in

Review Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda

Rating 4/5

 

Grameds, orang tua pasti selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya mulai dari pendidikan, nilai-nilai kehidupan hingga pasangan yang baik. Namun ada kalanya seorang anak tidak harus selalu menuruti keinginan orang tuanya dengan paksaan pasalnya hal tersebut belum tentu membuat sang anak menjadi bahagia atau bisa hidup dengan baik. Hal inilah yang terjadi pada Kirania merupakan wanita yang selalu mengikuti keinginan Ibunya bahkan termasuk urusan jodoh. Namun Kirania sendiri memiliki pilihannya sendiri yang menurutnya baik.

Laiqa: Mengejar Restu Bunda

button cek gramedia com

Nah grameds akankah Kirania bisa membuktikan ke ibunya bahwa apa yang dia pilih untuk kehidupannya juga tidak kalah baik dengan apa yang menjadi keinginan Ibunya? Jika grameds tertarik membaca buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda maka grameds perlu membaca artikel di bawah ini yang akan membahas mengenai ulasan, sinopsis serta kelebihan dan kekurangan buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda.

Sinopsis Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda

Holiday Sale

Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda ini menceritakan mengenai seorang wanita 29 tahun bernama Kirania. Kirania selalu menuruti keinginan Ningrum, Bundanya, bahkan dalam mencari calon suami. Bahkan profesi Kirania saat ini sebagai guru Fisika juga merupakan keputusan sang Bunda. Kirania masih ingat alasan Bundanya meminta berkarir sebagai guru karena menurut sang bunda, guru bisa menjadi jenis pekerjaan yang paling nyaman jika pandai memanfaatkan peluang. Guru punya banyak hari libur dalam setahun karena mengikuti kalender pendidikan dan jarang atau bahkan nyaris tidak pernah lembur di kantor. Guru juga memiliki jam kerja yang lebih cepat pulang daripada pekerjaan lainnya.

Kondisi Kirania dirumah sebenarnya tidak dapat dikatakan enak. Sebenarnya Kirania merupakan korban keegoisan Ibu dan Kakaknya. Ibunya tidak berhasil mengatur kakaknya si suling sehingga ibunya merasa harus berhasil mengatur anak bungsunya. Bundanya keras kepala dan memaksakan kehendak karena tidak mau Kirania bernasib sama seperti dirinya, Ayah Kirania jatuh bangkrut dan terpaksa harus berjualan bakso padahal dulu mereka hidup berkecukupan. Saat masih kaya raya Ayah Kiran sibuk bekerja namun ketika jatuh miskin sang Ayah tidak dapat melakukan apapun. Ayahnya menyerahkan seluruh keputusan rumah tangga pada sang istri dan itu yang membuat Kirania tidak dapat menyuarakan keinginannya.

Selain itu dalam beberapa taaruf yang dilaluinya, Ningrum selalu menolak pilihan Kirania. Seperti laki-laki yang Bundanya tolak karena hanya pekerja lepas dan belum mapan. Namun menurut Kirania saat ini pekerja freelance memang sudah banyak jenisnya jadi penghasilannya sebenarnya cukup untuk hidup berumah tangga. Hingga akhirnya, Ningrum menjodohkannya dengan Agam yang kebetulan rekan kerja Kirania dan sama-sama berprofesi sebagai guru Fisika. Laki-laki itu bernama Agam Fathul Sadajiwa, merupakan laki-laki yang umurnya lebih tua dibandingkan Kirania.

Kirania sesungguhnya tidak menyukai kepribadian dan sikap Agam yang tidak sopan, meskipun begitu Ningrum berkeras bahwa lelaki itu adalah calon yang terbaik.Agam selalu mengeluarkan cara-cara untuk merayu Kirania melalui jalur orang dalam. Tante Agam merupakan bos dari Ibu Kirania disebuah toko bunga. Namun masalahnya Agam ini adalah playboy dan ternyata sudah memiliki pasangan yang sangat terobsesi dengan Agam. Setelah mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan dengan Agam hingga menyeret Kirania ke dalam masalah besar, Kirania tegas menolak calon dari bundanya itu.

Pada sebuah peristiwa Kirania bertemu kembali dengan sahabatnya ketika SMA yaitu Aila yang baru saja menikah. Aila tahu dan bagaimana perilaku Agam dan untuk mengakali agar Kirania tidak dijodohkan dengan Agam lagi, Aila memiliki ide untuk menjodohkan Kiran dengan kakaknya yang seorang duda. Akankah kali ini Bunda merestuinya?

Ningrum pun menantang Kirania untuk membawa calon lain sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kirania setuju karena kali ini dia bertekad untuk menentukan jalan kehidupannya sendiri. Akankah Kirania menemukan calon yang tepat dan tetap mendapat restu sang bunda? Lalu, mungkinkah hubungan ibu dan anak antara Ningrum dan Kirania dapat diperbaiki?

Profil Penulis Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda

Penulis Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda adalah Umul Amalia, perempuan biasa dengan mimpi-mimpi yang sederhana. Tidak banyak hal yang dia sukai, karena itulah kehidupannya cenderung monoton. Dia tidak keberatan makan menu yang sama selama tujuh hari berturut-turut. Namun, menulis baginya adalah panggilan jiwa. Menurutnya, menulis untuk terapi dan berbagi informasi. Umul Amalia merupakan alumni keguruan yang putar haluan menjadi penulis lepas yang suka membahas topik seputar pendidikan, agama dan hubungan. Dia ingin menjadi penulis full time suatu hari nanti. Berharap dapat menebar kebaikan lewat setiap tulisannya. Kepada seluruh pembaca, kamu dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman melalui platform media sosial miliki Umul Amalia sendiri, Quora : Umul Amalia, Facebook : Umul Amalia, Instagram : @umulamalia_, Wattpad : @umulamalia_

Kelebihan dan Kekurangan Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda

Pros & Cons

Pros
  • Penggambaran tokoh yang natural dan tidak dipaksakan
  • Narasi buku yang tidak terlalu panjang
  • Alur ceritanya cukup cepat
  • Bahasa dan gaya penulisan yang sederhana seperti percakapan sehari-hari.
  • Juara favorit Lomba Penulisan Novel Islami GWP X Elex Media. 
Cons
  • Penempatan nama panggilan yang kurang tepat untuk Bunda dan Ayah 

Kelebihan Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda

Tokoh dan masing-masing karakternya digambarkan sangat membuat emosi pembaca campur aduk mulai dari kesel, jengkel, bangga hingga marah. Penulis berhasil membuat setiap karakter pada masing-masing tokoh terasa pas dan saling terkait. Pembaca akan merasa kesal dengan Bunda Kirania karena mengekang hidup Kirania bahkan anaknya tidak dapat memilih jalan hidup sendiri yang diinginkan. Selain itu pembaca akan merasa salut pada Kirania yang tetap tabah meski seluruh hidupnya diatur oleh sang Bunda.

Narasi buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda ini tidak begitu panjang, sehingga pembaca tidak akan merasa bosan sama sekali justru semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Kirania dan akankah ia dapat menentukan jalan hidupnya sendiri kali ini? Buku iLaiqa : Mengejar Restu Bunda ini cukup untuk grameds yang sedang mencari buku dengan narasi yang ringan dan konflik yang masih dekat dengan kehidupan kita saat ini.

Alur cerita dari novel Laiqa : Mengejar Restu Bunda ini sendiri terbilang cukup cepat, pada awal pembukaan novel ini saja sudah masuk pada kalimat pembuka yang membuat pembaca ingin terus mengikuti konflik yang terjadi antara Bunda dan Kirania. Konflik perjodohan dan mencari jodoh ini memang sangat relate dengan wanita yang sudah berumur hampir 30 tahun dan yang mendapatkan banyak tekanan dari beberapa pihak.

Penulis juga menggunakan bahasa dan gaya penulisan yang sederhana. Penulis tidak menggunakan bahasa yang rumit atau bahasa yang terlalu baku namun menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana dan mudah dipahami. Setiap dialog tercermin dengan tanda baca “-” dan gaya penulisan yang kebanyakan menggunakan dialog antar tokoh.

Kelebihan lainnya adalah buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda ini berhasil mendapatkan juara favorit Lomba Penulisan Novel Islami GWP X Elex Media. GWP sendiri merupakan Gramedia Writing Project yang merupakan platform menulis dibawah naungan Kompas Gramedia Group.

Kekurangan Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda

Buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda ini akan membuat kamu heran ketika membacanya pasalnya penulis tidak menggunakan panggilan Bunda dan Ayah untuk orang tua Kirania melainkan menggunakan namanya langsung seperti Ningrum dan Prasetya. Hal ini sebenarnya kurang pantas dan nyaman dibaca pasalnya hampir seluruh cerita penulis menggunakan nama Ayah dan Bunda Kirania tanpa panggilan.

Penutup

Grameds, buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda ini cocok untuk grameds yang mencari buku dengan konflik yang sederhana dan cerita yang mengalir dengan ringan. Konflik yang ada pada buku ini tidak akan membuat kamu sibuk berpikir namun akan semakin membuat kamu penasaran dengan apa yang akan terjadi nantinya. Tentu buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda juga akan membuat kamu emosi, greget dan juga senyum-senyum sendiri dengan kisah romansa yang ada.

Jika Grameds tertarik membaca buku Laiqa : Mengejar Restu Bunda ini, Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku yang berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Devina

 

Rekomendasi Buku Terkait

Laiqa: Mana Hijrah?!

Laiqa: Mana Hijrah?!

button cek gramedia com

MANA MEMBUAT GEGER ORANG SEKANTOR KARENA MUNCUL MENGENAKAN HIJAB! Mana … hijrah? Yang benar saja! Athfar dan Deandra juga terkejut karena tidak pernah membayangkan seorang Mana berpenampilan menutup aurat. Mereka sangat mengenal sahabatnya yang satu ini, yang menginjak lantai mushola kantor pun sepertinya nggak pernah. Kali ini, penampilannya syari sehingga membuat keduanya bertanya-tanya, kejadian apa yang menimpa Mana akhir-akhir ini? Padahal, sudah cukup lama Mana menyimpan rapat keinginannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dia sangat mengharapkan kesembuhan sang ayah yang tengah sakit keras, kemudian memulai semua perjalanan hijrahnya dengan menutup aurat. Namun, cobaan demi cobaan muncul menciptakan goncangan kecil, syukurnya Mana masih istiqomah. Hingga kondisi ayahnya yang bertolak belakang dengan semua doanya telah menjadi titik balik Mana mempertanyakan keyakinannya. Apakah keputusannya untuk berhijrah ada artinya?

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

Laiqa: Berapa Jarak antara Luka dan Rumahmu?

button cek gramedia com

UMPAMA ada hari di mana aku ingin membunuh Tuhan, maka hari itulah jawabannya. Hari di mana Mamak mengerjap-ngerjap di atas dipan, tubuhnya yang kurus kering menggelinjang tak keruan sementara mulutnya mengeluarkan darah hitam, adalah saat-saat paling mengerikan bagiku. Aku tak percaya kalau Mamak akan pergi. Aku tak percaya kalau detik itu Malaikat Izrail tengah menunggui Mamak. Saat Bang Faiz menyuruh aku mengambil kain bersih di atas meja guna bersihkan darah Mamak yang membasahi sebagian dada, aku justru meminta Bapak memanggil pameliatan—kawannya yang mempunyai ilmu langit, dan pekan sebelumnya mengobati Mamak lewat bahasa semesta. Tapi Bapak tak mengindahkan. Dia terus membacakan lafal Allah di telinga Mamak. “Kalau nggak ada yang mau ke sana, biar aku yang jemput,” kataku, disusul tatapan garang Bang Faiz. “Mengajilah, Kinar, mengajilah. Kita iringi kepergian mamakmu lewat kalimat tauhid,” ucap Bapak yang suaranya mulai serak. “Mamak belum boleh mati, Pak. Nggak boleh! Bukankah pameliatan yang bilang kalau Mamak akan sembuh?” Tubuh Mamak kembali terguncang hebat. Bapak segera mengumandangkan azan di telinga kanan Mamak. Suaranya menyayat siapa pun yang mendengar. Namun, belum selesai mengazankan Mamak, Bapak tak kuasa membendung air mata.

Santri Pilihan Bunda Spesial Edition

Santri Pilihan Bunda Spesial Edition

button cek gramedia com

Perjodohan yang tidak pernah ada dalam buku rencana Aliza. Yaitu, harus menikah dengan seorang santri pilihan bundanya.  Kinaan Ozama El Fatih, seorang santri pondok pesantren terkenal di kotanya. Pria tinggi dengan alis tebal, pahatan wajah yang terbilang sempurna, serta rahasia dalam dirinya. Sikapnya yang dingin tak berlaku saat sedang bersama Aliza yang sekarang berstatus sebagai istrinya. Aliza Shaqueena Iqala, gadis cantik pencinta batu es dengan bulu mata lentik. Sikapnya yang cuek, mengharuskan Kinaan untuk mencair jika bersama Aliza. Bagi Kinaan, walaupun dirinya dan Aliza dijodohkan, Aliza tetaplah istrinya, tanggung jawabnya. Ia harus membimbing Aliza dengan baik, dan membuat bahagia gadis itu.

Dring!

Dering ponsel Aliza berbunyi, sudah ia duga siapa yang menghubunginya. Segera Aliza mengangkat panggilan tersebut.

“lya. Waalaikumussalam. Ada apa, Bun?” tanyanya dari balik telepon. “Iya, Bun, Aliza pulang.”

Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Aliza kembali mendekat ke Zero. Waktunya untuk berduaan dengan Zero harus terganggu lagi. Bunda menyuruhnya untuk segera pulang, entah apa alasannya Aliza pun tidak tahu. Aliza menarik napas dalam, tak mau rasanya ia meninggalkan waktunya bersama Zero. Secara Zero juga jarang menyempatkan waktu bersamanya, sibuk mengurus urusan organisasi sekolah. Aliza memaklumi itu.

“Bunda suruh pulang.”

Zero tersenyum. “Aku antar, ya,” ucapnya segera berdiri dari kursi dan menggenggam erat tangan Aliza.

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.