in

Review Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

Hai Grameds! Kembali lagi di artikel yang akan membahas dan mengulas secara lengkap salah satu buku best seller, Merajut Harapan, Mengelola Ancaman, yang direkomendasikan untuk kamu. Grameds mungkin sudah tak asing lagi dengan nama penulis ini. Bagi Grameds yang belum tahu, Prof. Dr. Irfan Idris adalah Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) yang sudah menjabat dari tahun 2010. Kinerjanya yang baik membuatnya bertahan menjabat hingga hampir 15 tahun ini.

Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

button cek gramedia com

Lantas, mengapa seorang direktur BNPT menjadi penulis? Prof. Dr. Irfan Idris juga merupakan seorang guru besar politik islam, yang tentunya suka untuk berbagi pengetahuan kepada banyak orang. Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman menjadi salah satu media dari keinginan dirinya untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yang diharapkan bisa memberikan inspirasi dan perubahan bagi pembaca.

Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman yang memiliki total 294 halaman ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 22 Agustus 2024. Buku ini merupakan penyempurnaan dari buku catatan harian sang Direktur Pencegahan BNPT, yang memuat begitu banyak pengalaman nyata dirinya dan negeri ini. Kisah pengalaman nyata tentunya bikin penasaran ya, Grameds. Untuk menjawab rasa penasaran kamu, Gramin sudah menuliskan sedikit bocoran isi dari buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman ini. Baca artikel ini sampai selesai ya!

Profil Prof. Dr. Irfan Idris M. A. – Penulis Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

button cek gramedia com

Prof. Dr. Irfan Idris, M.A. atau yang lebih dikenal dengan panggilan Prof. Irfan merupakan sarjana lulusan dari Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar angkatan 1989. Tak hanya gelar sarjana saja, ia juga memperoleh gelar magister dari kampus yang sama pada tahun 2000. Pada tahun 2005, Prof. Irfan berhasil mengantongi gelar doktor dari UIN Syarif Hidayatullah.

Sebagai seorang akademisi, Prof. Irfan Idris berfokus pada isu radikalisme. Karyanya yang berjudul Deradikalisasi: Kebijakan, Strategi dan Program Penanggulangan Terorisme menjadi bukti fisik dedikasinya pada isu terorisme dan radikalisme. Selain buku tersebut, ada satu buku lain karyanya yang masih membahas tentang radikalisme, yakni buku Deradikalisasi dalam Sorotan yang diterbitkan pada 2014. Jadi, tidak heran jika akhirnya ia menjabat sebagai Direktur Deradikalisasi.

Guru Besar Politik Islam UIN Alauddin Makassar ini sudah menduduki posisi Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Pencegahan terorisme (BNPT) yang memimpin program deradikalisasi dan rehabilitasi terorisme selama lebih satu dekade, yakni periode 2010 hingga 2023. Dan sejak 2023 sampai sekarang, Prof. Irfan berganti posisi sebagai Direktur Pencegahan BNPT. Mulai dari tahun 2023 ini, Prof. Irfan juga mulai fokus kepada strategi pencegahan terorisme dengan pengembangan cara pendekatan dan membuat kebijakan baru yang inovatif.

Selama menjadi direktur di BNPT, Prof. Irfan tentunya memiliki banyak pengalaman dalam lingkup terorisme. Ia menjadi salah satu peserta pada pertemuan Eksekutif Anti Teror Washington DC, Amerika Serikat, pada Juni 2011. Pada bulan selanjutnya, Irfan menghadiri Conference on Tracking the Threat of Violent Extrimist in Prison di Inggris. Pada 2013, Irfan juga ikut dalam pelatihan Religious Rehabilitation Group di Singapura. Irfan juga sempat melihat langsung Pusat radikalisasi Saudi Arabia pasa Januari 2017.

Selama mengemban peran-peran tersebut, Prof. Irfan selalu penuh semangat dalam mempromosikan perdamaian di lingkup masyarakat Indonesia secara luas, dan menekankannya pada anak muda. Irfan produktif dalam membuat narasi yang kuat untuk mendorong literasi nasional dengan menulis sejumlah buku yang sesuai dengan bidang yang dikuasainya. Salah satunya adalah buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman yang dibahas pada artikel ini.

Selain melalui karya tulis, ia juga membagikan ilmunya dengan meluangkan waktu sebagai narasumber isu radikalisme di dalam & luar negeri, serta isu terorisme di berbagai seminar, konferensi, sesi pelatihan, dan lokakarya. Prof. Irfan juga menjadi dosen tamu di sejumlah institusi unggul, baik dalam tingkat nasional dan internasional.

Sinopsis Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

button cek gramedia com

Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman merupakan catatan harian Prof. Dr. Irfan Idris, M.A. sebagai Direktur Pencegahan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Buku ini membagikan narasi yang inspiratif dan penuh tantangan dalam mengelola ancaman terorisme di negeri ini. Cerita-cerita pengalamannya yang nyata dituliskan dalam buku ini, mulai dari kegiatan kesehariannya yang berupaya mencegah ekstremisme dan deradikalisasi, hingga pengalamannya berinteraksi dengan banyak kalangan di lapangan.

Buku ini menjadi bentuk dokumentasi kinerjanya, juga menjadi referensi yang bisa menambah pengetahuan pembaca mengenai cara menciptakan lingkungan yang toleran dan damai. Prof. Irfan mengajak pembaca untuk menanamkan pentingnya mengedepankan kerja sama dan perdamaian di masyarakat. Narasi ini adalah pengingat akan indahnya gotong royong dan kebersamaan, serta mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air yang bisa menjadi pertahanan dalam melawan kebencian. Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman adalah buku yang tepat untuk kamu yang peduli dengan masa depan tanah air yang damai dan harmonis.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Ditulis dalam bentuk catatan harian.
  • Menguak apa yang terjadi di negeri ini, yang tidak banyak orang tahu.
  • Referensi dari pengalaman nyata selama lebih dari satu dekade.
  • Bersifat inspiratif dan reflektif.
Cons
  • Diksi yang sulit dipahami menghambat proses membaca.

Kelebihan Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

button cek gramedia com

Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman karya Prof. Dr. Irfan Idris M. A. ini dikatakan unik, karena ditulis dalam bentuk catatan harian. Buku ini merupakan rekaman tertulis kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh sang direktur BNPT itu yang sudah menjabat lebih dari satu dekade. Tentunya, pengalaman dan keahliannya tak perlu diragukan lagi sebagai referensi dari bacaan yang bisa dikonsumsi semua kalangan ini.

Buku ini secara tak langsung menguak apa yang terjadi di negara kita ini, yang tidak banyak diketahui orang. Prof. Irfan Idris membagikan pengalaman nyatanya dalam mengelola isu terorisme dan radikalisme, juga bagaimana upayanya dalam membangun masyarakat yang damai. Buku ini bersifat inspiratif dan menggugah hati masyarakat untuk semakin mencintai negeri tempat tinggal kita ini.

Tak hanya sekadar sharing pengalaman saja, Prof. Irfan menghadirkan momen-momen yang bersifat reflektif, mengajak pembaca untuk menyadari dan mengingat pentingnya kerja sama dalam segala hal. Prof. Irfan juga menghadirkan diskusi-diskusi yang dilengkapi dengan paparan strategi yang diharapkan bisa menjadi solusi dalam berjuang melawan radikalisme.

Kekurangan Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

button cek gramedia com

Meskipun buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman menawarkan berbagai kelebihan, ada satu kekurangan yang mungkin mengganggu sebagian pembaca, yaitu penggunaan beberapa diksi yang terbilang cukup tinggi. Beberapa istilah yang digunakan dalam buku ini tergolong khusus dan mungkin kurang familiar bagi pembaca umum. Hal ini terutama berlaku pada istilah-istilah yang berhubungan dengan tema radikalisme dan terorisme, yang bisa jadi jarang ditemui oleh pembaca yang belum memiliki latar belakang pengetahuan dalam bidang ini.

Akibatnya, pembaca mungkin perlu bolak-balik mencari makna kata atau istilah tertentu di internet agar dapat memahami keseluruhan narasi dengan baik. Meskipun informasi tambahan tersebut dapat menambah wawasan, proses membaca menjadi sedikit terhambat dan membutuhkan lebih banyak waktu. Bagi mereka yang baru pertama kali mendalami isu radikalisme dan terorisme, buku ini memerlukan perhatian ekstra untuk menangkap isi dan pesan yang disampaikan.

Penutup Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

Merajut Harapan, Mengelola Ancaman

button cek gramedia com

Buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman adalah bacaan yang sangat direkomendasikan bagi Grameds, terutama Warga Negara Indonesia yang peduli terhadap masa depan negeri ini. Buku ini lebih dari sekadar kisah hidup Prof. Irfan; ia menyajikan pembelajaran yang berharga, karena berlandaskan pengalaman pribadi Prof. Dr. Irfan Idris, M.A., selama lebih dari satu dekade. Melalui buku ini, Prof. Irfan membagikan wawasan dan pemikirannya dalam menghadapi dan mengelola ancaman yang dihadapi bangsa, menjadikannya sebagai panduan penting bagi siapa saja yang ingin memahami isu radikalisme dan terorisme dari perspektif seorang ahli.

Bagi Grameds yang tertarik untuk mendalami tema ini, buku Merajut Harapan, Mengelola Ancaman kini bisa didapatkan secara eksklusif di Gramedia.com. Selain itu, Gramedia juga telah menyiapkan berbagai rekomendasi buku-buku best seller lainnya yang dapat menjadi referensi tambahan bagi Grameds yang ingin terus memperkaya pengetahuan. Setiap rekomendasi dipilih dengan cermat untuk memastikan kamu mendapatkan bahan bacaan berkualitas yang relevan.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia berkomitmen untuk selalu menyediakan informasi dan produk terbaik bagi para pembaca setianya. Kami mendukung semangat Grameds untuk terus belajar dan memperluas wawasan melalui buku-buku yang inspiratif dan mendalam. Dapatkan pengalaman membaca yang lebih berarti bersama Gramedia, tempat kamu menemukan berbagai buku pilihan yang dapat memperkaya wawasan dan kecintaanmu pada Indonesia.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

Orang-Orang yang Saya Kenang

Orang-Orang yang Saya Kenang

button cek gramedia com

“Apakah kalian percaya dengan sejarah yang selama ini kita pelajari di sekolah? Bagaimana jika negara kita pernah menjadi salah satu pusat peradaban maju jauh di masa lalu?

Seraeris Agartha, siswi SMA Megalitha, tanpa sengaja mengungkap sejarah Nusantara yang disembunyikan oleh Elite Global dan menimbulkan konflik besar di media sosial. Beragam pro-kontra yang timbul kemudian mengantarkannya bertemu dengan Juan Kanigara, seorang siswa cerdas di SMA Megalitha angkatan tahun 2017 yang menjadi kunci terungkapnya sejarah.

Bersama rekan-rekan mereka yang tanpa sengaja terbentuk, Sera dan Juan melakukan perjalanan ke masa lalu, tepatnya 12.000 tahun lalu, untuk menyelidiki peradaban THE KINGDOM OF ATALA, sebuah peradaban maju dengan teknologi canggih.”

Menolak Menyerah dari Segala Keterbatasan

Menolak Menyerah dari Segala Keterbatasan

button cek gramedia com

Ignatius Herjanjam seorang guru, wartawan, dan juga pembimbing catur. Profesi yang susah dilakoni karena Ignas mengalami low vision, ketajaman matanya hanya 20 persen. Ini merupakan hambatan. Ignas bahkan tak bisa mengenali perawat yang memandikan, apakah cantik putih atau berkulit sawo matang. Juga dalam bermain catur, ada hambatan karena menggunakan biji catur dengan paku yang berbeda.

Tapi yang sangat mengganggu adalah ketika menjalankan tugas jurnalistik. Suasana sekitar tampak kabur sehingga dalam menjalankan tugas ia sering menabrak tembok, jatuh ke parit, atau keliru ruang pertemuan. Gara-gara keter­batasan ini, ia bahkan pernah salah memotret jena­zah. Mestinya wajah, yang terambil malah kaki. Sesuatu yang tak terjadi pada jurnalis biasa. Kisah cintanya juga bikin haru sekaligus lucu. Penolakan pihak perempuan diawali dengan kecurigaan karena Ignas selalu dibonceng sang pacar. Bagaimana bisa memimpin keluarga kalau naik motor saja tidak bisa?

Salve, Peregrinans Spel! Tokoh Muslim Indonesia dan Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus

Salve, Peregrinans Spel! Tokoh Muslim Indonesia dan Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus

button cek gramedia com

Tulisan-tulisan dalam buku ini, yang dihasilkan oleh berbagai tokoh dan cendikia Muslim Indonesia, mencerminkan keragaman pandangan dan refleksi mendalam tentang makna kunjungan Paus Fransiskus. Setiap tulisan mengungkapkan rasa hormat dan sambutan hangat terhadap pemimpin Gereja Katolik ini, serta harapan akan kemajuan dialog antaragama yang lebih intens. Dengan kebijaksanaan dan wawasan dari para penulis, buku ini memberikan gambaran yang kaya dan beragam mengenai bagaimana kunjungan ini bisa menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antar komunitas religius di Indonesia.

Buku ini diolah berdasarkan dua karakteristik utama yang kami dapat kami identifikasi dalam proses kurasi serta pengolahan berbagai tulisan para tokoh dan cendikia Islam yang kami terima dan kumpulkan. Kedua karakteristik utama itu dapat menggambarkan dua perspektif berbeda dari para tokoh Islam dan cendikia mengenai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.

 

Sumber:

  • https://books.google.co.id/books/about/Merajut_harapan_mengelola_ancaman.html?id=5Tvv0AEACAAJ&redir_esc=y
  • https://www.hops.id/trending/pr-2942717093/profil-prof-irfan-idris-yang-bilang-apa-wayang-harus-celana-cingkrang-dan-berjenggot?page=2

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.