Kambing Hitam: Tinjauan Sastra, Antropologi, & Agama Teori Rene Girard – Sudahkah kamu membaca teori dari Rene Girard? Rene Girard diakui sebagai salah satu pemikir besar pada abad ke 20. Banyak teorinya yang membuat orang terperangah. Seolah teorinya adalah ramalan yang belakangan terbukti kebenarannya.
Melalui analisis sastra, antropologi, dan agama, Girard menunjukkan bahwa manusia bisa berpotensi untuk menyesatkan dan menghancurkan dirinya sendiri. Lewat budaya dan agama misalnya, manusia akan terus dihantui oleh rivalitas dan kekerasan yang tiada habisnya yang semuanya bermuara pada pembunuhan kambing hitam.
Girard menyapa manusia secara personal agar ia kembali pada keaslian dirinya sendiri. Girard pernah menjadi seorang agnostik dan ateis, namun ia bertaubat dan kembali memeluk agama yang diyakininya secara lebih mendalam berkat penelitian lima novelis besar yang pernah ia lakukan, yaitu Cervantes, Flaubert, Proust, Sthendhal, dan Dostojevsky.
Kambing Hitam: Tinjauan Sastra, Antropologi, dan Agama, adalah sebuah buku hasil dari pemikiran Rene Girard yang kemudian disusun kembali oleh Sindhunata. Buku ini menggambarkan bagaimana manusia cenderung dan mengorbankan individu atau kelompok tertentu sebagai penyelesaian atas ketegangan sosial dan konflik yang ada.
Girard menjelajahi pola tersebut dengan sudut pandang mitos, ritual keagamaan, dan literatur klasik, yang mengungkapkan bagaimana mekanisme “kambing hitam” berperan dalam pembenaran dan pemulihan ketertiban sosial.
Table of Contents
Sinopsis: Kambing Hitam: Tinjauan Sastra, Antropologi, & Agama dari Rene Girard
“Kambing Hitam: Tinjauan Sastra, Antropologi, & Sastra dari Rene Girard adalah sebuah buku yang berusaha secara komprehensif memperkenalkan pembaca pada khazanah pengetahuan yang kaya dan luar biasa dari Rene Girard.
Buku ini membahas berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari sastra, sejarah, mitos, hingga pembahasan tentang kitab suci, dengan penekanan pada pemikiran dan kontribusi Girard dalam berbagai bidang ilmu.
Teori-teori Girard dalam buku ini terbagi tiga fase yang saling terkait dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang dinamika manusia dalam konteks sosial dan budaya. Fase pertama adalah teori mimesis, yang merunut pada penelitian Girard dalam karya sastra.
Teori mimesis Girard mengungkapkan bahwa manusia secara alami cenderung meniru dan mencontoh keinginan orang lain, dan hal ini dapat memicu persaingan dan konflik di dalam masyarakat. Melalui analisis mendalam terhadap karya-karya sastra, Girard memperlihatkan bagaimana dinamika mimesis ini dapat mempengaruhi perilaku manusia secara luas.
Kedua teori Girard adalah teori kambing hitam. Dalam bidang antropologi budaya, Girard mengungkap pola yang sering dipakai di mana dalam situasi konflik dan ketegangan sosial, masyarakat sering kali mencari dan menyalahkan satu individu atau kelompok sebagai kambing hitam yang bertanggung jawab atas masalah tersebut.
Girard melacak jejak konsep kambing hitam ini dalam mitologi, agama-agama dunia, dan masyarakat manusia pada umumnya. Dia menunjukkan bahwa proses menemukan kambing hitam dapat memicu kekerasan yang mengerikan.
Ketiga dari pemikiran Girard terkait dengan interpretasinya tentang kristianitas. Berdasarkan pada teori-teori sebelumnya, terutama teori kambing hitam, Girard menyajikan pemahaman yang unik tentang pengorbanan Kristus dalam agama Kristen.
Menurutnya, kematian Kristus adalah pengungkapan akhir dari mekanisme kambing hitam yang ada dalam masyarakat manusia. Melalui penyaliban dan kebangkitan-Nya, Kristus membuka jalan untuk pembebasan dari siklus kekerasan dan saling melumpuhkan.
Dalam edisi revisi yang disusun oleh Sindhunata, buku “Kambing Hitam” membawa pembaca melalui perjalanan mendalam melalui fase-fase pemikiran Girard yang telah disebutkan. Setiap fase dianalisis secara mendalam, dengan penekanan pada evaluasi dan kritik terhadap teori Girard serta relevansinya dengan tantangan zaman ini.
Buku ini membebaskan pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas kondisi manusia dan membantu kita melihat realitas sosial dan budaya dengan sudut pandang yang baru. Selain itu, “Kambing Hitam” juga mencakup tiga ekskursus yang menjelaskan relevansi teori Girard dalam konteks sosial dan budaya di Indonesia.
Dalam ekskursus ini, pembaca dihadapkan pada pemikiran Girard dalam memahami dan mengatasi masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, mulai dari konflik antar etnis hingga dinamika politik. “Kambing Hitam: Tinjauan Sastra, Antropologi, & Sastra Rene Girard” menawarkan pemikiran yang cermat, buku ini berisi wawasan untuk memahami sifat manusia, dan dinamika sosial,
Review Buku Kambing Hitam: Tinjauan Sastra, Antropologi, & Agama Rene Girard
“Tatanan masyarakat berasal dari kekerasan, dijamin kelangsungannya dengan kekerasan, dan pertahankan lewat cara-cara kekerasan pula. Sedemikian rupa kekerasan itu mengawali, menyusup, dan mewani masyarakat maupun agama, sampai bisa dikesankan bahwa terjadinya masyarakat, bahkan agama, adalah karena kekerasan itu sendiri.” –halaman 7
Mengapa manusia gemar sekali melakukan kekerasan? Pertanyaan tersebut banyak sekali menyimpan hal-hal yang tidak habis pikir. Pertanyaan yang lahir karena manusia dihadapkan pada situasi yang tidak lazim.
Kekerasan itulah yang menjadi tanda tanya seorang Rene Girard hingga teorinya tentang “Kambing Hitam” digadang-gadang sebagai sebuah ramalan yang terbukti kebenarannya hingga sekarang. Karena sekelompok masyarakat yang tidak mempersoalkan kekerasan sudah pasti mereka kehilangan keberadaannya.
Kekerasan memiliki sifat yang gampang menular dan menjangkit masyarakat karena hal itu menimbulkan balas dendam. Di Indonesia sendiri kekerasan itu sering terjadi dari dahulu kala hingga sekarang. Ketika satu orang terkena kekerasan, ia akan segera mencari sasaran lain untuk bisa melampiaskannya.
Tesis-tesis Girard, yang dibahas di dalam buku ini mengatakan bahwa kekerasan merajalela karena di tengah kehidupan manusia ada hasrat tiru-meniru atau teori mimesis yang menjadi salah satu pemicu adanya kecemburuan dan perasaan iri. Sindhunata dalam buku ini mengurai pemikiran Girard seakan mengungkap misteri kekerasan yang selama ini tersembunyi.
Girard, dalam buku yang ditunjukkan oleh Sindhunata ini mencoba menggali dan menerapkan kebenaran-kebenaran tentang masyarakat yang diperolehnya dari sastra dalam berbagai penelitian di bidang antropologi, mitologi, dan ritual keagamaan.
Kambing Hitam, dalam teori Girard pada mulanya memiliki fungsi untuk menyalurkan dan mengosongkan kekerasan itu sendiri di dalam masyarakat. Namun kini, kambing hitam itu seolah menjadi semacam pelarian yang sifatnya selalu menyalahkan pihak lain.
Kekerasan, menjadi salah satu kata sejak zaman lampau untuk coba dipahami, dimaknai, dikendalikan bahkan dijinakkan. Sindhunata, melalui buku ini berusaha mengupas dengan tuntas kerangka dari pemikiran Rene Girard perihal kekerasan.
Girard, pemilik teori kambing hitam tersebut ingin melihat fenomena kekerasan dari berbagai aspek yang ia pelajari semasa hidupnya. Girard ingin menunjukkan bahwa manusia bisa terjerumus dan memiliki musuh dengan sesamanya dalam pola kekerasan yang destruktif melalui penyelidikannya pada karya sastra, penyelidikan antropologi, dan membongkar agama serta mitos dan ritusnya.
Buku ini menjadi salah satu buku penting yang bisa memberikan kita refleksi. Menurut Sindhunata sendiri, Girard selalu membaca situasi dari perspektif korban. Dengan kata lain, karya-karya Rene Girard bukan semata-mata telaah ilmiah, melainkan juga bentuk empatinya terhadap penderitaan dalam berbagai situasi.
Sekilas Tentang Sindunata, Penulis yang Menunjukkan Teori Rene Girard
Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, yang dikenal dengan nama pena Sindhunata, adalah seorang penulis, teolog, dan imam Katolik asal Indonesia yang telah memberikan kontribusi dalam bidang sastra dan kebudayaan. Ia juga merupakan anggota dari Yesuit dan seorang redaktur majalah kebudayaan, “Basis”. Sindhunata juga sering dipanggil dengan nama panggilan populer, Rama Sindhu atau Romo Sindhu.
Sindhunata memiliki pengalaman sebagai seorang wartawan di Harian Kompas dan dikenal sebagai seorang penulis yang serba bisa dan seorang guru kehidupan.
Laki-laki kelahiran Kota Batu, Jawa Timur, pada tanggal 12 Mei 1952 ini mengawali karir kepenulisannya saat ia menjadi wartawan untuk Majalah Teruna yang dikelola oleh Balai Pustaka dari tahun 1974 hingga 1977.
Pada tahun 1982, Sindhunata merupakan salah satu pendiri Bentara Budaya, sebuah lembaga kebudayaan di bawah naungan Kompas Gramedia. Ia telah menghasilkan berbagai jenis buku dan tulisan, mulai dari novel, puisi, buku filsafat, feature jurnalistik, analisis sepak bola, dan lain sebagainya.
Keberagaman genre tulisannya mencerminkan kemampuan Sindhunata yang luas dalam menyampaikan pesan dan ide-ide melalui berbagai bentuk ekspresi sastra.
Sebagai seorang wartawan, Sindhunata merasa senang ketika ia turun ke lapangan untuk melaksanakan tugasnya dalam jurnalistik. Ia sering menulis tentang feature human interest yang mengangkat kisah-kisah orang-orang miskin dan terpinggirkan.
Dengan kepekaan sosial dan empatinya terhadap kondisi manusia, Sindhunata berhasil menghadirkan gambaran yang kuat tentang realitas kehidupan mereka melalui tulisannya. Kehadirannya di dunia sastra Indonesia telah memperkaya khazanah budaya dan intelektualitas Indonesia.
Sindhunata telah menunjukkan dedikasi yang tinggi terhadap sastra, kebudayaan, dan juga panggilan rohaninya sebagai imam Katolik. Karya-karyanya tidak hanya menginspirasi tetapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi sosial dan manusia.
Yuk, biar semakin memahami teori karya sastra lebih dalam, dapatkan segera bukunya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Melani Wulandari
Sumber:
- https://www.cintabuku.id/2013/11/jual-buku-kambing-hitam-teori-rene.html?m=1
- https://www.kompas.id/baca/dikbud/2022/05/15/70-tahun-sindhunata-penulis-serba-bisa-dan-guru-kehidupan
- https://www.goodreads.com/id/book/show/2420704
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku A Slow Fire Burning
- Review Buku Alien Karya Lee Chanhyuk
- Review Buku Artemis Fowl
- Review Buku Boundary Boss: Berani Tentukan Batasan
- Review Buku Crying In H Mart
- Review Buku Dari Priyayi sampai Nyi Blorong
- Review Buku Esther Bunny Karya Esther Kim
- Review Buku Finding Ikigai in My Journey
- Review Buku How To Win An Argument
- Review Buku Jangan diklik #1: Rahasia Ayu
- Review Buku Jangan Diklik #2: Ketika Sukma Terjaga
- Review Buku Kambing Hitam Teori Rene Girard
- Review Buku Kisah dari Halaman Belakang
- Review Buku Kuasa Uang
- Review Buku Life Without Limits: Tanpa Lengan Dan Tungkai
- Review Buku Memory For Forgetfulness
- Review Buku Merakit Kapal
- Review Buku N Or M
- Review Buku Nusantara Karya Bernard H. M. Vlekke
- Review Buku Our Violet Ends
- Review Buku Para Perawan (The Maidens)
- Review Buku Perbaiki Diri, Perbarui Hati
- Review Buku Practical Step To Think And Grow Rich
- Review Buku Saga Dari Samudra Karya
- Review Buku Saha Mansion
- Review Buku Sepasang Sepatu Tua
- Review Buku Seribu Wajah Ayah
- Review Buku Stargirl
- Review Buku Ten Years Challenge
- Review Buku Tetap Waras Di Tengah Orang Toksik
- Review Buku The Circle Blueprint
- Review Buku The Devil All The Time
- Review Buku These Violent Delight
- Review Buku Verity
- Review Buku We Hunt The Flame
- Review Buku Wizard Bakery
- Review Komik Jujutsu Kaisen
- Review Novel Atharrazka
- Review Novel Buku Besar Peminum Kopi
- Review Novel Book Shamer
- Review Novel Catur Karya Blueantlawarm
- Review Novel Fahrenheit 451 Mass Market
- Review Novel Hijab for Sisters 4
- Review Novel Jiva: Kala Kehidupan Misteri Menyapa
- Review Novel Keep Up with Us
- Review Novel Moby Dick
- Review Novel Parijs van Java
- Review Novel Pemetik Bintang
- Review Novel Puisi Mbeling
- Review Novel Punching the Air
- Review Novel Second Chance
- Review Novel The Book of Two Ways
- Review Novel Tokyo dan Perayaan Kesedihan
- Review Novel To All the Boys I’ve Loved Before
- Review Novel To The Bone
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap