Going Offline – Di dunia yang sudah mengutamakan teknologi dan beralih ke digital ini, kita menemukan banyak sekali kemudahan dalam melakukan apapun. Mulai dari mengakses informasi, berkomunikasi dengan banyak orang, menunjang pekerjaan, dan berbagai bidang lainnya, diuntungkan dengan kemajuan teknologi ini. Namun, memang tidak ada yang sempurna, kemajuan tekologi juga memiliki dampak buruk.
Dampak buruk ini mungkin tidak dialami semua orang, tapi sebagian besar dari masyarakat mengalaminya. Di mana gadget yang mempermudah segala hal tersebut menjadi sebuah distraksi dari interaksi real yang terjadi di dunia nyata. Kehidupan bagaikan tak bisa berjalan tanpa gadget. Orang yang jauh memang jadi tergapai dan menjadi dekat, tetapi orang yang dekat juga malah terasingkan.
Buku Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi karya Desi Anwar akan membahas tentang bagaimana tips agar hidup di dunia nyata dan di dunia maya seimbang. Supaya masyarakat bisa merasakan dampak baik dari digitalisasi dan meminimalisir dampak buruknya. Cetakan terbaru buku ini memiliki 260 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 2 Juni 2021.
Pada artikel ini, Gramin sudah merangkum lebih banyak informasi, mulai dari profil penulis, sinopsis, dan juga kelebihan serta kekurangan buku ini! Jangan lewatkan setiap informasi spesial di bawah ini ya. Selamat membaca, Grameds!
Table of Contents
Profil Desi Anwar – Penulis Buku Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
Desi Anwar lahir di Bandung pada 11 Desember 1962 dan telah membangun karier yang panjang di dunia jurnalistik Indonesia. Namanya mulai dikenal luas sebagai presenter berita di stasiun televisi RCTI, tempat ia bekerja dari tahun 1990 hingga 1999. Kariernya kemudian berkembang dengan bergabung di Astaga.com sebelum akhirnya kembali ke dunia televisi pada tahun 2001 sebagai bagian dari Metro TV, yang dikenal sebagai stasiun TV 24 jam pertama di Indonesia. Pada 2015, ia bergabung dengan CNN Indonesia, memperkuat reputasinya dengan menjadi pembawa acara program Insight.
Desi menempuh pendidikan tingginya di University of Sussex, Inggris, dengan meraih gelar Sarjana Seni dalam Studi Prancis dan Eropa. Ia kemudian melanjutkan studi pascasarjana di SOAS, University of London, dan meraih gelar Magister Seni dalam Studi Indonesia dan Melayu. Pada tahun 1999, Desi juga terpilih sebagai Jefferson Fellow di East-West Center di Honolulu, Amerika Serikat, yang menunjukkan pengakuan internasional terhadap dedikasinya di bidang jurnalistik.
Kemampuan Desi dalam berbahasa Indonesia, Inggris, dan Prancis semakin memperkuat kehadirannya sebagai figur publik yang dihormati. Pada tahun 2013, ia menerima penghargaan sebagai Honorary Fellow dari SOAS, University of London, sebagai apresiasi atas kontribusinya bagi masyarakat dan karier profesionalnya. Penghargaan ini menjadi simbol atas prestasi dan dedikasinya dalam dunia jurnalistik dan pendidikan.
Selain kesibukannya sebagai jurnalis, Desi juga produktif dalam bidang literasi. Ia telah menulis beberapa buku nonfiksi dan cerita pendek, antara lain A Simple Life (2014), Faces & Places (2016), Being Indonesian (2017), Growing Pain: Five Stories, Five Lives (2018), dan Going Offline: Finding Yourself in a Life Full of Disruptions (2019). Buku-buku ini mencerminkan pemikirannya tentang kehidupan, budaya, serta berbagai pengalaman dan perspektif yang ia peroleh sepanjang kariernya.
Sinopsis Buku Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
Di era teknologi yang sangat pesat ini, kita dituntut untuk memperoleh informasi dengan cepat melalui gadget. Banyak aktivitas sehari-hari kita yang kini bergantung pada gadget, bahkan kadang merasa tertinggal jika tidak memegangnya dalam waktu yang singkat. Tanpa disadari, kita menjadi terlalu bergantung dan bahkan kecanduan pada gadget.
Waktu yang kita habiskan di dunia maya semakin banyak, sampai-sampai kita terlihat lebih sibuk di dunia online dan mengabaikan berbagai prioritas penting di dunia nyata. Tidak dapat dipungkiri, hidup kita kini berjalan beriringan dan hampir tak terpisahkan dari dunia maya.
Media sosial dan dunia virtual terus menghubungkan kita, membuat kita selalu aktif secara online. Ponsel pintar adalah benda pertama yang kita capai ketika bangun di pagi hari, dan yang terakhir kita letakkan sebelum tidur di malam hari. Layar kecil ini memberi kenyamanan, persahabatan, serta rangsangan yang menarik dan menyenangkan, yang kerap kali mengalihkan perhatian kita dari realitas. Bersama gadget, kita jarang merasa bosan atau sekadar memiliki waktu untuk diam dan melamun.
Walaupun kehidupan online membawa banyak manfaat, seharusnya keberadaannya tidak menghilangkan kemampuan kita untuk menikmati kehidupan di saat ini dan bersentuhan langsung dengan dunia nyata. Kehidupan online tidak semestinya membuat kita lupa untuk berkomunikasi dengan orang-orang nyata atau mengabaikan keindahan lingkungan sekitar, serta tidak menjerumuskan kita dalam gangguan yang terus-menerus.
Buku Going Offline mengajak kita untuk kembali dan menjalani kehidupan yang seimbang. Melalui kumpulan artikel pendek yang ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, buku ini bisa menjadi teman ketika kita membutuhkan detoksifikasi dari media sosial. Lewat karyanya yang satu ini, Desi Anwar mengajak para pembaca untuk sesekali meletakkan gadget
Langkah tersebut tidak perlu dilakukan dalam waktu yang lama, namun secara rutin. Mungkin hal ini terdengar sulit, tetapi bisa dilatih sedikit demi sedikit. Desi Anwar juga menawarkan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan tanpa gadget, seperti berbicara dengan orang lain, membaca buku fisik, atau sekadar berjalan-jalan di sekitar rumah untuk menikmati alam.
Buku ini terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu Mengapresiasi Hidup dan Kehidupan serta Seni Kehidupan. Dengan membaca buku ini, diharapkan kita dapat kembali menemukan jati diri dan ketenangan di tengah dunia yang penuh dengan gangguan dan distraksi ini.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
Kelebihan Buku Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
Buku Going Offline karya Desi Anwar memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya layak menjadi bacaan bagi siapa pun yang ingin sejenak melepaskan diri dari dunia digital. Salah satu kelebihannya adalah temanya yang relevan dengan kehidupan modern yang serba cepat, di mana hampir setiap orang bergantung pada gadget dan dunia maya. Tema ini bukan hanya menarik, tetapi juga sangat dekat dengan kondisi masyarakat saat ini yang semakin sibuk dan terdistraksi oleh kehidupan virtual. Kehadiran buku ini dapat mengajak pembaca untuk berpikir ulang tentang gaya hidup digital yang mereka jalani sehari-hari.
Selain temanya yang dekat dengan realitas kehidupan masyarakat modern, Desi Anwar menyertakan banyak pengalaman pribadinya saat membahas berbagai isu yang ada di buku ini. Kisah-kisah dari pengalaman nyata ini memberi sentuhan personal yang lebih mendalam dan memungkinkan pembaca merasa terhubung secara emosional. Pembaca akan lebih mudah menangkap pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui cerita nyata yang dapat dipahami dan dihargai dengan lebih baik daripada teori belaka. Dari pengalaman pribadi yang dituturkan penulis, pembaca bisa menarik pelajaran hidup yang berharga.
Pembagian buku menjadi dua bagian utama, yaitu Mengapresiasi Hidup dan Kehidupan dan Seni Kehidupan pembagian buku ini memberikan alur yang rapi dan sistematis. Dengan pembagian yang jelas, buku ini menjadi lebih mudah untuk dipahami karena setiap tema dijelaskan dalam bab yang terstruktur dengan baik. Bagian pertama lebih berfokus pada aspek-aspek kehidupan yang mungkin sering diabaikan. Bagian kedua membahas hubungan antar manusia dalam kehidupan, yang menjadi dasar penting untuk memahami jati diri kita di dunia yang penuh distraksi.
Gaya bahasa yang digunakan Desi Anwar juga menjadi nilai tambah tersendiri. Gaya penulisan yang tidak terlalu formal dan kaku membuat buku ini terasa seperti bacaan ringan yang nyaman untuk diikuti. Sementara itu, walaupun buku ini memuat banyak konsep pengembangan diri—seperti kepercayaan diri, mindfulness, minimalisme, dan berpikir positif—Desi tidak menyebutkannya secara teoritis. Justru, ia menyajikannya secara langsung tanpa harus membebani pembaca dengan istilah-istilah yang rumit. Hal ini membuat isi buku terasa praktis dan langsung bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus terlalu banyak memikirkan teori-teori yang harus dihafalkan.
Tidak hanya itu, Going Offline juga memuat banyak kutipan yang bersifat reflektif, yang dapat mengingatkan pembaca untuk lebih sadar dalam menjalani hidup. Kutipan-kutipan ini berfungsi sebagai ajakan untuk berefleksi dan kontemplasi serta membawa kesadaran bagi pembaca untuk meninjau ulang kebiasaan mereka dalam penggunaan teknologi.
Kekurangan Buku Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
Buku Going Offline memang memiliki banyak sekali kelebihan, bukan berarti buku ini tidak memiliki kekurangan dimulai dari topik yang diangkat, yaitu tentang kecanduan digital dan pentingnya menjalani hidup lebih sadar di dunia nyata, memang kedua hal ini terasa relevan dan sangat penting, tetapi dua hal ini bukanlah isu yang baru. Karena itu, sebagian pembaca mungkin tidak bisa menemukan perspektif atau ide yang segar dan baru dalam buku ini. Meski begitu, hal ini dapat dimaklumi mengingat penulis sendiri menyatakan bahwa buku ini memang lebih dimaksudkan sebagai pengingat, bukan untuk menyajikan konsep yang revolusioner.
Selain itu, ada beberapa pengulangan kata dan kalimat yang terasa kurang diperlukan, yang sedikit banyak dapat mengurangi kelancaran dan kekuatan pesan. Pengulangan ini mungkin muncul untuk menekankan poin-poin tertentu, tetapi justru bisa membuat beberapa bagian terasa bertele-tele.
Penutup
Going Offline adalah undangan untuk berhenti sejenak dari layar kecil di tangan kita dan kembali hadir di dunia nyata. Buku ini mengajak kita menyelami kembali pengalaman hidup sederhana yang sebenarnya sangat dekat, tetapi sering kita lupakan—memandang dengan mata, mendengar dengan telinga, menyentuh dengan tangan, dan merasakan dengan hati. Di tengah lautan teks, video, dan emoji, Going Offline membantu kita menyadari bahwa ada kekayaan kehidupan yang lebih dari sekadar notifikasi dan feed.
Dengan membimbing kita keluar dari dunia digital yang selalu terhubung, buku ini bukan hanya mengarahkan kita untuk menikmati indahnya dunia di sekitar, tetapi juga untuk menengok dunia di dalam diri kita sendiri—tempat kita bisa menemukan jati diri dan kedamaian yang sering tersisih oleh rutinitas online. Buku ini mengingatkan bahwa terkadang, berhenti, meletakkan gadget, dan melihat dunia dari kacamata yang lebih sederhana justru membawa kita ke inti dari apa itu hidup yang sesungguhnya.
Grameds, itu dia ulasan buku Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi karya Desi Anwar. Yuk segera dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap menyediakan informasi terbaik dan terlengkap untuk kamu. Selamat membaca!
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Atomic Habits
Atomic Habits: Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa adalah buku kategori self improvement karya James Clear. Pada umumnya, perubahan-perubahan kecil seringkali terkesan tak bermakna karena tidak langsung membawa perubahan nyata pada hidup suatu manusia. Jika diumpamakan sekeping koin tidak bisa menjadikan kaya, suatu perubahan positif seperti meditasi selama satu menit atau membaca buku satu halaman setiap hari mustahil menghasilkan perbedaan yang bisa terdeteksi. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan pemikiran James Clear, ia merupakan seorang pakar dunia yang terkenal dengan ‘habits’ atau kebiasaan. Ia tahu bahwa tiap perbaikan kecil bagaikan menambahkan pasir ke sisi positif timbangan dan akan menghasilkan perubahan nyata yang berasal dari efek gabungan ratusan bahkan ribuan keputusan kecil. Ia menamakan perubahan kecil yang membawa pengaruh yang luar biasa dengan nama atomic habits.
Confused: Buki Panduan Menemukan Kejelasan dalam Kekacauan
Hey, pernah merasa bingung banget sampai nggak tahu harus ngapain? Tenang, kamu nggak sendirian! Nora, penulis buku ini, akan menemanimu untuk memahami dan mengatasi kebingungan yang sering bikin galau.
Dalam buku ini, kamu akan menemukan:
- Mengapa Kebingungan Itu Normal? Ternyata, kebingungan itu hal yang wajar banget dan bagian dari hidup kita.
- Apa Sih, Kebingungan Itu? Pahami apa itu kebingungan, tandanya, dan gimana pengaruhnya ke hidup kita sehari-hari.
- Cari Tahu Sumber Kebingunganmu Teknik dan latihan seru buat menemukan akar dari semua kebingunganmu.
- Strategi Jitu Mengatasi Kebingungan Panduan praktis buat ngumpulin informasi yang tepat, mengatur pikiran, dan berkomunikasi dengan baik.
- Teknik Relaksasi dan Refleksi Cara-cara keren untuk tetap tenang dan fokus di tengah kekacauan.
Start With Why
Start with Why menggunakan contoh dunia nyata untuk menguraikan konsep Lingkaran Emas yang merangkum pentingnya mengidentifikasi tujuan untuk keberadaan organisasi sebelum hal lainnya, kemudian mengambil tindakan untuk membuat visi menjadi kenyataan. Asal mula perusahaan harus menjadi alasannya. Begitu juga dengan kehidupan pribadi kita juga. Setiap orang atau organisasi dapat menjelaskan apa yang mereka lakukan; beberapa dapat menjelaskan bagaimana mereka berbeda atau lebih baik; tetapi sangat sedikit yang bisa mengartikulasikan mengapa.
MENGAPA bukan tentang uang atau keuntungan—itu tentang hasil. MENGAPA adalah hal yang menginspirasi kita dan orang-orang di sekitar kita. Dengan menggunakan kisah Martin Luther King, Jr., Steve Jobs, hingga Wright Brothers, Simon Sinek menunjukkan bahwa para pemimpin yang menginspirasi semua berpikir, bertindak, dan berkomunikasi dengan cara yang persis sama—dan itu sangat berlawanan dari apa yang dilakukan orang lain. Buku ini memberikan kerangka kerja dimana organisasi dapat dibangun, gerakan dapat dipimpin, dan orang-orang dapat terinspirasi—dan semuanya dimulai dengan MENGAPA.
Sumber:
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/Desi_Anwar
- https://www.goodreads.com/book/show/50267296-going-offline
- 1984
- 23:59 : Sebuah Novel
- Alucard
- Adat, Kelas, dan Indigenitas
- Apa yang Harus Dilakukan Ketika Doa Anda Tampak Tak Dijawab
- Apa yang Mengendalikan Kehidupanmu?
- Approximating The Distance Between Two People
- Babel: Pertumpahan Darah Sejarah Gelap Revolusi
- Bandung Menjelang Pagi
- Buddha 3: Dewadatta
- Creepy Case Club 6: Kasus Hantu Panggung
- Dulu, Kini, dan Nanti
- Festival Hujan
- Flawed
- Gabriel and Zoe
- Gentayangan
- Going Offline: Menemukan Jati Diri di Dunia Penuh Distraksi
- Hukum Perseroan Terbatas
- Impressed
- Inyik Balang
- Janji Untuk Ayah
- Kalung Setengah Hati
- Kendalikan Uangmu: Yuk, Jadi Financial Planner untuk Diri Sendiri!
- Literature for Teens: The Second Fall
- Leadership Mastery
- Make Time: Cara Fokus pada Hal-Hal Penting Setiap Hari
- Mata di Tanah Melus
- Me and Mr. Old
- Merebah Riuh
- Misadventures Season
- Misteri Perpustakaan yang Hilang
- Momo
- My Big Book of Adventures
- Nak, Kamu Gapapa, Kan?
- Perempuan-Perempuan Kelu
- Perjalanan Mustahil Samiam dari Lisboa
- Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
- Relung Rasa Raisa
- Rembulan Cerminan Hatiku (Moon Represents My Heart)
- Rewrite the Stars
- Sang Penyelaras Nada
- Sempurna (Perfect)
- Seni Memenangkan Apa Pun ala Sun Tzu
- Teach Like Finland
- The Boy, the Mole, the Fox and the Horse
- The Night Country
- The Punk
- The Star Diaries
- The Way of Peace
- This is Amiko
- We Free the Stars: Melepas Bintang