Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau merupakan sebuah buku kumpulan puisi karya M. Aan Mansyur, penulis puisi dan cerita pendek ternama asal Indonesia. Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada akhir tahun 2020 lalu. Buku yang memiliki total 100 halaman ini memuat sejumlah 41 puisi yang dibagi menjadi 5 bagian.
Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini juga dilengkapi dengan ilustrasi indah yang mendukung puisi-puisi tersebut. Ilustrasi yang terdapat dalam buku ini merupakan karya seorang ilustrator bernama Lala Bohang. Puisi-puisi yang dituliskan oleh M. Aan Mansyur ini memuat pembahasan umum tentang berbagai kegelisahan atas sejumlah fenomena yang relevan dengan situasi dan kondisi pada masa itu.
Apakah hatiku adalah mangkuk dangkal yang pecah, yang mudah untuk diisi, tetapi mustahil untuk diisi penuh? Apakah mencintai diri sendiri bagaikan sebuah batu yang dilemparkan ke lautan lepas yang tidak memiliki dasar? Mengapa darah lebih api dibandingkan api? Mengapa luka tidak memaafkan pisau? Dan mata pisau dapat membayangkan dirinya seperti cermin?
Mengapa kita harus mempunyai banyak pengetahuan untuk dapat memahami bahwa kita hanya memiliki sedikit pengetahuan? Mengapa orang kota berpegang pada humor untuk dapat bertahan hidup dan mengapa orang desa harus bertahan hidup untuk dapat tertawa? Mengapa umur seseorang tak dihitung dari seberapa dekat dirinya dari kematian? Bukankah manusia telah terlalu tua sekarang? (seperti puisi ini, bukankah hidupmu sudah dituliskan dan ditafsirkan orang lain, bahkan sebelum kamu dapat membacanya?)
Buku kumpulan puisi Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau karya M. Aan Mansyur ini berhasil membawanya mendapatkan Penghargaan Sastra dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra pada Oktober 2021 lalu. Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini ditetapkan sebagai penerima penghargaan ini untuk kategori puisi.
Tidak hanya itu saja, buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau juga kembali berhasil membawa M. Aan Mansyur mendapatkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2021 dalam kategori puisi. Maka itu, buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini kemudian dinobatkan sebagai karya puisi terbaik tahun 2021. Penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan paling bergengsi yang ditunggu-tunggu oleh penulis dan sastrawan di Indonesia. Dengan berhasil mendapatkan penghargaan ini, itu berarti M. Aan Mansyur berhasil menyisihkan 9 karya puisi lain yang sudah masuk ke dalam nominasi puisi pilihan.
Table of Contents
Profil M. Aan Mansyur – Penulis Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
Martan Aan Mansyur adalah pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, pada 14 Januari 1982. Sosok M. Aan Mansyur yang juga dikenal sebagai nama pena “Huruf Kecil” merupakan penulis puisi dan cerita pendek. Karirnya sebagai penulis sudah terbilang cukup lama, dan M. Aan Mansyur dikenal sebagai penulis yang produktif dalam menerbitkan karya.
Aan Mansyur menerbitkan karya pertamanya pada tahun 2005, yakni buku kumpulan puisi yang berjudul Hujan Rintih-Rintih. Hingga saat ini, M. Aan Mansyur masih aktif untuk menulis puisi dan menerbitkan buku kumpulan puisi. Sejumlah karyanya yang telah berhasil diterbitkan, yaitu buku kumpulan puisi Aku Hendak Pindah Rumah (2008), buku kumpulan puisi Tokoh-Tokoh yang Melawan Kita dalam Satu Cerita (2012), buku kumpulan cerita pendek “Kukila” (2012), buku kumpulan puisi Melihat Api Bekerja (2015), buku kumpulan puisi Tidak Ada New York Hari Ini (2016), buku kumpulan puisi Cinta yang Marah (2017), buku kumpulan puisi Sebelum Sendiri (2017), buku kumpulan puisi Perjalanan Lain Menuju Bulan (2017), buku kumpulan puisi Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau (2020), dan buku kumpulan puisi Waktu yang Tepat untuk Melupakan Waktu (2021).
Sinopsis Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
Setiap Pagi
sebagian orang keluar dari mimpi
buruk memakai diri mereka
sebagai pakaian impor
model terbaru
sebagian mengenakan diri mereka
sebagai lautan & berita tercemar
yang menenggelamkan mereka
sebagian menghindari diri mereka
sebagian berjalan di belakang tubuh mereka
ke tempat kepala akan dipenggal
sebagian bersikeras tetap nyata
& bertahan demi menyambut diri
mereka yang kelak barangkali
kembali
harapan
harapan
harapan
puisi masih dituliskan dan dibacakan
untuk mencari entah apa di antara
perkara-perkara kosong
musik masih membuat kita menari
& bersedih (sering kali kesedihan:
tangan paling lembut yang mampu
mengembalikan tulang-tulang kita
ke tempatnya)
toko-toko masih menawarkan barang-barang
rusak (semua toko menjajakan barang rusak)
kita masih menemukan alasan untuk tertawa
& pohon-pohon senantiasa merentangkan
tangan untuk burung-burung
Sajak Cinta Untuk Anna
kau perjalanan idealku: aku selalu menuju dan aku tidak pernah hilang arah. Aku selalu berangkat lebih awal dan selalu kembali ke pangkal.
apalah cinta melainkan keyakinan kita pada perkara-perkara yang selalu mampu memasihkan yang pernah.
apabila akhirnya kita sampai di puncak tangga kita tahu kita tidak menjadi lebih tinggi daripada sebelumnya.
tetapi dari rumah ini bisa selalu memandang dunia sebagai pertanyaan dan kita bergembira hidup di dalamnya.
kunci terbaik, kubilang, kunci yang tidak membuka pintu ke mana pun, tetapi kau segala kunci: masa depan hanya tahu menciptakan tembok & gembok.
setelah kita ada, aku bukan pencuri, setelah kita ada, aku bukan pencari. tidak ada selain kita memiliki apa pun yang aku inginkan.
setelah kita ada, aku tidak ingin kau mengatakan alangkah indah hari ini! aku ingin kau keindahan sepanjang hati mampu menampungnya.
Makassar adalah Jawaban. Tetapi, Apa Pertanyaannya?
1. ayah pergi ke kantor.
(ibu pergi ke mana?)
adik pergi ke bioskop.
sarimin pergi ke pasar.
makassar pergi ke jakarta.
2. untuk apa makassar pergi ke jakarta?
a. studi banding,
b. menghadiri acara keluarga,
c. berlibur dan belanja,
d. semua benar.
3. tiap kali makassar pergi ke jakarta,
makassar membawa oleh-oleh: beberapa keping jakarta. sekarang makassar tidak perlu pergi ke jakarta untuk berada di jakarta.
makassar mencintai jakarta sebesar jakarta membenci jakarta.
Negara
hatiku tidak berhenti mematahkan hatiku.
halo, tahun berapa kamu hari ini?
Dan
di puisi ini aku masih memikirkan dan
ada, kata ibuku, yang selalu ingin mencuri dan
dari setiap kata
dari setiap waktu
dari setiap benda
dari setiap aku
pertahankan dan- dan itu ada.
ada ratusan kota dihuni ratusan ribu dan di mata ibuku.
ibuku menjaga kampung-kampung yang damai penuh dan
di kepalanya
di pikirannya
di nyanyiannya
di rahasianya
ada negeri berisi ratusan jiwa dan
tumbuh di tubuh ibuku. ada kehidupan yang rindang
(dan tidak henti-hentinya berbunga;
dan selalu berbuah; dan jadi bebijian;
dan jadi burung-burung; dan jadi langit berlapis-lapis)
di dalam ibuku.
dari sana ibuku melahirkan ribuan aku.
dalam masing-masing aku ada ribuan dan.
Kelebihan Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
Puisi-puisi yang dituliskan M. Aan Mansyur dalam buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini sangat bervariasi temanya. Mulai dari yang bertema kehidupan, keluarga, romansa, hingga politik juga ada. Untuk kualitas puisi karya M. Aan Mansyur tentunya tak perlu diragukan lagi. Aan Mansyur selalu menyajikan pilihan diksi yang sangat indah, sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam.
Melalui tulisan-tulisannya, Aan Mansyur mampu menyampaikan rasa kepada para pembacanya. Seperti puisi berjudul “Sajak Cinta Untuk Anna” yang mampu menyampaikan rasa cinta yang begitu besar untuk pasangan. Kemudian, puisi-puisi yang bertema politik, mampu menyampaikan rasa gundah akan keadaan Tanah Air.
Dalam buku ini, terdapat beberapa puisi yang dituliskan secara unik, dengan hanya memuat beberapa kalimat atau tanpa memiliki kalimat sama sekali. Contohnya, puisi dengan judul “Negara” yang dapat dilihat di atas. Selain itu, puisi berjudul “Kami Masuk Gedung DPR & Kami Hilang Belum Ditemukan”, disajikan dengan empat halaman kosong berwarna hitam. Dengan pengemasan yang sangat unik ini, puisi ini tetap mampu menyampaikan pesan tertentu kepada para pembaca.
Kemudian, tampilan visual buku ini juga dipuji. Mulai dari tampilan sampul buku ini, sampai ilustrasi di setiap halamannya. Tampilan visual buku ini dinilai sangat artistik dengan ilustrasi abstrak yang menggunakan warna biru dan hitam.
Buku kumpulan puisi Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini mampu menyayat hati pembaca, tetapi juga mampu membuat mereka tersenyum getir. Puisi-puisi yang dituliskan M. Aan Mansyur mampu membuat para pembaca berpikir dan merefleksikan segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Ini adalah buku kumpulan puisi yang merepresentasikan berbagai luka yang banyak dialami oleh masyarakat luas.
Kekurangan Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
Selain kelebihan, buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau ini memiliki kekurangan. Kekurangan pada buku ini terletak pada pemilihan ilustrasi yang terkadang membuat beberapa tulisan buku ini tidak terbaca. Kemudian, ukuran tulisan dalam buku ini juga dinilai cukup kecil, sehingga membuat beberapa pembaca kesulitan dalam membacanya.
Pesan Moral Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
Melalui buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau, kita kembali disadarkan bahwa dalam kehidupan yang kita jalani, kita mengalami banyak hal, selalu bersinggungan dengan banyak hal, dan juga berinteraksi dengan banyak hal. Oleh karena itu, kehidupan tak jarang menorehkan luka.
Alasan mengapa luka tidak memaafkan pisau, karena bekas luka tersebut akan masih ada walaupun kita sudah dapat berdamai dengan keadaan. Atau, luka tersebut tak jarang masih membayangi diri dalam jangka waktu yang lama. Luka akan reda bersama kata-kata dan juga waktu. Bukannya menghilang. Maka itu, tak apa sekedar mempertanyakannya saja.
Melalui salah satu puisi dalam buku ini, M. Aan Mansyur mengingatkan pembaca untuk tetap menjadi diri sendiri. Sebab, pada zaman ini, banyak ditemukan orang yang kehilangan jati dirinya hanya untuk mendapatkan sebuah pengakuan. Lebih daripada itu, banyak orang yang mencoba untuk menjadi orang lain. Hal ini tentunya salah, dan tidak akan membawa diri Anda kepada kebahagiaan.
Nah, itu dia Grameds ulasan buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau karya M. Aan Mansyur. Bagi kalian yang ingin membawa sejumlah puisi indah yang penuh makna, yuk segera dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com. Selamat membaca!
Rating: 4.13
- Review Novel My Youth
- Review Novel Membunuh Commendatore
- Review Novel Misteri Pasukan Cambyses
- Review Novel Some Kind of Summer
- Review Novel Tales of Mystery and Terror
- Review Novel Hujan Bulan Juni
- Review Novel The Woman in Cabin 10
- Review Buku Jalan Panjang untuk Pulang
- Review Novel Sewu Dino
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Misteri Buket Bunga Kematian
- Review Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Misteri Nona Bertangan Kidal
- Review Novel Novel Kisah Misteri Enola Holmes: Kasus Hilangnya Sang Marquess
- Review Novel Ranjat Kembang
- Review Novel Urban Thriller: Playing Victim
- Review Novel The Dead Returns
- Review Novel And The There Were None (Lalu Semuanya Lenyap)
- Review Novel Kelab dalam Swalayan
- Review Novel Pocong Gundul
- Review Murder At Shijinso
- Review Novel Karavansara
- Review Novel A Thousand Splendid Suns
- Review Buku The Joy Of Missing Out
- Review Buku Limitless
- Review Novel Midnight Restaurant
- Review Buku Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
- Review Novel Pembunuhan di Nihonbashi
- Review Novel Pertempuran Lain Dropadi
- Review Buku Sepotong Hati di Angkringan