in

Review Buku Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya

Review Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya – Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar, dimana ada hampir belasan ribu pulau yang dimiliki dan memiliki jumlah penduduk yang mencapai ratusan juta jiwa. Beragam suku, bahasa, budaya serta agama terhampar dari sabang hingga merauke. Dengan banyak keragaman tersebut, Pancasila sebagai pedoman dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya meskipun berbeda-beda, tetapi tetap satu juga untuk mempersatukan bangsa Indonesia ini.

Pancasila sebagai pedoman yang isinya untuk memberikan kehidupan yang baik untuk bisa selalu hidup rukun, aman dan tentram di tanah air tercinta ini. Didukung dengan hukum-hukum yang berlaku untuk mengikat para warga negara untuk hidup saling rukun dan cinta damai.

Namun, kenyataan yang terjadi banyak oknum yang melanggar nya dan membuat perpecahan dalam kehidupan. Yang sering terjadi kisruh tentang perpecahan antar umat beragama, serta antar suku dari masalah biasa hingga menyebabkan banyak korban jiwa.

Agama adalah sebuah ajaran yang memberikan kebaikan dan menuntun umat manusia kembali kepada hakekatnya tentang kemanusiaannya. Sedangkan beragama artinya bagaimana upaya untuk mengamalkan ajaran agama di dalam segala aspek kehidupan dengan tujuan untuk menciptakan suatu hubungan yang harmonis antar sesama makhluknya, dengan alam semesta maupun dengan sang pencipta yang maha kuasa. Kedua hal tersebut sangatlah penting dalam menjalani kehidupan ini.

Penduduk Indonesia memiliki beragam keyakinan tentang beragama. Menurut data, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam yang mencapai hampir 85,2% penduduk Indonesia, sisanya beragama Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan lain-lainnya.

Dengan banyaknya keberagaman dalam beragama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dari Pancasila telah menyatukan rakyat Indonesia yang diberikan jaminan dan kebebasan dalam memeluk agama  yang dianutnya. Dengan kesadaran toleransi antar umat beragama tersebut, agar menciptakan suasana kehidupan yang saling menghargai dan hidup dalam kerukunan.

Dalam toleransi setiap umat beragama harus meyakini saling menghargai agama orang lain dan tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama yang kita yakini. Sesama bangsa Indonesia tidak boleh saling menjelekkan dan mencela agama orang lain, karena kita hidup harus saling berdampingan. Kerukunan adalah hal yang sangat penting dalam setiap perbedaan, dan tidak menjadikan hambatan untuk hidup lebih harmonis dan cinta damai.

Membicarakan tentang tema agama, dalam artikel  ini akan membahas tentang sebuah buku yang bertemakan seputar agama. Buku dengan judul Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya karya dari penulis Rusdi Mathari akan memberikan sebuah petunjuk untuk mengetahui sisi agama Islam untuk menjadi lebih religius lagi. Mari kita simak dan lihat penjelasan di bawah ini. Selamat membaca!

Tentang Buku

Penulis : Rusdi Mathari

Tanggal Terbit : 2019

Penerbit : Buku Mojok

Jumlah Halaman : 226 Halaman

ISBN : 978-602-1318-40-9

Karakter yang Ada Dalam Buku

Ada beberapa karakter yang menghiasi cerita buku Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya, yang pertama adalah Cak Dlahom seseorang yang hidup sendirian, tidak memiliki istri dan anak serta tidak punya pekerjaan. Orang-orang di kampungnya menganggapnya kurang waras atau gila.

Yang kedua, Mak Piti seorang yang hidup sederhana, namun banyak orang yang mengenalnya sebagai sosok yang dermawan. Seseorang yang senang mendengarkan Cak Dlahom ketika berbicara. Karena menurutnya, selalu ada pesan tertentu di balik omongan Cak Dlahom yang mungkin sulit dipahami oleh orang-orang di kampungnya.

Yang ketiga, Romlah anak dari Mak Piti, yang sangat peduli terhadap Cak Dlahom dan Mak Piti. Romlah sering kali datang ke rumah Cak Dlahom mengantarkan makanan untuk berbuka puasa dan menyampaikan beberapa pesan dari Mak Piti. Namun, sering kali, Romlah juga meminta pendapat kepada Cak Dlahom, karena di usia yang sudah mencapai 29 tahun masih belum menikah.

Itulah pengenalan beberapa karakter yang terdapat dalam buku Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya, membantu pembaca untuk memahami dan mengerti jalan cerita dalam buku tersebut.

Sinopsis Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya

Cak Dlahom adalah seorang duda tua yang tinggal di sebuah gubuk kecil yang berada di sebelah kandang kambing Pak Lurah. Banyak warga sekitar yang menganggapnya dia tidak waras, padahal sebenarnya tidak. Dia memiliki ilmu agama yang cukup tinggi, tetapi tindakannya dalam memahami permasalahan ibadah sangat berbeda dengan orang-orang pada umumnya.

Sering kali aksi Cak  Dlahom sering membuat warga kampungnya geger. Suatu ketika ia berlari kesana kemari tanpa sehelai kain, selain itu  ia pernah menyumbangkan tanah kuburan dengan diangkutnya sendiri kepada panitia pembangunan masjid. Tingkah lain nya dimana dia membawa obor di tangannya dan berlari mondar mandir di depan masjid.

Pola tingkah Cak Dlahom sering mendapatkan cemoohan dari para warga sekitaran kampungnya, bahkan banyak yang menganggapnya sesat. Semua cemoohan itu Cak Dlahom ditanggapinya dengan kepala dingin dan tanpa emosi.

Ia selalu bisa memberikan penjelasan atas segala perbuatannya. Penjelasan yang sering apa adanya  dan ceplas ceplos sering kali bisa membuat diam para tetangganya, yang membuat mereka merenungi lagi pemahaman agama Islam yang mereka yakini sampai saat ini.

Review Buku

Cerita di dalam buku ini memiliki dua bagian, yaitu Ramadan pertama dan kedua. Pada Ramadhan pertama merupakan rangkaian yang terdiri dari 14 mutiara hikmah yang disampaikan oleh Cak Dlahom. Sedangkan untuk Ramadhan kedua memiliki rangkaian yang terdiri dari 16 mutiara hikmah.

Cerita bermula dengan kisah yang berjudul Benarkah Kamu Merindukan Ramadhan? Dimana Cak Dlahom yang dianggap para warga sekitar tidak waras mempertanyakan sebuah spanduk yang terbentang di pagar masjid dan memiliki tulisan selamat datang ya Ramadhan, kami rindu padamu kepada Mat Piti. Ini secara tidak langsung memberi sebuah pertanyaan yang cukup kritis hingga membuat Mat Piti bertanya-tanya.

Pertanyaan yang ada di dalam benak Mak Piti, apakah ketika Ramadhan tiba benar-benar dirindukan. Apakah yang dilakukan atas dasar kesukaan, atau hanya sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Berbagai pemikiran ini membuat Mak Piti mempertanyakan ibadah yang dilakukan ketika Ramadhan tiba sudah benar.

Terdapat cerita lain yang memiliki judul membaca syahadat. Dalam cerita ini Cak Dlahom memberikan penjelasan bahwa syahadat bisa diterapkan dengan bagaimana kita melihat ciptaan yang maha kuasa, mencintai yang maha kuasa dengan mencintai semua makhluk ciptaannya, selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh sang maha kuasa.

Seorang Cak Dlahom yang sudah dianggap tidak waras saja, tidak ada yang pernah tahu ternyata melalui washilahnya, yang maha kuasa menyampaikan semua pesan-pesannya yang tersembunyi, dimana ada pepatah dari arab bahwa renungkanlah apa yang dibicarakannya, jangan melihat  siapa yang membicarakannya.

Pada cerita dengan judul membakar surga, menyiram neraka  ini memberikan kritik kepada orang-orang dalam menjalankan kehidupan beragama nya. Cerita ini dikisahkan ketika Cak Dlahom yang mondar mandir sambil membawa obor dan berteriak di depan masjid ketika menjelang waktu sahur.

Di mana dia mengatakan bahwa orang-orang yang melaksanakan sholat di masjid adalah orang-orang yang celaka karena sudah mengabaikan orang lain yang berada di desa menjalani kehidupan yang susah.

Ini memberikan sebuah pandangan bahwa fokus beribadah tidak hanya yang bersifat vertikal, namun juga melakukan ibadah yang memiliki sifat horizontal yaitu dengan membantu sesama manusia yang sedang kesulitan. Banyak terjadi ketika orang-orang menghabiskan waktu untuk beribadah kepada yang maha kuasa, tetapi mengabaikan kehidupan manusia yang sedang berjuang untuk bertahan hidup. Padahal membantu orang yang kesusahan mendapatkan amalan yang berlimpah agar mereka bisa hidup dengan baik dan sejahtera.

Cerita lainnya yaitu terdapat dalam judul menghitung berak dan kencing, disini Mat Piti menjadi berpikir tentang masalah sedekah yang selalu dia berikan kepada Cak Dlahom. Cak Dlahom memberikan sebuah perumpamaan ikhlas yang bagaimana melupakan tentang kebaikan diri sendiri. Ini seperti ketika berak dan kencing, dimana tidak akan pernah selalu mengingat sudah berapa kali melakukannya sepanjang hidupnya.

Jadi pada intinya yaitu dalam upaya untuk membantu orang tidak perlu mengingatnya. Apalagi sampai memperhitungkan sejumlah angka yang sudah dikeluarkan walaupun itu sudah dilakukan dalam jangka waktu yang sangat lama. Pesan penting yang mau disampaikan adalah bagaimana kita harus ikhlas dalam memberikan bantuan atau dalam bersedekah, dan tidak mengungkit-ungkit terkait bantuan yang pernah diberikan yang malahan kesannya menjadi sifat yang sombong dan riya.

Bagaimana cerita selengkapnya serial yang sarat akan pesan religius ini? Anda bisa mendapatkannya dengan mengakses Gramedia.com.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya

 

Pros & Cons

Pros
  • Gaya bahasa yang digunakan cukup sederhana dan mudah dipahami.
  • Alur cerita yang kompleks.
  • Cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. 
Cons
  • Ada beberapa bagian yang kurang detail dalam mendeskripsikan suatu hal

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam buku Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya karya Rusdi Mathari, untuk membantu agar pembaca semakin penasaran dengan buku tersebut.

Untuk kelebihan buku ini adalah dalam penulisannya gaya bahasa yang digunakan cukup sederhana dan ringan, sehingga pembaca bisa dengan mudah memahami apa saja. Terkandung banyak pesan moral yang terdapat dalam cerita ini. Di mana ini sangat terkait dengan kehidupan yang terjadi pada saat ini

Selanjutnya adalah alur cerita yang ditampilkan begitu kompleks. Cerita nya saling terkait satu sama lain, memiliki plot yang sistematis. Ini bisa membuat para pembaca nyaman dan tidak kesulitan dalam mengikuti jalannya cerita dari awal hingga akhir.

Terdapat kekurangan dalam cerita di dalam buku ini, yaitu ada beberapa bagian yang seharusnya bisa dideskripsikan lebih mendetail lagi.

Buku ini mendapatkan rating 4,42 di Goodreads, hal ini berarti buku dengan judul Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya karya Rusdi Mathari sangat direkomendasikan dan layak untuk dibaca.

Kesimpulan

Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya karya Rusdi Mathari merupakan buku novel yang diangkat dari webseries selama hampir dua tahun di situs web Mojok.co. Sejak pertama kali muncul, karakter Cak Dlahom ini memiliki banyak penggemar. Sudah hampir lebih dari setengah juta pembaca yang membaca cerita ini.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi para pembaca yang ingin memperdalam tentang pemahaman agama Islam. Dengan bahasa yang sederhana dan ringan, namun memiliki banyak makna, pengetahuan, dan pesan moral di dalamnya. Selain itu, banyak sisipan humor di dalamnya yang bisa membuat para pembaca tersenyum.

Cerita di dalam buku ini sangatlah menarik, membahas terkait sisi kemanusiaan dan kehidupan dalam beragama. Cerita dalam buku ini, banyak terinspirasi dari kisah yang dibuat oleh tokoh-tokoh Islam. Pada kenyataannya ide cerita yang tertuang dalam buku ini sudah ada banyak, hanya saja ceritanya selalu relevan berdasarkan kondisi kehidupan masyarakat saat ini.

Buku ini keseluruhannya mengangkat tema terkait agama yang bisa mengetuk sisi religius para pembacanya. Dimana tanpa tersadar, membuat para pembaca yang terutama beragama Islam bisa mengoreksi ulang tentang ibadahnya yang sudah dijalani hingga saat ini. Dijelaskan bahwa Islam bukan hanya tentang ibadah saja terhadap yang maha kuasa, namun tindakan dalam menghargai serta menghormati hak orang lain.

Dalam cerita buku ini dimana sudut pandang ketiga digunakan dengan Cak Dlahom sebagai karakter utamanya. Karakter yang memiliki sifat yang terlihat tidak wajar dengan pola tingkah lakunya, dialognya, hingga pemikirannya yang dapat menghidupkan cerita dalam buku ini. Karakter yang sering memberikan pesan-pesan moral dalam setiap celotehannya.

Secara garis besar, alur cerita yang disajikan dalam buku ini adalah beberapa tingkah dari Cak Dlahom yang sering dianggap meresahkan warga sekitar, lalu berselisih dengan orang-orang yang tidak menyukai Cak Dlahom, lalu datang Mak Piti sebagai penengah dari situasi keributan tersebut, diakhiri dengan pesan-pesan moral yang dituturkan dalam dialog Cak Dlahom.

Alur cerita yang sebenarnya sudah sangat lengkap, sehingga para pembaca tidak kesulitan dalam mengikuti keseluruhan cerita dalam buku ini. Latar belakang yang diambil oleh penulis Cak Rusdi adalah suasana pedesaan, yang membuat para pembaca seakan membuat ceritanya semakin kuat.

Ditambah lagi, dengan gaya percakapan dan pemilihan kata-kata yang sederhana dan tidak berat. Yang pada akhirnya sangat memudahkan para pembaca untuk memahami pesan-pesan moral yang disampaikan dalam cerita dalam buku ini.

Demikian review dari buku Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya karya Rusdi Mathari. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menumbuhkan ketertarikan sebelum membaca bukunya. Diharapkan artikel ini bisa membantu untuk lebih mengerti alur dalam cerita tersebut.

Jika kamu ingin mencari buku dan informasi seputar buku lainnya yang menarik dan luar biasa. Kamu bisa mendapatkannya dengan mengakses Gramedia.com.

Selalu galakkan budaya membaca buku, untuk memperkaya literasi-literasi pada diri kita. Mulai membaca buku dengan tema yang kamu senangi atau membaca buku Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya karya Rusdi Mathari ini. Selamat membaca!

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis : Mochamad Harris

Written by Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya Nandy