Review Buku Inikah Rasanya? Karya Sylvee Astri

Rating 3,9/5

 

Grameds, novel romantis memang selalu memiliki peminatnya sendiri. Novel dengan genre romantis cocok sekali dengan kamu yang ingin mencari bacaan yang ringan dan tidak terlalu berat, alurnya yang sederhana,konflik yang tidak berat dan bisa dinikmati, jalan cerita yang ringan dan banyak adegan-adegan yang membuat kamu semakin berbunga-bunga dan ikut merasakan apa yang sedang terjadi. Buku Inikah Rasanya menceritakan seorang laki-laki yang jatuh cinta dengan perempuan yang memiliki julukan ‘peri roti’. Siapa sangka pertemuan dengan wanita yang tidak ia kenali bisa merubah perasaan dan kehidupannya.

Lalu bagaimana kelanjutan Raze dan Peri Roti? Grameds bisa menikmatinya dalam novel Inikah Rasanya? dengan membeli buku ini. Namun sebelum membeli dan menikmati ceritanya, artikel dibawah ini akan menjelaskan mengenai review, sinopsis beserta kelebihan dan kekurangannya. Simak artikel dibawah ininya grameds!

Sinopsis Buku Inikah Rasanya?

Kisah berawal dari Raze yang memesan makanan melalui aplikasi online, namun karena hujan deras dan banjir, petugas delivery-nya kesusahan untuk mencapai rumah Raze sehingga membutuhkan waktu lebih lama. Raze kelaparan, padahal seharusnya dia bisa makan makanan enak karena dia punya pembantu dan ibu. Tidak, pembantunya sedang pulang kampung dan orang tuanya yang bekerja supersibuk yang bahkan tidak menganggap Raze ada di luar negeri. Jadi, dia sendirian di rumah yang besar. Seharusnya dia bisa turun buat masak sendiri makanannya, tapi yaelah, Raze cowok dan dia tipe manusia malas. Selama liburan sekolah ini, hanya dihabiskan dengan game, music, dan smartphone. Di sisi lain dia juga iri sama teman-temannya yang bisa berlibur kemana-mana bersama keluarga.

Berawal dari bunyi bel rumah di tengah hujan lebat membuat kehidupan Raze mulai berubah. Ia pertama kalinya setelah beberapa hari liburan sekolah, ia keluar rumah meski hanya sampai pagar depan rumah. Ia mendapati seorang perempuan berkuncir 4 yang mengaku “peri roti” dengan membawa sepeda mengantar sebuah kresek dengan isi sekotak roti, lalu pergi karena diusir oleh Raze. Raze ragu mau memakannya apa tidak, tapi dia akan kelaparan kalau menunggu petugas delivery sampai. Roti itu hangat dan manis, dan dia tidak tahu siapa perempuan yang mengaku sebagai “peri roti” ini. Raze sering kesulitan menebak rasa setiap roti yang diberikan Peri Roti. Oh. Kamu bertanya siapa Peri Roti? Raze jelaskan, nih.

Peri Roti berwujud cewek berpenampilan mencolok: rambut kepang empat pakai karet merah, sepatu merah dan sepeda merah. Si peri bohong ini suka bikin roti ( sesuai julukannya) dan “memaksa” Raze memakan semuanya. Rasa rotinya aneh-aneh. Masa roti pakai ikan teri? Roti isi buah naga? Rasa rotinya kadang tidak jelas sama sekali tapi sangat membantu Raze untuk berhemat dan tidak kelaparan. Kehadiran peri roti membuat Raze tahu isi dapur rumahnya, membuat Raze keluar dari rumah meski cuma keluar kompleks. Hingga membuat Raze merasa merindukan kehadiran peri roti ketika ia tidak datang, apalagi datang hanya membawa harapan palsu. Membuat Raze terpaksa delivery makanan dan merasa benar-benar kesepian dan kehilangan

Kelebihan dan Kekurangan Buku Inikah Rasanya?

Kelebihan Buku Inikah Rasanya?

Kelebihan utama yang bisa langsung dilihat adalah cover bukunya yang dominan dengan warna soft pink dan biru. Jika dilihat dari warnanya sudah bisa dilihat akan menyajikan cerita kisah romansa yang lucu dan ringan dengan dua tangan laki-laki dan perempuan yang saling bergandengan tangan. Yang lebih membuatnya semakin menarik adalah judul-judul setiap bab nya yang ada di daftar isi, jika dilihat akan menampilkan lembar pertama yaitu nama-nama hari dan lembar kedua berisi nama makanan. Jika dilihat mungkin novel ini seperti buku resep namun ternyata setiap judulnya memiliki cerita yang bisa mengajak kamu merasakan berbagai rasa dari berbagai hal.

Tidak hanya menceritakan mengenai kisah romansa yang menggemaskan, novel ini juga memiliki nilai moral kehidupan yang bisa kita renungkan dan rasakan terutama tentang keluarga dan orangtua. Kedua tokoh yang ada di dalam novel ini memiliki keluarga yang saling bertolak belakang, satu orang tua yang harmonis dan satu lagi memiliki orang tua yang sibuk sendiri-sendiri. Keduanya memiliki alasan dan efeknya masing-masing terhadap anak dan yang membuat semakin penasaran adalah dengan alasan peri roti selalu memberikan roti dengan rasa yang berbeda-beda.

Selain itu penulis juga menuliskan cerita dengan bahasa yang sederhana dan mengalir seperti bahasa sehari-hari. Maka dari itu buku ini termasuk buku yang ringan banget dan cocok untuk kamu nikmati ketika waktu santai. Apalagi sebutan tokoh perempuan yang menamai dirinya peri roti dan segala jenis roti yang ia buat. Rasanya pembaca bisa ikut menikmati dan juga mencicipi roti tersebut.

Alur pada buku ini juga tidak berbelit-belit dan tetap maju. Alur pada buku ini juga bisa dikatakan ringan karena kita tidak akan terasa membaca bukunya mulai dari perkembangan Raze dan Peri Roti di awal buku hingga ending yang mungkin diharapkan pembaca. Raze yang awalnya kesepian bisa keluar dari situasi tersebut dan Peri Roti yang ceria dan berisik berhasil membuat Raze keluar dari rumah.

Kekurangan Buku Inikah Rasanya?

Meskipun buku ini hampir sempurna, ada beberapa kekurangan kecil yang seharusnya bisa dioptimalkan untuk menjadikannya lebih lengkap. Salah satu kekurangannya adalah kurangnya penjelasan mendetail mengenai latar belakang orang tua Raze. Diceritakan bahwa orang tua Raze telah bercerai, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hubungan mereka atau bagaimana hal tersebut mempengaruhi Raze. Di sisi lain, latar belakang keluarga Peri Roti diceritakan dengan sangat lengkap. Akan lebih ideal jika latar belakang keluarga Raze juga disampaikan secara adil dan mendalam, sehingga pembaca bisa lebih memahami karakter tersebut.

Kekurangan lainnya terletak pada bab-bab awal yang terasa sedikit monoton karena cerita seolah mengulang kejadian yang sama. Bagi pembaca, hal ini mungkin membuat alur cerita terasa membosankan di awal. Namun, jika ditinjau lebih jauh, kejadian berulang ini ternyata memiliki makna penting bagi perkembangan cerita. Misalnya, aksi Peri Roti yang terus-menerus memberikan roti dengan berbagai isi yang berbeda kepada Raze akhirnya memainkan peran besar dalam perubahan karakter Raze di bab-bab selanjutnya.

Meskipun bab-bab awal terasa repetitif, hal ini memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan hubungan antara Raze dan Peri Roti. Perulangan adegan tersebut menunjukkan upaya konsisten Peri Roti dalam meluluhkan hati Raze, yang pada akhirnya membuahkan hasil. Meski ada beberapa kelemahan dalam narasi, cerita ini tetap berhasil membawa pesan yang kuat tentang usaha, kesabaran, dan perubahan yang bertahap.

Penutup

Nah grameds itu dia adalah beberapa ulasan singkat mengenai Buku Inikah Rasanya? Buku ini sangat cocok untuk kamu yang ingin membaca bacaan yang ringan dan berbau romansa. Buku teenlit ini pasti akan berhasil membuat kamu senyum-senyum sendiri dan baper melihat kisah kedua tokoh yang menggemaskan. Buku ini tidak hanya menyajikan kisah Raze dan Peri Roti namun ada nilai kehidupan yang bisa dilihat terutama mengenai keluarga. Buku ini cocok juga untuk kamu yang ingin bacaan ringan namun berkesan.

Jika Grameds tertarik membaca buku Inikah Rasanya?. Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Circo De Patrimonia

Casa de Patrimonio, sebuah panti asuhan yang melatih anak-anak menjadi pemain sirkus. Di tempat inilah, Frene si pelempar pisau tumbuh besar. Ia bertemu dengan Stella saat sedang promosi, seorang pecinta sirkus yang dilarang orang tuanya untuk menonton sirkus lagi. Tentu saja Stella sangat tertarik dengan Circo de Patrimonio. Perkenalan Frene dengan Stella tersebut membawa Stella berkenalan dengan penghuni Casa de Patrimonio yang lain. Ada Cent, pemuda berbakat yang ahli berbagai macam jenis sirkus. Ia juga mengenal Luce, seorang ahli bermain pedang sekaligus merupakan orang yang sangat dicintai oleh Frene. Di Casa de Patrimonio, Stella tidak hanya diizinkan untuk melihat anak-anak berlatih, tetapi juga ia diizinkan untuk ikut berlatih bersama mereka juga. Bahkan, ia akan diajak terlibat dalam pertunjukan! Tidak hanya itu, benih-benih cinta turut menghiasi kisah di dalam Casa de Patrimonio.

My Favorite Person

Abian, lebih tepatnya Abian Aksa Putra, sosok laki-laki yang dianggap memiliki segalanya dan mampu memberikan apa saja. Namun, nyatanya ia tidak punya apa-apa, dan ia tidak bahagia. Kemewahan yang begitu menyilaukan mata hanyalah kebohongan baginya. Kenyataannya, ia harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Semua berubah ketika Abian bertemu dengan Alora Karima Arabella, gadis yang sederhana, pendiam, dan tidak punya teman. Alora telah berhasil membuat Abian menemukan kembali kebahagiaannya. Namun, Alora justru menolak Abian karena perasaan rendah diri dan permasalahan keluarganya. Lalu, mampukah Abian meluluhkan hati Alora? Dan, bisakah Abian mendapatkan kembali kebahagiaannya?

Bandung Menjelang Pagi

Menjelang pagi, Bandung berubah menjadi kota yang tak lagi sama. Malam terasa sangat panjang dan lebih mencekam dari kelam. Para bandit, pemadat, tukang judi, bocah geng motor, begundal grafiti, semuanya berkeliaran bak tikus-tikus ketika air got meluap. Di kota ini, Dipha adalah bocah berandalan yang mampu mengerjakan apa saja. Berjualan bacang di Asia Afrika, pelayan kafe di Braga, buruh angkut kertas di Pajagalan, ataupun buruh kain di Tamin. Apa pun ia lakukan untuk bertahan hidup. Kemampuannya untuk mengerjakan apa saja itu membawanya bertemu dengan seorang gadis misterius bernama Vinda yang ngotot minta dicarikan tempat tinggal dengan segala syarat yang tak masuk akal. Seperti dipermainkan oleh takdir, satu-satunya tempat yang tersedia adalah kontrakan petak yang terletak tepat di seberang kontrakan Dipha. Mau tidak mau, Vinda akhirnya menempati kontrakan itu.Vinda yang sangat mencintai Bandung begitu bertolak belakang dengan Dipha yang sudah mengenal betapa bobroknya kota itu ketika menjelang pagi. Asia Afrika, Braga, Dago, Kalipah Apo, Astana Anyar, Banceuy, Jalan ABC, dan seluruh jalan-jalan tikus di Kota Bandung menjadi saksi tumbuhnya perasaan di antara keduanya. Namun, sayangnya mereka berdua kerap lupa, bahwa sejatinya, oleh-oleh paling khas dari Kota Bandung adalah: patah hati.