in

Review Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan mengajarkan cara pandang baru untuk meraih hidup yang penuh makna sesuai dengan tuntunan Ilahi. Bagi siapa pun yang ingin menemukan kebijaksanaan dalam menjalani hidup, buku ini adalah sebuah panduan berharga.

Meski tema yang diangkat terdengar berat, tapi buku ini mengajak kamu menyusuri tiap makna dalam hidup dengan cukup ringan. Grameds. Buku ini mengupas ajaran ulama besar dari Lasem yang menguraikan kaidah berkehidupan, berpendidikan, berketuhanan, dan berkeagamaan.

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Isi buku ini didasarkan pada Al-Qur’an, hadis, serta logika ulama maka buku ini menggunakan pendekatan “Wakulluman”, yang berarti “Setiap orang yang begini, maka akan begini”. Hal ini memberikan perspektif mendalam yang menghubungkan ajaran tradisional dengan kehidupan modern.

Grameds, apakah kamu merasa kalau kehidupanmu sudah sesuai dengan nilai-nilai fitrah? Melalui buku ini, kamu diajak untuk merefleksikan kehidupan dan memperbaiki cara pandang terhadap dunia.

Kalau kamu ingin menemukan jalan untuk mengubah arah hidup, itu artinya kamu sudah siap berkenalan dengan buku ini! Namun, sebelum mengenal isi bukunya lebih jauh, mari mengenal penulisnya dulu, yuk.

Profil Sang Penulis: Sebuah Perjalanan Spiritual dan Intelektual

Holiday Sale

Muhammad Ismail Al-Ascholy adalah sosok yang istimewa dalam dunia kepenulisan, yang dikenal dengan perjalanan panjangnya sebagai santri kelana. Selama menuntut ilmu, ia berpindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya, baik di Madura, Jawa, maupun Yaman. Pengalaman mendalam yang ia dapatkan dari belajar dengan ulama-ulama ternama memperkaya perspektifnya, dan hal ini tercermin dengan jelas dalam karya-karyanya.

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Lahir dari keluarga ulama besar, Lora Ismail—sapaan akrabnya—memiliki garis keturunan yang kuat dalam tradisi keilmuan dan keagamaan. Dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan dan agama sangat mendalam, yang membuatnya tidak hanya mengandalkan warisan intelektual keluarga, tetapi juga berusaha untuk terus berkembang melalui pengalaman pribadi yang ditempuhnya. Ini menjadikannya pribadi yang tidak hanya kaya pengetahuan, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual.

Buku yang ia tulis mencerminkan kombinasi sempurna antara warisan intelektual yang ia terima dan pengalaman hidupnya. Karya-karya Muhammad Ismail Al-Ascholy tidak hanya berisi pemikiran yang mendalam, tetapi juga mampu menginspirasi pembaca dari berbagai kalangan dan latar belakang. Dengan cara ini, ia berhasil menjembatani dunia tradisional dengan modernitas, memberikan kontribusi signifikan bagi pemikiran dan kebijaksanaan.

Sinopsis Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Buku Hidup Seutuhnya bukan tentang rentetan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seseorang, melainkan tentang kaidah pakem untuk seseorang dapat memandang kehidupan dari sisi yang tepat sesuai takaran Tuhan. Kaidah akan membuat manusia merasa lebih terhubung dengan kehidupan hingga dapat berkata dengan bangganya: “Aku hidup!”.

Buku Hidup Seutuhnya ini mengupas intisari kitab karya ulama besar dari Lasem tentang kaidah-kaidah dalam berkehidupan, berpendidikan, berketuhanan, dan berkeagamaan yang tentu diambil dari sumber Al-Qur’an, hadits, dan logika gamblang dari para ulama yang masyhur dengan istilah Wakulluman, yang mengisyaratkan: bahwa “Setiap orang yang begini, maka akan begini”.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Pros & Cons

Pros
  • Mengandung kalam hikmah yang menginspirasi dan penuh makna.
  • Ditulis oleh penulis yang berkualitas dengan latar belakang keilmuan yang kuat.
  • Mengintegrasikan logika dan spiritualitas dengan harmoni.
  • Menyajikan pandangan hidup yang holistik dan religius.
  • Relevan untuk pembaca yang mencari panduan hidup beragama.
  • Membuka wawasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama.
  • Berbasis pada sumber yang kredibel seperti Al-Qur’an dan hadits.
Cons
  • Tidak semua pembahasan cocok untuk pembaca non-Muslim.
  • Membutuhkan pemahaman awal tentang konsep keislaman yang mendalam.

Kelebihan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Dalam hiruk-pikuk dunia modern yang semakin kehilangan arah, hadir sebuah buku berjudul Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan karya Muhammad Ismail Al-Ascholy, yang menawarkan pedoman hidup yang bernilai tinggi. Buku ini bukan sekadar mengurai peristiwa atau pengalaman hidup, melainkan menghadirkan kaidah-kaidah pakem sebagai sudut pandang untuk memaknai kehidupan, pendidikan, dan hubungan dengan Tuhan. Dengan gaya penyampaian yang khas, buku ini mengajak pembaca untuk menyelaraskan hidup mereka dengan takaran yang dirancang oleh Sang Pencipta.

Pada dasarnya, Hidup Seutuhnya berbicara tentang bagaimana menjalani kehidupan yang utuh, terarah, dan sesuai dengan fitrah manusia. Dalam setiap babnya, pembaca diajak untuk merenungkan konsep-konsep mendasar yang diambil dari sumber-sumber otoritatif seperti Al-Qur’an, hadits, dan pemikiran ulama besar. Melalui pendekatan yang dikenal sebagai “Wakulluman” — sebuah istilah yang menggambarkan hubungan kausalitas dalam kehidupan — buku ini memberikan logika fitrah yang membantu pembaca memahami konsekuensi dari setiap pilihan hidup mereka.

Misalnya, ketika membahas kaidah pendidikan, buku ini menekankan bahwa pendidikan tidak hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan akhlak. Penulis memberikan contoh konkret bagaimana logika “Wakulluman” dapat diterapkan: “Setiap orang yang belajar dengan niat ikhlas, maka ia akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.” Pendekatan ini menjadikan pembaca lebih sadar akan pentingnya niat, metode, dan tujuan dalam setiap aspek kehidupan.

Salah satu keunggulan utama buku ini adalah kemampuannya menyederhanakan konsep-konsep kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kalam-kalam hikmah yang disajikan tidak hanya memuat kedalaman intelektual, tetapi juga kekuatan spiritual yang membangkitkan kesadaran diri.

Buku ini juga unggul dalam menyatukan elemen-elemen berkehidupan, berpendidikan, dan berketuhanan ke dalam satu kerangka yang utuh. Melalui berbagai kaidah yang dipaparkan, pembaca dapat melihat bagaimana setiap aspek kehidupan saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Misalnya, penulis menekankan pentingnya menjalani hidup dengan kesadaran akan tanggung jawab sosial dan spiritual. Dalam berketuhanan, buku ini mengajak pembaca untuk memperdalam hubungan dengan Tuhan melalui pemahaman yang benar dan praktik yang konsisten.

Salah satu aspek menarik dari Hidup Seutuhnya adalah penerapan logika fitrah dalam setiap kaidah yang diuraikan. Menurut penulis, logika fitrah adalah prinsip-prinsip alami yang sesuai dengan naluri manusia dan ketetapan Tuhan. Melalui pendekatan ini, pembaca diajak untuk melihat kehidupan dari perspektif yang lebih luas, tapi tetap membumi.

Sebagai contoh, penulis mengungkapkan bahwa hidup yang seutuhnya bukan hanya tentang pencapaian materi atau status sosial, tetapi juga tentang bagaimana seseorang menjalani hidupnya dengan keikhlasan, kesabaran, dan pengabdian kepada Tuhan. Pendekatan ini tidak hanya relevan bagi mereka yang beragama, tetapi juga bagi siapa saja yang mencari makna mendalam dalam kehidupan.

Buku ini juga memiliki daya tarik tersendiri dengan mengajak pembaca untuk mengkomparasikan kehidupan mereka dengan kaidah-kaidah yang disajikan. Hal ini memberikan ruang refleksi yang mendalam sehingga pembaca dapat mengevaluasi dan menyesuaikan kehidupan mereka sesuai dengan nilai-nilai yang ditawarkan.

Misalnya, dalam bab tentang pendidikan, pembaca diajak untuk melihat apakah pendidikan yang mereka jalani selama ini benar-benar membantu mereka menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam bab tentang berketuhanan, pembaca diajak untuk merenungkan sejauh mana hubungan mereka dengan Tuhan memengaruhi cara mereka memandang dan menjalani hidup.

Bahasa yang digunakan dalam Hidup Seutuhnya sangatlah mengalir, dengan pilihan kata yang sederhana, tetapi penuh makna. Penulis berhasil menghidupkan konsep-konsep abstrak melalui cerita, analogi, dan kalimat-kalimat hikmah yang menggugah hati. Setiap bab terasa seperti percakapan hangat antara seorang guru dan muridnya. Hal ini terlihat saat penulis dengan sabar menjelaskan setiap kaidah dengan penuh kasih.

Buku ini cocok untuk siapa saja yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang kehidupan, pendidikan, dan hubungan dengan Tuhan. Para pelajar, pendidik, pemimpin, dan bahkan orang tua dapat menemukan manfaat besar dari buku ini. Dengan membaca buku ini, pembaca tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga dorongan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kekurangan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Meskipun Hidup Seutuhnya adalah buku yang luar biasa, ada beberapa aspek yang dapat ditingkatkan. Salah satunya adalah penyajian contoh kasus yang lebih konkret untuk membantu pembaca mengaplikasikan kaidah-kaidah yang disajikan. Selain itu, beberapa istilah yang digunakan, seperti “Wakulluman,” mungkin memerlukan penjelasan tambahan untuk memastikan pemahaman yang lebih baik bagi pembaca awam.

Namun, secara keseluruhan, kekurangan-kekurangan ini tidak mengurangi nilai dari buku ini. Sebaliknya, hal ini justru memberikan ruang bagi pembaca untuk mengeksplorasi lebih jauh dan mendalami konsep-konsep yang disajikan.

Pesan Moral Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Pesan utama yang ingin disampaikan buku ini adalah pentingnya menjalani kehidupan dengan dasar yang benar, yaitu sesuai dengan panduan Ilahi. Hidup yang benar bukan hanya sekadar menjalani rutinitas harian, tetapi memahami tujuan dan nilai-nilai yang mendasari setiap tindakan. Dengan memandang hidup melalui perspektif yang lebih tinggi, pembaca diajak untuk merenungkan peran mereka sebagai hamba Tuhan dan manusia yang berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.

Buku ini juga menekankan bahwa pendidikan bukan hanya proses transfer ilmu, tetapi sarana pembentukan karakter dan akhlak. Penulis mengajak pembaca untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri, orang lain, dan hubungan dengan Tuhan. Pendidikan yang baik adalah yang seimbang antara aspek intelektual, emosional, dan spiritual.

Selain itu, buku ini menggarisbawahi pentingnya hubungan manusia dengan Tuhan sebagai fondasi kehidupan. Dengan berpegang pada kaidah yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits, buku ini mengajarkan bahwa kedekatan dengan Tuhan memberikan ketenangan dan arah hidup yang jelas. Keimanan yang kokoh adalah kunci untuk menghadapi segala tantangan hidup dengan bijaksana dan penuh kesabaran.

Terakhir, pesan moral dari buku ini adalah bahwa hidup seutuhnya adalah hidup yang memberikan manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Dalam setiap peran yang dijalani, pembaca diajak untuk terus meningkatkan kualitas diri dan berkontribusi bagi kebaikan bersama. Dengan menjalankan kaidah yang disampaikan dalam buku ini, hidup menjadi lebih bermakna dan penuh keberkahan.

Kesimpulan: Sebuah Panduan Hidup yang BermaknaHidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan

Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan adalah sebuah karya yang tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga membangkitkan kesadaran akan pentingnya hidup sesuai dengan fitrah manusia. Buku ini menawarkan panduan yang bijaksana untuk menjalani kehidupan yang lebih terarah, bermakna, dan penuh dengan keberkahan.

Dengan bahasa yang inspiratif, pendekatan yang logis, dan pesan yang mendalam, buku ini layak menjadi bacaan wajib bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan lebih baik. Sebagai karya seorang santri kelana yang sarat pengalaman, buku ini adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai spiritual dan intelektual dapat berpadu harmonis untuk menciptakan kehidupan yang utuh dan bermakna. Selamat membaca dan semoga Anda menemukan hikmah yang berharga di dalamnya.

Penulis: Gheani

Rekomendasi Buku

Agama untuk Peradaban: Membumikan Etos Agama dalam Kehidupan

Agama untuk Peradaban: Membumikan Etos Agama dalam Kehidupan

Agama merupakan elemen penting yang melahirkan peradaban sekaligus menjadi pilar utama penyangganya. Hampir tak ada peradaban besar di dunia lepas dari peran dan pengaruh agama. Agama menjadi sumber inspirasi, fondasi, nilai, maupun etos yang menjaga keberlangsungan peradaban. Takwa ibarat payung yang menaungi sekian ragam perilaku seseorang sesuai dengan kemampuannya. Jadi, jika diibaratkan rumah, maka beragam mestinya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuni dan tetangganya. Keberagamaan yang menimbulkan ketakutan dan kegelisahan bagi yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya, maka kurang sejalan dengan moto bahwa agama adalah sumber rahmat, kasih bagi semesta.

Hidup Itu Mudah Jangan Dibuat Susah

Hidup Itu Mudah Jangan Dibuat Susah

Jika kita disuruh memilih satu diantara dua pilihan, kesulitan dan kemudahan tentu kita akan memilih kemudahan. Wajar karena pada dasarnya, kita lebih suka kemudahan daripada kesulitan. Hanya saja kita sering lupa jika hidup ini tidak selamanya berisi kemudahan. Ada banyak hal yang membuat kita sulit menjalani kehidupan ini. Suka atau tidak, kita pasti akan berurusan dengan kesulitan. Tapi kita tidak perlu sedih dan khawatir karena kesusahan yang kita temui dalam hidup ini bisa memberi banyak pelajaran dan membawa kita pada kesuksesan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya, bukankah kemudahan dan keberhasilan selalu berawal dari kesusahan dan kesulitan?

Hidup Bahagia: 30 Langkah Inspiratif Menuju Hidup yang Lebih Baik

Hidup Bahagia: 30 Langkah Inspiratif Menuju Hidup yang Lebih Baik

Apakah Anda pernah merasa tidak puas, mengalami kebuntuan dalam hidup, atau berkubang dalam penyesalan? Buku ini adalah penawarnya–panduan untuk menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan baik. Hidup Bahagia menawarkan metode sederhana yang sangat ampuh, “Ember Kehidupan yang Baik” –tiga ember penting yang harus terus diisi dan dijaga keseimbangannya agar Anda bisa memperoleh kehidupan yang Anda inginkan. Caranya yaitu mempraktikkan 30 langkah sederhana selama 30 hari. Setiap langkah akan membawa ide baru dan penjelajahan khusus untuk membangun kembali hubungan yang mendalam serta penuh kasih sayang, menumbuhkan semangat baru, dan membuat Anda lebih bahagia. Hidup Bahagia adalah jalan menuju kebahagiaan; untuk melangkah dan merasa lebih hidup.

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.