Reorientasi – Jika orientasi merupakan struktur teks wajib ada pada teks narasi, karena sebagai pembuka cerita. Nah, sekarang kita akan bahas reorientasi nih Teman Grameds.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reorientasi adalah peninjauan kembali wawasan (untuk menentukan sikap dan sebagainya). Pada dasarnya, reorientasi merupakan pandangan penulis terhadap tokoh yang ditulisnya.
Tahukah kamu, bahwa reorientasi merupakan salah satu bagian yang membentuk struktur teks biografi dan teks sejarah? Kedua teks tersebut, bahkan memiliki struktur yang sama. Hanya saja, penggunaanya yang disesuaikan dengan kaidah kebahasaan dan gaya tulis kita atau penulis masing-masing.
Lalu, apa saja strukturnya? Bagaimana contoh dan penulisannya? Yuk, kita bahas satu-satu reorientasi pada teks biografi dan teks sejarah di artikel ini.
Table of Contents
Reorientasi pada Teks Biografi
Pengertian Teks Biografi
Teks biografi adalah teks yang isinya membahas kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya. Biasanya mulai dari kondisi sosial budaya tokoh, masalah yang dihadapinya, hingga kesuksesan dan keberhasilan yang dicapai. Tujuan penulisan teks biografi tokoh tersebut supaya dapat menjadi suri tauladan bagi banyak orang.
Namun, jangan terkecoh dengan autobiografi ya. Biografi dan autobiografi merupakan dua jenis teks yang berbeda.
Autobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis sendiri oleh orang tersebut. Makanya, sudah jelas kalau biografi dan autobiografi itu dua jenis teks yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa terlihat dari penulisnya, apakah ia menulis riwayat hidupnya sendiri atau menulis kisah tentang orang lain.
Jenis-Jenis Biografi
Terdapat empat jenis teks biografi, berikut penjelasannya.
1. Biografi Berdasarkan Sang Penulis
Telah kita bahas sebelumnya, bahwa untuk menentukan sebuah teks biografi, salah satunya bisa kita lihat dari sisi penulisnya. Nah, biografi jenis ini terbagi menjadi dua, yaitu autobiografi dan biografi itu sendiri.
2. Biografi Berdasarkan Isinya
Tak hanya penulisnya saja yang perlu kita bedakan. Bagian isi biografi pun terbagi menjadi dua.
Pertama, yaitu biografi yang berisi kisah perjalanan hidup seseorang secara lengkap atau singkat. Kedua, biografi mengenai perjalanan karir, yang isinya bercerita mulai dari awal perjalanan karir seseorang hingga mencapai kesuksesan.
3. Biografi Berdasarkan Topik yang Dibahas
Nah, jenis biografi yang satu ini dapat membuat kita fokus dalam menulis maupun membaca sebuah teks biografi. Pasalnya, biografi dengan jenis ini dibuat berdasarkan topik khusus yang telah melekat pada sosok atau tokoh yang akan dibahas.
Biografi berdasarkan topik pembahasannya dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, ada biografi politik yang tentunya menceritakan kehidupan tokoh negara dari sudut pandang politik.
Dalam menulis biografi ini, penulis perlu melakukan berbagai riset. Namun, biasanya biografi politik merupakan sarat kepentingan penulis atau merupakan permintaan tokoh politik itu sendiri yang minta riwayat hidupnya dituliskan ke dalam sebuah biografi.
Selanjutnya, ada biografi jurnalistik. Penulis mendapatkan hasil wawancara dari tokoh dan rujukan lain untuk bahan pendukung cerita.
Terakhir, ada biografi intelektual. Sama dengan biografi politik, karena bahannya memerlukan banyak riset. Akan tetapi, dalam penulisannya lebih dituangkan dengan gaya bahasa ilmiah.
4. Biografi Berdasarkan Penerbit
Selain membedakan penulisnya. Biografi juga bisa kita bedakan dari penerbitannya.
Jenis biografi berdasarkan penerbit, maksudnya adalah cara penerbitan bukunya. Pertama, ada buku biografi terbitan sendiri. Dengan kata lain, penerbitan biografi yang biayanya ditanggung sendiri oleh sang pembuat biografi tersebut.
Lalu, ada buku biografi yang terbit dengan subsidi. Biografi yang pembuatannya dibiayai oleh sponsor, baik dari segi biaya penulisan, percetakan, dan biaya lainnya yang tidak tersebut.
Ciri-ciri Teks Biografi
- Teks biografi harus berisi informasi tentang fakta-fakta dari pengalaman hidup sang tokoh.
- Gaya penulisannya berbentuk narasi yang bercerita.
- Teks biografi bersifat inspiratif, mengisahkan peristiwa penting yang pernah dialami tokoh dalam hidupnya, sehingga pembaca bisa mendapatkan inspirasi, motivasi, dan tentunya sosok teladan bagi kehidupannya.
- Memiliki struktur yang baku, yaitu orientasi, urutan peristiwa, dan reorientasi.
- Adanya kesan dan pesan dari tokoh atau seseorang yang dituliskan.
Struktur Teks Biografi
Setelah kita ketahui jenis-jenis teks biografi di atas. Kita juga perlu membahas tentang strukturnya, mengingat reorientasi adalah salah satu bagian dari struktur teks biografi. Kita pun harus memahami fungsi dari reorientasi itu sendiri di dalam teks biografi.
Akan tetapi, selain reorientasi, di dalam struktur teks biografi ada juga orientasi dan urutan peristiwa yang menjelaskan masalah di dalamnya. Sementara reorientasi merupakan struktur yang sifatnya pilihan atau opsional, jadi tidak harus selalu ada di dalam sebuah teks biografi.
Berikut struktur teks biografi.
1. Tahap Orientasi
Orientasi menjadi tahap pengenalan tentang tokoh yang dibahas. Pengenalan tersebut bisa berupa gambaran awal tentang latar belakang tokoh yang kemudian menjadi jalan pembuka untuk pembaca dalam mengikuti perjalanan kehidupan sang tokoh.
2. Runtutan Peristiwa
Pada bagian ini berisi mengenai sebuah peristiwa atau kejadian yang pernah dialami oleh sang tokoh. Didalamnya juga bisa berisi tentang masalah yang pernah dihadapi dalam mencapai sebuah tujuan hingga cita-cita dalam hidupnya.
Pada bagian ini, biasanya penulis akan menjelaskan berbagai hal-hal menarik, mengesankan, mengagumkan, dan menyedihkan yang pernah dialami oleh tokoh, sehingga berbagai emosi pun bisa dirasakan saat membaca bagian ini.
Hal itu dapat terjadi karena, rasa bahagia, sedih, hingga cemas yang ditampilkan mampu menginspirasi dan memotivasi pembaca.
3. Tahap Reorientasi
Reorientasi adalah bagian penutup dalam teks biografi. Bagian reorientasi berisi mengenai pandangan penulis tentang tokoh yang dikisahkan sebagai bahan peninjauan ulang akan isi dari teks biografi tersebut.
Reorientasi juga merupakan bagian yang memiliki sifat opsional. Maka dari itu, reorientasi boleh ada atau tidak ada.
Sederhananya, reorientasi adalah sebuah struktur teks biografi yang mungkin tidak memiliki peran yang begitu penting. Namun, jika dihadirkan dalam sebuah teks biografi dapat menambah sudut pandang yang menarik untuk dibaca.
Contoh Teks Reorientasi pada Teks Biografi
Contoh 1
Judul: Biografi B.J. Habibie
Reorientasi
Turun dari jabatan sebagai Presiden, Habibie kembali ke Jerman bersama keluarga. Pada tahun 2010, Ainun meninggal dunia karena kanker. Sebagai terapi atas kehilangan orang yang dicintai, Habibie membuat tulisan tentang kisah kasih dengan Ainun, yang kemudian dibukukan dengan judul “Ainun dan Habibie”. Buku ini telah difilmkan dengan judul yang sama.
Contoh 2
Judul: Biografi RA Kartini
Reorientasi
Atas semua jasa yang telah diberikan Raden Ajeng Kartini, terutama dibidang pendidikan untuk wanita. Beliau mendapatkan penghormatan dan penghargaan. Kartini ditetapkan sebagai seorang pahlawan nasional Indonesia secara resmi yang didasarkan. Sifat dan keyakinan beliau untuk terus mendapatkan pendidikan dan mencari ilmu setinggi langit patut ditiru.
Kaidah Kebahasaan Teks Biografi
- Dalam menceritakan tokoh, penulis menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal, yaitu beliau, dia, atau ia. Kata-kata ini bisa digunakan bergantian dengan penyebutan nama tokoh.
- Karena menjelaskan peristiwa atau perbuatan yang dilakukan tokoh, sehingga teks biografi menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan hal tersebut.
- Kata sifat pun banyak digunakan dalam mendeskripsikan tokoh dalam teks biografi.
- Kata kerja pasif juga kerap digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh.
- Kata hubung sebagai penghubung satu kata dengan kata yang lain. Kata hubung membuat sebuah kalimat menjadi efektif dan enak untuk dibaca. Contohnya, seperti: maka dari itu, namun, walaupun seperti itu, tidak hanya itu.
- Rujukan kata yang menyatakan kepada kata lain yang telah dikatakan sebelumnya. Kata rujukan ini dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya:
- Kata rujuk tempat. Contoh: Di sini, di sana, di situ.
- Kata rujuk orang. Contoh: Dia, ia, beliau, mereka, dan -nya.
- Kata rujuk benda atau persoalan. ontoh: ini, tersebut, dan itu.
- Di dalam teks biografi, ada kata-kata yang memiliki fungsi untuk memperlihatkan kejadian, waktu, dan tempat yang telah atau sedang dialami oleh seorang tokoh.
Reorientasi pada Teks Sejarah
Pengertian Teks Sejarah
Teks sejarah adalah teks narasi bernilai sejarah yang menceritakan suatu kejadian dengan latar belakang fakta atau peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Berdasarkan jenisnya, teks cerita sejarah terbagi menjadi dua, yakni teks berupa fiksi dan non-fiksi.
Pada teks sejarah fiksi, ceritanya disajikan sesuai pandangan sang penulis. Kehidupan tokoh ceritanya digambarkan secara mendalam, tapi kurang dalam pengembangan karakternya yang membuat tokoh-tokoh pada tulisannya tidak dapat sepenuhnya terungkap. Contoh teks sejarah fiksi adalah novel, cerpen, legenda, dan roman.
Sementara itu, teks sejarah non-fiksi biasanya berisi tentang kisah nyata yang benar-benar terjadi. Diceritakan sesuai fakta dan data yang bisa dipertanggungjawabkan.
Dalam teks ini, kehidupan para tokohnya digambarkan secara jelas dan lebih detail sesuai dengan fakta yang ada. Contoh teks sejarah non-fiksi, antara lain biografi, autobiografi, cerita perjalanan, dan catatan sejarah.
Ciri-Ciri Teks Sejarah
- Judul dalam teks sejarah bersifat eksplisit.
- Orientasi dalam teks sejarah berisi pengantar, tujuan, dan pendahuluan.
- Komplikasi dalam teks sejarah bersifat gradual.
- Resolusi dalam teks sejarah berisi kesimpulan.
- Teks cerita sejarah tidak memiliki bagian koda.
Struktur Teks Sejarah
1. Orientasi
Penulis, biasanya baru mulai mengenalkan topik yang akan dibahas. Misalnya, penulis menceritakan asal usul uang, maka di bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai ‘apa itu uang’ terlebih dahulu.
2. Urutan Peristiwa
Urutan peristiwa akan dijelaskan secara gradual. Apa itu gradual? Gradual atau secara berangsur-angsur, kronologis, sesuai dengan waktunya. Misalnya, saat menjelaskan asal usul uang, penulis menceritakannya berdasarkan waktu atau tahun uang mulai bermunculan.
3. Reorientasi
ini berada di bagian akhir teks. Pada tahap ini, penulis akan meninjau kembali mengenai topik yang dibahas. Isinya dapat berupa kritik atau saran.
Contoh Teks Reorientasi pada Teks Sejarah
Contoh 1
Judul: Indonesia Merdeka
Reorientasi
Mendengar teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu aku sangat terharu. Aku tidak menyangka di usiaku yang baru 14 tahun waktu itu, aku menyaksikan sebuah peristiwa besar dalam perjalanan Indonesia. Aku sangat bangga dapat menjadi bagian dari kemerdekaan bangsaku yang tercinta ini.
Aku berharap semoga rakyat Indonesia bisa terus bersatu seperti saat masa-masa perjuangan Indonesia melawan penjajah. Semoga satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia akan terus bertahan selamanya. Setelah Proklamasi dibacakan itu, aku, ayah dan adikku pulang dengan rasa bahagia dan bangga karena Indonesia sudah merdeka.
Judul: Sejarah Danau Toba dan Pulau Samosir
Contoh 2
Reorientasi
Dari letusan yang terjadi, pulau Samosir yang dulunya berada di daratan yang sama dengan pulau Sumatra, menjadi berada di tengah danau. Dahulu kala, saat Pulau Samosir masih berada dalam satu daratan dengan Pulau Sumatera, pulau itu membentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Demi bisa pindah ke sisi Danau Toba yang lainnya, warga harus mengayuh perahunya supaya tidak memutari Samosir.
Kemudian pada era penjajahan Belanda, dibangunlah kanal sungai untuk mempertemukan kedua sisi Danau Toba ini. Sejak saat itulah, perahu bisa lewat dari satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya tanpa memutari Samosir.
Tentunya masyarakat tidak perlu lagi mengayuh perahu dari masing-masing ujung pulau. Dengan kanal sungai itu, terputus lah sudah Samosir dengan daratan Sumatera dan bisa dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau.
Area pemotongan Samosir itu kemudian disebut dengan Tano Ponggol. Pada awalnya, area Tono Ponggol memiliki sebuah jembatan kayu yang berdiri dalam waktu yang cukup lama, hingga pada tahun 1982, jembatan Tano Ponggol ini pun di beton.
Berdasarkan pada buku-buku Budaya Batak, Tano Ponggol “dipotong” Belanda di karena kan ada dua alasan. Alasan pertama, yaitu bertujuan untuk memperlancar transportasi air dan kedua bertujuan untuk memecah belah Bangsa Batak dahulu secara psikologis.
Kaidah Kebahasaan Teks Sejarah
- Menggunakan kata ganti orang ketiga. Penulis memposisikan dirinya berada di luar cerita dan mengisahkan orang lain di dalam cerita. Nah, kata ganti orang ketiga ini terbagi menjadi beberapa kata, yaitu:
- Kata ganti orang pertama tunggal, misalnya: aku, saya, daku, beta, sahaya, diriku, dll.
- Kata ganti orang pertama jamak, misalnya: kita dan kami.
- Kata ganti orang kedua tunggal, misalnya: kamu, engkau, Anda, dirimu, dikau, dll.
- Kata ganti orang kedua jamak, misalnya: kalian.
- Kata ganti orang ketiga tunggal, misalnya: dia, dirinya, beliau, ia, -nya.
- Kata ganti orang ketiga jamak, misalnya: mereka.
- Selain itu, di dalam teks sejarah, kata ganti orang ketiga bisa juga berupa nama orang atau nama tokoh.
- Adanya keterangan waktu (masa lampau) yang merupakan penjelasan kapan peristiwa berlangsung, biasanya menunjukan masa lampau. Contohnya: Pada zaman, pada waktu, pada tahun, dan lain-lainnya.
- Lalu, terdapat keterangan tempat yang menunjukkan dan menginformasikan lokasi peristiwa sejarah, biasanya ditandai dengan kata di, ke, dan dari.
- Konjungsi temporal yang menandai waktu. Berdasarkan letaknya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
- Intrakalimat, konjungsi yang berada di dalam satu kalimat. Contohnya: setelah, lalu, kemudian, dll.
- Antarkalimat, konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan lainnya. Contohnya: selanjutnya, sebelumnya, dll.
- Konjungsi kausalitas yang menyatakan sebab akibat. Berdasarkan letaknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Intrakalimat, konjungsi yang menyatakan sebab akibat dalam satu kalimat. Contohnya: karena, sebab, dll.
- Antarkalimat, konjungsi yang menyatakan sebab akibat dalam dua kalimat. Contohnya: oleh sebab itu, oleh karena itu, dll.
- Menggunakan nomina. Kata yang mengacu pada suatu nama, seperti nama orang, hewan, benda, dan gagasan atau ide. Nomina terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Modifikatif (unsur inti+pewatas): Hari rabu, bulan januari, dll.
- Koordinatif (semua inti): Sandang pangan, hak kewajiban, tanah air, dll.
- Apositif (keterangan): Raja Majapahit, Raden Wijaya, Jokowi, dll.
- Terakhir, menggunakan kata verba atau kata kerja yang menunjukkan tindakan, biasanya ditandai oleh imbuhan me-, ber-, ter-, di-, me-kan, ber-kan, di-kan, dll. Contohnya: melihat, melukis, diserahkan, dll.
Kesimpulan
Reorientasi adalah suatu struktur kalimat yang membentuk teks biografi dan teks sejarah yang meninjau kembali untuk menentukan opini dan sikap, ketika kita telah selesai membaca dan memahami isi dari teks yang disajikan.
Reorientasi sendiri kehadirannya dalam struktur teks biografi dan teks sejarah bisa dibilang bersifat opsional, yaitu dapat dihadirkan maupun tidak, sehingga penting sekali rasanya untuk bisa memahami kegunaan dari reorientasi itu sendiri.
Secara garis besar, reorientasi merupakan peninjauan ulang wawasan yang ditulis pada bagian akhir teks biografi dan teks sejarah yang mempunyai manfaat untuk menentukan sikap atau opini penulis atau pembaca mengenai tokoh yang ditulis dalam teks biografi atau teks sejarah.
Gimana Teman Grameds? Sudah paham dengan apa itu reorientasi? Nah, sebagai latihan dalam menemukan struktur jenis-jenis teks. Kamu bisa baca beberapa buku biografi, sejarah, hingga buku sekolah tentang jenis-jenis teks yang ada di Gramedia. Tentunya bisa kamu dapatkan juga melalui Gramedia.com. Dapatkan informasi #LebihDenganMembaca bersama Gramedia.
Penulis: Indah Utami
Baca juga:
- Cerita Hikayat Singkat
- Ciri-ciri Komik
- Ciri-ciri dan Contoh Kalimat Perintah
- Contoh Pantun Cinta
- Contoh Pantun Nasihat
- Contoh Pantun Anak
- Contoh Pantun Jenaka
- Ciri-ciri Cerpen
- Hikayat
- Jenis Cerita Fiksi
- Jenis Novel
- Kumpulan Contoh Cerita NonFiksi
- kalimat Perintah
- Pengertian Sastra
- Pengertian Syair
- Sastrawan Indonesia
- Pengertian Dongeng
- Pengertian Komik
- Pengertian Cerita Nonfiksi
- Pengertian Sajak
- Pengertian Puisi
- Perbedaan Novel vs Cerpen
- Pengertian Pantun
- Reorientasi
- Tokoh Puisi di Indonesia
- Teori dan Sejarah Sastra
- Seni Rupa Terapan
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien