in

Review Buku Dune: Bagian 1 Karya Frank Herbert

Dune: Bagian 1 merupakan novel fiksi ilmiah karya Frank Herbert yang pertama kali diterbitkan di Amerika pada tahun 1965 oleh Chilton Books. Novel ini kemudian diterjemahkan dalam versi bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada tahun 2023.

Dune: Bagian 1 menjadi chapter pertama dari sebuah cerita yang besar yang saat ini terdiri dari 19 novel dan berbagai cerita pendek lainnya. Frank Herbert sudah menulis lima sekuel Dune, mulai dari Dune Messiah (1969) dan berakhir dengan Chapterhouse: Dune (1985).

Dune memenangkan penghargaan Hugo pada tahun 1966 dan memenangkan penghargaan Nebula untuk Novel Terbaik Pembuka. Novel tersebut juga menjadi novel fiksi ilmiah dengan penjualan terbaik di dunia pada tahun 2003.

Yakin nggak penasaran dengan jalan cerita novel Dune: Bagian 1? Sebelum memiliki bukunya, Grameds bisa simak review singkat ini, ya.

Sinopsis Novel Dune: Bagian 1

Holiday Sale

Dune merupakan salah satu novel ber-genre fiksi ilmiah paling terkenal dan dianggap paling berpengaruh sepanjang masa. Novel ini memiliki cerita yang padat dengan latar waktu masa depan, ditambah dengan banyaknya klan dan karakter yang terlibat di dalamnya. Bahkan, novel ini memiliki banyak sekuel, prekuel, dan spin-off yang sudah muncul selama bertahun-tahun.

Novel tersebut menceritakan tentang seorang pemuda bernama Paul Atreides di planet Arrakis. Arrakis, sebuah planet tandus yang hanya dipenuhi oleh padang pasir. Air begitu langka sehingga lebih berharga daripada uang. Cacing raksasa menguasai dan berkeliaran di sepanjang padang pasir Arrakis.

Meski bukan merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali, Arrakis–atau yang dikenal dengan nama Dune–memiliki rempah berharga yang diperebutkan di seluruh jagat raya, yaitu rempah melange. Bukan hanya untuk kelangsungan makhluk hidup di jagat raya, tetapi rempah itu juga bisa diolah menjadi bahan bakar bagi kendaraan mereka terbang antar-planet.

Bahaya dan tandusnya Arrakis tetap membuat planet itu menjadi perebutan antara klan-klan bangsawan di galaksi.

Tokoh utama, Paul Atreides tiba di planet tersebut dan disambut hangat oleh Fremen, suku atau penduduk asli Arrakis. Di mana Fremen melihat ada potensi dalam diri Paul sebagai seorang penyelamat yang sudah ditunggu-tunggu oleh rakyat Fremen selama ribuan tahun.

Meskipun dianggap oleh sebagian besar orang jika Framen adalah penduduk yang biadab dan kejam, sebenarnya Fremen memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang Arrakis daripada siapa pun. Mereka menghabiskan waktu selama ribuan tahun untuk mengolah sumber daya planet Arrakis secara diam-diam dan belajar bagaimana bertahan di kondisi cuaca yang ekstrim.

Di sana, Framen menunggu kedatangan messiah mereka, yaitu seorang tokoh bernama Lisan al Gaib, yang mana dalam mimpi Paul, messiah itu adalah dirinya. Paul lalu mengambil selir wanita bernama Chani dari salah seorang Fremen, sebab wanita itu yang selalu menghantui mimpi Paul sebelum dia datang ke Arrakis.

Dua tahun kemudian, Paul memimpin Fremen dalam upaya pemberontakan besar-besaran melawan Empire. Paul melihat jika Fremen adalah bagian dari kekuatan untuk menyelamatkan Arrakis, sebab jika Empire terus dibiarkan, mereka berpotensi mengacaukan seluruh galaksi.

Setelah menjalankan ritual, Paul mendapatkan kemampuan baru untuk melintasi ruang dan waktu. Dia sukses memimpin pemberontakan dan mengalahkan keponakan Baron Harkonnen, yaitu Feyd Rautha dalam ritual pertempuran.

Paul kemudian menjadi kaisar baru, tetapi ia justru takut jika kehancuran akan ditimbulkan oleh pengikut fanatik dari Fremen itu sendiri. Apakah Paul berhasil melawan rasa takutnya?

 

Penulis Novel Dune: Bagian 1

Frank Patrick Herbert lahir pada 8 Oktober 1920 di Amerika Serikat, adalah seorang penulis fiksi ilmiah asal Amerika yang dikenal karena novel Dune dan lima sekuelnya. Selain menjadi penulis, dia juga merupakan jurnalis surat kabar, pengulas buku, konsultan ekologi, dan penceramah.

Sejak usia dini, Herbert memiliki ketertarikan dalam bidang sastra. Dia bekerja sebagai jurnalis dan fotografer sebelum mengejar karir sebagai penulis. Karya awalnya terdiri dari cerita fiksi ilmiah pendek. Pada tahun 1959 ia memulai penelitian untuk novelnya Dune: Bagian 1, yang diselesaikannya pada tahun 1965.

Seperti karya sebelumnya, Herbert memperluas penulisan fiksi ilmiahnya dengan alur yang di luar prediksi umum pada saat itu. Dia mengadopsi ranah psikologi, sosial, dan lingkungan yang kompleks dengan tema yang cukup dalam.

Pada Dune: Bagian 1 dan sekuelnya, juga sebagian besar novelnya yang lain, Herbert mengeksplorasi banyak tema seperti politik, romansa, kelangsungan hidup manusia, pelajaran dari sejarah, sains, kompleksitas hubungan manusia, dan keluarga.  Namun, tema yang paling sering dia angkat adalah tentang potensi manusia dan alam semesta.

Herbert awalnya kesulitan menemukan penerbit yang bersedia menerbitkan Dune karena penerbit tidak tertarik menerbitkan novel fiksi ilmiah yang menekan aspek teknologi dari sebuah cerita dan lebih fokus pada politik dan agama. Dune telah ditolak oleh 20 penerbit sebelum diterbitkan.

Namun, akhirnya perusahaan buku Chilton mengambil karya tersebut dan merilisnya. Pada tahun 1965, Dune memenangkan Penghargaan Nebula untuk Novel Terbaik dan menjadi novel yang diterjemahkan ke dalam belasan bahasa–terjual lebih dari 20 juta eksemplar, lebih banyak dari buku fiksi ilmiah mana pun dalam sejarah.

Terlepas dari keberhasilan novel Dune, butuh beberapa tahun lagi sebelum Frank Herbert bisa menjadi novelis penuh waktu yang aman secara finansial. Herbert melanjutkan untuk menulis 20 novel, termasuk lima novel dalam serial Dune, dan pada 1984 menyaksikan Dune diadaptasi menjadi sebuah film.

Novel dalam seri Dune, meliputi: Dune Messiah (1969), Children of Dune (1976), God-Emperor of Dune (1981), Heretics of Dune (1984), dan Chapterhouse: Dune (1985). Novel lain yang ditulis Herbert adalah Dragon in the Sea (1956), The Green Brain (1966), The Santaroga Barrier (1968), The Heaven Makers (1968), The God Makers (1972), dan The Eksperimen Dosadi (1977).

Novel Dune pernah diadaptasi menjadi film pada tahun 1970, 1984, dan 2000. Sayangnya, tidak ada yang dianggap “berhasil dan sukses”. Banyak orang beranggapan kalau novel ini sangat sulit difilmkan.

Namun, sutradara Denis Villenueve menepis opini ini dengan karyanya yang menakjubkan. Film ini diproduksi di bawah naungan Warner Bros, Legendary Entertainment, dan Villenueve Films dan rilis pada 13 Oktober 2021.

Film Dune berhasil meraih 163 penghargaan dan masuk 278 nominasi di berbagai festival film di dunia. Bahkan, 6 di antaranya berasal dari Oscar, ajang penghargaan film paling bergengsi di Amerika Serikat. Selain itu, Dune juga meraih rating 8/10 di IMDb, sedangkan di Rotten Tomatoes mencapai 83% skor Tomatometer dan 90% skor audiens.

Frank Herbert meninggal karena kanker pankreas di Madison, Wisconsin, pada 11 Februari 1986. Ia meninggalkan seorang putra bernama Brian Herbert.

Review Novel Dune: Bagian 1

Pros & Cons

Pros
  • Novel ini adalah novel ber-genre fiksi ilmiah yang paling populer dan sangat berpengaruh.
  • Alur cerita dan narasi dikemas dengan memukau, membuat pembaca ikut hanyut dalam cerita.
  • Konflik, adegan aksi, dan worldbuilding dibangun dengan menakjubkan.
Cons
  • Alur cerita yang tampak terlalu cepat dan sederhana untuk menyelesaikan beberapa kasus, sehingga beberapa konflik terkesan menggantung.
  • Kurangnya pendalaman karakter pada tokoh pendukung yang sebenarnya memiliki potensi menarik untuk digali.
  • Karakter yang sangat banyak dalam novel mungkin akan membuat pembaca keteteran untuk menghafal.

“Dia yang mengedalikan rempah-rempah, berarti mengendalikan alam semesta.” Mungkin itu adalah kutipan yang tepat untuk menggambarkan konflik utama dari novel ini.

Dune: Bagian 1 merupakan salah satu karya yang sering disebut sebagai karya “klasik modern”. Novel ini adalah karya yang mengubah dan memberi pengaruh besar bagi genre fiksi ilmiah hingga masa kini. Novel 472 halaman ini sangat kompleks dan bukan sekadar mengisahkan pertentangan antarbangsawan dan perebutan rempah sakti di planet Arrakis.

Lebih dari itu, novel ini menggali persoalan ekologi yang belum menjadi tren dunia, pertanyaan tentang ras, keimanan, dan religiositas yang melibatkan ratusan tokoh, para raja, bangsawan, penyihir, pemberontak, penduduk asli Fremen, lengkap dengan konflik horizontal dan vertikal.

Frank Hebert tidak hanya menuliskan Arrakis sebagai planet padang pasir, tetapi juga menciptakannya sebagai sebuah planet dengan ekosistem unik yang hanya dapat ditemukan di sana.

Arrakis bukan sekadar setting belaka dalam cerita ini, tempat itu memiliki kehidupan sendiri, sesuatu yang lebih besar di luar narasi yang dituturkan.

Herbert juga menggali kebudayaan yang terbentuk dari kerasnya alam Arrakis dengan sangat apik. Meminjam banyak dari mistisme Arab dan Islam, Herbert menjadikan Fremen sebuah masyarakat dan budaya yang sangat melengkapi Arrakis sebagai sebuah ekosistem buatan.

Worldbuilding yang dilakukan Herbert dalam novel ini terinspirasi oleh ekologi dan sedikit antropologi. Meski begitu, jika kamu berharap akan ada lebih banyak kebudayaan Fremen atau ekosistem Arrakis yang ditunjukkan, kamu tidak akan menemukannya sebab Herbet tidak dapat memaksimalkan potensi fondasi worldbuilding yang telah dibangun.

Hal tersebut dapat terlihat dari alur cerita yang tampak terlalu cepat dan sederhana untuk menyelesaikan beberapa kasus, sehingga beberapa konflik–selain konflik utama–terkesan menggantung.

Selain itu, kurangnya pendalaman karakter pada tokoh pendukung, sehingga karakter-karakter itu seolah hanya “numpang” lewat saja padahal memiliki potensi menarik.

Karakter yang sangat banyak dalam novel ini juga mungkin akan membuatmu keteteran di awal karena harus menghafal apa itu Atreides, Arrakis, Harkonnen, dan lain-lain. Namun dengan menyederhanakan dan berfokus pada keluarga Atreides dan Paul, kamu akan mulai bisa mengikuti alurnya.

Namun, jalan cerita Dune: Bagian 1 tidak membosankan. Konflik, adegan aksi, worldbuilding semua dibangun dalam momen yang pas dan membuat pembaca terpaku, merasa gemas, atau bahkan ikut emosional.

Novel ini mampu menawarkan banyak hal menarik dalam dunia galaksi Dune dan akan membuatmu tidak sabar untuk bisa segera membaca sekuelnya.

Dapatkan buku Dune: Bagian 1 di toko gramedia terdekat atau di gramedia.com. Yuk, ikuti perjalanan Paul menyelamatkan planet Arrakis dan beli bukunya sekarang juga!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Ananda Aprilia

Referensi:

  • Herbert, Frank. 2023. Dune. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
  • https://www.britannica.com/biography/Frank-Herbert

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy