Perilaku asertif sebaiknya diajarkan sejak dini agar seorang individu mampu untuk menyatakan pendapat, tidak plin plan, dan mengurangi sikap tidak enakan. Maka dari itu, baiknya perilaku ini harus ditanamkan sejak remaja. Meskipun demikian, patut diketahui juga dampak negatif perilaku asertif agar remaja bisa belajar berempati dan tidak semena-mena. Mari kita pelajari apa itu perilaku asertif pada remaja beserta dampaknya.
Table of Contents
Pengertian Perilaku Asertif
Perilaku asertif mengacu pada cara individu berinteraksi dengan orang lain dengan menyatakan pendapat, kebutuhan, dan perasaan secara tegas dan jelas, tanpa merugikan atau melanggar hak dan perasaan orang lain. Seorang yang menunjukkan perilaku asertif memiliki kemampuan untuk menghormati diri sendiri sambil tetap memperhatikan hak-hak dan perasaan orang lain.
Perilaku ini melibatkan kemampuan untuk menyatakan keinginan atau pendapat dengan tegas tanpa menjadi agresif, serta keterampilan mendengarkan dengan empati. Perilaku asertif menciptakan keseimbangan yang sehat antara perilaku pasif dan agresif, memungkinkan individu untuk menjalin hubungan yang positif, mengatasi konflik secara konstruktif, dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan kedua pihak. Melalui perilaku asertif, seseorang dapat membangun komunikasi yang efektif, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan membentuk hubungan interpersonal yang sehat.
Ciri Perilaku Asertif pada Remaja
(Sumber foto: www.pexels.com)
Perilaku asertif pada remaja dapat mencakup sejumlah ciri yang menunjukkan kemampuan mereka dalam menyatakan pendapat, kebutuhan, dan perasaan dengan tegas dan jelas tanpa melanggar hak dan perasaan orang lain. Beberapa ciri perilaku asertif pada remaja antara lain:
1. Menyatakan Pendapat dengan Jelas
Remaja yang bersikap asertif dapat menyatakan pendapat mereka secara jelas dan tegas, tanpa ragu atau takut.
2. Menetapkan Batasan dengan Bijak
Mereka mampu menetapkan batasan pribadi dengan bijak, baik dalam hal waktu, aktivitas, maupun interaksi sosial.
3. Mengelola Tekanan Teman Sebaya
Remaja asertif dapat mengelola tekanan dari teman sebaya tanpa merasa terpaksa untuk mengikuti perilaku yang tidak sesuai dengan nilai atau keinginan pribadi.
4. Mengatasi Konflik dengan Dewasa
Mereka cenderung mengatasi konflik dengan cara yang dewasa dan konstruktif, fokus pada solusi daripada menyalahkan atau memaksa.
5. Berkomunikasi dengan Orang Dewasa
Remaja yang asertif dapat berkomunikasi dengan orang dewasa, termasuk guru atau orang tua, untuk menyampaikan ide, kekhawatiran, atau kebutuhan mereka.
6. Menyatakan Keinginan tanpa Takut Dicemooh
Mereka bisa menyatakan keinginan atau pilihan mereka tanpa takut dicemooh atau dijauhi oleh teman sebaya.
7. Menerima dan Memberikan Umpan Balik
Remaja asertif mampu menerima dan memberikan umpan balik secara terbuka dan tidak defensif terhadap orang lain.
8. Menghormati Hak dan Perasaan Orang Lain
Mereka selalu memperhatikan hak dan perasaan orang lain dalam berinteraksi, menciptakan hubungan yang saling menghormati.
9. Mampu Mengungkapkan Perasaan dengan Jujur
Mereka dapat mengungkapkan perasaan mereka dengan jujur tanpa takut diremehkan atau diabaikan.
10. Berpartisipasi dalam Keputusan
Remaja asertif aktif dalam partisipasi keputusan yang memengaruhi diri mereka sendiri, baik dalam lingkup keluarga, sekolah, atau kehidupan sosial.
Contoh Perilaku Asertif Remaja pada Kehidupan Sehari-Hari
(Sumber foto: www.pexels.com)
Dalam kehidupan sehari-hari pun, remaja perlu melakukan tindakan asertif jika itu memang bertentangan dengan nilai-nilai atau pendapat yang mereka miliki. Contoh perilaku asertif adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan Pendapat dengan Tegas
Saat berada dalam diskusi atau rapat, mereka bisa menyatakan pendapat atau ide dengan jelas dan tegas, tanpa ragu-ragu.
2. Menetapkan Batasan Pribadi
Ketika merasa lelah atau memiliki kewajiban lain, mereka berani untuk menetapkan batasan waktu agar tidak kewalahan.
3. Menerima dan Memberikan Feedback
Berlatih memberikan feedback dengan cara yang konstruktif dan bersedia menerima feedback dari orang lain dengan lapang dada.
4. Mengelola Konflik secara Konstruktif
Saat menghadapi konflik, mereka berfokus pada pemecahan masalah dan mencari solusi bersama tanpa menyalahkan atau melibatkan emosi.
5. Mengungkapkan Perasaan dengan Jujur
Berani untuk mengungkapkan perasaan dengan jujur kepada teman, keluarga, atau rekan kerja tanpa takut dicemooh atau diabaikan.
6. Menyatakan Keinginan dengan Tegas
Jika ada sesuatu yang mereka inginkan atau butuhkan, mereka bisa mengomunikasikan keinginannya dengan tegas dan terbuka.
7. Menolak dengan Hormat
Saat tidak dapat memenuhi permintaan atau undangan, mereka memberi tahu orang tersebut dengan sopan dan jelas, tanpa merasa bersalah.
8. Berkomunikasi dengan Bahasa Tubuh yang Mendukung
Mereka mampu mengelola bahasa tubuh yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, seperti kontak mata, postur tubuh, dan ekspresi wajah yang sopan, tetapi tegas.
9. Meminta Bantuan atau Dukungan
Mereka tak sungkan untuk meminta bantuan atau dukungan pada orang yang tepat.
10. Menyatakan Tidak Setuju dengan Bijak
Jika mereka tidak menyetujui suatu pendapat,mereka mampu mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan bijak dan memberikan argumen atau pandangan alternatif dengan penuh hormat.
11. Mengakui dan Memahami Perasaan Orang Lain
Saat berinteraksi dengan orang lain, mereka menunjukkan empati dengan mengakui dan memahami perasaan mereka, meskipun bisa saja mereka tidak sepakat.
12. Menyampaikan Pujian dan Apresiasi
Seorang remaja yang asertif tidak ragu untuk memberikan pujian dan apresiasi kepada orang lain ketika memang dirasa pantas.
13. Bertanggung Jawab atas Kesalahan
Jika mereka membuat kesalahan, mereka berani untuk mengakui dan bertanggung jawab, serta berkomitmen untuk memperbaiki.
14. Berbicara dengan Jelas dan Langsung
Saat berbicara, mereka menghindari penggunaan kata-kata ambigu atau tidak jelas. Mereka mampu untuk berbicara langsung dan jelas pada intinya.
15. Menyampaikan Persetujuan atau Penolakan
Ketika diminta untuk melakukan sesuatu, mereka berani untuk menyampaikan persetujuan atau penolakan dengan jelas dan sesuai dengan keinginan mereka.
Manfaat Perilaku Asertif pada Remaja
Perilaku asertif pada remaja membawa berbagai manfaat, membantu mereka mengembangkan keterampilan interpersonal yang sehat dan membentuk identitas pribadi yang kuat. Berikut adalah beberapa manfaat perilaku asertif pada remaja:
1. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Remaja yang bersikap asertif mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, termasuk kemampuan menyampaikan ide dan perasaannya dengan jelas.
2. Membangun Kepercayaan Diri
Berani menyatakan pendapat dan kebutuhan membantu remaja membangun rasa percaya diri dan meningkatkan keyakinan pada kemampuan pada diri mereka.
3. Mengelola Konflik dengan Baik
Keterampilan asertif membantu remaja mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif, mencari solusi daripada menggunakan agresi atau pasifitas.
4. Meningkatkan Hubungan Interpersonal
Remaja asertif cenderung membangun hubungan yang lebih sehat karena mereka dapat berkomunikasi secara efektif dan menghormati perasaan orang lain.
5. Menghargai Diri Sendiri dan Orang Lain
Perilaku asertif mengajarkan remaja untuk menghargai hak dan perasaan diri mereka sendiri, sekaligus menghormati hak dan perasaan orang lain.
6. Memfasilitasi Penyesuaian Diri
Remaja yang mampu menyatakan keinginan dan batasan dapat lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan lingkungan.
7. Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan
Menyatakan preferensi dan keinginan membantu remaja dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan pribadi.
8. Mengurangi Tingkat Stres
Dengan mampu menyatakan kebutuhan dan mengelola konflik, remaja dapat mengurangi tingkat stres dan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.
9. Mengurangi Risiko Terlibat dalam Perilaku Berisiko
Remaja yang bersikap asertif cenderung lebih mampu mengatasi tekanan teman sebaya dan lebih sedikit terlibat dalam perilaku berisiko.
10. Membangun Kemampuan Memecahkan Masalah
Keterampilan asertif membantu remaja mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan berfokus pada solusi daripada pada masalah itu sendiri.
11. Meningkatkan Kemandirian
Dengan menyatakan kebutuhan dan batasan, remaja dapat meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri sendiri.
12. Memperkuat Identitas Pribadi
Mengenali dan menyatakan keinginan pribadi membantu remaja memahami dan memperkuat identitas pribadi mereka.
13. Meningkatkan Kualitas Hubungan Keluarga
Remaja yang bersikap asertif dapat berkomunikasi dengan keluarga secara terbuka, memperkuat ikatan dan hubungan yang positif.
14. Meningkatkan Penerimaan terhadap Diri Sendiri
Perilaku asertif membantu remaja menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kelemahannya, menciptakan fondasi positif untuk perkembangan pribadi.
15. Mendorong Pertumbuhan Pribadi
Melalui perilaku asertif, remaja didorong untuk berkembang secara pribadi, mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta menentukan jalan hidup yang sesuai.
Dampak Positif Perilaku Asertif pada Remaja
(Sumber foto: www.pexels.com)
Perilaku asertif pada remaja memiliki sejumlah dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan mereka secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak positif dari perilaku asertif pada remaja:
1. Meningkatkan Kesehatan Mental
Perilaku asertif membantu remaja mengungkapkan perasaan, keinginan, dan kebutuhan mereka, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan psikologis dan mengurangi tingkat stres.
2. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi
Remaja yang bersikap asertif mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik, termasuk kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
3. Mengembangkan Rasa Percaya Diri
Mampu menyatakan pendapat dan kebutuhan dengan tegas membantu remaja membangun rasa percaya diri dan meningkatkan keyakinan pada kemampuan mereka.
4. Membangun Hubungan yang Sehat
Perilaku asertif memungkinkan remaja membangun hubungan interpersonal yang lebih sehat, karena mereka dapat berkomunikasi secara jujur dan menghormati perasaan orang lain.
5. Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah
Remaja asertif cenderung mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik, karena mereka fokus pada solusi daripada pada masalah itu sendiri.
6. Mengurangi Risiko Terlibat dalam Perilaku Negatif
Dengan mampu mengelola tekanan dari teman sebaya dan menyatakan penolakan dengan bijak, remaja dapat mengurangi risiko terlibat dalam perilaku negatif.
7. Peningkatan Kemandirian
Perilaku asertif membantu remaja untuk menjadi lebih mandiri, karena mereka belajar menyatakan kebutuhan dan mengambil inisiatif dalam keputusan pribadi.
8. Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi
Remaja yang bersikap asertif cenderung lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan tantangan, karena mereka memiliki keterampilan komunikasi yang kuat.
9. Meningkatkan Hubungan dengan Orang Tua
Perilaku asertif membantu remaja untuk berkomunikasi secara terbuka dengan orang tua, meningkatkan kualitas hubungan keluarga dan memperkuat dukungan sosial.
10. Peningkatan Kemampuan Mengatasi Konflik
Remaja asertif lebih mampu mengatasi konflik secara konstruktif, mencari solusi daripada menggunakan agresi atau penarikan diri.
11. Meningkatkan Kualitas Interaksi Sosial
Dengan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, remaja dapat menjalin hubungan sosial yang positif, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
12. Meningkatkan Rasa Penerimaan Diri
Melalui perilaku asertif, remaja belajar untuk menerima diri mereka sendiri dengan segala kelebihan dan kelemahan, menciptakan dasar positif untuk perkembangan diri.
13. Mendorong Pengembangan Keterampilan Sosial
Remaja asertif lebih mampu mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan berbagai orang dan kelompok.
14. Meningkatkan Kesadaran Diri
Perilaku asertif memperkuat kesadaran diri remaja terkait hak, kebutuhan, dan nilai-nilai pribadi mereka.
15. Meningkatkan Daya Juang dan Ketahanan Emosi
Remaja yang bersikap asertif cenderung lebih memiliki daya juang dan ketahanan emosional dalam menghadapi tekanan dan tantangan hidup.
Dampak Negatif Perilaku Asertif pada Remaja
Sementara perilaku asertif memiliki banyak dampak positif pada remaja, ada situasi di mana perilaku asertif yang ekstrem atau tidak sesuai konteks dapat menyebabkan dampak negatif. Beberapa dampak negatif perilaku asertif pada remaja dapat melibatkan:
1. Persepsi sebagai Dominan atau Egois
Jika perilaku asertif diartikan sebagai dominan atau egois, remaja tersebut dapat dianggap kurang memperhatikan perasaan dan kebutuhan orang lain.
2. Menciptakan Konflik yang Tidak Perlu
Perilaku asertif yang berlebihan atau tidak tepat konteks dapat menciptakan konflik yang tidak perlu dengan teman sebaya atau keluarga.
3. Risiko Isolasi Sosial
Remaja yang bersikap terlalu tegas atau dominan dapat mengalami isolasi sosial karena orang lain mungkin merasa sulit untuk berinteraksi atau bekerja sama dengan mereka.
4. Persepsi sebagai Kritis atau Menilai
Kesalahpahaman dalam mengekspresikan pendapat atau kebutuhan secara asertif dapat menyebabkan persepsi bahwa remaja tersebut bersikap kritis atau menilai.
5. Ketidaksesuaian dengan Norma Sosial
Perilaku asertif yang tidak sesuai dengan norma sosial dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan penolakan dari lingkungan sekitar.
6. Risiko Reputasi Negatif
Terlalu bersikap tegas atau mengungkapkan pendapat dengan cara yang tidak sensitif dapat merusak reputasi sosial remaja di kalangan teman sebaya atau di lingkungan sekolah.
7. Menghambat Kerjasama
Terlalu fokus pada keinginan pribadi tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan pandangan orang lain dapat menghambat kerjasama dalam tim atau kelompok.
8. Mengurangi Fleksibilitas
Sikap asertif yang berlebihan mungkin membuat remaja sulit untuk beradaptasi atau mengubah pendapatnya, bahkan ketika itu mungkin diperlukan.
9. Mengurangi Keterbukaan Terhadap Ide Baru
Sikap asertif yang terlalu keras dapat mengurangi keterbukaan terhadap ide atau pendapat baru, membatasi pertumbuhan dan perkembangan intelektual.
10. Mengalami Kesulitan dalam Hubungan Romantis
Remaja yang terlalu dominan atau tegas dalam hubungan romantis dapat mengalami kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat.
11. Dianggap Terlalu Kritis atau Cerewet
Untuk seusia remaja yang masih dalam fase pencarian jati diri, terkadang teman sebayanya belum bisa menerima sikap kritis dengan lapang dada. Maka jika ada salah satu orang yang terlalu kaku atau kritis, mereka bisa dilabeli cerewet atau “si paling kritis”.
Cara Menerapkan Perilaku Asertif Pada Remaja
Ajarkan remaja tentang hak-hak dan kewajiban mereka, serta hak dan kewajiban orang lain. Cara Ini membantu mereka memahami bahwa mereka memiliki hak untuk menyatakan pendapat dan kebutuhan, namun juga memiliki kewajiban untuk menghormati hak dan kebutuhan orang lain.
- Berikan latihan dalam mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal, termasuk cara menyampaikan pesan dengan jelas, menggunakan bahasa tubuh yang mendukung, dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
- Bantu remaja untuk memahami dan mengidentifikasi perasaan mereka sendiri. Hal Ini dapat melibatkan refleksi diri dan pengenalan emosi, sehingga mereka dapat menyatakan perasaan mereka dengan lebih tepat.
- Latih remaja untuk menolak tawaran atau permintaan dengan cara yang sopan dan hormat. Ajarkan untuk menggunakan kata-kata yang tegas tetapi tidak menyakitkan.
- Ajarkan cara meminta bantuan jika diperlukan dan cara menawarkan bantuan kepada orang lain. Cara Ini membantu mereka memahami bahwa meminta atau memberi bantuan adalah tindakan yang asertif.
- Ajarkan keterampilan menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif, termasuk mendengarkan pandangan orang lain, mencari solusi bersama, dan menghindari konfrontasi yang tidak perlu.
- Bantu remaja untuk memberikan umpan balik dengan cara yang membangun dan konstruktif. Ajarkan mereka juga untuk menerima umpan balik dengan terbuka, tanpa defensif.
- Dorong remaja untuk mengambil keputusan secara mandiri, mempertimbangkan nilai dan preferensi pribadi mereka, agar mereka merasa lebih berdaya dalam hidupnya.
- Dorong remaja untuk memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, merasa memiliki nilai, dan percaya pada kemampuan mereka untuk menyatakan diri secara asertif.
- Gunakan role play atau skenario untuk melibatkan remaja dalam situasi-situasi yang memerlukan perilaku asertif. Hal ini dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan percaya diri.
- Ajarkan remaja untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Cara ini dapat membantu mereka lebih sensitif terhadap perasaan orang lain saat berkomunikasi.
- Berikan kesempatan pada remaja untuk menerapkan perilaku asertif dalam situasi sehari-hari, seperti di sekolah, keluarga, atau dalam hubungan sosial.
- Latih remaja untuk menjadi pendengar yang baik, menghargai pendapat dan perasaan orang lain, serta memberikan perhatian penuh saat berkomunikasi.
- Bantu remaja untuk mengelola kritik dengan baik, mengajarkan mereka untuk melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.
- Beberapa remaja mungkin merasa lebih nyaman mengekspresikan diri melalui seni atau tulisan. Dorong mereka untuk mengekspresikan perasaan atau ide melalui media yang mereka sukai.
Itulah cara agar melatih sikap asertif sejak usia remaja agar mereka bisa mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang positif. Temukan buku-buku terkait pengembangan diri yang mendukung sikap asertif hanya di Gramedia.com.
- Berpikir Konvergen.
- Cara Balas Dendam Terbaik.
- Circle Pertemanan
- Dark Psychology.
- Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk.
- Cara Mengendalikan Emosi Secara Psikologi dan Pandangan Agama
- Ciri Masa Pubertas
- Ekstrovert
- Introvert
- Kecemasan Berlebihan (Anxiety Disorder)
- Kebiasaan Orang Jawa
- Kebiasaan Orang Maluku
- Kebiasaan Orang Sunda
- Kecerdasan Emosional
- Kenapa Selalu Lapar Meski Sudah Makan
- Kisah Inspiratif Singkat.
- Macam-Macam Emosi
- Merasa Paling Tersakiti
- Mind Mapping
- Perbedaan Psikolog dan Psikiater
- Pengertian Toleransi Dalam Islam
- Toxic People
- Toxic Positivity
- Toxic Family
- Pengertian Elegi
- Bullying di Sekolah
- Tipe Kepribadian
- Filosofi Stoicism
- Pola Pikir
- Passion
- Perilaku Asertif Pada Remaja
- Parenting Anak
- Urutan Zodiak
- Zodiak Cancer
- Urutan Shio
- Long Distance Relationship
- Pola Hidup Bersih dan Sehat
- Cara memanfaatkan waktu liburan sekolah
- Hidup Sederhana
- Social Anxiety Disorder
- Fobia Sosial
- Panic Attack
- Gesture
- Dampak Pergaulan Bebas
- Love Language
- Penyebab Orang Merasa Iri
- Tipe Kepribadian Manusia
- Sifat Manusia
- Social Sinking
- Fakta Psikologi Tentang Cinta
- Sandwhich Generation
- Exulansis
- Terapi Kognitif
- Verbal Abuse
- Silent Treatment
- 6 Tipe Kepribadian
- Perbedaan Psikiater dan Psikolog
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien