Resensi Novel Ceros dan Batozar karya Tere Liye: Spin-Off Serial Novel Bumi – Halo, Grameds! pernah mendengar atau sekadar tahu novel berjudul Ceros dan Batozar? Bagi yang belum mengetahuinya, novel Ceros dan Batozar adalah novel spin-off buku ke 4 ½ dari serial novel Bumi karya penulis asal Indonesia yang dikenal dengan nama penanya, yakni Tere Liye.
Novel ini telah berhasil diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada Mei tahun 2018 lalu. Novel bergenre petualangan dan fantasi ini, berjumlah 376 halaman.
Serial novel Bumi ini juga telah berhasil menduduki best seller di Indonesia sebab tema yang diangkatnya pun sangat menarik, yaitu tentang petualangan di dunia paralel.
Sebelum masuk ke pembahasan terkait novel Ceros dan Batozar, bagi yang belum mengetahui atau mungkin bingung terkait urutan serial novel Bumi, perlu kalian ketahui bahwa serial Bumi ini mempunyai 11 urutan buku, di antaranya:
- Bumi (2014)
- Bulan (2015)
- Matahari (2016)
- Bintang (2017)
- Ceroz dan Batozar (2018)
- Komet (2018)
- Komet Minor (2019)
- Selena (2020)
- Nebula (2020)
- Si Putih (2020)
- Lumpu (2020)
Table of Contents
Sinopsis Novel Ceros dan Batozar
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, novel Ceros dan Batozar adalah buku spin-off sebelum masuk ke konflik utama. Novel ini masih mengisahkan petualangan tiga orang sahabat, yakni Ali, Raib, dan Seli.
Ali berasal dari klan Bumi atau klan Aldebaran merupakan seorang yang amat pandai, bahkan dikatakan genius. Dirinya sering merancang berbagai alat canggih, seperti kapsul terbang ILY. Ia memiliki kekuatan dapat berubah menjadi seekor beruang raksasa.
Raib berasal dari klan Bulan merupakan Putri Bulan sebagai pewaris garis keturunan alami klan Bulan yang ke-21 dan yang memiliki Buku Kehidupan. Ia dapat menghilang, mempunyai teknik teleportasi, tameng transparan, pukulan berdentum, dan mampu berbicara dengan alam.
Seli berasal dari klan Matahari, yakni seorang petarung pertama klan Matahari yang berjalan di atas Bumi. Ia merupakan garis keturunan yang ke-30. Kekuatan yang dimilikinya adalah mampu mengeluarkan petir biru, yaitu petir terkuat yang ada di klan Matahari. Kemudian, memiliki kekuatan kinetik dan mampu terbang.
Buku Ceroz dan Batozar mengangkat tema tentang persahabatan yang menyentuh dan mengharukan, keberanian, berbagai pengorbanan, dan kebaikan. Karena memang pada hakikatnya, hal-hal itulah yang menjadi sumber kekuatan terbesar di dunia paralel.
Sesuai dengan judulnya, novel karya Tere Liye ini terdiri dari dua cerita yang cenderung berbeda, yaitu Ceros dan Batozar. Ceros adalah semacam manusia berkepala badak yang menggenggam tongkat perak pada kedua tangannya yang mana nantinya ia akan melakukan penyerangan pada Ali, Raib, juga Seli.
Ceros
Kisah ini berawal saat Ali, Raib, dan Seli ikut dalam suatu karyawisata yang diadakan oleh sekolahnya. Tujuan mereka bertiga adalah untuk mengamati berbagai macam benda yang ada di sebuah lokasi kuno yang usianya telah lebih dari 2.000 tahun. Ali, Raib, dan Seli beserta rombongan lain pun mengelilingi dan sekadar melihat-lihat bangunan atau lokasi kuno tersebut.
Akan tetapi, ketika Seli dan Raib sedang sibuk-sibuknya melakukan pengamatan, secara tiba-tiba Ali berseru bahwa sensor dunia paralel miliknya mendapati pintu kamuflase di bagian selatan dengan jarak 80 kilometer dari lokasi mereka. Dengan kata lain, sensornya mendeteksi terdapat sinyal dengan skala 10 di bawah tanah.
Adapun alat tersebut bernama SupeRaib, meletakkan nama Raib di belakang nama alat itu sebab dirinya malas apabila membahas terkait pelajaran dan lebih menyukai untuk melakukan penelitian mengenai dunia paralel. Meski begitu, dirinya tetap genius dengan hal yang diminati.
Walaupun sudah diingatkan secara terus-menerus oleh ILY, Ali tetap bersikeras ingin pergi ke tempat tersebut. Akhirnya, mode suara dari ILY dimatikan oleh Ali sebab dianggap terlalu bawel dan menakut-nakutinya. Lalu, Ali, Raib, dan Seli berpisah dari rombongan mereka, kemudian menuju ke gedung kuno yang ada di bawah tanah sampai ke kedalaman 1.200 meter di atas permukaan laut.
Di sana pun, mereka mendapati dinding tinggi dan di tengahnya terdapat gerbang yang cukup besar, serta di sebelah kanan juga kiri ada dua patung menyerupai manusia, tetapi kepalanya berbentuk badak yang sedang menggenggam tongkat perak. Pertama kalinya saat melihat patung tersebut, mereka terpukau dan merasa takjub terhadap pemandangan yang indah itu.
Kemudian, baru sesaat mereka menikmati hal tersebut, seketika situasi berubah secara luar biasa setelah matahari mulai terbenam. Patung yang menyambut mereka yang sebenarnya monster dengan kepala badak itu, menyerang Ali, Raib, dan Seli tanpa ampun secara tiba-tiba.
Bahkan, ILY yang memiliki kekuatan canggih saja, tidak sanggup untuk mengimbanginya. Monster dengan kepala badak itu mampu menguasai semua teknik bertarung dalam dunia paralel, seperti pukulan berdentum, teknik kinetik, teleportasi, serangan petir, serta berbagai teknik lainnya yang belum mereka kuasai.
Keadaan pun sudah sangat mencekam dan tidak bisa terkendalikan lagi. Serangan bertalu-talu menimpa Ali, Seli, dan Raib yang mana menereka bertiga berlindung di dalam ILY seketika saat matahari terbit, beriringan pula dengan lenyapnya dua manusia berkepala badak tersebut.
Hingga akhirnya, Ali, Raib, dan Seli bersua dengan Ngglanggeran dan Ngglanggeram yang keduanya berasal dari klan Aldebaran. Dua lelaki kembar itu menjelaskan semuanya, termasuk monster yang telah menyerang mereka bertiga yang disebut sebagai Ceros.
Sebenarnya, Ceros adalah makhluk berkepala badak yang hanya melakukan penyerangan saat malam hari tiba. Kemudian, saat siang hari, Ceros berubah menjadi Ngglanggeran dan Ngglanggeram yang berasal dari klan Aldebaran. Mereka (si kembar) menjadi seperti itu saat alat pengendaliannya dicuri oleh si Tanpa Mahkota sejak 2.000 tahun lalu.
Ngglanggeran dan Ngglanggeram menguraikan secara jelas sebab mereka berada di sana, yakni sejak 40.000 tahun lalu ketika melangsungkan ekspedisi antarklan. Bangunan atau konstruksi kuno bernama Bor-O-Bdur yang dihalangi atau dijaga tameng supaya manusia berkepala badak atau Ceros tidak dapat keluar.
Awalnya, sebelum Ceros ada pun, Bor-O-Bdur sangatlah indah nan elok. Bilamana Ceros berhasil untuk keluar dari sana, dikhawatirkan mereka akan melakukan pemberontakan dan menghancurkan Bumi.
Maka satu-satunya metode agar bisa keluar ialah melalui benda yang mampu mengubah Ceros menjadi bentuk yang asli. Namun, benda atau alat itu telah diambil secara diam-diam atau dicuri oleh si Tanpa Mahkota sejak ribuan tahun lalu dan sangat sukar untuk diambil kembali. Ternyata, benda yang dimaksud adalah sarung tangan Bumi yang dipakai oleh Ali.
Dengan begitu, Ali, Raib, dan Seli pun terancam bahaya berada di dalam Bor-O-Bdur selamanya. Mereka melewati hari demi hari, pergantian siang dan malam yang sangat mencekam sekaligus membahagiakan.
Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan Bumi? Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat Ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju Klan Komet. Mereka bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka paling hebat di dunia paralel.
Batozar
Di sekitar bangunan kuno, yakni lokasi Ali, Raib, dan Seli karyawisata kemarin, sedang menjadi perbincangan oleh semua orang tentang adanya kemunculan kapsul terbang. Selama pagi hari, di dalam kelas, Raib terus-menerus memarahi dan mengomeli Ali sebab dirinya mengira bahwa Ali telah ceroboh menunjukkan ILY versi 5 ke orang banyak (publik).
Kemudian, setelah melakukan perbincangan dengan Miss Selena, nyatanya kapsul terbang muncul itu bukanlah ILY milik si Ali, melainkan Prototipe kapsul terbang dari klan Bulan yang lenyap bersamaan dengan lenyapnya Batozar, yakni sang Penjagal. Batozar adalah orang yang menjadi buronan atau target operasi antarklan sebab ulahnya di masa lampau.
Batozar akan sangat membahayakan apabila dibiarkan berkeliaran di Bumi. Batozar adalah kriminal yang sangat berbahaya bagi klan Bulan yang mana mempunyai kemampuan seni berkelahi dengan tingkat tinggi, juga pengintai terbaik.
Selain itu, ia memiliki kemampuan untuk menguasai teknik dari klan Bulan. Adapun hilangnya atau lenyapnya Batozar dan penampakan Prototipe kapsul terbang yang dicuri memungkinkan bila Batozar sedang menyembunyikan diri di Bumi.
Mengingat hal tersebut, Miss Selena mengimbau dan memerintahkan Ali, Raib, dan Seli agar tidak ikut campur atau berurusan dengan Batozar, kemudian menyerahkan semuanya pada Pasukan Bayangan. Akan tetapi, siapa sangka bahwa mereka bertiga bertemu dengan Batozar di ruang makan.
Seperti biasa, Ali dengan rasa keingintahuan yang besar, membuat keputusan untuk mengikuti Batozar. Dengan kegeniusan yang dimilikinya, Ali berhasil menaruh alat pelacak di tubuh Batozar yang membuat mereka dapat melacak serta mengetahui posisi Batozar tersebut.
Penyerangan secara tiba-tiba oleh Pasukan Bayangan pun dilakukan. Di tengah pergulatan yang sedang terjadi, Batozar mengetahui dan kenal pada Raib. Raib, selaku putri Bulan yang mempunyai kecakapan berbicara dengan alam ini, nyatanya merupakan sebab musabab Batozar melarikan diri dari penjara.
Dalam situasi terdesak, Batozar melakukan teleportasi dengan secara cepat membawa Raib, Seli, juga Ali ke ujung utara Bumi. Di sana pun, Batozar secara paksa menyuruh Raib untuk melakukan kemampuannya itu, yakni berbicara dengan alam untuk memutarbalikkan ke kejadian 100 tahun lalu. Tujuannya adalah agar membuat ingatan Batozar kembali akan wajah istri dan putrinya yang telah hilang.
Bagi Raib, berbicara dengan alam bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan sebab dirinya perlu melakukan konsentrasi penuh agar membuat kilas kejadian itu muncul kembali. Setelah sekian lama mencoba dan tidak juga berhasil, Batozar pun mengalah, berputus asa, dan tidak mau memaksa Raib untuk melakukan hal itu lagi. Akan tetapi, Raib justru bersikeras mencobanya dan pantang pulang sebelum berhasil membantu untuk mengabulkan permintaan Batozar itu.
Batozar dengan rasa bersalah atas paksaan ia lakukan sedari awal, membuat dirinya mencari cara supaya Raib, Ali, dan Seli bisa kembali pulang. Kemudian, Batozar mengaktifkan kembali alat pelacak yang pernah Ali taruh di tubuhnya itu. Tidak lama setelah itu, portal Pasukan Bayangan serta Miss Selena muncul dan bersiap untuk segera melakukan penangkapan pada Batozar, serta mengamankan Raib, Ali, dan Seli.
Saat pertempuran antara Batozar dan Pasukan Bayangan terjadi, Raib ternyata berhasil untuk melakukan teknik berbicara pada alam sehingga kilas kejadian akan 100 tahun lalu pun muncul. Kemudian, menampakkan kejadian dan hal yang melatarbelakangi Batozar di penjara, juga menampilkan saat di mana Batozar bersama dengan sang istri melihat putrinya sedang bermain sepeda. Di situ hanya ada kebahagiaan yang tertampak.
Saat dirinya sedang merasakan momen haru tersebut, hantaman mematikan oleh Pasukan Bayangan sudah tidak dapat dihindari. Hingga akhirnya, dirinya pasrah dan menerima segala baku hantaman yang dilakukan oleh Pasukan Bayangan.
Di saat-saat terakhir pun, Batozar lenyap beriringan dengan cermin kecil yang ditemukan oleh Ali di lokasi terakhir Batozar menyerahkan dirinya.
Bumi, merupakan rangkaian awal dari kisah sekelompok anak remaja berkemampuan istimewa. Mereka yang istimewa, mampu pergi ke dunia paralel bumi, bertemu dengan klan lain dan berhadapan dengan Tamus yang memiliki ambisi membebaskan si Tanpa Mahkota dan kemudian, menguasai Bumi.
Kesimpulan Resensi Novel Ceros dan Batozar
Novel Ceros dan Batozar adalah novel 4 ½ dari seri novel Bumi dan merupakan spin-off petualangan ketiga sahabat, yaitu Ali, Raib, dan Seli, sebelum masuk ke dalam konflik utama yang ada di novel Komet.
Meski novel ini tidak membicarakan konflik yang sepadan dengan buku selanjutnya, yakni Komet. Akan tetapi, dalam novel ini kita diajak untuk berjelajah ke bagian lain dari dunia paralel yang mana di situ masih menyimpan banyaknya berbagai hal yang belum dan sulit terpecahkan.
Persahabatan antara mereka, yakni Ali, Raib, dan Seli semakin erat yang membuat petualangan dari ketiganya semakin seru dan sangat mengesankan.
Pada bagian kisah Ceros, karakter Ali jadi sangat tahu akan perasaan si kembar, Ngglanggeran dan Ngglanggeram yang telah hidup bertahun-tahun di dalam perut bumi. Mereka mengurungkan diri sebab kehilangan alat yang sangat berarti itu. Bahkan, menjadikan kekuatan yang dimilikinya bak bumerang, yakni merugikan diri mereka sendiri.
Lalu, pada kisah Batozar, Raib seperti bercermin pada kejadian Batozar. Perasaan kehilangan dan keputusasaan yang dirasakan oleh Batozar sebab sirnanya memori akan istri dan anaknya, membuat Raib kembali mengingat wajah kedua orang tuanya yang belum pernah ia lihat sama sekali.
Adanya rasa kehilangan, keputusasaan, dan rasa ingin menyerah yang terjadi di petualangan Ali, Raib, dan Seli. Akan tetapi, dengan tanpa sadar, persahabatan yang tulus dan kebaikan yang telah mereka tanam, membuat akhir dari petualangan mereka menjadi sangat berkesan dan berarti.
Itulah Resensi Novel Ceros dan Batozar karya Tere Liye. Apabila kalian penasaran dengan petualangan seru dari ketiga sahabat, yakni Ali, Raib, dan Seli, jangan lupa untuk baca dan koleksi ke-11 seri novel Bumi karya Tere Liye sekarang juga.
Bagi Grameds yang tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun atau ingin mencari novel dengan berbagai genre, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu.
Penulis: Tasya Talitha Nur Aurellia
Sumber: dari berbagai sumber
Setelah Serial pertamanya, Bumi, sukses melejit, kini Tere Liye menghadirkan kisah lanjutannya dengan Bulan. Kini anak istimewa itu bernama Seli, masih 15 tahun. Sama halnya seperti remaja yang lain, Seli mendengarkan lagu-lagu yang sedang hits, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama dan film. Perbedaannya, Seli bisa mengeluarkan petir. Dengan kekuatan itu, Seli berpetualang menuju tempat-tempat yang menakjubkan bersama Raib.
- Urutan Novel Tere Liye
- Resensi Novel Bumi Tere Liye
- Resensi Novel Bulan Tere Liye
- Resensi Novel Matahari Tere Liye
- Resensi Novel Bintang Tere Liye
- Resensi Novel Komet Tere Liye
- Resensi Novel Komet Minor Tere Liye
- Resensi Novel Selena Tere Liye
- Resensi Novel Nebula Tere Liye
- Resensi Novel Si Putih Tere Liye
- Resensi Novel Ceroz dan Batozar Tere Liye
- Resensi Novel Sagaras
- Review Novel Bibi Gill
- Resensi Novel Ily Tere Liye
- Resensi Novel Lumpu Tere Liye
- Resensi Novel Pulang Pergi
- Resensi Novel Selamat Tinggal
- Resensi Novel Tentang Kamu
- Resensi Buku Rindu Tere Liye
- Review Novel Negeri Di Ujung Tanduk
- Resensi Novel Bedebah Di Ujung Tanduk Tere Liye
- Resensi Buku Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
- Review Novel Janji Tere Liye
- Rekomendasi Novel Tere Liye Terbaik
- Rekomendasi Novel Fiksi Indonesia
- Review Novel Si Anak Cahaya
- Review Novel Sepotong Hati yang Baru
- Review Novel Pergi
- Review Novel Yang Telah Lama Pergi