Buku Kitab Pink merupakan karya dari Wisnu Nugroho yang diterbitkan pada tanggal 7 Juli 2022 di Bentara Budaya Jakarta atau disingkat (BBJ). Isi buku ini menceritakan tentang kisah karir seseorang yang telah berkarya di industri musik selama 12 tahun (2011-2023). Dia adalah seorang musisi, pelukis, serta penulis lagu dengan gaya musik rakyat (folk–pop).
Pria ini dikenal sebagai Jason Ranti atau kerap disapa ‘Jeje’. Kitab Pink Jason Ranti: “Antara Kegelisahan dan Gugatan” menjadikan cerita perjalanan Jeje dalam industri musik dan juga pemikirannya terkait kehidupan terabadikan dengan baik.
Dari usia muda, Jeje sering mendengarkan musik yang biasanya didengarkan oleh orang-orang dengan usia yang lebih tua darinya seperti The Beatles, Simply Red, Led Zeppelin dan masih banyak lagi.
Jeje sering kali membagikan selera musiknya itu kepada orang tuanya yang dia setel dari CD atau pita kasetnya. Dari ketertarikannya terhadap musik-musik tersebut, ada salah satu alat musik pertama yang menarik perhatiannya, yaitu gitar.
Banyak hal yang menjadi inspirasi baginya, seperti dari khotbah agama, liga sepakbola, guru dari universitasnya Profesor Bambang Sugiharto, dan lain lain.
Dari situlah Jeje mulai mempelajari lebih dalam tentang dunia musik dan meluncurkan album perdananya pada tahun 2017. Buku Kitab Pink ini menjabarkan tentang isi perbincangan antara Wisnu Nugroho dengan Jason Ranti mengenai pemikiran dan pandangan Jeje, seorang musisi musik folk terhadap kehidupan, kepercayaan, hukum sampai ke otoritas negara.
Meskipun Jeje adalah orang yang pemilih, tapi Wisnu Nugroho berhasil loh mengulik sisi lain dari seorang musisi ini dengan obrolan santai dan hangat!
Nah sobat Grameds, pasti kalian masih penasaran kan dengan buku Kitab Pink Jason Ranti karya Wisnu Nugroho? Yuk, kita simak ulasan Kitab Pink Jason Ranti di artikel ini!
Table of Contents
Wisnu Nugroho, Penulis Kitab Pink Jason Ranti
Wisnu Nugroho adalah seorang wartawan yang memiliki segudang pengalaman dalam bidang pekerjaannya menjadi penulis kreatif dan juga aktif sebagai pemimpin redaksi dalam industri digital dan surat kabar ternama, yakni Kompas.com. Selain itu, Wisnu Nugroho juga menciptakan sejumlah buku yang salah satunya berjudul Kitab Pink Jason Ranti.
Wisnu juga menjadi penulis sebagian buku “Tetralogi Sisi Lain SBY”. Beliau lulus dari universitas ternama yakni Universitas Indonesia (UI) sebagai Pascasarjana dengan konsentrasi Ilmu Komunikasi (Ilkom).
Beliau memiliki sebutan yang dijadikan nama pengguna instagramnya yaitu Beginu, yang maksudnya #BukanBeginiBukanBegitu. Beginu juga merupakan platform podcast (siaran audio) yang disiarkan oleh Wisnu Nugroho dibawah naungan Medio Podcast Network.
Podcast Beginu aktif di media sosial seperti Youtube yang ada di chanel Kompas.com sejak tahun 2020 tepatnya di tanggal 28 Oktober. Tahun ini podcastnya telah memasuki season 6, dimana masing-masing sesi podcastnya terdiri dari 15 episode. Wah sudah banyak sekali ya episodenya, sobat Grameds!
Pada podcast tersebut terdapat video Wisnu berbincang dengan Jason Ranti di studionya. Dalam video tersebut Jason Ranti sendiri mengatakan bahwa ia telah menolak banyak pihak yang ingin mewawancarainya karena ia merasa wawancara itu dilakukan semata-mata hanya untuk atasan mereka.
Namun, disamping itu ia sendiri mengetahui bahwa sebetulnya memang sudah sewajarnya mereka melakukan itu sebagai bentuk menjalankan tanggung jawabnya saja.
Ia menganggap wawancara tersebut hanya sebagai bahan konten, bukan untuk ngobrol dengannya dari hati ke hati. Jason Ranti sendiri lebih tertarik jika obrolan tersebut dilakukan karena ingin betul memahami dirinya dengan tulus dan dari hati. Jason Ranti terlihat sangat menghargai konektivitas yang mendalam antara orang yang bertanya dan orang yang ditanya.
Selain itu, banyak konten lain yang dipandu oleh Wisnu Nugroho yang mendatangkan banyak orang-orang yang memberi inspirasi. Seperti pada salah satu videonya di tanggal 6 Januari 2022, Wisnu Nugroho mengundang Retno Marsudi yang mana beliau adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang berperan besar bagi Kabinet Indonesia Maju.
Dalam konten tersebut, Wisnu Nugroho dan Retno Marsudi mengangkat topik terkait upaya yang perlu dilakukan agar Indonesia dapat menjadi sarana bagi negara-negara G20 agar tidak terlihat kesenjangan yang spesifik antara negara berkembang dan negara maju, dalam rangka memulihkan kondisi negara dan kesehatan masyarakat di era pandemi ini untuk dengan tema “Recover Together, Recover Stronger” pada KTT 2022.
Sosok Jason Ranti atau Jeje
Jason Ranti atau ‘Jeje’, memiliki nama lengkap yaitu Patrick Jason Ranti. Ia lahir di Jakarta pada 22 Oktober 1984 dan saat ini berumur 39 tahun. Jeje adalah anak tertua dan memiliki dua orang adik.
Kedua orang tuanya bekerja di bidang penerbangan. Ayahnya berprofesi sebagai pilot dan ibunya pernah bekerja sebagai pramugari. Ketika masih muda, Jeje dan keluarganya pindah ke daerah Pamulang, Tangerang sebagai tempat dimana Jeje dan saudara-saudaranya dibesarkan.
Jeje menempuh pendidikan SMA-nya di Kolese Gonzaga Jakarta. Sepanjang masa SMA-nya, dia menyukai bernyanyi dan bermain cat dan kanvas. Selain itu Jeje juga memiliki minat pada dunia sastra.
Setelah lulus dari sana, ia merambah dunia pendidikan tinggi di Universitas Atma Jaya Jakarta dan mampu menyelesaikan programnya dengan gelar Sarjana Psikologi. Karena tingginya rasa antusias Jeje pada alat musik gitar, akhirnya untuk menyalurkan minat bakatnya sedari SMA itu ia bergabung dengan sekelompok band dari Tangerang yang bernama Stairway to Zinna.
Di tahun 2017, perusahaan rekaman dari Indonesia yang dikenal dengan Dermajors, sukses merilis album yang berjumlahkan sebelas lagu hasil ciptaan Jeje. Kreativitas dan spiritualitas yang dituangkan Jeje ke dalam albumnya merupakan sejumlah tanggapan dirinya atas fakta kehidupan di masyarakat.
Album tersebut berhasil dikenal dan disukai banyak orang di antaranya ada “Doa Sejuta Umat”, “Variasi Pink” dan “Bahaya Komunis”. Dalam lagunya Jeje mengangkat berbagai macam topik seperti anak-anak muda, politik, agama, kesucian dan sebagainya. Jeje sendiri tidak melabeli musiknya ini tipe musik rakyat, namun masyarakat menilai musiknya termasuk dalam tipe musik folk.
Saat ini Jeje telah berkeluarga dan memiliki satu anak laki-laki. Jason Ranti sendiri adalah seseorang yang cukup misterius dan tidak mudah membuka diri terhadap orang lain. Jeje biasanya merahasiakan tempat tinggalnya dan akan memilih untuk bertemu di luar rumahnya ketika diberi tawaran wawancara.
Di studionya, menurut video podcast yang di unggah Wisnu Nugroho pada sesi Beginu dengan Jeje, terdapat banyak canvas yang berisikan lukisan yang sangat variatif dan indah. Jeje sendiri adalah orang yang sangat menghargai nilai seni dan juga filosofi kehidupan.
Sinopsis Kitab Pink Jason Ranti
Jason Ranti melemparkan sebuah tanggapan terhadap sejumlah pewawancara, “Gue bukan konten lo, Men!”. Tanggapan tersebut dilontarkan karena ia merasa bahwa pertanyaan yang diterima hanya sekedar pertanyaan klasik yang tidak dilakukan dengan hati.
Dia mengatakan dia lebih senang jika perbincangan yang dilakukan itu lebih menggunakan perasaan dan lebih mendalam untuk membentuk koneksi yang lebih kuat sebagai antar sesama manusia.
Jason Ranti merasa dengan cara itu, pewawancara terlihat antusias untuk mendengarkan kisahnya dan mengetahui lebih dalam tentangnya, bukan hanya untuk keperluan pekerjaan semata.
Kehidupan Jason Ranti atau biasa dipanggil Jeje ini dikupas secara mendalam pada buku ini. Tidak hanya dunianya dalam industri musik, tapi juga pandangannya terhadap kehidupan spiritualitasnya, sisi dirinya yang mendalami di bidang kreativitas yang kompleks.
Dirinya menyatakan bahwa seni yang ia ciptakan memang bukan ditujukan untuk dipahami oleh penikmatnya, melainkan untuk memainkan perasaan orang yang melihat atau mendengarnya agar bisa menikmati nilai seninya tanpa berusaha mengerti apa maksud dari hasil ciptaannya tersebut.
Esensi seni yang Jason Ranti tuangkan memiliki arti yang meluas dan universal, sehingga penikmatnya pun diajak mengeksplor pikirannya sembari menikmati seninya.
Jason Ranti dengan lugas dan tegas menyinggung banyak hal dalam karyanya mengenai lika-liku kehidupan bermasyarakat seperti pada aspek agama, dosa, kesucian, berbagai seluk-beluk kehidupan, bahkan sampai otoritas negara.
Sepanjang pandemi, Jason Ranti berhasil menciptakan dan melengkapi banyak karyanya dari beragam tempat yang tidak biasa. Jason Ranti sendiri paling banyak menghabiskan waktu untuk menghasilkan karyanya itu di pintu toiletnya, coretan diatas kertas, diatas kanvas, dapur keluarga, dan tanda jasa.
Buku ini mengajak kita berdialog dan diwawancara dalam hati untuk melihat, berfikir, menggugat dan bisa mengambil pelajaran hidup yang pas untuk kita yakini.
Buku Kitab Pink Jason Ranti merupakan jilid pertama seri “Beginu: Bukan Begini, Bukan Begitu”, yang mengulik sisi manusia secara mendalam baik mimpinya, keraguan, harapan, dan kecemasan yang ada pada anak muda di zamannya.
Lalu, bagaimana percakapan antara Wisnu Nugroho dengan Jason Ranti yang dirangkum dalam buku ini?
Kelebihan dan Kekurangan Kitab Pink
Kelebihan Kitab Pink Jason Ranti
Buku kitab Jason Ranti ini memiliki nilai seni yang tinggi, dimulai dari sampulnya dengan warna pInk fuschia yang menyala dan cantik, membuat banyak orang tertarik dan penasaran dengan isi buku Kitab Pink Jason Ranti ini.
Sosok Jason Ranti yang terpampang pada sampul buku ini juga memberikan banyak makna yang membuat orang menerka-nerka apa makna dibalik gambar Jason Ranti beserta coretan putih yang tidak beraturan tersebut. Gambar yang memberi pesan berisik ini menggambarkan isi dari buku itu sendiri.
Buku ini menyampaikan berbagai gugatan Jason Ranti atas pandangannya terhadap berbagai aspek kehidupan. Gambar tersebut juga menggambarkan suara di kepalanya yang berisik namun bernilai seni yang mendalam.
Karya yang dia ciptakan juga memang mengikuti nilai yang dia pegang, yaitu menjadi dirinya yang menciptakan apa yang dia suka, dia tidak menciptakan karya yang untuk dimengerti tetapi hanya untuk dinikmati saja esensi karyanya.
Selain itu bahasanya yang blak-blakan, lugas, dan komunikatif juga membuat pembacanya merasa seperti sedang diwawancara. Pembaca bisa merasakan seperti sedang diinterogasi dan diajak berpikir. Dengan itu, pembaca bisa merasa tidak jenuh ketika membaca buku ini.
Pembahasan yang cukup tidak umum dan cukup unik ini meningkatkan rasa penasaran pembaca untuk menyimak lebih dalam lagi sisi lain seorang musisi ini. Perspektif akan kehidupan yang tidak umum juga memberi energi baru bagi pembaca karena menemukan suatu hal baru yang menyegarkan dan unik dalam menanggapi isu-isu kehidupan bermasyarakat.
Obrolan Jason Ranti dengan Wisnu Nugroho ini juga sangat berisi, tebal, dan padat. Perbincangan yang terlihat asal-asalan, namun jika di simak dengan baik, kita bisa banyak menemukan sisi unik dari Jason Ranti yang membicarakan perspektifnya dengan gaya bahasa filsafatnya.
Coretan ilustrasi yang disertakan dalam setiap halaman buku ini juga selain untuk nilai estetika, namun juga bisa dipajang dan dijadikan koleksi karna ilustrasinya yang abstrak dan indah memanjakan mata pembacanya.
Selain itu ilustrasi ini juga menambah visual dari buku ini jadi lebih menarik dan tidak membosankan, layaknya anak-anak, terkadang buku dengan banyak gambar terlihat lebih seru untuk dibaca.
Terlebih lagi, untuk orang yang juga menyukai seni terutama dalam bentuk visual, ilustrasi yang disertakan dalam buku ini akan menambah inspirasi baginya karena karya lukisan Jason Ranti ini kompleks, menarik, dan juga mengandung makna tersirat sehingga cocok untuk menemani tulisan percakapan abstrak yang ada dalam buku ini.
Selain itu, buku ini juga isinya tidak terlalu tebal sehingga bagi kalian yang suka buku yang isinya ringan, buku ini cocok untuk kalian baca. Selain itu harganya pun masih tergolong terjangkau.
Kekurangan Buku Kitab Pink Jason Ranti
Kekurangan buku ini sendiri untuk sebagian orang yang kurang suka diajak berpikir yang mendalam, buku ini mungkin kurang pas untuk dibaca bagi mereka ini. Bahasa yang digunakan juga cukup abstrak sehingga cukup sulit di mengerti dan memberi kesan yang ambigu. Selain itu buku ini juga merupakan rangkuman dari perbincangan antara Wisnu Nugroho dengan Jason Ranti, isinya tidak tertata rapi sesuai dengan urutan penulisan pada umumnya.
Untuk sebagian orang juga selain karena bahasa yang disampaikan cukup abstrak dan berat, namun juga banyak makna yang tersirat dari ungkapan-ungkapan Jason Ranti dalam menyampaikan tanggapannya atas suatu hal tertentu.
Hal ini membuat pembacanya membutuhkan waktu untuk memahami ulang kata-kata yang disampaikan dan maksud dari kalimat yang dilontarkan tersebut baru bisa mengambil nilai yang bisa dijadikan refleksi diri.
Pesan Moral Buku Kitab Pink Jason Ranti
Pesan moral yang bisa kita ambil dari buku Kitab Pink Jason Ranti ini yaitu kita tidak bisa dengan mudah menghakimi kesalahan orang lain, karena kita sendiri juga punya kekurangan yang mungkin perlu diperbaiki. Selain itu, ide bisa datang darimana saja, kapan saja, dan dimana saja, jadi teruslah terinspirasi dengan kehidupan yang ada ini.
Nah, itu dia sobat Grameds ulasan buku Kitab Pink Jason Ranti karya Wisnu Nugroho. Bagi kalian yang ingin membaca buku dengan isi yang unik dan sedang mencari buku untuk self-improvement, kalian bisa mendapatkan buku ini hanya di Gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Rating : 4.21
Penulis : Alicia Allessandra
- Review Novel Romance is Not For IT Folks
- Review Novel Maria Beetle
- Review Novel Bungo Stray Dogs
- Review Novel MetroPop: 90 Hari Mencari Suami
- Review Novel The Long Walk
- Review Normal People
- Review Novel Fase
- Review Novel Goodbye Days
- Review Novel Dua Sisi
- Review Novel Sesuk
- Review Novel Leiden
- Review Buku Jodohku dalam Proposal
- Review Buku Norman Edwin: Catatan Sahabat Sang Alam
- Review Novel The Viscount Who Loved Me
- Review Novel Negeri Senja
- Review Novel Bincang Akhlak
- Review Novel Himpunan
- Review Novel The Second Marriage: Mencari Kebahagiaan di Tengah Reruntuhan Rumah Tangga
- Review Novel Haru Mahameru
- Review Buku Cinta Laki-Laki Biasa
- Review Novel Supernova 4: Partikel
- Review Novel Supernova 5: Supernova
- Review Novel Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi
- Review Novel Pelangi untuk Rida
- Review Fourth Element
- Review Novel Metropop Three Sisters
- Review Novel Bendera Setengah Tiang
- Review Novel Hellow Adam
- Review Novel Best Part
- Review Novel Holly Mother
- Review Novel Utara
- Review Buku Metropop: Ikan Kecil
- Review Novel Prince Karya Yohananic_
- Review Novel Alkana Maheswara Karya Lusiafriaa
- Review Novel City Lite: As Always, I Love… Karya Nureesh Vhalega
- Review Novel Undaunted: Ketika Cinta Mensyaratkan Pengorbanan Karya Staffkumpala
- Review Novel Apartemen 12A-05
- Review Novel Aporia
- Review Novel The Sun Above Our Heads
- Review Novel Land of Stories: Worlds Collide
- Review Buku Kitab Pink Karya Jason Ranti
- Review Novel Turning Page