Seribu Wajah Ayah – Kasih orang tua merupakan kasih sepanjang masa, kasih orang tua terhadap anaknya memang tidak ada batas atau tidak akan berhenti. Kasih sayang orangtua kepada anaknya tidak perlu diragukan lagi. Terdapat berbagai cara para orang tua melakukan atau menunjukkan kasih sayangnya untuk membuat anaknya merasa bahagia dan disayangi.
Beberapa orang tua mungkin menunjukkan kasih sayang mereka dengan berbagai macam cara seperti memberikan anaknya berbagai macam mainan, memanjakannya, atau menuruti kemauan anaknya. Sedangkan beberapa orang tua lainnya menunjukkan cinta mereka dengan mengajarkan anak mereka secara tegas dan disiplin. Cara yang mana pun itu, tetaplah keputusan terbaik untuk anak mereka.
Novel-novel yang membawa tema tentang orang tua memang sukses untuk mengeluarkan air mata para pembacanya. Novel-novel dengan tema ini memang dapat memberikan rasa sedih berkepanjangan kepada para pembacanya tentang kedua orang tua.
Novel dengan tema ini seakan cermin untuk para pembaca untuk selalu peduli terhadap orang tua mereka dan berbuat baik kepada mereka. Novel dengan tema ini mampu membuat para pembacanya memiliki pandangan baru atau motivasi untuk menyayangi orang tuanya lebih baik lagi.
Seribu Wajah Ayah merupakan salah satu novel yang membawa tema tentang orang tua. Novel karya dari Nurun Ala ini menceritakan sosok “kamu” dalam novel ini yang diceritakan lahir sudah dalam keadaan piatu. Sang ibu meninggal ketika baru melahirkannya. Akhirnya, ia pun hidup dibesarkan oleh ayahnya yang juga merangkap peran sebagai seorang ibu.
Novel ini menceritakan seorang anak yang dinamakan dengan sosok “kamu” yang kembali mengenang kisah hidupnya bersama sang ayah tercinta. Terdapat sepuluh foto dalam sebuah album kenangan, sang anak seakan masuk ke dalam mesin waktu dan muncul saat ia baru dilahirkan hingga akhirnya tumbuh dewasa. Potongan-potongan kenangan kembali bermunculan setiap kali melihat foto-foto di album kenangan satu per satu.
Buku Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala ini dapat menjadi sebuah bacaan yang menyenangkan serta memberikan pesan untuk menyayangi orang tua lebih baik dan lebih peduli terhadap orang tua sebelum menyesal. Lantas apa ya yang akan dilakukan oleh sosok “Kamu” terhadap album kenangannya?
Apakah terdapat cerita-cerita yang akan diungkapkan melalui album foto tersebut? Jika Grameds penasaran, Grameds bisa membaca buku berjudul Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala ini untuk menemukan jawabannya. Yuk, kita simak penjelasan dan review singkatnya tentang Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala ini.
Table of Contents
Sinopsis Buku Seribu Wajah Ayah Karya Nurun Ala
Malam ini, kamu dipaksa untuk menengok ke belakang sampai lehermu pegal. Kamu dipaksa untuk berkejar-kejaran dengan waktu untuk kembali memunguti potongan masa lalu.
Beragam ekspresi wajah ayahmu seketika hadir membayang: bahagia, sedih, bangga, marah, murung, kecewa, dan aneka ekspresi lain yang kamu terlalu lugu untuk mendefinisikannya. Meskipun begitu, kamu yakin betul, masih banyak wajah yang ia sembunyikan di hadapanmu.
Juga, yang tak benar-benar kamu perhatikan karena kamu terlalu asyik dan sibuk dengan duniamu. Ada sesal di sana, tentang ketulusan yang kamu campakkan. Tentang rindu yang dibawa pergi. Tentang budi yang tak sempat dan memang tak akan pernah terbalas. Seribu wajah ayah sekalipun yang kamu kenang dan ratapi malam ini, tak ‘kan pernah mengembalikannya.
Review Novel Seribu Wajah Ayah
Seribu Wajah Ayah ini merupakan sebuah buku ringan namun juga terasa sangat hangat atas sosok Ayah yang diceritakannya. Sosok Ayah ini dikenang dalam kepingan-kepingan foto di dalam album.
Novel yang ditulis oleh Nurun Ala ini bercerita tentang perasaan rindu mendalam dari ayah ke anaknya sekaligus dari anak ke ayahnya. Keduanya saling merindu, tapi tak saling mengungkapkan. Mungkin sang ayah dan anaknya berkomunikasi tiap hari, tetapi rindu mereka tak pernah tersampaikan. Inilah jarak perasaan yang bisa mengubah dua orang yang saling menyayangi jadi orang asing.
Novel ini mengisahkan tentang seorang anak yang ditinggal ibunya saat dilahirkan ke dunia ini, lantas sang ayah pun merangkap dua pekerjaan yaitu sebagai ibu dan ayah untuk anaknya. Diceritakan bagaimana perjuangan sang ayah saat merawat dan membesarkan anak itu dengan dirinya sendiri. Pada akhirnya, sang anak tumbuh menjadi anak pintar. Ayah dan anak tersebut kemudian menjalani hari berdua.
Mereka bahagia, meski sang ibu sudah lama tiada. Waktu berjalan begitu cepat. SD, SMP, SMA, dan tak terasa sang anak berhasil menempuh gelar sarjana yang ia raih. Ayah sangat bahagia melihat anaknya wisuda. Permintaannya tak banyak, ayah hanya menginginkannya pulang ke rumah, menemaninya di hari tua.
Namun hal terduga mulai terjadi, sang anak mendaftar beasiswa S2 ke Inggris dan dia diterima, hal tersebut membuat sang ayah merasa kecewa karena sang anak tidak memberi tahu tentang S2 ke ayahnya. Ia berencana setelah selesai S1 akan melanjutkan sekolah ke sana untuk meraih gelar MBA.
Terlebih, sang kekasihnya juga melanjutkan sekolah ke sana. Walaupun ayah memintanya untuk mengurungkan niat melanjutkan studi S2-nya itu, ia tetap bersikeras meraih mimpi. Ia merasa kesempatan emas ini takkan terulang lagi. Ayah begitu kecewa, ia tak pernah meminta banyak, ia hanya menginginkan anaknya pulang ke rumah dan menemaninya di hari tua yang akan datang.
Buku Seribu Wajah Ayah ini berkisah tentang seorang anak yang pulang kembali ke rumah setelah ayahnya meninggal. Sang anak kemudian diajak kembali mengulang waktu ke masa lalu di mana saat ia lahir hingga saat ini melalui sebuah album yang berisi 10 foto kenangan-kenangan penting dirinya dan sang ayah.
Sesuai jumlah foto dalam album tersebut, penulis membagi buku ini dalam 10 bab yang menjelaskan tentang foto-foto tersebut. Melalui album foto tersebut, sang anak mulai mengingat kenangannya bersama ayahnya dahulu kala.
Lantas, bagaimanakah kelanjutan cerita yang sangat menguras air mata ini? Apakah sang anak menemukan sesuatu di dalam album foto tersebut? Dan bagaimana cerita perjalanan sang ayah yang merawat dan membesarkan sang anak dengan seorang diri?
Jika Grameds penasaran, Grameds bisa membaca Seribu Wajah Ayah ini dan dapatkan cerita yang sangat menguras air mata dan emosi juga membuat tersadar atas kehadiran orang tua ini dari karya Nurun Ala di Gramedia.com.
Mengenal Lebih Dekat Dengan Nurun Ala
Azhar Nurun Ala merupakan seorang penulis asal Indonesia yang lahir pada tanggal 16 Maret tahun 1993 di Lampung Tengah. Nurun Ala ini merupakan orang sunda karena mewarisi darah sunda dari kedua orang tuanya. Nurun Ala melanjutkan studinya di Universitas Indonesia dengan jurusan Ilmu Gizi yang pada tahun 2015 sudah lulus dan berhasil menambahkan nama belakangnya dengan gelar sarjana.
Bagi para pembaca setia buku Nurun Ala, dapat berinteraksi langsung melalui akun sosial medianya. Para pembaca dapat mengikuti perkembangan buku-buku yang ditulis oleh Nurun Ala melalui akun instagram dengan username @azharnurunala dan facebooknya dengan nama Azhar Nurun Ala.
Dilansir dari Ala Nurun WordPress, Nurun Ala telah berhasil membuat karya tulisan sebanyak 11 buku, yaitu Pada tahun 2013 terdapat antologi prosa dengan judul Ja(tu)h, tahun 2014 dengan judul Tuhan Maha Romantis dan Seribu Wajah Ayah, tahun 2015 terdapat memoar berjudul Cinta Adalah Perlawanan, tahun 2016 novel dengan judul Konspirasi Semesta, tahun 2017 terdapat memoar juga dengan judul Pertanyaan Tentang Kedatangan dan sebuah novel dengan judul Mahar untuk Maharani.
Lalu di tahun 2018 terdapat novel dengan judul Lelaki Pilihan Maharani, dan tahun 2019 terdapat memoar dengan judul Belajar Mencintai, novel dengan judul Memeluk Hati Maharani dan sebuah antologi prosa dengan judul Jangan Dulu Patah.
Kelebihan dan kekurangan Buku Seribu Wajah Ayah Karya Nurun Ala
Lalu, yang menarik dari buku yang cukup menguras emosi dan air mata ini adalah tokoh aku yang dibuat tidak ada gender. Hal ini berhasil membuat para pembaca merasa senang dan nyaman karena dapat menempatkan diri sendiri sebagai tokoh aku, sehingga cerita yang dibaca akan terasa lebih relate dengan kehidupan pribadi para pembaca.
Secara keseluruhan, novel Seribu Wajah Ayah ini berpesan kepada para anak-anak di luar sana untuk selalu mencintai orang tua dengan setulus hati. Sang penulis berhasil menciptakan sudut pandang yang membawa pembaca seakan-akan terbawa dalam suasana penyesalan rasa bersalah seorang anak.
Buku Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala ini merupakan salah satu novel yang wajib masuk ke daftar keinginan buku kamu lho, Grameds! Buku ini juga cocok bagi Grameds yang mungkin menyukai novel bertemakan fiksi yang di dalamnya terdapat cerita tentang kekeluargaan yang sukses menguras air mata. Jika Grameds belum membaca karya dari Nurun Ala, Buku Seribu Wajah Ayah ini cocok sebagai awalan Grameds untuk menekuni karya-karya Nurun Ala.
Penutup
Novel Seribu Wajah Ayah ini dapat membuat para pembaca mengintropeksi diri sendiri tentang kewajiban anak memuliakan seorang ayah, dan pembaca bisa lebih tahu teguhnya perasaan seorang ayah ketika anaknya tidak berpihak kepadanya. Novel ini juga dikemas dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti sehingga pembaca tidak sulit untuk memahaminya.
Novel ini dibuat seakan-akan sosok ayah dapat merangkap pekerjaan ibu. Setiap halaman di dalam novel ini juga memberikan kepada pembaca berbagai macam inspirasi. Novel ini mengajak para pembaca merenungkan diri sendiri dan memperbaiki perilaku-perilaku terhadap orang tuanya.
Itulah sedikit penjelasan dan review singkat tentang buku Buku Seribu Wajah Ayah karya Nurun Ala. Semoga penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman lebih dalam terkait buku-buku bergenre fiksi kekeluargaan. Apabila Grameds tertarik untuk membaca dan membeli buku ini, Grameds bisa membeli bukunya di gramedia.com.
Karena sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan beragam buku menarik dan berkualitas untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Jadi, tunggu apalagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga!
Penulis: Sabrina Gasella Ghaisani
Sumber Artikel:
- https://www.goodreads.com/book/show/52668363-seribu-wajah-ayah
- https://alanurun.wordpress.com/about/
- https://www.fimela.com/fashion/read/3762890/vemales-review-seribu-wajah-ayah-karya-azhar-nurun-ala
- http://www.asriswear.com/2021/09/review-asri-buku-seribu-wajah-ayah.html
- https://meisintiya.blogspot.com/2016/03/ulasan-buku-seribu-wajah-ayah.html
- https://www.kaskus.co.id/thread/5b91d21e9e7404f8028b4571/coc-review-buku-seribu-wajah-ayah-aslinyalo/
- Review Buku 21 Pelajaran untuk Abad 21
- Review Buku A Slow Fire Burning
- Review Buku Alien Karya Lee Chanhyuk
- Review Buku Artemis Fowl
- Review Buku Boundary Boss: Berani Tentukan Batasan
- Review Buku Crying In H Mart
- Review Buku Dari Priyayi sampai Nyi Blorong
- Review Buku Esther Bunny Karya Esther Kim
- Review Buku Finding Ikigai in My Journey
- Review Buku How To Win An Argument
- Review Buku Jangan diklik #1: Rahasia Ayu
- Review Buku Jangan Diklik #2: Ketika Sukma Terjaga
- Review Buku Kambing Hitam Teori Rene Girard
- Review Buku Kisah dari Halaman Belakang
- Review Buku Kuasa Uang
- Review Buku Life Without Limits: Tanpa Lengan Dan Tungkai
- Review Buku Memory For Forgetfulness
- Review Buku Merakit Kapal
- Review Buku N Or M
- Review Buku Nusantara Karya Bernard H. M. Vlekke
- Review Buku Our Violet Ends
- Review Buku Para Perawan (The Maidens)
- Review Buku Perbaiki Diri, Perbarui Hati
- Review Buku Practical Step To Think And Grow Rich
- Review Buku Saga Dari Samudra Karya
- Review Buku Saha Mansion
- Review Buku Sepasang Sepatu Tua
- Review Buku Seribu Wajah Ayah
- Review Buku Stargirl
- Review Buku Ten Years Challenge
- Review Buku Tetap Waras Di Tengah Orang Toksik
- Review Buku The Circle Blueprint
- Review Buku The Devil All The Time
- Review Buku These Violent Delight
- Review Buku Verity
- Review Buku We Hunt The Flame
- Review Buku Wizard Bakery
- Review Komik Jujutsu Kaisen
- Review Novel Atharrazka
- Review Novel Buku Besar Peminum Kopi
- Review Novel Book Shamer
- Review Novel Catur Karya Blueantlawarm
- Review Novel Fahrenheit 451 Mass Market
- Review Novel Hijab for Sisters 4
- Review Novel Jiva: Kala Kehidupan Misteri Menyapa
- Review Novel Keep Up with Us
- Review Novel Moby Dick
- Review Novel Parijs van Java
- Review Novel Pemetik Bintang
- Review Novel Puisi Mbeling
- Review Novel Punching the Air
- Review Novel Second Chance
- Review Novel The Book of Two Ways
- Review Novel Tokyo dan Perayaan Kesedihan
- Review Novel To All the Boys I’ve Loved Before
- Review Novel To The Bone
- Review You, Ketika Cinta Tidak Pernah Terucap