in

Review Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

Kali ini Gramin ingin mengulas buku yang berjudul Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas karya Miranda Malonka dan Hetih Rusli. Buku ini memiliki ketebalan 160 halaman, diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada 19 Agustus 2024.

Grameds Pernahkah kalian merasakan nyeri dan kelelahan yang sulit diungkapkan, seakan tubuh dan pikiran tidak sejalan dalam menghadapi rutinitas sehari-hari? Tubuh terasa lesu dan pegal saat bergerak, tetapi saat mencoba mengungkapkan perasaan itu, orang-orang di sekitar malah menanggapinya dengan remeh, mengatakan, “Ah, mungkin cuma perasaanmu saja.” Lewat narasi yang mendalam, wawancara eksklusif, dan kisah nyata yang mengharukan, buku ini membawa pembaca lebih dekat pada perjuangan orang-orang yang hidup dengan penyakit kronis yang “tak terlihat” dan sering disalahartikan sebagai kemalasan.

Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

button cek gramedia com

Buku Mereka Bilang Aku Malas mengajak kita memahami bagaimana mereka yang mengidap GERD, autoimun, dan berbagai penyakit kronis lainnya tetap berupaya menjalani hidup produktif di tengah stigma masyarakat. Wawancara mendalam dengan dr. Teresa Shinta Prameswari, Sp.KJ, dan Astriani Dwi Aryaningtyas, S.Psi., M.A., menjelaskan kaitan antara kesehatan fisik dan mental serta dukungan yang dibutuhkan oleh para penyintas, sementara dr. Sandra Suryadana menyoroti kondisi penyakit kronis pada perempuan. Selain itu, buku ini juga memuat panduan praktis dalam mengelola penyakit kronis, dukungan dari keluarga, dan rutinitas self-care yang efektif bagi tiap individu.

Buku ini cocok bagi mereka yang kerap merasa lelah tanpa penjelasan medis, mereka yang telah berusaha sekuat tenaga tapi masih dicap “malas,” para pasien dan penyintas penyakit kronis, serta mereka yang memerlukan dukungan di tengah stigma penyakit. Ditulis oleh seorang praktisi sekaligus penulis medis, buku ini membahas kondisi-kondisi yang sering kali tak terlihat namun berdampak besar pada keseharian penderitanya, diiringi dengan kisah dan pandangan dari para ahli yang telah membantu mengatasi penyakit kronis tak kasat mata ini.

Bagaimana Grameds apakah kalian penasaran dengan buku ini? Tenang saja, Gramin sudah menyiapkan ulasan lengkapnya khusus buat kalian di bawah ini! Sebelum masuk ke dalam ulasan detailnya, yuk kenalan dulu dengan dua penulis buku ini: Miranda Malonka dan Hetih Rusli.

Profil Miranda Malonka dan Hetih Rusli – Penulis Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

button cek gramedia com

Miranda Malonka 

Miranda adalah seorang penulis yang selalu ingin tahu dan memiliki jiwa penasaran yang tinggi. Pecinta kucing sejati ini senang menghabiskan waktu untuk mengamati segala hal sambil mendengarkan musik country tanpa henti. Mimpinya besar: selain ingin membangun shelter untuk hewan, Miranda juga punya ambisi untuk suatu hari nanti menginjakkan kaki di Mars.

Sebagai penulis produktif, Miranda telah menghasilkan beragam karya tulis, mulai dari buku, cerita berseri, esai, artikel, hingga puisi, yang bisa kalian nikmati di blog pribadinya di mirandamalonka.blog/works. Grameds juga bisa mengikuti kesehariannya di Instagram: @mirandamalonka.

Hetih Rusli 

Hetih Rusli adalah seorang profesional di dunia penerbitan yang saat ini menjabat sebagai Director of Publishing and IP Licensing di PT Rekata, sebuah perusahaan media digital yang mengelola kekayaan intelektual dari karya-karya yang diterbitkan oleh Kompas Gramedia. Sejak Agustus 2019, Beliau telah menempati posisi penting ini di PT Rekata. Ia juga merupakan lulusan Universitas Tarumanegara, jurusan Ekonomi Manajemen. Hetih juga dikenal sebagai co-founder dari GWP (www.gwp.id), sebuah platform digital untuk penulis di Indonesia, serta pencipta Metropop, subgenre fiksi yang populer dari Gramedia Pustaka Utama. Kalian juga bisa mengunjungi instagram pribadinya di @hetih

Sinopsis Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

button cek gramedia com

Setelah beberapa saat berbaring di tempat tidur, tiba-tiba Sarah mendengar bunyi notifikasi pesan di ponselnya. Meski enggan untuk bangun, denting itu terus berulang hingga akhirnya ia mengambil ponselnya dengan susah payah dan membaca pesan yang masuk.

Yang mengejutkan, pesan itu datang dari seorang teman lama yang sudah lama tidak ia temui. Teman tersebut mengetahui tentang perjuangan Sarah melalui media sosial dan mengirimkan pesan dukungan serta menawarkan bantuan. Ia pun mengatakan bahwa ia memahami apa yang dialami Sarah, karena ada anggota keluarganya yang menghadapi kondisi serupa. Beruntung Sarah masih aktif berbagi cerita di media sosial, sehingga masih ada yang tergerak untuk membantunya. Dukungan dari teman lama ini terasa sangat berarti, terutama karena keluarganya sendiri tinggal jauh di pulau lain.

Selama beberapa minggu berikutnya, teman lamanya sering berkunjung, membawakan makanan, membantu pekerjaan rumah, atau sekadar menemani dan mendengarkan cerita Sarah. Sedikit demi sedikit, Sarah mulai merasa tidak lagi sendirian dan terisolasi, sementara rasa depresinya perlahan mulai berkurang. Setelah sekian lama mengalami insomnia yang parah, Sarah akhirnya bisa tidur lebih nyenyak dan bangun dengan perasaan yang lebih segar.

Berkat dukungan sang teman, Sarah memberanikan diri untuk mencari pengobatan bagi kondisinya. Temannya dengan setia menemaninya ke dokter. Awalnya, Sarah merasa ragu, tetapi penjelasan dan empati sang dokter membuatnya mulai percaya dan yakin. Bersama dokter, ia menyusun rencana pemulihan fisik dan mental, dimulai dengan perubahan kecil dalam pola makan dan rutinitas olahraga.

Secara bertahap, kondisi Sarah mulai membaik. Meski rasa sakit dan kelelahan belum sepenuhnya hilang, ia merasa lebih mampu mengelolanya. Jika dulu ia sering mengalami batuk dan pilek akibat daya tahan tubuh yang lemah, kini dengan pengawasan medis dan kebiasaan sehat, gejalanya lebih terkendali, dan ia bisa kembali produktif.

Kini, sang teman lama telah pindah ke luar kota, dan mereka hampir setahun tidak bertemu. Meski begitu, Sarah merasa sangat berterima kasih atas dukungan sahabatnya di saat-saat terberat. Terkadang, dukungan dari satu teman baik saja bisa membuat perbedaan besar dalam hidup.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Memberikan wawasan tambahan.
  • Format penulisan yang rapi dan mudah dimengerti.
  • Narasumber yang terpercaya dan kredibel.
  • Pembahasan ringkas namun mendetail.
  • Dapat meningkatkan awareness dan kepedulian pembaca.
Cons
  • Kurangnya pembahasan penyakit lain.

Kelebihan Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

button cek gramedia com

Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas karya Miranda Malonka dan Hetih Rusli ini berhasil memberi wawasan yang kaya tentang berbagai penyakit invisible illness, sebuah istilah yang menggambarkan kondisi kesehatan yang tidak kasatmata dan sering kali membuat para penderitanya menghadapi stigma dari masyarakat. Salah satu kelebihan utama buku ini adalah kemampuannya untuk menambah pemahaman pembaca mengenai penyakit-penyakit seperti chronic fatigue syndrome (CFS), fibromyalgia, autoimun, tiroid, hingga gangguan kesehatan mental. Buku ini tidak hanya menawarkan informasi medis, tetapi juga membawa kisah-kisah nyata para penyintas yang menjalani hidup penuh tantangan dengan kondisi-kondisi tersebut. Pembaca diajak memahami perjuangan para penyintas yang sering kali dianggap “pura-pura sakit” oleh lingkungan, meskipun mereka berjuang untuk hidup produktif di tengah keterbatasan.

Format penulisan dalam buku ini disajikan dengan rapi dan sangat mudah dimengerti. Setiap penyakit dibahas dalam bab tersendiri, memudahkan pembaca untuk fokus memahami setiap kondisi secara detail tanpa perlu berpindah-pindah topik. Selain itu, penulis secara cermat memberikan border outline atau highlight pada informasi-informasi yang penting, membuat pembaca dapat menemukan inti pembahasan dengan cepat.

Kredibilitas buku ini juga diperkuat dengan wawancara mendalam bersama para ahli, seperti dr. Teresa Shinta Prameswari, Sp.KJ, seorang psikiater, dan Astriani Dwi Aryaningtyas, S.Psi., M.A., yang memberikan pandangan psikologis mengenai bagaimana penyakit fisik dan mental seringkali berkaitan. Selain itu, dr. Sandra Suryadana membahas penyakit kronis pada perempuan. Hadirnya narasumber yang terpercaya ini menjadikan buku ini kredibel, sehingga pembaca merasa aman dan yakin dengan informasi yang diterima.

Pembahasan dalam buku ini bersifat ringkas namun tetap mendetail, penulis berhasil menjelaskan penyakit yang kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang. Hal ini penting, mengingat topik penyakit kronis sering kali menggunakan istilah medis yang tidak semua orang familiar. Buku ini berhasil menyederhanakan bahasa tanpa mengurangi kedalaman informasinya sehingga membuat pembaca dapat lebih memahami dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran serta kepedulian terhadap mereka yang hidup dengan penyakit tak kasatmata ini.

Kekurangan Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

button cek gramedia com

Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas karya Miranda Malonka dan Hetih Rusli ini menyajikan wawasan yang luar biasa tentang penyakit-penyakit yang sering kali tidak terlihat dari luar. Namun, dengan jumlah halaman yang relatif ringkas, yaitu 160 halaman, pembahasan dalam buku ini mungkin belum mencakup semua jenis penyakit tak kasatmata yang ada di luar sana. Beberapa pembaca dengan kondisi tak terlihat lainnya mungkin merasa kurang terwakili atau berharap ada ruang untuk menjangkau lebih banyak spektrum penyakit, terutama penyakit tidak terlihat yang mungkin belum dibahas di dalam buku ini. Meskipun demikian, kehadiran buku ini tetap menjadi langkah yang besar dalam meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap penderita penyakit yang kerap dipandang sebelah mata.

Pesan Moral Buku Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas

button cek gramedia com

Meskipun ini adalah buku kesehatan, Mereka Bilang Aku Malas menyampaikan banyak pesan moral yang dalam dan menyentuh. Buku ini mengingatkan kita bahwa penyakit yang tidak terlihat dan penyakit mental itu benar adanya, sehingga kita tidak seharusnya mudah menghakimi atau menilai seseorang saat mereka tampak tidak produktif. Mungkin saja mereka tengah berjuang melawan penyakit yang tak terlihat, menghadapi rasa sakit dan kelelahan yang hanya bisa dirasakan oleh diri mereka sendiri, oleh karena itu kita tidak boleh menghakimi orang lain dengan begitu mudahnya.

Selain itu, buku ini menyoroti betapa besarnya dampak dukungan dari satu orang terhadap seorang penyintas yang sedang berjuang. Kehadiran, empati, dan bantuan kecil dari orang di sekitar dapat memberi semangat yang besar bagi mereka untuk terus bertahan. Dukungan yang tulus bisa berarti segalanya, terutama bagi mereka yang merasa terisolasi atau kurang dipahami. Melalui kisah dan pengalaman nyata para penyintas, buku ini mengajak kita untuk lebih peka dan peduli kepada orang-orang di sekitar kita. Mungkin saja, saat ini juga, ada orang terdekat kita yang tengah mengalami perjuangan serupa. Dengan menunjukkan dukungan, kita bisa memberi mereka harapan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan dalam hidup mereka.

Bagi Grameds yang ingin mendapatkan novel Mereka Bilang Aku Malas: Penyakit-Penyakit Tak Kasatmata yang Menghambat Produktivitas karya Miranda Malonka dan Hetih Rusli, bisa membelinya hanya di Gramedia.com! Gramin juga sudah siapkan rekomendasi buku-buku lainnya di bawah ini! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku

A to Z Penyakit Lupus

A to Z Penyakit Lupus

button cek gramedia com

Saya terkena LUPUS?

Jika Anda atau anggota keluarga Anda adalah pasien yang terdiagnosis lupus, tentunya segala informasi akan Anda cari dan kumpulkan.

Sayangnya, acap kali, informasi mengenai lupus di dunia maya tidak cukup valid. Bahkan, artikel pengobatan lupus menggunakan herbal dan ramu-ramuan lebih mendominasi. Saran-saran pengobatan bercampur antara hoaks dan informasi yang setengah-setengah. Lantas, di mana pasien lupus harus mencari informasi terkini dan tepercaya?

Dokter Sandra Sinthya Langow, Sp.PD-KR pun tergerak untuk membuat sebuah buku komplet tentang lupus. Buku A to Z Penyakit Lupus merangkum banyak informasi penting mulai dari hal awal seperti apa itu Lupus, tes DNA, gejala lupus, hingga kaitan lupus dengan penyakit lainnya seperti kardiovaskular, paru-paru, ginjal, dan lainnya.

Menjinakkan Prediabetes, Tuntaskan Diabetes

Menjinakkan Prediabetes, Tuntaskan Diabetes

button cek gramedia com

Mengapa ada istilah prediabetes? Mengapa penyakit lain tak ada yang latah diawali dengan “pre”? Misalnya prehipertensi, prestroke, atau pre-Covid? Alasannya: prediabetes sama seriusnya dengan diabetes. Dan, jumlah prediabetes ini sangat banyak! Hampir 40% populasi di dunia telah dilanda prediabetes. Namun, jika ditangani dengan benar, prediabetes bisa lenyap sama sekali, kembali menjadi orang sehat yang normal.

Terserang prediabetes sama gawatnya dengan pasien diabetes, bisa menghantam jantung dan menyebabkan stroke, menerjang semua onderdil tubuh. Tujuh puluh persen penyandang prediabetes akan jadi pengidap diabetes. Prediabetes adalah silent killer.

Beranikah Anda biarkan prediabetes hingga menjadi diabetes, maka bersiaplah menghadapi tiap lima detik ada satu pengidap diabetes yang meninggal dunia.

Mengendalikan Asam Urat

Mengendalikan Asam Urat

button cek gramedia com

Tak sekadar menyebabkan nyeri dan bengkak di satu bagian hingga ke seluruh tubuh, asam urat yang tak terkendali bisa berdampak ke organ tubuh lainnya serta merusak dinding pembuluh darah, yang kemudian memicu serangan jantung dan strok. Sebaliknya, penyakit lainnya pun bisa ikut menyulut naiknya asam urat, seperti gagal ginjal, diabetes, obesitas, atau kanker.

Upaya mengalahkan asam urat yang tinggi harus dilakukan secara menyeluruh: melalui mengatur diet dan gaya hidup, menurunkan berat badan yang berlebihan, serta memerangi penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Fakta mengenai penyakit ini harus dipahami agar kita bisa menjadi pemenang dalam melawan penyakit ini, terbebas dari rasa nyeri, dan menikmati hidup yang sehat.

 

Sumber:

  • https://www.goodreads.com/book/show/219453749-mereka-bilang-aku-malas—penyakit-penyakit-tak-kasatmata-yang-menghamba
  • https://books.google.co.id/books?id=GykdEQAAQBAJ&pg=PA25&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=1#v=onepage&q&f=false
  • https://id.linkedin.com/in/hetihrusli

Written by Adila V M

A half-time writer, a full-time dreamer.