Rating: 4.11
Grameds, apakah kamu percaya bahwa iblis ada di sekitar manusia dan kerap kali menjelma sebagai manusia itu sendiri? Bukan hanya dalam wujud manusia, konon katanya, roh jahat juga mampu tinggal di benda-benda mati. Bagaimana jika roh jahat menetap di benda berbahaya seperti senapan berburu? Jika memang benda itu dikuasai roh jahat, apakah benda itu dapat “menguasai” pemiliknya, atau sebenarnya sang pemilik merasa memiliki kekuatan dengan benda yang dimilikinya itu?
Iblis Menjelma Senapan Berburu adalah sebuah buku yang ditulis oleh S. Prasetyo Utomo yang berisi cerita pendek tentang orang-orang yang dikucilkan di negeri asing. Kisah ini adalah sebuah petualangan, aksi, dan tragedi yang akan menyayat hati para pembacanya.
Iblis Menjelma Senapan Berburu pertama kali diterbitkan dengan tebal 164 halaman pada 28 Juni 2024 oleh Falcon Publishing. Sebelum kita lanjut ke sinopsis dan ulasan kelebihan serta kekurangan buku ini, kita kenalan dengan S. Prasetyo Utomo dulu yuk Grameds, sang pencipta kisah Iblis Menjelma Senapan Berburu.
Table of Contents
Profil S. Prasetyo Utomo – Penulis Buku Iblis Menjelma Senapan Berburu
Dr. S. Prasetyo Utomo adalah seorang sastrawan dan akademisi asal Indonesia, yang mengajar di Universitas PGRI Semarang. Namanya dikenal luas berkat esai sastra, puisi, dan cerita pendeknya yang telah diterbitkan di berbagai surat kabar di Indonesia. Prasetyo Utomo adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan wacana Sastra Kontekstual pada tahun 1980-an.
Lahir di Yogyakarta pada 7 Januari 1961, Prasetyo mulai aktif menulis sejak 1983. Karya-karyanya, termasuk esai, puisi, cerpen, novel, dan artikel, telah dimuat di berbagai surat kabar seperti Horison, Kompas, Jawa Pos, Suara Pembaruan, Republika, Koran Tempo, Media Indonesia, Bisnis Indonesia,Nova, dan lain-lain. Nama Prasetyo Utomo tercatat dalam Cerpen Pilihan Kompas pada tahun 2008, 2009, dan 2010.
Buku-buku karyanya meliputi Perdebatan Sastra Kontekstual (1985), Antologi Puisi Jawa Tengah (1994), Serayu (1995), Ritus (1995), Lawang Sewoe (1996), dan Sesudah Layar Turun (antologi puisi, 1996). Selanjutnya, ia menulis Jentera Terkasa (1998), Horison Sastra Indonesia 2 Kitab Cerpen (2002), Cerita-cerita Pengantin (2004), Bidadari Sigar Rasa (2005), Forum Sastra Indonesia Hari Ini: Jawa Tengah (2010), Bidadari Meniti Pelangi (2005), Tangis Rembulan di Hutan Berkabut (2009), Tarian Dua Wajah (2016), Cermin Jiwa (2017), dan Percumbuan Topeng (2022).
Ia sudah menerima beberapa penghargaan, yaitu Penghargaan dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Anugerah Kebudayaan 2007) untuk cerpen berjudul Cermin Jiwa yang dimuat Kompas pada Tahun 2007, dan Penghargaan dari Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Anugerah Acarya Sastra) pada tahun 2015. Selain itu, ia juga memenangkan Cerpen Pilihan Kompas pada tahun 2008, 2009, dan 2010.
Sinopsis Buku Iblis Menjelma Senapan Berburu
Tangan Saeed bergetar saat memegang senapan berburu yang diberikan kepadanya. Awalnya, dia tidak berniat membeli senapan tersebut, tapi bisikan hatinya sangat kuat saat melihat Zahid, seorang rekan imigran gelap dari Suriah, membawanya. “Kamu akan memerlukan senjata ini untuk bertahan dari orang-orang yang mau menyakiti mu!” Ucap Zahid sambil melihat tajam ke arah Saeed.
Saeed teringat saat dia dianiaya oleh sekelompok pemuda di Ankara dalam perkelahian di toko roti Orhan Fatih. Ketika itu, dia bekerja di toko tersebut. Kemudian, ketika dia pindah ke Konya, dia hampir dibunuh setelah pulang dari tarian sema di Mevlana Cultural Centre, namun tembakan dari senapan berburu itu meleset. Sayangnya, Orhan Fatih yang berjalan di sampingnya terkena tembakan dan bahu kanannya tertembus peluru.
“Aku sangat membutuhkan uang, aku sudah beberapa bulan tidak bekerja. Belilah senapan ini!” Zahid memohon, kali ini dengan nada yang lebih memelas. “Dengan ini, kamu pasti bisa melindungi diri kamu.”
Meskipun ragu, Saeed akhirnya mengambil senapan berburu yang dingin itu. Rasanya senapan tersebut enggan lepas dari tangannya. Dia mengeluarkan dompetnya dan membayar harga senapan itu. Zahid terlihat sangat gembira sembari menyalami Saeed, kemudian ia segera meninggalkan apartemen dan menghilang dalam gelap malam. Saeed terus mengamati senapan itu.
Ketika bertemu dengan pensiunan polisi di apartemennya, Saeed merasa iba. Istri pensiunan polisi itu telah meninggalkannya dan kabur bersama seorang lelaki paruh baya untuk bertani gandum di wilayah Pamukkale. Anka, anak lelaki pensiunan polisi tersebut, dipenjara setelah mencoba menembak Saeed di Mevlana Cultural Centre karena kebenciannya terhadap imigran gelap. Tembakan itu mengenai bahu kanan Orhan Fatih, yang berjalan di sisi Saeed. Orhan Fatih selamat, namun Anka harus menjalani hukuman atas rencana pembunuhan tersebut.
Akila, anak gadis pensiunan polisi, sempat menarik hati Saeed ketika mereka tinggal di Ankara. Namun, setelah Anka menembaknya dengan senapan berburu di Mevlana Cultural Centre, Saeed berhenti memimpikan Akila. Apalagi kini Akila bekerja sebagai pramugari penerbangan internasional dan tinggal di Istanbul, membuat Saeed tidak lagi memiliki niat untuk menikahinya.
Dengan membawa bungkusan etli ekmek, roti daging mirip pizza, Saeed mengunjungi pensiunan polisi tersebut. Apartemennya sangat sunyi, hanya terdengar samar suara musik pengiring tarian sema. Pensiunan polisi itu sedang asik menari sema sendirian.
“Apa kau tidak ingin mengajak istrimu pulang?”
“Aku sudah lama melupakannya,” kata pensiunan polisi. “Dia sudah menemukan kehidupan barunya sebagai petani gandum di Pamukkale. Aku harus merelakannya.”
“Bagaimana mungkin seorang lelaki berani melarikan istrimu, dan kau membiarkan begitu saja?”
“Lalu, apa yang harus kulakukan?”
“Menembak lelaki kurang ajar itu!”
“Seluruh pengabdianku sebagai polisi akan sia-sia jika aku menembaknya. Aku akan dipenjara hingga ajal menjemput.”
“Kau tidak merasa terhina dengan kepergian istrimu?”
Pensiunan polisi itu lama merenung, memandangi Saeed.
“Mengapa harus menjaga kehormatan diri dengan pembunuhan?”
Kehidupan seorang polisi tua di Ankara berubah saat dia berkenalan dengan dua imigran gelap asal Suriah, Zahid dan Saeed. Dimulai dari senapan berburu yang pindah kepemilikan, satu per satu banyak orang yang menjadi korban. Seolah-olah iblis menjelma dalam bentuk senapan berburu, menciptakan tragedi tentang pembalasan dendam dan cinta. Kisah ini berlatar di kota-kota magis Turki, menghadirkan orang-orang yang mencari kedamaian jiwa dan hidup melalui tarian sema khas sufistik, senapan berburu, dan pencarian jati diri sebagai manusia yang bebas.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Iblis Menjelma Senapan Berburu
Kelebihan Buku Iblis Menjelma Senapan Berburu
Buku ini memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya menonjol. Cerita ini menggabungkan berbagai elemen seru seperti petualangan, aksi, dan tragedi sehingga menciptakan narasi yang penuh intensitas dan emosi yang menggugah. Dengan mengangkat isu-isu sosial yang sangat relevan dengan kehidupan nyata seperti imigran gelap, kesenjangan sosial, dan kriminalitas, cerita ini memberikan wawasan dan kesadaran tentang permasalahan yang sering kali terjadi di kehidupan nyata. Pembaca berhasil dibawa ke dalam dunia yang kompleks dan penuh dengan tantangan di mana mereka dapat merasakan ketegangan dan drama yang dialami oleh para tokoh dalam cerita ini.
Alur cerita yang disusun dengan sangat baik juga berhasil membuat pembaca terus menerus merasa penasaran dan sulit untuk berhenti membaca sehingga menciptakan efek page turner yang kuat. Penggunaan gaya bahasa yang formal namun tetap mudah dimengerti juga memastikan bahwa cerita ini dapat dinikmati oleh semua kalangan pembaca, tanpa mengorbankan kualitas penulisan cerita.
Latar belakang cerita yang sangat detail, khususnya mengenai kehidupan di Ankara, Turki, hal ini dapat memperkaya pengetahuan pembaca tentang budaya, sejarah, dan lingkungan di sana. Setiap adegan dan lokasi digambarkan dengan sangat teliti, membantu pembaca untuk sepenuhnya terbenam dalam dunia cerita. Meskipun ceritanya singkat dan bisa dibaca dalam satu kali duduk, setiap babaknya dikemas dengan penuh makna dan intensitas sehingga memberikan pengalaman membaca yang berkesan.
Kekurangan Buku Iblis Menjelma Senapan Berburu
Meskipun buku ini menyajikan banyak sekali kelebihan, buku ini tetap tidak luput dari kekurangan. Ada beberapa istilah asing yang digunakan di dalam buku ini, penulis juga tidak menjelaskan artinya apa dan pembaca harus mencari sendiri apa arti dari istilah asing tersebut. Hal ini dapat membuat beberapa pembaca merasa bingung dan mengganggu ritme membaca mereka karena istilah asing yang tidak mereka pahami.
Pesan Moral Buku Iblis Menjelma Senapan Berburu
Dari buku ini kita diajarkan bahwa meskipun ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika, seperti kekuatan gaib atau magis, kita tetap harus berhati-hati untuk tidak selalu menyalahkan kekuatan-kekuatan ini. Sering kali, apa yang kita anggap sebagai pengaruh magis atau supernatural sebenarnya adalah hasil dari pemikiran atau alam bawah sadar kita sendiri. Dalam cerita ini, senapan berburu seolah-olah menjadi iblis yang mengendalikan pemiliknya, padahal mungkin pemiliknya merasa kuat dan berkuasa karena senjata tersebut, sehingga perilakunya dikendalikan oleh perasaan memiliki kekuatan.
Hal ini mirip dengan banyak orang yang sekarang dikendalikan oleh gawai mereka, bukan karena gawai itu sendiri memiliki kekuatan magis, tetapi karena mindset dan kemampuan kontrol diri yang kurang. Pesan ini mengajak kita untuk lebih introspektif dan menyadari bahwa sering kali kekuatan sebenarnya ada dalam pikiran dan kendali diri kita, bukan pada benda-benda atau kekuatan eksternal.
Bagi Grameds yang ingin membaca buku Iblis Menjelma Senapan Berburu karya S. Prasetyo Utomo, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku yang tak kalah seru di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku Terkait
Kehidupan di Dasar Telaga
Mitos, realitas sosial, kisah kehidupan sehari-hari, religiusitas, dan eksotisme menjadi obsesi utama 17 cerpen yang pernah dimuat Kompas dalam kurun waktu lima belas tahun. Setelah kumpulan cerpen Bidadari Meniti Pelangi (Penerbit Buku Kompas, 2005), baru sekarang penulis menerbitkan kumpulan cerpen kedua. Kurun waktu yang cukup panjang untuk melihat perkembangan proses kreatif seorang pengarang.
Kisah-kisah dalam kumpulan cerpen ini tak berjarak dari kehidupan kita sehari-hari, yang memancarkan percikan-percikan persoalan sosial, budaya, dan hegemoni kekuasaan dalam lingkup kecil. Pembebasan terhadap hegemoni kekuasaan, kapital atau sosial, dengan adab dan moral itulah yang menjadi benang merah seluruh cerpen yang terhimpun dalam buku ini. Kisah-kisah itu menyingkap empati humanisme, dengan kesederhanaan struktur dan kedalaman kontemplasi.
Anjing Setan (The Hound of The Baskervilles)
Anjing Setan atau The Hound of the Baskervilles adalah yang ketiga dari empat cerita detektif yang dibintangi Sherlock Holmes oleh Sir Arthur Conan Doyle. Awalnya diterbitkan di majalah Strand dari Agustus 1901 hingga April 1902, ceritanya berlatar di Dartmoor, Devon, di Negara Barat Inggris, dan menceritakan kisah upaya pembunuhan yang terinspirasi oleh legenda anjing liar supernatural.
Cerita dimulai dengan dr. Mortimer yang datang ke kantor Sherlock Holmes untuk mengambil tongkat itu, dan membawa serta manuskrip pasiennya, Sir Charles Baskerville. Ada seekor anjing iblis yang membunuh seorang anggota keluarga Baskerville. Anjing itu memiliki mata besar dan cakar besar. Watson dan Sherlock Holmes mencoba memecahkan kasus ini. Mereka bertemu Sir Henry Baskerville, pewaris Wangsa Baskerville, dan tetangganya, Tuan Stapleton, dan saudara perempuannya, Nyonya Ny. Stapleton. Suatu hari, Sherlock Holmes dan Watson, yang sedang menyelidiki, bertemu dengan seekor anjing iblis.
Iblis dan Miss Prym (The Devil and Miss Prym)
Iblis dan Miss Prym (The Devil and Miss Prym) merupakan fiksi sastra jenis novel Karya Paulo Coelho. iblis dan Miss Prym adalah parabel yang mengulik pemikiran, tentang masyarakat yang dikuasai keserakahan, kepengecutan, dan ketakutan, sementara berjuang menentukan pilihan antara yang baik dan yang jahat. Sebuah masyarakat yang dijangkiti ketamakan, kepengecutan, dan kekuatan. Seorang lelaki yang dikejar hantu masa lalunya yang pedih, seorang gadis muda yang mencari kebahagiaan. Dalam tujuh hari yang penuh kejadian, kematian dan kekuasaan, masing-masing akan memilih jalannya sendiri. Kebaikan atau kejahatan yang akan dipilihnya?
Sebuah desa terpencil bernama Viscos menjadi panggung berlangsungnya pergulatan luar biasa ini. Seorang lelaki asing datang, menyandang tas berisikan sebuah catatan dan sebelas batang emas, datang mencari jawaban atas pertanyaan yang menyiksanya: Apakah manusia pada hakikatnya baik atau jahat? Dalam menyambut tamu asing yang misterius itu, seluruh desa pun menjadi bagian dari rencana rumitnya, rencana yang akan meninggalkan jejak abadi dalam hidup mereka.
Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/S._Prasetyo_Utomo
- 14 Days Isabella
- A dan Z
- Agensi Rumah Tangga
- Albiandra: The Untold Story
- Anne of Avonlea
- Antologi Cerita Anak Muslim di Mancanegara
- April : Fallen
- Anatomi Rasa Karya
- Athar: Cinta dalam Ikhlas
- Arkananta
- Book’s Kitchen
- Bukan Kekasih Impian
- Catatan Harian Menantu Sinting
- Children of Blood and Bone
- Diskoneksi
- Eat Drink Sleep
- Enola Holmes dan Kereta Kuda Hitam
- Garis Batas
- Ghosting Writer
- Gyo
- Haji Murad
- Highly Unlikely
- Hotel Mooi Indie
- Iblis Menjelma Senapan Berburu
- Imama Al-Hafidzh
- Istana Merah
- Jais Darga Namaku
- Kemelut Rodansih dan Dua Anaknya
- Kenangan Manis Takkan Pernah Habis
- Klasik Bahasa Inggris White Fang
- Konstelasi Andro dan Mega: Dunia Tanpa Zodiak
- Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?
- Laiqa: Mana Hijrah?!
- Laiqa: Siniar Semut Kecil
- Laiqa: Hijab for Sisters
- Laiqa: Rope That Binds
- Lelap dalam Lautan Bintang
- Lit: Left Unsaid
- Malam Seribu Jahanam
- Mari Pergi Lebih Jauh
- Masquerade Hotel
- Me Minus You
- Mencintaimu Sampai Kau Mau
- Menyelamatkan Teetee
- Merah Kirayu
- Mickey7
- Muslimah Keren
- Nadira
- Norwegian Wood
- Mata Hari (The Spy)
- My Long Black : Unsent Letters
- Paracosm D'arte
- Parnassus Keliling
- Pada Sebuah Kapal
- Perempuan di Rumah No 8
- Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
- Rara Mendut
- Romansa Stovia
- Rumah di Mango Street
- Rumus Ciuman Sempurna
- Sang Pemenang Berdiri Sendirian
- Sarhad
- Seandainya
- Senyum Karyamin
- Seperti Sungai Yang Mengalir
- Serikat Anjing Mandiri
- Sidney Sheldon's The Phoenix
- Sikencur
- Sihir Perempuan
- Suluh Rindu
- Sumur Anjing Gila
- The Boyfriend
- The Count of Monte Cristo
- The Dragon's Promise
- Ther Melian - Discord
- The Night Mark
- The Night Swim
- The Power
- The Snatched and The Snapped
- Toko Buku Kucing Hitam
- Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3
- Tumbal Genderuwo
- Yang Katanya Cemara Karya
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- We Hunt the Flame: Memburu Api