in

Film Sedih Indonesia, Rekomendasi yang Cocok Jadi Teman Liburan

Rekomendasi Film Sedih Indonesia – Dunia perfilman Indonesia tak kalah saing dengan film-film luar negeri. Nyatanya, ada banyak sekali film bagus dan berbobot yang bisa menjadi tontonan masyarakat Indonesia. Hal ini tentu juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pecinta film tanah air.

Salah satu film yang disukai oleh para penonton adalah film yang menguras air mata. Berikut ini ada beberapa rekomendasi film sedih Indonesia yang populer dan bagus untuk ditonton. Semua film berikut tentunya juga disutradarai dan dimainkan oleh orang-orang berbakat yang ahli di dunia perfilman. Apa saja filmnya? Simak ulasan berikut ya.

Rekomendasi Film Sedih Indonesia

Ada banyak sekali judul film Indonesia maupun luar negeri yang bertema kesedihan. Beberapa di antaranya bahkan sampai membuat para penonton meneteskan air mata. Film sedih dapat memberikan sentuhan emosi tersendiri bagi penonton, apalagi jika alurnya hampir sama dengan kejadian yang dialami masing-masing.

Tema-temanya juga sangat bervariatif, mulai dari percintaan, keluarga, persahabatan, dan lain sebagainya. Film yang mampu mengaduk hati penonton rasa-rasanya memang perlu diberikan apresiasi. Adapun beberapa judul film yang cukup recommended untuk ditonton selama liburan adalah sebagai berikut:

1. Surat Kecil untuk Tuhan (2011)

Judul: Surat Kecil untuk Tuhan

Tahun rilis: 2011

Sutradara: Harris Nizam

Pemeran: Dinda Hauw, Dwi Andhika, Egi John, Alex Komang

Surat Kecil untuk Tuhan merupakan salah satu film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Agnes Davonar. Film ini menceritakan kisah seorang gadis bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau akrab disapa Keke.

Ia adalah gadis berusia 13 tahun yang lahir di tengah keluarga berada. Ia memiliki dua orang kakak, yaitu Kiki dan Chika. Meski orang tuanya telah bercerai, namun keduanya sangat menyayangi Keke. Ia juga dikelilingi oleh enam sahabat baiknya yang selalu menemani Keke. Bahkan hidupnya semakin lengkap dengan kehadiran kekasih yang sangat menyayanginya, bernama Andy.

Kehidupan Keke baik-baik saja, apalagi ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Sampai pada tahun 2004, Keke mendapat diagnosis kanker dari dokter. Sejak saat itu, hidupnya berubah drastis. Ia harus rutin melakukan serangkaian kemoterapi dan radiasi selama hampir satu tahun penuh. Rangkaian pengobatan tersebut membuat rambut Keke mulai rontok secara perlahan, kulitnya mengering, dan sering mual-mual.

Namun meski pengobatan telah dilakukan secara rutin, tahun 2006 kanker Keke terdiagnosis kembali, bahkan semakin mematikan. Hingga ia pun ditolak di berbagai rumah sakit karena tak sanggup menanganinya. Namun ayah Keke tak pernah menyerah. Ia tetap mengusahakan kesembuhan Keke sampai mengobatkannya ke luar negeri. Ayahnya berharap, keke tetap dapat sembuh dan beraktivitas seperti biasanya.

Selain ditolak berbagai rumah sakit, para dokter juga memprediksi bahwa hidup Keke sudah tidak akan lama lagi. Keke diprediksi hanya bisa bertahan selama 3 bulan. Namun ternyata, Keke lebih kuat dari itu. Ia berhasil bertahan selama 1 tahun.

Meski pada akhirnya kanker yang telah menyebar ke seluruh tubuh Keke membuatnya tak bisa bertahan. Ia akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Film ini mengisahkan perjuangan Keke untuk melawan rasa sakit akibat kanker yang diderita. Rekomendasi film sedih pertama ini dijamin akan membuat kalian meneteskan air mata.

2. Habibie dan Ainun 1 (2012)

Judul : Habibie dan Ainun

Tahun rilis : 2012

Sutradara : Faozan Rizal

Pemeran : Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Tio Pakusadewo, Ratna Riantiarno, Mike Muliadro

Rekomendasi film sedih kedua adalah Habibie dan Ainun, yang pada tahun 2021 sudah rilis filmnya yang ketiga. Film ini bercerita tentang Bacharuddin Jusuf Habibie, seorang jenius ahli pesawat terbang. Ia memiliki mimpi yang besar untuk negaranya, Indonesia.

Meski ia telah mempunyai karir yang cemerlang di dunia penerbangan Jerman, namun ia tak pernah lupa kepada negara Indonesia tercinta. Ia pun bercita-cita untuk membuat pesawat terbang mandiri untuk menyatukan Indonesia. Di sisi lain, ada seorang wanita bernama Hasri Ainun Besari, seorang dokter muda yang juga sangat cerdas. Film ini akan menceritakan kisah kedua sejoli tersebut.

Diceritakan bahwa pada tahun 1962, dua kawan SMP tersebut dipertemukan lagi di Bandung. Singkat cerita, Habibie jatuh cinta kepada Ainun. Baginya, ia semanis gula pasir. Ternyata, Ainun pun mempunyai perasaan yang sama pada Habibe. Mereka pun melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa. Selepas menikah, Ainun menyadari mimpi besar Habibie. Ia pun mendukung keinginan Habibie untuk melanjutkan kehidupan ke Jerman.

Mempunyai mimpi besar memang membutuhkan pengorbanan. Habibie dan Ainun pun berjuang bersama. Film ini pun mengisahkan romantisme kisah cinta keduanya yang terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi.

Dinginnya Jerman, pengorbanan, rasa sakit, dan juga kesendirian yang dialami keduanya menjadikan lika-liku perjalanan yang penuh makna. Apalagi ketika mereka kembali ke Indonesia. Perjalanan Habibie bersama Ainun dalam mewujudkan cita-cita menjadi cerita yang sangat menarik.

Tak hanya rasa senang, namun juga kesedihan yang melingkupi keduanya. Sehingga membuat kisah hidup pernikahan mereka lebih berwarna. Bagi Ainun, Habibie merupakan segalanya, begitu juga dengan Habibie yang melihat Ainun bagaikan mata baginya untuk melihat. Sampai pada suatu ketika, keduanya menyadari batas dari mimpi masing-masing.

Jika ingin menyaksikan kisah cinta penuh haru Habibie dan Ainun, simak filmnya sampai selesai ya.

3. Rumah Tanpa Jendela (2011)

Judul: Rumah Tanpa Jendela

Tahun Rilis: 2011

Sutradara: Aditya Gumay

Pemeran: Dwi Tasya, Ingrid Widjanarko, Ozan Ruz, Raffi Ahmad, Yuni Shara

Rekomendasi film sedih berikutnya juga diangkat dari kisah dalam novel berjudul sama, yaitu Rumah Tanpa Jendela karya Asma Nadia. Film ini bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Rara yang menginginkan sebuah rumah dengan jendela.

Ia ingin melihat dunia luar lewat jendela rumah. Diceritakan bahwa Rara hidup dalam keluarga miskin. Ayahnya, Raga merupakan tukang sol sepatu dan penjual ikan hias. Dengan pekerjaan tersebut, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun masih terasa sulit. Apalagi untuk mewujudkan mimpi anaknya, yaitu memiliki sebuah jendela.

Rara yang masih kecil pun ikut membantu perekonomian keluarganya dengan menjadi pengamen dan ojek payung saat hujan turun. Ia melakukan semuanya dengan ikhlas. Sampai-sampai pada suatu hari, ia mengalami kecelakaan. Rara terserempet mobil saat sedang mengojek payung.

Beruntungnya, pengendara mobil tersebut mau bertanggung jawab terhadap Rara. Mobil yang menyerempet Rara ini ternyata juga ditumpangi oleh Aldo, yang seumuran dengan Rara. Aldo merupakan anak dari seorang pengusaha kaya.

Sayangnya, ia justru merasa kesepian lantaran kehidupan keluarganya yang terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi, Aldo merupakan seorang anak dengan keterbelakangan mental, sehingga membuat sang kakak kurang peduli dengannya.

Singkat cerita, Rara dan Aldo pun menjadi akrab setelah kejadian tersebut. Rara jadi sering pergi ke rumah Aldo bersama teman-temannya. Saat pesta ulang tahun Aldo dirayakan, Rara juga diundang ke sana.

Sayangnya, di situ kakak Aldo mengatakan hal yang menyakitkan, sehingga membuat Aldo sakit hati dan ingin pergi dari rumah. Di saat yang sama, perkampungan Rara ternyata kebakaran, sehingga ayah dan neneknya kritis rumah sakit. Aldo pun memutuskan untuk menemui Rara di rumah sakit.

Saat itu, keluarga Aldo mencari Aldo ke sana. Sehingga Aldo kembali kabur, dan mengajak serta Rara ikut bersamanya. Sampai pada akhirnya, ayah Rara meninggal dunia. Padahal, ia telah mendapatkan jendela bekas untuk diberikan pada anak tercintanya, Rara. Kesedihan pun melanda Rara.

Hingga sesuatu yang membahagiakan dia dan neneknya datang. Dan itu semua berkat Aldo dan keluarganya. Jika ingin menyaksikan keseruan dan merasakan kesedihan yang dialami Rara dan Aldo, silakan tonton film sedih ini hingga selesai, supaya kalian memperoleh insight dari keseluruhan ceritanya.

4. Sabtu Bersama Bapak (2016)

Judul: Sabtu Bersama Bapak

Tahun rilis: 2016

Sutradara: Monty Tiwa

Pemeran: Abimana Aryasatya, Ira Wibowo, Deva Mahenra, Arifin Putra, Acha Septriasa

Film selanjutnya yaitu berjudul Sabtu Bersama Bapak. Film ini berkisah tentang keluarga Gunawan (diperankan oleh Abimana) yang sederhana dan bahagia. Sayangnya, kebahagiaan ia bersama istri dan kedua anaknya, Cakra dan Satya, berubah setelah Gunawan divonis mengidap kanker.

Umurnya juga diprediksi tidak akan lama lagi, yaitu sekitar 1 tahun lagi. Gunawan sangat sedih, sebab Cakra saat itu masih berusia 5 tahun dan Satya 8 tahun. Ia membayangkan kehidupan anaknya tumbuh tanpa figur seorang ayah.

Karena merasa tak bisa mendampingi anak-anaknya, Gunawan pun mencari cara. Ia akhirnya menemukan ide cemerlang supaya tetap bisa hadir di tengah-tengah keluarga. Ia membuat banyak sekali video dirinya, yang sedang memberikan wejangan dan nasihat-nasihat untuk kedua anaknya.

Benar saja, Gunawan pun meninggal dunia karena kanker yang ada di tubuhnya. Semenjak itu, istrinya lah yang menjadi tulang punggung dan bertanggung jawab untuk mengurus anak-anak.

Sepeninggal Gunawan, video-video yang telah direkam pun diputarkan satu per satu. Demi menghadirkan sosok ayah di tengah hidup mereka, Itje (istri Gunawan), mengajak anak-anaknya untuk menonton video setiap hari Sabtu. Hal itu pun dilakukan setiap minggu secara rutin.

Bahkan sampai Cakra dan Satya tumbuh menjadi dewasa. Mereka pun tumbuh dengan pesan-pesan dan wejangan yang diterima dari sang ayah di setiap video yang diputar. Maka dari itu, meski Gunawan telah tiada, anak-anaknya dapat tumbuh menjadi orang-orang yang sukses.

Satya bekerja di Denmark, dan menikah dengan Rissa. Keduanya kemudian dikaruniai dua orang anak, yaitu Ryan dan Miku. Sementara Cakra telah menjadi orang yang sukses. Ia berkarir di dunia perbankan, dan telah menjabat sebagai direktur di salah satu bank asing di daerah Jakarta. Namun saking fokusnya dengan karir, Cakra justru lupa untuk mencari jodoh. Ia pun masih melajang, saat Satya telah memiliki dua orang anak laki-laki.

Permasalahan dalam keluarga pun pada akhirnya muncul. Ibunya memilih untuk menjaga warung makan di Bandung seorang diri karena tak ingin merepotkan anak-anaknya. Sementara Satya diliputi permasalahan dengan istrinya, Rissa. Lalu Cakra justru dipusingkan dengan pencarian pasangan yang belum juga ia temukan. Di samping itu, ternyata sang ibu merahasiakan sebuah penyakit yang diderita dari kedua anaknya.

Itje ternyata mengidap kanker payudara. Namun lambat laun, Cakra dan Satya pun mengetahui hal itu. Keduanya kemudian sangat menyesal, sebab saat ibunya membutuhkan perhatian dan pendampingan, mereka tak bisa memberikannya. Jika ingin merasakan kesedihan dari rekomendasi film sedih satu ini, silakan tonton film Sabtu Bersama Bapak sampai habis ya.

5. Magic Hour (2015)

Judul : Magic Hour

Tahun Rilis : 2015

Sutradara : Surya Saputra

Pemeran : Michelle Ziudith, Dimas Anggara, Rizky Nazar, Ira Wibowo,Nadia Arina, Meriam Bellina

Rekomendasi film sedih keenam yaitu Magic Hour, film tentang kisah cinta dua orang yang mengharu biru dan rilis pada tahun 2015 lalu. Film garapan Surya Saputra ini dimainkan oleh dua artis terkenal, Michelle Ziudith dan Dimas Anggara. Adapun cerita film ini yaitu dikisahkan adanya dua orang saudara tiri bernama Raina dan Gweny.

Meski saudara tiri, mereka begitu akrab dan menjadi seorang sahabat. Bahkan keduanya sudah sangat dekat layaknya saudara kandung. Raina dan Gweny tinggal bersama ibu Gweny, bernama Flora. Raina bekerja di toko bunga milik Tante Flora. Suatu ketika Flora meminta Gweny untuk bertemu seseorang bernama Dimas, anak dari temannya bernama Cindy.

Gweny merasa tidak senang dengan perjodohan tersebut. Ia menganggap ibunya kolot. Meski begitu, supaya tidak membuat sang ibu sakit hati, Gweny mengiyakan. Namun ternyata, ia meminta Raina menjadi dirinya saat bertemu Dimas. Awalnya Raina menolak, apalagi saat itu ia baru saja mengalami kecelakaan saat mengantarkan pesanan bunga. Akan tetapi lama-lama Raina luluh, ia pun mengiyakan permintaan Gweny.

Tak disangka-sangka, Raina justru merasakan banyak hal baru dan menyenangkan saat bersama Dimas. Ia merasa terhibur dan tak lagi sedih. Seiring berjalannya waktu, kedua sejoli ini pun akhirnya jatuh cinta satu sama lain.

Raina yang merasa jatuh cinta pada Dimas justru merasa bingung dan panik. Sebab ia teringat Toby, sahabatnya dari kecil yang sudah sering ia sakiti. Apalagi, Toby yang disukai oleh teman Raina telah mengabaikannya, sebab hatinya telah jatuh cinta pada Raina.

Sementara itu Dimas juga telah dijodohkan dengan Gweny, bukan dengan Raina. Sehingga keduanya pun berada dalam kebimbangan dan kesedihan. Raina harus bertempur melawan perasaannya, dan harus memilih, sahabat ataupun orang yang dicintainya.

Raina maupun Dimas pun tetap ingin bersama. Meski saat keduanya hendak menyatukan cinta, selalu ada halangan dan rintangan yang menghadang. Ujian demi ujian pun menghampiri mereka satu per satu.

Di sinilah kisah cinta keduanya diuji oleh badai permasalahan. Jika ingin mengetahui apakah keduanya mampu bertahan dan berhasil menyatukan cinta, simak filmnya sampai selesai ya. Berbagai guncangan hati dan perasaan yang dialami keduanya, akan membuat penonton meneteskan air mata haru.

Nah, itulah tadi beberapa rekomendasi film sedih Indonesia yang wajib kalian tonton. Jangan lupa untuk menyediakan tisu sebelum menonton ya. Jika kalian malu jika menangis saat menonton filmnya, tontonlah saat kalian sedang sendirian. Film-film di atas juga sangat cocok untuk kalian tonton ketika liburan. Jika kalian ingin membaca buku-buku yang difilmkan, cobalah untuk membaca buku Gramedia.

Rekomendasi Buku

1. Keluarga Cemara

2. Cantik Itu Luka

3. Mata Hari (The Spy)

Kesimpulan

Menonton film bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bisa menjadi pengalaman emosional yang mendalam. Rekomendasi film sedih Indonesia yang telah direkomendasikan di atas membuktikan bahwa industri perfilman tanah air mampu menghadirkan kisah-kisah yang menyentuh hati dan berkesan. Dengan alur cerita yang kuat, akting yang memukau, serta pesan moral yang dalam, film-film ini menjadi pilihan tepat bagi kamu yang ingin merasakan tontonan penuh emosi dan makna. Tak hanya itu, film-film ini juga kerap memberikan perspektif baru tentang kehidupan, cinta, keluarga, dan perjuangan, yang bisa menginspirasi serta menggugah perasaan.

Selain menikmati film, kamu juga bisa memperkaya wawasan dengan membaca berbagai buku yang menginspirasi dan penuh cerita menarik. Buku dan film sering kali saling melengkapi, memberikan sudut pandang yang lebih luas terhadap sebuah kisah. Jadi, jika kamu ingin mengeksplorasi lebih banyak cerita yang menyentuh dan menggugah emosi, jangan lupa temukan koleksi buku terkait serta best seller lainnya di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu siap menghadirkan informasi dan produk terbaik untukmu. Yuk, terus belajar, menikmati cerita, dan #TumbuhBersama Gramedia!