in

Review Buku Lima Sekawan di Pulau Harta Karya Enid Blyton

Lima Sekawan di Pulau Harta merupakan salah satu karya Enid Blyton yang paling terkenal di kalangan buku anak-anak. Diterbitkan pertama kali di Inggris pada tahun 1942, buku ini menjadi awal dari seri Lima Sekawan yang kemudian mencuri perhatian banyak pembaca muda di berbagai belahan dunia dan menjadikannya salah satu seri yang paling dicintai sepanjang masa.

Lima Sekawan di Pulau Harta

Dalam versi terjemahan bahasa Indonesia, buku ini dihadirkan oleh Agus Setiadi dan diterbitkan pertama kali oleh Gramedia pada tahun 1978. Dengan jumlah halaman sebanyak 216, cerita ini tetap menarik bagi generasi pembaca baru. Bahkan, buku ini mendapatkan edisi terbaru yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada 2 Februari 2022, memberikan kesempatan kepada lebih banyak pembaca untuk merasakan petualangan seru yang tak terlupakan bersama Lima Sekawan.

Sebelum menyelami cerita lebih dalam, ada baiknya kita mengenal lebih jauh Enid Blyton, penulis di balik kisah yang legendaris ini. Blyton dikenal sebagai salah satu penulis buku anak-anak yang paling produktif dan berpengaruh pada abad ke-20. Karya-karyanya yang penuh dengan imajinasi dan petualangan telah menginspirasi berbagai generasi pembaca, menjadikannya salah satu nama terbesar dalam dunia sastra anak-anak.

Profil Enid Blyton – Penulis Buku Lima Sekawan di Pulau Harta

Holiday Sale

Enid Mary Blyton adalah seorang penulis anak-anak asal Inggris yang dikenal sebagai salah satu penulis paling produktif dan populer di dunia. Sejak tahun 1930-an, buku-bukunya telah menjadi buku terlaris global, dengan total penjualan lebih dari 600 juta eksemplar. Hingga kini, karyanya tetap diminati dan telah diterjemahkan ke dalam 90 bahasa.

Lima Sekawan di Pulau Harta

Pada Juni 2019, Blyton tercatat sebagai penulis keempat yang karyanya paling banyak diterjemahkan di dunia. Ia menulis tentang berbagai tema, mulai dari pendidikan, sejarah alam, fantasi, misteri, hingga narasi Alkitab. Blyton dikenal luas berkat seri-seri populernya, seperti Noddy, Famous Five, Secret Seven, The Five Find-Outers, dan Malory Towers, serta karya lainnya seperti St. Clare’s, The Naughtiest Girl, dan The Faraway Tree.

Blyton memulai karier menulisnya dengan menerbitkan buku pertamanya, Child Whispers, sebuah kumpulan puisi sepanjang 24 halaman, pada tahun 1922. Keberhasilan komersialnya mulai tercapai melalui novel-novel seperti Adventures of the Wishing-Chair (1937) dan The Enchanted Wood (1939). Dengan cepat, ia membangun kerajaan sastra yang luas, menghasilkan hingga 50 buku per tahun, selain juga memberikan kontribusi signifikan untuk berbagai majalah dan surat kabar.

Blyton menulis dengan metode yang unik, tanpa perencanaan rinci, dan seringkali mengetik cerita secara spontan sesuai dengan ide yang muncul dari alam bawah sadarnya. Namun, produktivitasnya yang luar biasa menimbulkan rumor bahwa ia menggunakan penulis bayangan, tuduhan yang ia bantah dengan tegas.

Meskipun dicintai oleh banyak pembaca, karya Blyton juga memicu kontroversi, terutama sejak tahun 1950-an. Kritikus, guru, dan orang tua menganggap tulisannya terlalu sederhana dan kurang menantang, dengan tema-tema tertentu dalam seri Noddy yang dipandang problematis. BBC bahkan sempat melarang siaran cerita-ceritanya dari tahun 1930-an hingga 1950-an karena dianggap tidak memiliki nilai sastra.

Beberapa pihak juga mengecam karyanya sebagai elitis, seksis, rasis, dan xenofobia, terutama dalam konteks Inggris pasca-Perang Dunia II yang semakin progresif. Namun, meski menghadapi kritik, buku-buku Blyton terus populer hingga saat ini, bahkan setelah kematiannya pada tahun 1968.

Sinopsis Buku Lima Sekawan di Pulau Harta

Lima Sekawan di Pulau Harta

Lima Sekawan terdiri dari empat anak, yaitu Julian, Dick, George, dan Anne, serta seekor anjing setia bernama Timmy. Kelompok ini sering kali melakukan penjelajahan ke berbagai tempat asing. Menariknya, setiap perjalanan mereka hampir selalu membawa mereka ke dalam misteri seru yang menanti untuk dipecahkan.

Kisah Di Pulau Harta merupakan petualangan pertama yang dijalani oleh Lima Sekawan. Pada suatu liburan, Julian, Dick, dan Anne mendapat saran dari orang tua mereka untuk mengunjungi rumah sang paman yang terletak di pesisir Inggris. Di sana, mereka untuk pertama kalinya bertemu dengan George dan Timmy. Keluarga George memiliki tanah yang luas, termasuk sebuah pulau kecil yang dikenal sebagai Pulau Kirrin. Pulau yang dikelilingi karang tajam ini terletak tak jauh dari pantai, dan penduduk sekitar menghindarinya karena khawatir perahu mereka akan karam.

Suasana mendebarkan dimulai saat bangkai kapal tua ditemukan di Pulau Kirrin! Namun, di manakah harta karun yang dikabarkan berada di sana? Lima Sekawan mulai menyelidiki dengan mengikuti berbagai petunjuk yang mereka temukan. Tetapi perjalanan mereka tidak berjalan mulus, karena ternyata ada pihak lain yang juga mengincar harta karun tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Lima Sekawan di Pulau Harta

Lima Sekawan di Pulau Harta

Pros & Cons

Pros
  • Cerita yang menarik dan menggerakan hati.
  • Karakter yang kuat.
  • Latar belakang cerita yang jelas dan ditulis dengan baik.
  • Tidak tersegmentasi untuk anak-anak.
  • Terjemahan yang lancar dan mengalir. 
Cons
  • Kurang cocok untuk dibaca oleh anak-anak

Kelebihan Buku Lima Sekawan di Pulau Harta

Lima Sekawan di Pulau Harta

Salah satu daya tarik utama dari Lima Sekawan di Pulau Harta adalah ceritanya yang memikat dan mampu menggerakkan hati. Dengan campuran suasana yang seru, hangat, menegangkan, dan menyejukkan, buku ini berhasil membawa pembaca tenggelam dalam dunia petualangan yang penuh dengan misteri. Enid Blyton menghadirkan kisah yang menyenangkan dan menginspirasi kecintaan terhadap membaca, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Tidak heran jika buku ini memberikan pengalaman ajaib bagi banyak pembacanya.

Keberhasilan buku ini juga terletak pada kekuatan karakter yang diciptakan oleh Blyton. Masing-masing anggota Lima Sekawan memiliki kepribadian unik yang membuat mereka begitu hidup dan mudah untuk diingat. Julian dikenal berkepala dingin, Dick selalu ceria, Anne penuh kasih dan feminin, sementara George yang pemarah membawa semangat pemberontakan yang menggemaskan. Tidak ketinggalan, Timmy, anjing tangguh mereka, mencuri hati pembaca dengan kecerdasan dan keberaniannya yang luar biasa. Dinamika kelompok ini membuat cerita dalam buku ini menjadi menarik.

Latar belakang cerita juga menjadi poin kelebihan yang tidak bisa diabaikan. Blyton dengan sangat piawai menggambarkan Pulau Kirrin dan sekitarnya, lengkap dengan detail yang membuat pembaca seolah-olah berada di sana. Dari karang-karang tajam yang mengelilingi pulau hingga bangkai kapal tua yang menyimpan rahasia harta karun, semua elemen ini ditulis dengan sangat baik sehingga membangun suasana yang memikat dan mudah untuk digambarkan. Petualangan mereka terasa hidup, membuat setiap halaman buku menjadi pengalaman yang sulit dilupakan.

Bukan hanya itu saja, terjemahan karya ini oleh Agus Setiadi juga patut diapresiasi. Bahasa yang digunakan terasa lancar dan mengalir, membuat cerita ini tetap relevan dan menyenangkan untuk dinikmati. Bahkan, bagi pembaca yang sudah dewasa, membuka kembali buku ini memberikan rasa nostalgia yang hangat. Terjemahannya yang segar memastikan bahwa daya tarik cerita Blyton tidak hilang, bahkan setelah beberapa dekade.

Kekurangan Buku Lima Sekawan di Pulau Harta

Lima Sekawan di Pulau Harta

Meskipun Lima Sekawan di Pulau Harta merupakan buku yang ditujukan untuk pembaca anak-anak, terdapat beberapa elemen dalam cerita yang mungkin kurang cocok atau terlalu berat untuk anak-anak zaman sekarang. Misalnya, terdapat deskripsi yang cukup serius, seperti gambaran darah yang mengalir atau adegan di mana seekor anjing diancam dengan pistol. Elemen-elemen semacam ini bisa dianggap menegangkan atau bahkan mengganggu bagi pembaca muda.

Selain itu, perlu dicatat bahwa buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1942, sehingga konteks sosial yang ada di dalamnya mungkin sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Beberapa nilai, pandangan, dan pola pikir yang tercermin dalam cerita tersebut, seperti yang berkaitan dengan keadilan, gender, atau stereotip, mungkin tidak sesuai dengan pandangan modern yang lebih mengedepankan kesetaraan dan pemahaman yang lebih inklusif. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun cerita ini tetap menarik, ada aspek-aspek tertentu yang perlu diperhatikan saat dibaca oleh pembaca masa kini.

Penutup

Lima Sekawan di Pulau Harta

Sebagai penutup, Lima Sekawan di Pulau Harta menawarkan lebih dari sekadar petualangan yang seru. Buku ini memperlihatkan bagaimana anak-anak dengan beragam karakter mampu mengesampingkan ego mereka demi mencapai tujuan bersama. Melalui kerja sama yang kompak, mereka menghadapi berbagai tantangan, mencari solusi atas masalah, dan belajar mengatasi perbedaan. Keberanian dan kecerdikan mereka benar-benar diuji disini, terutama saat berhadapan dengan penjahat-penjahat serakah yang mencoba menguasai Pulau Kirrin.

Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan dari buku Lima Sekawan di Pulau Harta karya Enid Blyton. Yuk langsung saja dapatkan buku ini dan buku best seller yang lainnya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriela Estefania

 

Rekomendasi Buku

Lima Sekawan: Sarjana Misterius

Lima Sekawan: Sarjana Misterius (Cetak Ulang 2018)

Lima sekawan terdiri dari empat orang anak yang bernama Julian, Dick, George, dan Anne, serta seekor anjing bernama Timmy. Julian, Dick, dan Anne adalah kakak beradik yang berasal dari Inggris. George adalah sepupu mereka. Sementara Timmy, yang senantiasa menemani petualangan mereka, adalah anjing George. Mereka berlima sering melakukan perjalanan ke lokasi-lokasi yang asing. Serunya, penjelajahan itu sering kali berujung pada sebuah misteri yang harus mereka pecahkan.

SARJANA MISTERIUS

Lima Sekawan sedang berlibur dengan caravan di dekat sebuah puri kuno yang nyaris runtuh! Tapi puri itu ada penghuninya—Lima Sekawan melihat seraut wajah di jendela menaranya! Siapakah sebenarnya yang tinggal di sana?

Lima Sekawan: Dalam Loronh Pencoleng

Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng

Dalam Lorong Pencoleng diterbitkan pertama kali pada tahun 1953, kemudian diterjemahkan dan dicetak ulang oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2018. Tak hanya Dalam Lorong Pencoleng, masih banyak petualangan seru lain dari lima sekawan yang bisa diikuti oleh anak-anak.

Kali ini Lima Sekawan yakin di daerah pesisir Cornwall yang sepi tak akan ada petualangan. Tapi, ketika suatu malam mereka melihat sinar memancar dari sebuah menara tua, mereka jadi bertanya-tanya. Betulkah di zaman sekarang ini masih ada pencoleng yang merampok kapal-kapal yang lewat dengan menyalakan suar palsu? Akankah besok mereka menemukan kapal yang pecah berkeping-keping karena dijebak oleh para pencoleng itu?

Lima Sekawan: Menyamarkan Teman

Lima Sekawan: Menyamarkan Teman

Lima Sekawan adalah Julian, Dick, George, Anne, dan—tentu saja—Timmy! Kemanapun mereka pergi pasti ada petualangan yang seru dan mengasyikkan!

MENYAMARKAN TEMAN

George benar-benar jengkel waktu anak perempuan Amerika yang menginap di Pondok Kirrin harus menyamar sebagai anak laki-laki! Tapi ini bukan saatnya bagi George untuk merasa iri sebab Berta—anak perempuan Amerika itu— memang sedang bersembunyi dari para penculik, dan hanya Lima Sekawan yang sanggup menjaganya!

Sumber:

  • https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lima_Sekawan_di_Pulau_Harta
  • https://en.m.wikipedia.org/wiki/Enid_Blyton
  • https://www.goodreads.com/book/show/212114416-lima-sekawan

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.