Dilan 1991 – Membaca buku menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan jika sudah menemukan buku apa yang cocok untuk kamu baca. Itu adalah alasan yang penting agar kamu mempunyai minat baca yang tinggi. Ada beberapa jenis novel yang bisa dibaca sesuai dengan usia.
Bagi para remaja, akan sangat cocok jika membaca novel yang memiliki genre teenlit. Istilah teenlit diambil dari singkatan Teen Literature, yaitu memiliki arti bahwa sebuah karya sastra yang menceritakan tentang kehidupan para remaja dan berkaitan seperti yang dirasakan remaja.
Dalam novel teenlit, biasanya berisi tentang kisah percintaan yang terjadi pada remaja, tentang persahabatan, tentang keluarga, atau tentang kehidupan sehari-hari remaja, yang dikemas dengan genre komedi, fantasi, bahkan horor dan misteri. Novel teenlit ditulis dengan kalimat sederhana dan ringan, yang mudah dimengerti, menarik dibaca, dan terdapat beberapa pesan moral yang disisipkan oleh penulis. Novel teenlit ini dapat membuat pembaca merasakan hal yang sama dengan apa yang diceritakan di dalam novelnya.
Dilan 1991, terdengar sangat familiar bukan? Pastinya Grameds sudah tahu dong Dilan itu siapa? Itu lho yang terkenal dengan dialog ‘Jangan rindu, berat. Kau tak akan kuat, biar aku saja’ dialog yang sangat populer itu masih diperbincangkan dan dijadikan sebagai candaan hingga saat ini. Hal tersebut menandakan bahwa cerita Dilan sangat membekas di hati masyarakat Indonesia, sehingga banyak sekali orang yang terkena virus Dilan.
Dilan 1991 merupakan salah satu novel bergenre teenlit yang didalamnya menceritakan kisah cinta para remaja SMA dan cerita-cerita tentang persahabatan antar tokohnya. Novel ini mengisahkan cerita lanjutan dari novel pertamanya yaitu Dilan 1990, di novel ini diceritakan tentang Dilan dan Milea yang sudah menjalani hubungan pacaran.
Dalam novel kedua ini, Dilan dan Milea akan dihadapi dengan beberapa rintangan dalam hubungannya, salah satunya adalah klub geng motor Dilan yang diikutinya, Milea ternyata tidak suka Dilan ikut-ikutan dengan klub geng motor tersebut.
Meski terdengar ringan, novel berjudul Dilan 1991 ini bisa menjadi hiburan yang menyenangkan. Lantas apa ya yang akan dilakukan Dilan dan Milea untuk mempertahankan hubungannya? Apakah Dilan akan keluar dari klub geng motor itu? Atau apakah Milea dapat memaklumi hobi kekasihnya yang ikut ke dalam klub geng motor tersebut?
Jika Grameds yang penasaran tentang novel teenlit, Grameds bisa membaca buku berjudul Dilan 1991 Karya Pidi Baiq ini untuk menemukan jawabannya. Yuk kita simak penjelasan dan review singkatnya tentang buku Dilan 1991 Karya Pidi Baiq ini!
Table of Contents
Sinopsis Buku Dilan 1991 Karya Pidi Baiq
“Jika aku berkata bahwa aku mencintainya, maka itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap.”
?Milea
“Senakal-nakalnya anak geng motor, Lia, mereka shalat pada waktu ujian praktek Agama.”
?Dilan
Milea pun kembali bercerita tentang kisah percintaannya dengan Dilan. Layaknya pasangan yang baru berpacaran pada umumnya, Milea tentu mengalami masa yang indah di SMA seusai resmi menjadi pacar Dilan. Meski Milea merasa khawatir dengan Dilan yang bergabung dengan geng motor, karena Melia takut terjadi hal yang buruk menimpa Dilan karena geng motornya. Namun, beberapa masalah terus menimpa hubungan mereka berdua hingga hubungan keduanya berada di ujung tanduk.
Review Dilan 1991
Novel Dilan 1991 ini menceritakan kisah tentang Dilan dan Milea yang sudah berpacaran. Milea masih menceritakan kelanjutan kisah pacarannya dengan Dilan pada novel ini setelah peresmian hubungan mereka yang konyol di dalam warung. Dilan 1991 ini lebih banyak menceritakan konflik-konflik antara Dilan dan Milea yang sangat berpengaruh pada hubungan keduanya. Tidak hanya itu, di novel ini juga lebih banyak konflik eksternal seperti konflik geng klub motor Dilan.
Dilan 1991 ini pada awalnya menceritakan kisah-kisah asmara yang dialami oleh Dilan dan Milea melalui sudut pandang Milea sebagai penulis. Hal tersebut berhasil membuat para pembaca terbawa perasaan dan merasa iri dengan hubungan yang mereka miliki.
Namun, di tengah-tengah cerita banyak konflik yang terjadi yang mempengaruhi hubungannya, mulai dari Beni sang mantan pacar Milea yang masih belum terima kalau hubungannya dengan Milea kandas di tengah jalan, klub geng motor Dilan, hingga munculnya saudara Milea yang dapat memperkeruh hubungan Dilan dan Milea.
Di dalam novel kedua ini, kita dapat melihat bagaimana usaha Milea untuk mempertahankan cintanya pada Dilan. Milea harus menghadapi pernyataan-pernyataan cinta dari cowok-cowok yang naksir kepadanya. Mulai dari Beni, sang mantan pacar, Kang Adi, guru privatnya yang mahasiswa ITB, Yugo, teman masa kecilnya hingga Pak Dedi, guru magang di SMA Milea. Semua itu ditolak hanya karena Dilan, Milea hanya mencintai Dilan seorang. Namun, Dilan ternyata membuat Milea kecewa, karena Dilan tidak bisa melepaskan diri dari klub geng motornya itu.
Dalam novel Dilan 1991 ini, para pembaca masih dibawa ke masa tahun 90an dimana masa-masa Dilan dan Milea yang masih menduduki bangku SMA. Di novel ini juga tidak hanya terfokus ke hubungan antara Dilan dan Milea saja, tapi karakter-karakter lain juga ditonjolkan dan memiliki konfliknya tersendiri. Selain itu, Dilan 1991 ini merupakan cerita terakhir dari sudut pandang Milea. Karena untuk novel selanjutnya yang berjudul Milea, itu ditulis berdasarkan sudut pandang Dilan.
Lantas, bagaimanakah kelanjutan cerita romantis di dalam novel ini? Apa sih yang menjadi masalah utama dalam hubungan Dilan dan Milea? Memang apa sih yang dilakukan klub geng motor Dilan hingga Milea tidak suka? Dan bagaimana cara Dilan dan Milea menyelesaikan masalah yang datang ke hubungannya?
Jika Grameds penasaran, Grameds bisa membaca buku Dilan 1991 ini dan dapatkan cerita kisah tentang masa-masa SMA tahun 90an yang penuh dengan cinta, canda, dan tawa ini dari karya Pidi Baiq di Gramedia.com.
Mengenal Pidi Baiq
Pidi Baiq lahir pada tanggal 8 Agustus 1972 di kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Pidi Baiq merupakan seorang penulis novel, illustrator, dosen musisi dan pencipta lagu. Pidi Baiq melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD).
Pidi Baiq mulai terkenal karena grup band yang didirikan pada tahun 1995 yang bernama The Panas Dalam. Selain itu, namanya semakin melejit karena novel triloginya yang diberi dengan judul Dilan 1990, Dilan 1991, dan yang terakhir adalah Milea.
Novel triloginya yang sangat populer itu, akhirnya diadaptasikan menjadi sebuah film layar lebar dan menggandeng nama-nama aktor terkenal juga seperti Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan dan Vanesha Prescilla sebagai Milea. Selain itu, film Dilan 1990, Dilan 1991, dan Milea selalu populer di masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia bahkan sudah hafal beberapa dialog terkenal dari film tersebut, seperti: “Jangan rindu, berat. Kau tak akan kuat, biar aku saja” , “Jangan bilang padaku ada yang menyakitimu, nanti besoknya orang itu akan hilang”, hingga “Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu, enggak tahu kalau sore, tunggu aja”.
Kutipan dialog-dialog diatas sukses membawa masyarakat Indonesia terkena virus Dilan, bahkan dari motor Dilan, jaket Dilan, hingga jalan kota Bandung yang digunakan sebagai keperluan syuting film itu juga sangat populer. Banyak orang yang membeli jaket dan motor yang sama persis yang ada di film Dilan, atau bahkan banyak orang yang mengunjungi jalan Buah Batu di Bandung hanya untuk melihat lokasi syutingnya.
Pidi Baiq sukses membuat karakter Dilan dan Milea yang dicintai secara tulus oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tidak hanya remaja, novel atau bahkan film Dilan ini juga banyak ditonton oleh kaum-kaum dewasa. Bahkan, presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo menyempatkan waktu sibuknya untuk menonton film Dilan 1990 dan memberikan kesan yang baik atas film tersebut.
Selain itu, karya-karya Pidi Baiq juga terkenal dengan serial Drunken, film Kota Senja, dan masih banyak lainnya. Tidak bisa dimungkiri, bahwa Pidi Baiq mempunyai ciri khasnya tersendiri dalam menulis novel. Pidi Baiq terkenal dengan tulisannya yang sangat ringan namun mempunyai makna yang dalam. Kalimat-kalimatnya terasa aneh saat diucapkan, namun disitulah uniknya atau ciri khasnya Pidi Baiq saat menulis.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Dilan 1991 Karya Pidi Baiq
Novel Dilan 1991 yang ditulis oleh Pidi Baiq ini dapat dibaca oleh segala kalangan karena kisah ceritanya yang umum, ringan, dan lucu. Novel ini juga merupakan salah satu teenlit yang memiliki cerita yang menarik dengan membawa tema kisah cinta anak SMA pada tahun 90-an.
Novel ini memiliki berbagai macam pelajaran yang dikutip dengan bahasa yang indah, sehingga para remaja dapat membacanya dengan nyaman. Ada beberapa hal yang dapat dikutip dari novel ini, salah satunya adalah bagaimana usaha seseorang untuk mempertahankan cintanya dan bagaimana cara mengikhlaskan sang belahan jiwa.
Di novel ini, pembaca juga diajak masuk dan bernostalgia dengan berbagai hal menarik yang pernah populer di tahun 90an. Kisah cinta antara Dilan dan Milea memang bukan kisah yang luar biasa. Kisahnya justru sangat sederhana tetapi di situlah letak keistimewaannya.
Terlebih, dengan latar tahun 90an, pembaca seakan dibawa ke mesin waktu ke zaman yang mungkin tak pernah dirasakan sebelumnya. Di kota Bandung yang tidak mengalami macet dan udaranya yang masih sejuk. Waktu terasa berjalan lambat tapi bersahaja dengan kenangan-kenangan tak terlupakan.
Novel teenlit ini merupakan salah satu novel yang wajib masuk ke daftar keinginan buku kamu lho, Grameds! Buku ini juga cocok bagi Grameds yang mungkin menyukai novel bertemakan teenlit yang didalamnya penuh dengan cerita cinta para remaja SMA yang lucu dan menggemaskan. Jika Grameds belum membaca karya dari Pidi Baiq, buku Dilan 1991 ini cocok sebagai awalan Grameds untuk menekuni karya-karya Pidi Baiq.
Penutup
Menggunakan latar belakang tahun 90-an dan masa-masa SMA yang penuh dengan kenangan, membuat novel ini semakin menarik karena serunya kisah-kisah di masa-masa SMA seperti percintaan, persahabatan, hingga konflik-konfliknya. Terutama bagi Grameds yang menyukai buku-buku bergenre teenlit. Apabila Grameds ingin membaca buku karya Pidi Baiq ini, mungkin Grameds akan dapat memahami kisah menggemaskan dan bagaimana indah dan menyenangkannya tulisan-tulisan dari Pidi Baiq.
Itulah sedikit penjelasan dan review singkat tentang buku Dilan 1991 Karya Pidi Baiq. Semoga penjelasan diatas dapat memberikan pemahaman lebih dalam terkait buku-buku bergenre teenlit. Apabila Grameds tertarik untuk membaca dan membeli buku ini, Grameds bisa membeli bukunya di gramedia.com.
Karena sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan beragam buku menarik dan berkualitas untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga!
Penulis: Sabrina Gasella Ghaisani
Sumber:
- https://www.goodreads.com/book/show/25857857-dilan-bagian-kedua?ac=1&from_search=true&qid=Nwcn2WijOy&rank=1
- https://id.wikipedia.org/wiki/Pidi_Baiq
- https://haloedukasi.com/biografi-pidi-baiq
- https://www.fimela.com/fashion/read/3763384/vemales-review-dilan-dia-adalah-dilanku-tahun-1991-pidi-baiq
- https://buku.kompas.com/read/1639/review-novel-dilan-2-dia-adalah-dilanku-tahun-1991
- Review Buku #Berhentidikamu
- Review Buku 1984
- Review Buku Bagaimana Manusia Berpikir
- Review Buku Bilang Begini Maksudnya Begitu
- Review Buku China Rich Girlfriend
- Review Buku Dilan 1991
- Review Buku Family Constellation Karya Meilinda Sutanto
- Review Buku Fantastic Beasts And Where To Find Them
- Review Buku Filosofi Montessori
- Review Buku Ghosting Writer
- Review Buku I Am Sarahza
- Review Buku Intover: Sebuah Novel Penggugat Jiwa
- Review Buku Menemukan Bahagia dalam Hal-Hal Kecil
- Review Buku Misty Falls
- Review Buku Orang Pertama Tunggal
- Review Buku Pelukis di Atas Awan
- Review Buku Puisi dan Bulu Kuduk
- Review Buku Ramuan Penangkal Kiamat
- Review Buku Sepotong Senja Untuk Pacarku
- Review Buku The Strangers In The Lifeboat
- Review Komik Arakawa Under The Bridge
- Review Komik Chainsaw Man
- Review Komik Dr. Stone: Kisah Si Jenius Senku
- Review Komik Immortal Butterfly: Dark Urban Legend
- Review Komik Sakamoto Days Karya Yuto Suzuki
- Review Novel A Midsummer Night’s Dream
- Review Novel Aku, Kamu, dan Hujan
- Review Novel Aku Tak Membenci Hujan
- Review Novel Antara Fajar dan Senja
- Review Novel Awan-Awan di Atas Kepala Kita
- Review Novel Bilangan Fu
- Review Novel Broken Clouds
- Review Novel Bungo Stray Dogs 3 - Kisah Rahasia Berdirinya Biro Detektif
- Review Novel Cerita Ade Karya
- Review Novel City Lite: My Younger Brother
- Review Novel Crazy Rich Asian
- Review Novel Dijodohin Karya Ariniimandasari
- Review Novel Dora Bruder Karya Patrick Modiano
- Review Novel Dua Belas Pasang Mata
- Review Novel Emerald Pieces
- Review Novel Fairham Island #1: Rahasia Masa Lalu
- Review Novel Fairham Island #2: Rahasia Masa Kini
- Review Novel Jeffrey Don’t Throw Me Away
- Review Novel Greyfriars Bobby
- Review Novel Kerudung Merah Kirmizi
- Review Novel Kitalah yang Ada di Sini Sekarang
- Review Novel Love Scenario Karya Cantika Zhr
- Review Novel Melacak Jejak
- Review Novel Midnight Prince
- Review Novel Mirai Karya Mamoru Hosoda
- Review Novel My Hottest Duda
- Review Novel Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu
- Review Novel Pan's Labyrinth
- Review Novel Pangeran Rayhaan
- Review Novel Paper Umbrella
- Review Novel Peniru dan Pembunuhan Tanpa Jasad
- Review Novel Psychic Detective Yakumo 3
- Review Novel Psychic Detective Yakumo 4
- Review Novel Respati
- Review Novel Rainbirds Karya Clarissa Goenawan
- Review Novel Sehidup Sehati
- Review Novel Setan Setan Menggugat
- Review Novel Serangkai
- Review Novel Sketsa-Sketsa: Terima Kasih
- Review Novel Tangerine Green
- Review Novel Tangis di Rinai Gerimis
- Review Novel Tempurung Karya Oka Rusmini
- Review Novel The Borrowed (13.67)
- Review Novel The Confessions of The Sirens
- Review Novel The Good Daughter Karya Karin Slaughter
- Review Novel Untuk Dia yang Terlambat Gue Temukan
- Review Novel Ziarah (The Pilgrimage) Karya Paulo Coelho
- Review A Poem in My Mind
- Review Deep Water (Keheningan Fatal)
- Review Ospek Karya Ruth Hotmartua
- Review Petunjuk Menikmati Hidup dan Pekerjaan
- Review Rahasia-Rahasia Kecil Karya Anna Snoekstra
- Review Sadness & Other Things
- Secrets of Power Negotiating
- Review The Lucky Ones
- Unit 183 Karya Chikita