yang kuat dan tidak dapat dipisahkan. Lantas seperti apa gambaran dari keduanya?
Sebelum memasuki pengertian UI dan UX, kamu perlu memahami hal mendasar tentang Human Computer Interaction (HCI) terlebih dahulu. HCI merupakan interaksi antara user atau pengguna dengan sistem yang ada pada komputer. Interaksi inilah nantinya yang akan memengaruhi UI dan UX tersebut.
UI design merupakan sebuah desain tampilan untuk sebuah produk bisnis, dalam konteks ini adalah perangkat lunak yang ada pada website. Singkatnya, UI design adalah tampilan pada website supaya menarik pengguna.
Sedangkan UX (User Experience), lebih menekankan pada tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa dalam konteks ini yaitu website atau perangkat lunak. Tujuan UX design ini untuk memudahkan user berinteraksi pada website.
Sehingga jobdesk seorang UX designer harus membuat sebuah perangkat lunak atau website tersebut mudah dipahami dan diaplikasikan oleh pengguna manapun. Dengan tampilan menarik dari UI dan kemudahan dari UX, maka akan tercipta sebuah website maupun aplikasi yang bermanfaat bagi setiap penggunanya.
Apa Perbedaan UI dan UX?
Baik UI maupun UX sekilas tampak mirip tetapi sebenarnya keduanya sangatlah berbeda. Hanya karena penyebutannya sering bersamaan dan juga memiliki fungsi yang berkaitan, bukan berarti kedua pekerjaan ini adalah hal serupa yang dapat dilakukan salah satunya saja. Berikut ini perbedaan UI dan UX design dari segala aspeknya.
1. Perbedaan dari Segi Tujuan Desain
Setelah memahami pengertiannya, kamu mungkin sedikit paham bahwa UI dan UX memiliki tujuan yang jelas tidak sama. Desain UI ini bertujuan untuk memberikan tampilan dan interface yang indah serta menarik minat pada sebuah produk bisnis. Sehingga fokusnya berada pada impresi pertama pengguna ketika melihat tampilan website atau aplikasi tersebut.
Berbeda dengan UI, UX design memiliki tujuan untuk menciptakan pengalaman yang menarik oleh pelanggan terhadap produk bisnis. Harapannya setelah menggunakan website atau aplikasi tersebut, pengguna akan merasakan kepuasan dan kenyamanan sehingga produk tersebut dapat meninggalkan kesan yang baik.
2. Perbedaan dari Segi Proses Desain
Selama prosesnya, UI dan UX memiliki proses pengerjaan dengan langkah-langkah yang berbeda. Proses pengerjaan desain pada UI, membutuhkan riset berupa riset desain dan mencari konsep yang sesuai dengan tema produk.
Sedangkan UX membutuhkan riset yang jauh lebih panjang sebab perlu melakukan observasi mengenai kepuasan pelanggan supaya dapat sesuai dengan target. Selama pengerjaannya pun, UX design membutuhkan banyak bantuan dari pihak-pihak seperti UX researcher.
3. Komponen Desain
Untuk membangun sebuah desain UI, kamu akan membutuhkan komponen desain untuk menciptakan tampilan yang cantik. Beberapa contoh komponen tersebut seperti pemilihan warna, gambar, font, penulisan, animasi hingga buttons yang nantinya akan kamu hadirkan untuk membuat desain web yang menarik.
Sedangkan pada UX design kamu akan membutuhkan beberapa komponen seperti fitur yang akan dihadirkan, navigasi, struktur tampilan hingga copywriting untuk membangun UX yang berkesan dan mudah dipahami.
4. Skill yang Diperlukan Untuk Membuat UI dan UX
Jika kamu tertarik dengan dunia design maka kamu mungkin dapat mengembangkan skill untuk mempelajari UI design. Seorang UI designer perlu memiliki beragam kemampuan desain grafis, creative thinking, dan design branding. Dengan begitu desainer akan mampu menentukan konsep serta menciptakan tampilan yang eye catching pada user.
Sesuai namanya UI lebih menekankan pada design, kamu dapat mempelajari beberapa aplikasi yang berhubungan dengan desain. Jika kamu tertarik belajar UI maka ada banyak software atau aplikasi yang bisa kamu gunakan. Beberapa aplikasi seperti Flinto, Adobe Illustrator, Frames X, coreldraw dan masih banyak lainnya.
Untuk belajar desain UX, penting untuk memiliki skill analytical thinking, critical thinking dan melakukan riset. Jika kamu tertarik untuk mendalami UX design, kamu dapat belajar menggunakan aplikasi seperti invision, Sketch, Figma, Axure dan juga Adobe XD.
Setelah membaca ulasan diatas, kamu mungkin telah sedikit memiliki gambaran seperti apa jobdesk UI serta UX design tersebut. Akan tetapi kamu mungkin masih ragu seperti apa detail gambaran pekerjaan seorang UI dan UX designer, berikut ini penjelasan workflow UI dan UX designer.
Workflow UX dan UI designer
1. Melakukan Penelitian
Langkah pertama yang mendasar dan perlu dipahami sebelum mendesain UX yaitu melakukan penelitian terlebih dahulu dan mencari wawasan terhadap target pasar. Proses ini memerlukan kolaborasi antara desainer dan researcher.
2. Membangun Information Architecture
Setelah bekerjasama dengan UX researcher, kamu perlu menyusun Information Architecture (IA) yang berupa bagan-bagan yang akan dihadirkan pada setiap halaman website atau aplikasi nantinya. Proses ini berguna untuk mempermudah kamu atau orang lain yang berada pada tim UX untuk membaca dan memahami konsep yang akan kamu buat.
Dengan begitu kamu sendiri akan mudah melihat secara runtut, struktur informasi apa saja yang ada pada produk bisnis. Sesuai hasil penelitian atau riset, kamu dapat menyusun IA dengan melakukan metode card sorting untuk memilih buyers persona sesuai sudut pandang pengguna. Pada umumnya designer menggunakan beberapa media seperti Trello untuk mengatur dan menyusun informasi.
3. Membuat Wireframe
Dengan memiliki Information Architecture kamu telah memiliki rancangan yang pasti untuk membangun sebuah website atau aplikasi. Kemudian langkah selanjutnya adalah membuat wireframe yang mana merupakan rancangan IA yang dihasilkan atau di sketsakan oleh UX designer.
Dalam proses ini dibutuhkan kerjasama tim desainer, content dan juga developer untuk memvisualisasikan aplikasi atau website, dalam konteks ini visual atau sketsa lebih ditekankan pada gambaran secara garis besarnya untuk menampilkan alur penggunaan website atau aplikasi.
Maka ketika prosesnya ada dua tahapan rancangan wireframe yang biasanya dibuat oleh UX designer. Pertama designer akan membuat Low Fidelity Wireframe. Kemudian baru kemudian High Fidelity Wireframe untuk desain yang sudah fix. Pembuatan sketsa ini bisa menggunakan software seperti Adobe XD dan Figma.
4. Menyusun UX Flows
Kita semuanya telah ter sketsa dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah mengatur flows yang akan ditampilkan pada website atau aplikasi tersebut. Tujuannya supaya user merasakan kenyamanan ketika berinteraksi pada website tersebut.
Navigasi yang cepat dan mudah dipahami, akan membuat pengguna nantinya merasakan kenyamanan ketika berinteraksi pada produk bisnis tersebut. Alur inilah yang nantinya perlu didokumentasikan oleh desainer supaya tim developer dapat paham dan mudah ketika melakukan pengembangan produk.
5. Membuat Prototype Design
Selesai membuat flows, maka tahap selanjutnya adalah membuat prototype design. Untuk membuat desain ini UX designer bisa menggunakan Adobe XD, MockUp Plus ataupun Invision. Pada umumnya prototype design ini akan diuji cobakan terlebih dahulu, oleh beberapa orang atau dengan tim yang bersangkutan. Sebab ada kemungkinan selama pembuatannya masih memerlukan banyak perbaikan, jika ternyata desain dianggap masih kurang dapat segera dilakukan revisi.
6. Merancang Desain Sistem
Dalam proses ini, designer UX juga membutuhkan banyak kerjasama dari designer UI dan developer sebab proses ini merupakan perancangan sistem untuk menyimpan desain UI nantinya. Desain sistem berfungsi untuk menyimpan komponen yang diperlukan oleh designer UI seperti font, tombol, colour palette, icon dan komponen lain pada sebuah library.
Dengan begitu, setelah desain sistem terbentuk, designer UI dapat dengan mudah membuat dan menyimpan desain tampilan untuk website maupun aplikasi tersebut. Pada proses ini memerlukan campur tangan designer UI untuk membuat sistem dengan menggunakan CSS, Javascript, HTML dan lainnya.
7. Membuat User Interface
Pada tahap ini designer UI akan mulai membuat tampilan dan mempercantik sebuah website atau aplikasi sesuai apa yang telah disosialisasikan pada wireframe. Tugas desainer UI adalah membuat desain yang semenarik mungkin.
Dengan mempercantik wireframe yang telah ada, memaksimalkan penggunaan tools yang telah tersedia dari design system, designer UI dapat juga menggunakan beberapa software untuk mendukung proses pembuatan tampilan. Beberapa software yang biasa digunakan yakni Adobe Illustrator, Sketch App dan Adobe Photoshop.
Untuk membuat desain interface yang menarik kamu, juga bisa belajar dari buku yang membahas mengenai desain web seperti dibawah ini.
Membuat Website Cantik dan Menarik dengan JQuery
8. Pengembangan Produk
Pada proses pengembangan produk kali ini dilakukan oleh developer. Kendati pengerjaannya memang dilakukan oleh para developer, namun desainer UI dan UX kerap kali tetap ikut bekerjasama untuk berdiskusi seputar produk bisnis tersebut.
Desain yang telah lulus uji coba, akan dikembangan oleh developer. Namun untuk menjaga konsistensi konsep dan supaya tidak misunderstanding ketika melakukan pengembangan tidak jarang para developer juga masih membutuhkan bantuan desainer UI dan UX.
9. Design Usability Test
Produk bisnis yang telah selesai uji coba, maka dapat diluncurkan namun peluncurannya disini masih merupakan tahap test. Apabila ada beberapa hal yang masih perlu direvisi, maka produk tersebut dapat segera diperbaiki. Sehingga ketika waktu peluncuran produk yang sebenarnya sebuah produk bisnis sudah benar-benar baik.
Ada banyak perusahaan masa kini yang mulai memperhatikan betapa pentingnya pengembangan UI dan UX ini pada masa depan perusahaan mereka. Pengembangan UI dan UX design ini akan sangat berguna untuk menarik minat pelanggan bisnis, terlebih lagi jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan startup yang bergerak di bidang teknologi.
Maka dengan menggunakan UI dan UX, sebuah bisnis mampu meningkatkan kepuasan pelanggan, menciptakan pengalaman yang menarik, menghasilkan produk sesuai kebutuhan pengguna dan meningkatkan pendapatan bisnis.
Baca Juga: 12 Cara Menjadi Arsitek Yang Profesional
Contoh Design UI dan UX Pada Start Up
Saat ini ada banyak contoh perusahaan yang telah berhasil mengembangan UI dan UX mereka, dan berhasil meningkatkan penghasilan. Beberapa perusahaan bahkan dapat dikatakan menjadi pelopor perusahaan lain untuk mengembangkan UI dan UX design mereka.
1. Gojek
Sebagai sebuah Startup asli Indonesia, Gojek merupakan perusahaan layanan jasa logistik, pesan antar, transportasi dan juga dompet digital. Perusahaan ini juga telah sukses menjadi pelopor hadirnya perusahaan jasa layanan antar dan transportasi di Indonesia. Menariknya aplikasi Gojek telah diunduh lebih dari 50 juta pengguna.
Melihat dari segi user interfacenya, Gojek menghadirkan kesan lokal yang sangat relevan dengan masyarakat. Hal ini juga sangat sesuai dengan latar belakang Gojek yang mana di awal kemunculannya lebih menekankan kemudahan mencari transportasi utamanya ojek melalui aplikasi mereka.
Aplikasi Gojek juga menggunakan banyak icon sederhana namun sangat mudah dipahami para usernya, sehingga menghasilkan kenyamanan user dalam berinteraksi pada produk bisnis tersebut.
Selain itu dari segi user experience nya, Gojek terbukti memiliki banyak fitur penting yang berguna bagi setiap usernya. Mulai dari GoRide, GoFood, GoShop dan masih banyak lagi fitur lain, membuat Gojek semakin berkesan bagi setiap penggunanya.
Selain itu Gojek juga berhasil menciptakan aplikasi yang sangat mudah dipahami meski hanya sekali melihatnya. Aplikasinya juga memberikan banyak pengalaman yang menyenangkan kepada para pengguna dan juga drivernya.
2. Tokopedia
Tokopedia menjadi salah satu e-commerce yang sangat besar buatan anak negeri, yang terbukti telah mengembangkan UI dan UX mereka dengan baik. Tokopedia sebagai platform besar, memiliki UI yang baik dengan desain yang menarik dan fleksibel.
Cukup penting memperhatikan fleksibilitas sebuah produk, misalnya seperti Tokopedia yang dapat di akses melalui web dan juga ponsel dengan aplikasinya. Mengusung konsep yang merakyat, Tokopedia juga memberikan interface yang menarik dan mudah dipahami.
Tertarik Menjadi Desainer UI dan UX?
Setelah membaca ulasan diatas, kamu mungkin sudah tahu bagaimana jobdesk seorang desainer UI dan UX. Jika kamu tertarik untuk mendalami bidang desain, baik itu UI maupun UX atau bahkan ingin menjadi seorang developer software atau aplikasi, maka ada banyak jalan untuk kamu mulai mempelajari desain grafis dan pengembangan website.
Kamu dapat membaca buku referensi seputar desain dan pengembangan website dari buku-buku berikut. Jangan lupa untuk mencoba mengaplikasikannya selagi mempelajarinya dalam buku-buku ini.
Jago Membuat Website dan SEO
Jika kamu ingin membuat website, maka hal utama yang tidak boleh ketinggalan yakni mempelajari SEO terlebih dahulu. Website dengan SEO yang optimal akan mampu muncul di pencarian teratas. Dengan begitu website kamu akan semakin mudah dikenal.
Aplikasi-Aplikasi Praktis Visual Basic
Tertarik menjadi UX designer? maka kamu perlu mempelajari dasar-dasar desain UX dan juga cara mengembangkan. Maka buku ini dapat kamu gunakan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai visual basic dan tips praktisnya.
Baca Juga:
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien