Belahan Jantungku – Apa hal yang paling membuat seorang perempuan merasa istimewa selain menjadi perempuan itu sendiri? Jawabannya adalah menjadi seorang ibu. Perempuan dengan ceritanya masing-masing, perjalanan seorang perempuan yang tidak bisa disamakan antara yang satu dengan lainnya.
Perempuan dilahirkan ke dunia sebagai seorang anak, menikah dengan laki-laki yang dicintainya menjadi seorang istri, dan melahirkan jiwa yang baru menjadi seorang ibu. Kisah perempuan barangkali tidak selalu sama, seperti Tuhan menciptakan manusia yang beragam, perempuan pun diciptakan dengan kisah, tantangan, dan takdir yang dipegangnya masing-masing.
Sama seperti ketika manusia mencari jati diri, proses perjalanan kehidupan perempuan pun spesial dengan rimbanya masing-masing. Seperti kisah Andien Aisyah dalam buku “Belahan Jantungku” ini yang bercerita tentang kisahnya sendiri sebagai perempuan dan proses dirinya menjadi seorang ibu.
Bagi seorang perempuan, bukan hanya harus siap dengan kodrat di masa mendatang nanti. Tapi juga penting untuk selalu sehat secara fisik dan mental. Bagi Andien Aisyah sendiri, menjadi seorang ibu artinya harus menyadari bahwa tidak semua orang akan memahami pilihan-pilihannya yang diambilnya.
Buku ini adalah kisah Andien Aisyah dengan segudang kebingungan dan ketidakpercayaan dirinya menjadi ibu baru, dan oleh karena hal tersebut ia membagikan kisahnya melalui buku “Belahan Jantungku”. Buku ini akan memperlihatkan sisi lain seorang Andien yang bertanya-tanya tentang dunia seorang perempuan, calon ibu hingga menjadi ibu.
Yuk, mari kita simak review tentang buku Belahan Jantungku ini, biar Grameds semakin yakin lagi untuk mendapatkan informasi seputar pengalaman menjadi seorang ibu.
Table of Contents
Lebih Dekat dengan Andien Aisyah, Penulis Buku Belahan Jantungku
Andien Aisyah Hariadi, perempuan yang lahir pada 25 Agustus 1985 ini lebih dikenal sebagai seorang penyanyi. Kehadirannya di dunia musik selama hampir dua dasawarsa melambungkan namanya. Andien memiliki prinsip bahwa hidup di muka bumi ini tidak lain adalah untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain.
Sejak kecil, Andien memiliki ketertarikan dengan dunia musik, terutama pada genre musik jazz. Saat duduk di bangku kelas tiga SD, ia sudah mulai mengikuti berbagai festival di lingkup tempat tinggalnya. Dengan adanya dorongan dari sang ibu, Andien akhirnya mengikuti pendidikan musik di EMS (Elfa Music Studio) yang dipimpin oleh Elfa Secioria.
Album pertamanya dirilis ketika Andien berusia 15 tahun pada bulan Februari 2000 dengan judul album “Bisikan Hati” yang diproduseri oleh pimpinan tempat Andien belajar musik, Elfa Secioria. Album tersebut terjual sekitar 30.000 keping.
Tidak sampai di situ, kesuksesan dengan album pertamanya mengantarkan Andien merilis album kedua yang berkolaborasi dengan Indra Lesmana dan Aksan Sjuman melalui albumnya yang berjudul “Kinanti” pada tahun 2002 dan album “Gemintang” yang bekerja sama dengan Tohpati pada tahun 2005.
Keterlibatannya dalam dunia musik membuat Andien memenangkan berbagai penghargaan, salah satunya adalah penghargaan Anugerah Musik Award (AMI) untuk kategori pendatang baru terbaik pada tahun yang sama ketika album pertamanya dirilis.
Andien Aisyah adalah satu penyanyi produktif yang menghasilkan musik berkualitas. Ia konsisten dengan genre musiknya sejak kecil, yaitu jazz. Karirnya dalam dunia musik membuat Andien sering berkolaborasi dengan para musisi senior dari dalam maupun luar negeri di berbagai festival musik, seperti Jeff Lorber pada Java Jazz Festival (JFF) pada 2005, dengan Jepang ansambel vokal Jammin Zeb (JFF) pada 2008, dengan Bob James (ASEAN Jazz festival) pada 2008 di Batam, Frank Griffith (JFF) pada 2010, serta dengan sang legenda piano jazz Indonesia Buby Chen pada JFF 2010, dan pelopor Indonesia progressive rock band Discus pada JFF 2006.
Pelantun lagu “Saat Bahagia” bersama grup musik Ungu tersebut kemudian menikah dengan seorang fotografer dan pengusaha yang bernama Irfan Wahyudi atau dikenal dengan Ippe. Andien juga dikenal sebagai penyanyi yang memiliki gaya hidup dekat dengan alam. Acara pernikahannya dengan Ippe yang bertema rustic banyak menginspirasi orang banyak.
Tidak puas hanya menjadi seorang penyanyi, pernikahannya yang dikaruniai seorang anak bernama Anaku Askara Biru dengan sapaan akrab Kawa membawa dirinya menulis sebuah catatan inspirasi tentang pengalamannya menjadi ibu lewat buku “Belahan Jantungku” yang resmi dirilis pada 4 November 2019 lalu.
Buku “Belahan Jantungku” ditulis atas permintaan penerbit dan pembaca karena melihat keseharian Andien bersama anaknya, Kawa, melalui media sosial pribadinya. Bahkan tidak sedikit caranya merawat anak menjadi kiblat bagi para ibu muda di seluruh Indonesia.
Bagaimana Andien Aisyah Menceritakan Proses Pengalamannya Menjadi Ibu?
“Tuhan, aku adalah bejana kosong. Tolong isi dengan apa pun yang Kau berikan untukku jika memang itu sesuai dengan jalanku. Aku percaya, aku tidak sendirian menjalani kehamilan ini.” – Andien Aisyah
Belahan Jantungku karya Andien Aisyah merupakan catatan pembuka mengenai perjalanannya untuk menemukan diri, pengalaman kehamilan, persalinan, mengasih, menyapih hingga saling menguatkan sesama perempuan. Buku ini adalah ajakan Andien untuk lebih memahami diri sendiri dengan pilihan masing-masing sebagai seorang ibu,
Buku ini adalah kisah perjalanan Andien sebagai seorang ibu, sebuah perjalanan yang akan dilalui oleh semua perempuan yang dalam menuju tujuan seringnya ditimpa dengan kebahagiaan yang membuncah atau bahkan air mata yang meluap-luap.
Pengalaman hamil dan melahirkan yang menjadi momen spesial sepasang kekasih, terkhusus perempuan, menjadi langkah pertama untuk menapaki jalan panjang dalam merawat titipan Tuhan. Proses yang berbeda dari setiap perempuan itulah yang mengantarkan Andien ingin berbagi kisahnya lewat buku ini.
Andien Aisyah bersama R. Kenyasentana akhirnya menulis buku “Belahan Jantungku”. Buku ini adalah energi positif dari mereka yang ikut berkontribusi dalam perjalanan Andien menemukan sosok dirinya yang baru, seorang ibu.
Andien kemudian mengajak para pakar untuk bicara dan turut menitipkan pesan penting dalam buku ini, mereka adalah Reza Gunawan, Nia Umar, Tantan Kuswandi, Fonda Kuswandi, Dokter Ratih Ayu Wulandari, Irene Mongkar, Gobind Vashdev, Coach Yusa Aziz, dan Najeela Shihab.
Belahan Jantungku dibuka dengan kata pengantar dari Reza Gunawan, seorang praktisi kesehatan holistik dan pegiat gentle birth. Kata pengantar dalam buku ini memberikan dua wawasan baru. Pertama, mengembalikan perempuan sebagai pemeran utama yang aktif dalam proses persalinan. Kedua, berserah diri pada proses yang sudah menjadi kodrat dasarnya seorang perempuan bahwa semua yang terjadi pada perempuan adalah sebuah peristiwa yang alamiah.
Melalui buku ini yang Andien tulis bersama rekan satu komunitasnya, Kenya, ia ingin menjelaskan bahwa pengalaman dan pilihan-pilihan yang dibuat oleh keluarga kecilnya kadang tidak bisa disepakati oleh semua orang. Andien bersama keputusan-keputusan atas dirinya dan untuk anaknya di dalam buku ini menjadi media interaksi dengan dirinya sendiri dan bahkan bonusnya adalah bertemunya ia dengan orang-orang yang sangat berarti bagi dirinya.
Kebingungan dan ketidakpercayaan diri Andien akan menjadi seorang ibu rupanya menghasilkan buku berkualitas ini. Andien Aisyah yang pada saat itu akan menjadi ibu adalah sesuatu yang terjadi di luar kendalinya membuat ia bertekad untuk terus tumbuh dan belajar serta mempersiapkan dirinya dalam menjalani proses kehamilan.
Melalui pengalaman Andien, kita tahu bahwa proses pembelajaran hidup tidak terhenti dan tidak hanya dimulai ketika kita memiliki peran baru. Sejatinya bagi para ibu dan menjadi orang tua adalah proses belajar yang tidak pernah selesai.
Review Buku Belahan Jantungku
Belahan Jantungku adalah buku yang dekat, intim, dan hangat yang disampaikan oleh perempuan untuk para perempuan di luar sana. Buku yang terkesan tidak menggurui ini wajib dibaca, terkhusus untuk para perempuan yang sedang mengalami fase yang sama seperti Andien.
Andien dan pengalamannya sebagai perempuan memahami betul bagaimana kehidupan perempuan bisa berubah dalam hitungan waktu. Buku ini merangkum banyak hal tentang pola asuh yang Andien lakukan seperti pentingnya mengenalkan alam dengan anak, kemudian tentang mengasuh diri sendiri sebelum akhirnya mengasuh anak, dan Andien juga menulis tentang bagaimana perempuan seharusnya saling mendukung perempuan lain.
Lewat “Belahan Jantungku” Andien ingin menyampaikan bahwa semua perempuan itu istimewa dengan jalan dan ceritanya masing-masing. Andien juga menyampaikan bahwa tidak ada perempuan yang sempurna. Perempuan boleh bersedih ketika dirinya sedang rapuh.
Andien berharap buku ini bisa menjadi teman dan sahabat bagi siapa saja yang membacanya. Tidak hanya sampai di situ, buku ini juga ditulis berdasarkan sumber dari para narasumber tempat Andien menentukan pilihan sehingga sedikit banyaknya buku ini bisa menjadi pengetahuan baru untuk belajar menjadi seorang ibu.
Secara sederhananya, buku “Belahan Jantungku” ini adalah tentang perjalanan Andien ketika memulai dan sebelum hingga menjadi ibu. Dengan penyampaian bahasa yang ringan, menarik, dan mudah dipahami buku ini wajib dibaca, karena akan membuka mata kita bahwa perempuan tidak pernah berjalan sendiri untuk terus belajar tentang dirinya yang akan menjadi seorang ibu.
Penutup
Menjadi seorang ibu memang tidak mudah dan akan selalu belajar untuk memahami si buah hati. Meski begitu, menjadi seorang ibu akan ada kebahagiaan tersendiri yang sulit sekali untuk diungkapkan melalui kata-kata. Untuk Grameds yang sedang mencari buku tentang pengalaman menjadi ibu, maka buku Belahan Jantungku karya Andien Aisyah ini cocok untuk dibaca.
Grameds, bisa mendapatkan buku yang penuh dengan pesan-pesan ini di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Melani Wulandari
Rujukan:
- https://www.gramedia.com/blog/cerita-andien-sebagai-ibu-di-buku-belahan-jantungku/
- https://www.orami.co.id/magazine/andien-aisyah-meluncurkan-buku-belahan-jantungku
- http://bicaramusik.id/profil/a/andien/
- Review Buku Aku Lala Padamu
- Review Buku Alasan untuk Tetap Hidup
- Review Buku Anak-Anak Tukang
- Review Buku Angsa dan Kelelawar
- Review Buku Beautiful Uncertainties
- Review Buku Belahan Jantungku
- Review Buku Berani Berubah Untuk Hidup Yang Lebih Baik
- Review Buku Chain of Iron
- Review Buku China’s Disruptors
- Review Buku Convenience Store Woman
- Review Buku Filosofi Teras
- Review Buku Hidup Sederhana: Hadir di Sini dan Saat Ini
- Review Buku In the Middle of Everything
- Review Buku Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Besar
- Review Buku Kakeibo
- Review Buku Kapan Nanti: Novel Terbaru Ziggy
- Review Buku Life as We Know It
- Review Buku Lord of The Darkwood
- Review Buku Marketing 4.0
- Review Buku Misteri Listerdale
- Review Buku Penjelajah Antariksa 7: Planet Biru
- Review Buku Pressure and Pleasure
- Review Buku Puisi Perihal Gendis
- Review Buku The Naked Traveler 8
- Review Buku Wabi Sabi
- Review Komik A Couple of Cuckoos
- Review Komik Blue Lock
- Review Komik Boruto
- Review Komik C.M.B.
- Review Komik Death Note
- Review Komik Fight Ippo
- Review Komik Haikyu!!
- Review Komik Love, Blob
- Review Komik Mashle
- Review Komik My Hero Academia
- Review Komik Q.E.D IFF
- Review Komik Ruler of The Land
- Review Komik Spy x Family
- Review Komik The King's Beast
- Review Komik Tomie Part 2 Karya Ito Junji
- Review Novel After All This Time Karya Ollyjayzee
- Review Novel Agaskar
- Review Novel Ayah dan Sirkus Pohon
- Review Novel Buku Catatan Josephine (Crooked House)
- Review Novel Dari Aku yang Hampir Menyerah
- Review Novel Eknath
- Review Novel Enola Holmes #6: Kasus Perpisahan Gipsi
- Review Novel Fickle and Brittle
- Review Novel Ghosting Writer
- Review Novel Hingga Ujung Cakrawala
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Kasus Kipas Merah Muda Misterius
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes - Misteri Nona Bertangan Kidal
- Review Novel Kuliner Aruna dan Lidahnya
- Review Novel Lebih Senyap dari Bisikan
- Review Novel Lelaki di Sudut Cafe
- Review Novel Mata dan Manusia Laut
- Review Novel Mata dan Nyala Api Purba
- Review Novel Mata dan Rahasia Pulau Gapi
- Review Novel Pantai Pesisir
- Review Novel Pembunuhan di Teluk Pixy
- Review Novel Poempm
- Review Novel Psychic Detective Yakumo 2: That Which Connects Souls
- Review Novel Pulang
- Review Novel Putri Cina
- Review Novel Rumah Hujan
- Review Novel Rewrite My Heart
- Review Novel Salju Pertama di New York
- Review Novel Saman
- Review Novel Semua Ikan di Langit Karya Ziggy Z
- Review Novel Series American Royals 1
- Review Novel Shine
- Review Novel Si Anak Savana
- Review Novel Solo Leveling 3
- Review Novel The Maltese Falcon
- Review Novel The Nightingale
- Review Buku The Taming of The Shrew
- Review Novel The Underling Purpose
- Review Novel Three Act Tragedy (Tragedi Tiga Babak)
- Review Novel White Fang
- Review Novel Yakumo The Abyss Of A Soul
- Review Cursed Bunny
- Review Srimenanti