21 Pelajaran untuk Abad ke-21 – Perkembangan zaman yang semakin cepat membuat pola pikir manusia ikut berkembang semakin pesat. Jadi, tidak heran mengapa banyak teknologi terbaru yang bisa diciptakan–yang mungkin tidak pernah dibayangkan oleh manusia sebelumnya. Meski begitu, setiap hal memiliki konsekuensinya masing-masing.
Perkembangan teknologi dan industri yang pesat menimbulkan banyak dampak pada manusia dalam berbagai skala. Mulai dari permasalahan pribadi seperti stres, dampak lingkungan seperti global warming, dan dampak lebih besar seperti munculnya terorisme hingga perang.
Gambaran masa depan seperti ini tentu membuat manusia harus mempersiapkan diri untuk beradaptasi. Yuval Noah H, sebagai seorang penulis telah banyak melakukan riset dan penelusuran, mengembangkan gagasan-gagasan, mengurai isu-isu politik, teknologi, sosial, dan eksistensial sambil memberi saran bagaimana menghadapi masa depan yang mungkin sangat berbeda. Melalui buku 21 Pelajaran untuk Abad ke-21, dia membahas tentang tantangan apa yang dihadapi manusia dan bagaimana manusia mempersiapkan diri.
Table of Contents
Penulis Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
commons.wikimedia.org/Daniel Naber
Yuval Noah Harari ialah seorang filsuf, ahli sejarah, dan penulis buku-buku terlaris Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia, Homo Deus: A Brief History of Tomorrow, 21 Lessons for the 21st Century, dan Sapiens: A Graphic History.
Yuval Noah Harari dianggap sebagai salah satu intelektual publik paling berpengaruh di dunia. Dia lahir di Haifa, Israel pada 1976, dan meraih gelar Ph.D. dari University of Oxford tahun 2002. Dia lalu melanjutkan karirnya sebagai profesor sejarah di Universitas Ibrani Yerusalem.
Yuval Noah Harari telah lama berkutat dalam bidang penelitian seputar sejarah peradaban manusia. Namanya semakin dikenal publik sejak dia berhasil menerbitkan buku pertamanya berjudul Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia di tahun 2014.
Dalam buku Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia, terangkum hal-hal yang ia teliti tentang sejarah manusia yang disebut sebagai revolusi kognitif. Mulai dari kemunculan Homo sapiens yang pertama, di mana mereka mulai menyingkirkan keberadaan Neanderthal. Buku ini akan membawamu ke masa lalu dan menguliti tentang revolusi manusia yang terjadi sampai saat ini.
Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia pernah masuk dalam 10 buku terlaris versi New York Times dan berada di posisi 1 sampai 3 daftar buku laris Sunday Times selama 96 minggu. Buku ini direkomendasikan Barack Obama, Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan tokoh lain. The Guardian bahkan menyatakan Sapiens merevolusi pasar non-fiksi dan mempopulerkan “buku cerdas”.
Setahun kemudian, dia melanjutkan tulisan sejarahnya yang membahas bagaimana manusia mampu memprediksi masa depan. Buku keduanya itu berjudul Homo Deus: A Brief History of Tomorrow. Buku yang mendapat pujian kritis, yang menelaah proyek-proyek besar masa depan yang dihadapi manusia pada abad ke-21. Sejak terbit, jutaan eksemplar Homo Deus sudah terjual di seluruh dunia, dan buku tersebut sudah diterjemahkan ke lebih dari 50 bahasa.
21 Lesson for the 21st Century menjadi buku ketiga Yuval Noah Harari yang dirilis pada 2018 sesudah menjelajahi masa lalu dan masa depan pada dua buku sebelumnya. 21 Lesson for the 21st Century diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul 21 Pelajaran untuk Abad 21 yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2023.
Buku tersebut menceritakan tentang suasana masa kini, tentang pertanyaan-pertanyaan besar yang terjadi sekarang, bagaimana cara mempersiapkan diri diri untuk menghadapinya. Dalam tahun pertama sesudah terbit, 21 Lesson for the 21st Century terjual lebih dari 4 juta eksemplar di seluruh dunia, dan buku tersebut diterjemahkan ke lebih dari 40 bahasa.
Pada tahun 2020, volume pertama Sapiens: A Graphic History hadir. Ini merupakan adaptasi Sapiens menjadi seri novel grafis. Yuval Noah Harari bekerja sama dengan dua komikus terkenal, David Vandermeulen (penulis) dan Daniel Casanave (illustrator) untuk menggarapnya.
Tulisan-tulisan Yuval Noah Harari telah mendapat beberapa penghargaan, seperti gelar doktor kehormatan dari Vrije Universiteit Brussel (VUB, Universitas Terbuka Brussel) pada tahun 2020. Kemudian 21 Lessons mendapat penghargaan sebagai “Buku Pengetahuan Tahun Ini” dari majalah Jerman Bild der Wissenschaft dan Sapiens meraih penghargaan “Buku Akademis Tahun Ini” sebagai bagian Academic Book Trade Awards Kerajaan Inggris pada tahun 2019.
Track record Yuval Noah Harari dalam hal sejarah dan riset membuat tulisan-tulisannya sangat “berdaging” untuk dibaca. Tak heran, karya-karyanya selalu best-seller dan menjadi santapan yang mengenyangkan pengetahuan pembaca.
Sinopsis Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
21 Pelajaran untuk Abad 21 menceritakan tentang suasana yang terjadi saat ini dan mendalami perkara-perkara yang tengah mendesak, seperti perihal teknologi, edukasi, terorisme, dan hal lainnya yang bisa dikembangkan dengan kekuatan manusia.
21 Pelajaran untuk Abad Ke-21 karya Yuval Noah Harari adalah penyelidikan yang cermat dan visioner atas perkara-perkara yang paling mendesak selagi kita bergerak ke masa depan yang belum tertebak. Selagi teknologi melaju lebih cepat daripada pemahaman kita terhadapnya, selagi peretasan menjadi taktik perang, dan selagi dunia semakin terpolarisasi.
Dalam buku 374 halaman ini, Yuval Noah Harari membahas bagaimana menjalani hidup di tengah perubahan yang cepat dan membingungkan, serta mengangkat pertanyaan-pertanyaan utama yang perlu kita ajukan kepada diri sendiri sehingga kita mampu terus bertahan.
21 Pelajaran untuk Abad Ke-21 menjadi panduan dalam menghadapi perubahan zaman dengan memperingatkan manusia mengenai bagaimana cara belajar, beradaptasi, dan bertahan. Poin-poin pembelajaran yang terdapat buku ini antara lain mengenai kekecewaan, pekerjaan, kebebasan, kesetaraan, komunitas, peradaban, nasionalisme, agama, imigrasi, terorisme, perang, kerendahan hati, Tuhan, sekularisme, ketidaktahuan, keadilan, pasca-kebenaran, fiksi ilmiah, pendidikan, makna, dan meditasi.
21 istilah tersebut, menurut Yuval Noah Harari akan menjadi poros-poros kehidupan manusia saat ini hingga masa yang akan datang. Buku ini merefleksikan poin-poin di atas secara historis serta kemungkinan yang akan hadir.
Dalam 21 bab yang provokatif sekaligus mendalam, Yuval Noah Harari mengembangkan gagasan-gagasan yang dijelajahinya di buku-bukunya terdahulu, mengurai isu-isu politik, teknologi, sosial, dan eksistensial sambil memberi saran bagaimana menghadapi masa depan yang mungkin sangat berbeda. Keahliannya dalam memahami dari mana kita berasal dan ke mana kita menuju telah meraih imajinasi jutaan pembaca di seluruh dunia.
Di buku ini, Yuval Noah Harari mengajak kita mempertimbangkan kembali nilai-nilai, makna, dan keterlibatan pribadi di dunia yang penuh keriuhan dan ketidakpastian. Saat kita kebanjiran informasi yang tak relevan, kejernihan menjadi kekuatan. Tantangan-tantangan zaman yang kompleks tersaji dengan jernih dan mudah dimengerti dalam 21 Pelajaran untuk Abad Ke-21.
Yuk, biar nggak penasaran dengan isi dari buku ini, Grameds bisa mendapatkan bukunya di gramedia.com atau bisa dengan klik gambar buku di bawah ini, saja.
Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
21 Pelajaran untuk Abad Ke-21 merupakan buku yang akan menjawab segala permasalahan yang hadir silih berganti di setiap kehidupan manusia. Buku karya Yuval Noah Harari ini akan menguraikan beberapa masalah dalam kelompok bab-bab, menjelaskan sebab dan akibatnya serta hal-hal yang bisa kita pelajari untuk bisa keluar dari masalah tersebut.
Bila diamati, buku ini memiliki kecenderungan kuat dalam mengkritisi agama, nasionalisme, dan kebebasan sehingga dapat menyakiti orang-orang yang memiliki fanatisme pada agama, negara atau gerakan pembebasan tertentu.
Secara umum, buku ini memaparkan tiga ancaman yang memiliki probabilitas menghancurkan bumi, di antaranya: perang nuklir, keruntuhan ekologi, dan disrupsi teknologi. Yuval Noah Harari juga menyampaikan bahwa ancaman yang paling mematikan adalah teknologi (terutama algoritma dan Artificial Intelligence (AI)). Terdapat dua kemungkinan yang manusia dapatkan dari teknologi itu sendiri. Pertama, teknologi dapat membantu mempermudah pekerjaan. Kedua, teknologi dapat menggantikan sebagian besar peran manusia.
Menurut dia juga, manusia sesungguhnya sedikit demi sedikit dikendalikan oleh Google, hati manusia dikendalikan oleh algoritma YouTube dan Instagram, hasrat, keinginan dan dorongan manusia sudah dipengaruhi oleh marketplace online seperti Amazon, Lazada, Alibaba, dan lain-lain. Dalam pengambilan keputusan, manusia juga sudah dikendalikan algoritma, misalnya memakai Google Maps selama perjalanan.
Penutup
Kenyataan-kenyataan yang dipaparkan dalam buku ini dapat diterima sebagai wacana yang mampu membuat manusia berefleksi dan siaga atas kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Masa depan yang diimajinasikan manusia tidak seindah sebuah trailer film. Baginya, nilai yang penting bagi pengambilan keputusan kita adalah, “Lebih baik kita memahami pikiran kita sebelum algoritma menciptakan pikiran kita untuk kita.”
Materi yang disajikan dalam buku ini didasarkan pada hasil riset dan data yang kuat. Buku ini juga bisa menjawab kebingungan kita tentang bagaimana bertahan di abad yang sarat dengan perkembangan dan perubahan ini dengan tetap damai menghadapinya.
Namun, karena ini adalah novel terjemahan, bahasa yang digunakan akan terasa cukup berat bagi mereka yang tidak terbiasa membaca buku serupa, sehingga buku ini mungkin bukan cup of tea bagi semua orang. Meski begitu, Yuval Noah Harari berhasil melihat fenomena dari berbagai sisi dan memberikan solusi tentang apa yang harus manusia hadapi.
Kamu bisa dapatkan buku 21 Pelajaran untuk Abad 21 di toko gramedia terdekat atau di gramedia.com. Kamu juga bisa beli versi digitalnya melalui ebooks.gramedia.com. Yuk, beli bukunya sekarang juga!
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Ananda Aprilia
Referensi:
- Harari, Yuval Noah. 2023. 21 Pelajaran untuk Abad 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- https://www.tribunnewswiki.com/2021/11/26/yuval-noah-harari
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku A Slow Fire Burning
- Review Buku Alien Karya Lee Chanhyuk
- Review Buku Artemis Fowl
- Review Buku Boundary Boss: Berani Tentukan Batasan
- Review Buku Crying In H Mart
- Review Buku Dari Priyayi sampai Nyi Blorong
- Review Buku Esther Bunny Karya Esther Kim
- Review Buku Finding Ikigai in My Journey
- Review Buku How To Win An Argument
- Review Buku Jangan diklik #1: Rahasia Ayu
- Review Buku Jangan Diklik #2: Ketika Sukma Terjaga
- Review Buku Kambing Hitam Teori Rene Girard
- Review Buku Kisah dari Halaman Belakang
- Review Buku Kuasa Uang
- Review Buku Life Without Limits: Tanpa Lengan Dan Tungkai
- Review Buku Memory For Forgetfulness
- Review Buku Merakit Kapal
- Review Buku N Or M
- Review Buku Nusantara Karya Bernard H. M. Vlekke
- Review Buku Our Violet Ends
- Review Buku Para Perawan (The Maidens)
- Review Buku Perbaiki Diri, Perbarui Hati
- Review Buku Practical Step To Think And Grow Rich
- Review Buku Saga Dari Samudra Karya
- Review Buku Saha Mansion
- Review Buku Sepasang Sepatu Tua
- Review Buku Seribu Wajah Ayah
- Review Buku Stargirl
- Review Buku Ten Years Challenge
- Review Buku Tetap Waras Di Tengah Orang Toksik
- Review Buku The Circle Blueprint
- Review Buku The Devil All The Time
- Review Buku These Violent Delight
- Review Buku Verity
- Review Buku We Hunt The Flame
- Review Buku Wizard Bakery
- Review Komik Jujutsu Kaisen
- Review Novel Atharrazka
- Review Novel Buku Besar Peminum Kopi
- Review Novel Book Shamer
- Review Novel Catur Karya Blueantlawarm
- Review Novel Fahrenheit 451 Mass Market
- Review Novel Hijab for Sisters 4
- Review Novel Jiva: Kala Kehidupan Misteri Menyapa
- Review Novel Keep Up with Us
- Review Novel Moby Dick
- Review Novel Parijs van Java
- Review Novel Pemetik Bintang
- Review Novel Puisi Mbeling
- Review Novel Punching the Air
- Review Novel Second Chance
- Review Novel The Book of Two Ways
- Review Novel Tokyo dan Perayaan Kesedihan
- Review Novel To All the Boys I’ve Loved Before
- Review Novel To The Bone
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap