in

Review Buku Seandainya Karya Marga T.

Rating: 4.05

 

Bagi Grameds yang tinggal di era 80-an sampai 90-an, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama Marga T., penulis asal Indonesia yang populer berkat karyanya yang berjudul Karmila. Pada artikel ini, Gramin akan membahas salah satu karyanya yang berjudul Seandainya. Karya ini merupakan memoar yang banyak mencantumkan puisi-puisi dan kutipan, yang mulanya ditulis dalam Bahasa Jerman, dan kemudian diterjemahkan oleh Marga T. ke dalam Bahasa Inggris.

Seandainya

button cek gramedia com

Memoar ini juga pada awalnya ditulis dalam Bahasa Inggris semua, lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang dicetak oleh Gramedia Pustaka Utama pada 18 Maret 2024. Buku yang terdiri dari total 520 halaman ini ditulis sebagai usaha untuk menyembuhkan luka batin dari masa lalu yang masih terasa. Bahkan, Marga T. menduga bahwa berbagai luka batin tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kanker yang dideritanya. Pesan tersebut beliau sampaikan di bagian pendahuluan sebelum akhirnya mengisahkan pengalaman hidupnya.

Buku ini akan mengulik kisah hidup Marga T. secara lebih mendalam. Tentunya, kisah ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembacanya. Di bawah ini, Gramin juga sudah merangkum kelebihan dan kekurangan dari buku Seandainya, Grameds. Sebelum kita masuk ke bagian itu, kita kenalan dengan sosok di balik kisah ini dulu yuk. Baca profil Marga T. dan lanjutan artikel ini sampai selesai ya!

Profil Marga T. – Penulis Buku Seandainya

Intan Margaretha Harjamulia atau Margaretha Tjoa Liang Tjoe (27 Januari 1943 – 17 Agustus 2023), yang lebih dikenal dengan nama Marga T., merupakan salah satu penulis asal Indonesia yang terkenal sangat produktif. Dia pertama kali meraih ketenaran pada tahun 1971 melalui cerita bersambungnya yang berjudul Karmila, kemudian cerita bersambung miliknya ini diadaptasi menjadi buku dan film.

Karmila sudah dicetak berulang kali, memungkinkannya untuk mengumpulkan dana untuk perjalanan ke Eropa, sebuah pengalaman yang diidamkannya sebelum berkarir menjadi dokter. Ketika di Eropa, ia bertemu dengan seorang insinyur teknik kimia yang kemudian menjadi suaminya.

Marga adalah lulusan kedokteran dari Universitas Trisakti, Jakarta. Pengalamannya dalam dunia medis sering tercermin dalam novel-novelnya. Sejak kecil, Marga sudah aktif menulis. Karyanya pertama kali dimuat di majalah sekolahnya. Pada usia 21 tahun, ia menerbitkan cerita pendek pertamanya, Kamar 27, yang kemudian diikuti oleh buku pertamanya, Rumahku adalah Istanaku, sebuah cerita anak-anak terkenal pada tahun 1969.

Marga adalah seorang penulis yang suka bekerja keras, sekali menulis ia mampu menghabiskan empat hingga lima jam sehari untuk menulis. Dia disiplin dalam membaca berbagai jenis literatur. Ia memiliki prinsip bahwa penulis tidak dapat memilih apa yang akan mereka baca, tetapi harus membaca tulisan siapa pun yang ditemui.

Novel terbarunya, Sekuntum Nozomi, yang diterbitkan pada tahun 2004, mengangkat cerita tentang tragedi Mei 1998, khususnya dampaknya terhadap perempuan keturunan Tionghoa. Marga tidak ingin terlalu terkenal karena khawatir akan kehilangan kebebasannya untuk melakukan hal-hal sederhana seperti naik bus atau pergi ke bioskop. Sampai saat ini, Marga telah menerbitkan 128 cerita pendek dan 67 buku, termasuk karya untuk anak-anak, novel, dan kumpulan cerpen.

Sinopsis Buku Seandainya

Seandainya

button cek gramedia com

Seandainya aku terlahir sebagai laki-laki, mungkin saja Mama dapat hidup lebih dari 29 tahun. Seandainya Mama lahir dari keturunan mayoritas, mungkin Mama tak wajib melahirkan anak laki-laki untuk meneruskan nama keluarga, setelah memiliki enam anak perempuan; tradisi usang dari pendahulu yang egonya sangat tinggi.

Tahun 1968, seandainya mama lahir setelah tahun ini, mungkin aku dapat merasakan kasih sayang dari Mama lebih dari sembilan tahun. Seandainya memoar ini tidak bisa keluar sebelum kita jumpa kembali, Semoga tidak ada rasa penyesalan dari Mama karena sudah melahirkan aku, Seorang anak Perempuan, Marga T (T bukanlah singkatan dari nama China keluar Tjoa, melainkan akronim dari nama baptis: Marga.re.Tha Caecilia)

Mengungkap Rahasia Sukses Leonard Hartono dalam Buku A Book by Overpost: Business 101

Lebih dari enam puluh tahun lamanya aku hidup dengan rasa penasaran dan kemarahan kepada keluarga, karena apa yang sudah mereka lakukan dan apa yang mereka tidak lakukan kepadaku. Memoar ini aku tulis untuk menolong mereka yang mengalami masalah yang sama. Jangan depresi oleh karena orang menganiaya kamu saat kecil, saat kamu masih tidak berdaya untuk membela diri dari niat buruk mereka.

Percayalah, apa yang sudah terjadi bukan kesalahanmu! Aku sudah mengalami masalah seperti itu semasa kecil. Aku merasa putus asa dan marah saat ayahku menutup-nutupi penganiayaan itu dan berpura-pura tak tahu demi kepentingannya sendiri.

Ia tidak mau menangani masalah itu, karena ia ingin mempertahankan reputasi dirinya sebagai anak yang berbakti kepada orang tua. Setelah aku mendapatkan diagnosa terkena kanker, aku tiba-tiba bertatapan muka dengan penyakit di dalam jiwaku yang selama ini aku abaikan dan aku anggap tak ada.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Seandainya

Seandainya

button cek gramedia com

Pros & Cons

Pros
  • Terinspirasi dari kisah nyata.
  • Buku yang hangat.
  • Dilengkapi dengan foto.
  • Kedalaman emosional yang terasa.
  • Memberikan motivasi dan inspirasi bagi pembaca.
Cons
  • Bersifat subjektif.

Kelebihan Buku Seandainya

Seandainya

button cek gramedia com

Buku Seandainya memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya layak dibaca. Pertama, buku ini terinspirasi dari kisah nyata kehidupan Marga T., yang memberikan keaslian dan kedalaman pada setiap ceritanya. Memoar ini disajikan dengan penuh kehangatan, mengajak pembaca untuk merasakan perjalanan emosional penulis dengan cara yang sangat intim dan personal. Kedalaman emosional yang dituangkan Marga T. dalam setiap halaman juga memberikan pengalaman membaca yang intens dan mendalam, memungkinkan pembaca untuk benar-benar memahami dan merasakan penderitaan serta perjuangan yang dialami oleh penulis.

Selain itu, buku ini dilengkapi dengan foto-foto yang memperkaya cerita, memberikan visualisasi nyata dari berbagai momen penting dalam kehidupan penulis. Foto-foto ini dapat membantu pembaca untuk membangun koneksi yang lebih mendalam dengan kisah yang diceritakan.

Melalui perjuangan dan pengalaman pribadi yang dituangkan dalam memoar ini, Seandainya memberikan motivasi dan inspirasi bagi para pembaca. Pesan yang disampaikan Marga T. tentang pentingnya menghadapi dan mengatasi luka batin dari masa lalu menjadi dorongan kuat bagi siapa saja yang sedang berjuang dengan masalah serupa. Buku ini memberikan pembelajaran dan motivasi yang sangat berharga untuk pembaca.

Kekurangan Buku Seandainya

Seandainya

button cek gramedia com

Meskipun memiliki banyak kelebihan, buku Seandainya juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Buku ini bersifat subjektif karena murni menyajikan pengalaman hidup pribadi Marga T. sebagai memoar. Hal ini dapat membuat pengalaman membaca menjadi sangat pribadi dan tergantung pada preferensi pembaca. Namanya juga memoar, sehingga bukanlah cup of tea untuk semua orang yang mungkin lebih menyukai narasi yang lebih objektif atau berfokus pada tema yang lebih umum.

Pesan Moral Buku Seandainya

Seandainya

button cek gramedia com

Pesan moral yang dapat dipetik dari memoar ini adalah tentang pentingnya mengarahkan fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol dan masa depan yang ingin kita bangun, bukan terpaku pada hal-hal yang telah terjadi dan tidak dapat diubah. Terkadang kita cenderung berandai-andai tentang hal yang sudah lewat, yang mana hal itu hanya sia-sia saja namun juga bisa menjadi gangguan bagi pikiran kita. Marga T. menunjukkan dengan jelas bahwa meskipun mengalami luka dan duka yang mendalam, kita masih memiliki kemampuan untuk berkarya dan menciptakan sesuatu yang bermakna dalam kehidupan ini.

Dari pengalamannya, kita belajar bahwa luka batin atau trauma masa lalu tidak boleh menjadi alasan untuk menciptakan penderitaan bagi orang lain. Sebaliknya, sikap baik dan kasih sayang kepada sesama bisa membantu kita untuk mengurangi dampak luka batin yang kita rasakan. Dan untuk diri kita kapanpun, jangan sampai menorehkan luka batin bagi orang lain.

Grameds, itu dia sinopsis, ulasan, dan pesan moral dari buku Seandainya karya Marga T. Yuk langsung dapatkan buku memoar Seandainya ini hanya di Gramedia.com! Selain buku ini, Gramin juga sudah menyiapkan rekomendasi buku karya Marga T. yang lain di bawah ini. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriel

 

Rekomendasi Buku Terkait

Kenangan Manis Takkan Pernah Habis

Kenangan Manis Takkan Pernah Habis

button cek gramedia com

“Anjing yang hina, sahabat sejati dalam hidup kita. Yang pertama-tama memberi selamat datang, yang paling gigih membela.” – Lord Byron Karya terakhir Marga T ini merekam kenangan manisnya bersama hewan-hewan kesayangannya, khususnya Chiqote, anjing rottweiler yang merupakan teman karib, penghibur yang setia di kala hidupnya terasa sepi tanpa canda-tawa, tanpa kasih sayang Ibu yang sudah lama pergi.

Berkat kasih sayang Chiqote dan kawan-kawannya, Marga T berhasil melewati masa remaja yang suram… Menuangkan kenangannya ke dalam sketsa masyarakat, Marga T berbagi cerita tentang asal-asul Chiqote, kenakalan dan kelucuannya, serta kecerdikannya mengambil hati semua orang termasuk tukang bakso. Chiqote si anjing bastar bahkan lebih pintar daripada herder yang punya stambom. Jangan pandang enteng kaum marjinal! Selamat jalan, Marga T dan Chiqote. Sampai berjumpa lagi beyond the sunset—di seberang senja….

Sine Qua Non: Dancing With The Holy Spirit

Sine Qua Non: Dancing with The Holy Spirit

button cek gramedia com

Setiap buku pasti menyentuh hati pembacanya, secara positif atau negatif. Sering kali pembaca terhanyut masuk ke dalam adegan. Contohnya, saya ikut duduk di kelas bersama Frank McCourt mengawasi pak guru mengupas apel berharap akan kebagian kulitnya sebab kami berdua lapar (dalam Angela’s Ashes).

Dari semua surat fans terkesan ada buku-buku MT yang juga berhasil menyentuh hati para pembaca, kebanyakan sih positif, tapi ada yang negatif sampai muntah berat, untung tidak fatal? Sebenarnya saya tidak ingat kapan pertama kali menulis (dengan judul Kamar 27). Kebetulan saja ketemu klipingnya, ternyata? Wow!… sudah setengah abad.

Tekad mengarang ini tumbuh berkat kebiasaan membaca. Buku-buku perpustakaan sekolah merupakan pupuk bagi calon-calon penulis. Karena itu saya sangat menunjang visi Yayasan Nusa Membaca yang pasti akan menelurkan penulis-penulis di masa depan.

Karmila

Karmila

button cek gramedia com

Karmila, novel karya Marga T. yang terbit pertama kali pada tahun 1970. Novel itu semula terbit sebagai buku dengan judul Karmila I dan Karmila II yang dicetak oleh Gramedia, Jakarta. Dengan jumlah halaman 342. Novel itu merupakan sebuah novel yang pernah dimuat sebagai cerita bersambung dalam harian Kompas dan mendapat sambutan hangat dari pembaca pada tahun 1970-an. Respon pembaca terlihat melalui Surat Pembaca yang mengusulkan agar cerita bersambung itu dibukukan.

Novel Karmila mengisahkan seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran, Karmila yang diperkosa dalam suatu pesta. Akibatnya seluruh rencana hidup Karmila menjadi kacau balau. Sementara itu, ia juga sudah memiliki tunangan yang masih tetap mencintainya. Pada akhir cerita ditampilkan Ketegaran Karmila dalam menyelesaikan problem hidup dengan bimbingan jiwa dan naluri kewanitaannya.

 

Sumber:

  • https://id.m.wikipedia.org/wiki/Marga_T 
  • https://medium.com/@meutia.faradilla/review-buku-seandainya-marga-t-3131abc302f2
  • https://books.google.co.id/books?id=k2v-EAAAQBAJ&pg=PA9&source=kp_read_button&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&gboemv=1&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Written by Adila V M